• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

B. Deskripsi Lokasi Penelitian

2. Sejarah Perusahaan

Potensi perminyakan di Balikpapan telah diketahui sejak tahun 1800-an. Berikut adalah awal mula perminyakan di Balikpapan:

Tabel 7. Sejarah Pertamina RU. V Balikpapan

1863 Pemerintah Hindia Belanda di Kalimantan Timur

memperoleh hak peminjaman tanah dari kerajaan Kutai, termasuk wilayah Balikpapan.

29 Agustus 1888 Pemerintah Hindia Belanda mendapat konsesi

pertambangan Mathilda dengan Besluit.

30 Juni 1891 Pengesahan kontrak Besluit No. 4, kontrak tersebut memberikan kewenangan melakukan usaha di bidang pertambangan di daerah Balikpapan.

1896 Mr. Adams dari Firma Samuel & Co di London

mengadakan penelitian selama 14 hari di Balikpapan dan menyimpulkan bahwa Balikpapan memiliki cadangan minyak yang besar.

10 Februari 1897 Mulai dilakukan pengeboran dan menemukan minyak yang cukup komersial untuk diusahakan pada kedalaman 220 meter. Sumur pertama disebut Mathilda B-1 selanjutnya dilakukan pengeboran hingga sumur B-40.

Sumber: Pertamina RU. V Balikpapan

Minyak di Balikpapan ditemukan sebelum terlebih dahulu ditemukan minyak di Sanga-sanga Kalimantan Timur pada tahun 1893. Penemuan minyak di Tarakan (1899), Samboja pada tahun 1910 dan di Bunyu pada tahun 1922. Penemuan minyak di Balikpapan dan sekitarnya serta letaknya yang strategis di tepi laut mendorong didirikan kilang

commit to user

64 BBM di daerah ini. Berikut adalah perkembangan dari kilang RU. V Pertamina Balikpapan.

Tabel 8. Perkembangan Kilang Pertamina RU.V Balikpapan

Waktu Peristiwa

1899 Perusahaan Shell Transport & Trading Ltd. Mendirikan kilang Balikpapan I yang kapasitasnya 5000 barrel/hari. 1922 Unit Penyulingan Minyak Kasar (PMK) I didirikan oleh

perusahaan minyak BPM.

1922

Perusahaan Shell Transport & Trading Ltd. mendirikan kilang Balikpapan-I yang kapasitasnya 5000 barrel/hari (5 MBSD).

1946 Rehabilitasi PMK I karena mengalami kerusakan akibat PD II.

1948 Kapasitas kilang Balikpapan I ditingkatkan menjadi 50.000 barrel/hari (50 MBSD).

1949

HVU I selesai didirikan, dibangun oleh PT. Shell Indonesia dan dirancang oleh Mc Kee, dengan kapasitas pengolahan 12.000 barel per hari.

1950 Pabrik Wax selesai didirikan, dengan kapasitas produksi 110 ton per hari.

1952

Unit PMK II selesai didirikan, dibangun oleh PT. Shell Indonesia dan di desain oleh ALCO dengan kapasitas 25.000 barel per hari.

1954

PMK III selesai didirikan dan memiliki kapasitas 10.000 barel per hari, sejak tahun 1985 PMK III tidak beroperasi lagi.

1966 Seluruh kekayaan Shell termasuk Kilang Balikpapan dibeli oleh PN.Permina (Perusahaan Minyak Nasional).

1968 Peleburan PN. Permina dan PN. Pertamin menjadi PN Pertamina

commit to user

65 April 1981

Kilang Balikpapan II mulai dibangun dengan desain paten dari UOP Inc dengan kapasitas 200.000 barel/hari (200 MBSD).

Nov 1983 Kilang Balikpapan II diresmikan oleh Presiden Soeharto.

1997

Upgrading Kilang Balikpapan I, mengganti PMK I,II dan HVU I menjadi CDU V dan HVU III, dengan kapasitas 60.000 barel/hari.

2003 Perubahan status Pertamina dari BUMN menjadi PT. Pertamina (Persero).

2005 Pendirian Flare Gas Recovery dan H2 Recovery. Sep 2006 Unit dewaxing pada Wax Plant terbakar.

Sumber: Pertamina RU. V Balikpapan

Kilang minyak Balikpapan dibangun oleh Shell Transport & Trading Ltd pada tahun 1899 dan menempati lokasi seluas 2,5 km2 di tepi

Teluk Balikpapan, karena letak dari kilang minyak di Teluk Balikpapan maka proses distribusi minyak di sekitar kilang Balikpapan dapat melalui dua jalur, yaitu jalur laut dan jalur darat. Kilang minyak Balikpapan mengalami beberapa kali perbaikan sejak pertama kali dibangun guna meningkatkan kapasitas produksi. Perbaikan pertama dilakukan pada tahun 1922 sehingga kapasitas produksi meningkat dari yang awalnya 5.000 barel per hari menjadi 30.000 barel per hari, kemudian pada tahun 1948 dilakukan perbaikan kedua untuk meningkatkan kapasitas produksi hingga 50.000 barel per hari. Kilang Balikpapan yang pertama ini dengan kapasitas produksi 50.000 barel kemudian sering disebut dengan Kilang Balikpapan I.

commit to user

66 Penemuan terhadap sumber-sumber minyak baru di Kalimantan timur oleh beberapa instansi Kontraktor Production Sharing (KPS) seperti UNOCAL, VICO dan TOTAL E&P dan dengan diikuti dengan meningkatnya kebutuhan BBM di dalam negeri, maka pada tahun 1980 dibangunlah Kilang Balikpapan II yang berkapasitas produksi mencapai 200.000 barel per hari. Kilang Balikpapan II secara resmi dioperasikan pada tanggal 1 November 1983.

Tahun 1995 dilakukan pembaharuan dan peningkatan kemampuan Kilang Balikpapan I sehingga kilang tersebut memiliki kapasitas produksi yang lebih besar daripada sebelumnya. Setelah pembaruan dilakukan, Kilang Balikpapan I memiliki kapasitas produksi sebesar 60.000 barel per hari. Kilang Balikpapan I yang baru ini mulai dioperasikan pada tahun 1997. Belum ada peningkatan terhadap kapasitas produksi dari Kilang Balikpapan hingga kini, sehingga total kapasitas produksi dari Kilang Balikpapan saat ini yaitu sebesar 260.000 barel (Kilang Balikpapan I sebesar 60.000 barel dan Kilang Balikpapan II sebesar 200.000 barel).

Tabel 9. Perkembangan Pertamina RU. V Balikpapan

Waktu Peristiwa

1897-1922 Ditemukan beberapa sumber minyak mentah di beberapa tempat di Kalimantan Timur.

1922 Unit Penyulingan Minyak Kasar (PMK) II didirikan oleh

perusahaan minyak BPM.

1946 Rehabilitasi PMK II karena mengalami kerusakan akibat PD II.

1949 HVU I selesai didirikan, dibangun oleh PT. Shell Indonesia dan dirancang oleh Mc Kee, dengan kapasitas pengolahan 12.000

commit to user

67 barel per hari.

1950 Pabrik Wax dan PMK I selesai didirikan, dengan kapasitas produksi 110 ton per hari dan 25.000 barel per hari.

1952 Unit PMK II selesai didirikan, dibangun oleh PT. Shell Indonesia dan didisain oleh ALCO dengan kapasitas 25.000 barel per hari. 1954 Modifikasi PMK I sehingga memiliki kapsitas 10.000 barel per

hari, sejak tahun 1985 PMK I tidak beroperasi lagi.

1973 Modifikasi Pabrik Wax hingga mencapai kapasitas 175 ton per hari

April 1981 Kilang Balikpapan II mulai dibangun dengan desain paten dari UOP Inc.

Nov 1981 Penetapan kontraktor utama, yaitu Bechtel International Inc. dan sebagai supervisi konsultan yaitu PROCON Inc.

1 Nov 1983 Kilang Balikpapan II diresmikan oleh Presiden Soeharto.

1997 RU-grading Kilang Balikpapan I mencakRU CDU V dan HVU

III.

2003 Perubahan status Pertamina dari BUMN menjadi PT Pertamina (Persero).

2005 Pendirian Flare Gas Recovery dan H2 Recovery.

9 Oktober 2008

PT. PERTAMINA (PERSERO) Unit Pengolahan menjadi PT. PERTAMINA Refinery Unit.

Sumber: Pertamina RU. V Balikpapan, 2011

Proses pengolahan yang dilakukan di Kilang Balikpapan I terdiri dari Crude Distilation Unit V (CDU V), High Vacuum Unit III (HVU III), Pabrik lilin (Wax Plant), Dehydration Plant (DHP), dan Effluent Water Treatment Plant (EWTP).

Kilang Balikpapan II dirancang untuk mengolah minyak mentah dengan jumlah yang lebih besar yaitu sekitar 200.000 barel per hari. Kilang Balikpapan II memiliki 8 unit proses yang terbagi ke dalam dua

commit to user

68 kompleks, yaitu kompleks Hydroskimming dan Hydrocracking. Hydroskimming Complex ( HSC) terdiri dari 5 (lima) unit proses yang meliputi : Crude Distillation Unit IV (CDU IV), Naptha Hydrotreater Unit (NHT), Platformer Unit, LPG Recovery Unit, Sour Water Stripper Unit (SWS), dan LPG Treater. Hydrocracking Complex (HCC) terdiri dari 3 unit proses yang meliputi : High Vacuum Unit II (HVU II), Hydrocracking Unit (HCU) dan Hydrogen Plant.

Produk-produk yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak di kedua kilang tersebut meliputi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Non Bahan Bakar Minyak (Non BBM). Produk jadi yang mampu di produksi kilang Balikpapan diantaranya adalah LPG, bensin jenis Premium, Avtur, Kerosin, Gas Oil, Fuel Oil, Naphta, LSWR (Low Sulfur Wax Residue), dan Lilin. Produk yang dihasilkan oleh Kilang Pertamina RU. V Balikpapan digunakan untuk memasok kebutuhan dalam negeri khususnya di wilayah Indonesia bagian timur.

Gambar 7 menunjukkan letak kilang minyak Balikpapan yang berada di sebelah barat Kota Balikpapan. Kawasan produksi ditunjukkan dalam gambar yaitu di sebelah timur dan utara Kota Balikpapan pada warna kuning, merah, merah muda, hijau tua dan putih.

commit to user

69 Sumber: Pertamina RU. V Balikpapan, 2011

Gambar 7. Denah Kilang PT. Pertamina RU. V Balikpapan.

Proses produksi di Kilang RU V Balikpapan dilakukan oleh Unit Produksi di bawah manajer produksi. Unit ini meliputi 6 (enam) bagian yaitu oil movement, UTILITIES, DIS & WAX, HSC, HCC,dan laboratory. Warna hijau muda dan jingga merupaka kawasan jasrum atau

commit to user

70 pengadaan. Warna biru yang paling besar kawasannya adalah kawasan marine atau yang berhubungan dengan perairan laut. Kawasan ini lebih tepatnya berada di dekat teluk Balikpapan sehingga mengelilingi seluruh kawasan pengolahan dan produksi.

Dokumen terkait