• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. Pengertian Fotografi dan Foto Berita

Kata fotografi berasal dari bahasa Yunani, dari kata phos artinya cahaya dan graph yang berarti menulis atau menggambar. Jadi, secara harfiah, fotografi berarti menggambar dengan bantuan cahaya.17Foto merupakan pesan yang dibentuk oleh sumber emisi, saluran transmisi dan titik resepsi.Struktur sebuah foto bukanlah sebuah struktur yang terisolasi, karena selalu berada dalam komunikasi dengan struktur lain, yakni teks tertulis, judul, keterangan, artikel, yang selalu mengiringi foto.Dengan demikian pesan keseluruhannya dibentuk oleh kooperasi dua struktur yang berbeda.18

Foto kadang disebut sebagai pengganti mata manusia.Namun, foto butuh “pendekatan” tertentu agar betul-betul bisa menggantikan mata manusia karena foto punya sangat banyak kekurangan.Memahami sense of scale atau pemberian dimensi pada benda terpotret merupakan hal yang sangat penting, terutama pada fotografi jurnalistik.19

Selembar foto adalah sepotong rekaman visual.Pemandangan yang ada betul-betul dipotong oleh lensa dan alat cetak foto.Namun, karena hanya sepotong itu, sebuah foto justru mendapatkan kekuatannya.20

17

Ibid. h.7. 18

Seno Gumira Ajidarma, Kisah Mata, Fotografi, (Yogyakarta : Galang Press, 2002), h. 27

19Arbain Rambey, ”Klinik Fotografi Memahami Sense of Scele,” , 05, 2011, h. 36

20

Fotografi ialah menggambar dengan sinar, menggambar di sini tidak sekedar memindahkan sebuah bentuk yang sebenarnya ke film atau ke kertas foto, seperti yang kita lihat.Tetapi kita merekam sebuah moment, situasi, bentuk untuk diabadikan dalam film dan kemudian dipindahkan ke kertas foto dan juga kertas media cetak.21fotografi ialah bahasa visual dan bahasa Internasional, yang dapat dimengerti oleh hampir semua bangsa di dunia.

Fotografi pada umumnya dipandang sebagai suatu proses teknologi yang memungkinkan kita membekukan waktu, gerak atau peristiwa yang terdapat dalam kenyataan tri-matra. Dengan bantuan bahan peka cahaya (film dan kertas) mengubahnya menjadi kenyataan dwi-matra, baik secara

monochrome (hitam-putih) ataupun berwarna ( di kertas atau bahan transparan). Dengan demikian, sebuah foto pada dasarnya adalah wujud satu

moment dari satu atau serangkaian gerak.22

Foto berita ialah foto yang dibuat oleh seorang wartawan foto, dengan menggunakan kamera foto, berupa gambar. Disusun berdasarkan kaidah-kaidah foto serta kaidah-kaidah-kaidah-kaidah jurnalistik. Foto berita adalah fakta objektif karena kamera foto tidak dapat berbohong dalam membuat gambar.23Secara umum foto jurnalistik atau disebut juga dengan foto berita merupakan penggabungan antara medium visual dan medium verbal yang artinya foto dilengkapi dengan tulisan yang mengantar dari isi foto itu sendiri.

21

Baharun, Wawasan Jurnalistik Global, (Surabaya: PT Bina Ilmu Offset, 199), h.74

22Angga Rizal Nurhuda, “ Analisis Semiotika Foto berita Headline Koran Tempo,” (Skripsi S1

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam negeri Jakarta, 2009), h. 14 23

Ada banyak segi penting dalam foto berita atau foto jurnalistik , yaitu obyektivitas, kejujuran, dan keaslian foto. Ternyata obyektivitif, jujur, dan asli hanyalah hal-hal yang tidak mutlak dan mudah “dibelok-belokkan”, tergantung dari cara memandang seseorang. Pemikiran jurnalistik dalam dunia foto jurnalistik, di mana, bagaimana, dan kapan kita memotret adalah inti terciptanya sebuah foto. Seorang jurnalis foto harus sudah mempunyai gambaran seperti apa foto yang dibuat sebelum dia berangkat memotret untuk adegan-adegan yang bisa dibayangkan, seperti acara-acara resmi kepresidenan. Sang fotografer harus sudah punya gambaran kira-kira dia akan memotret di posisi mana, dan pada keadaan apa. 24

Foto berita dijelaskan oleh berbagai teks, ada yang berupa caption, headline ataupun artikel atau bisa jadi gabungan antara ketiganya. Adapun arti dari captin ialah mengulangi saja denotasi, oleh karena itu kurang menghasilkan efek konotatif bila dibandingkan dengan teks dalam headline

atau artikel.

Seorang fotografer harus memiliki imajinasi agar fotonya bisa menggambarkan realitas dengan sebaik-baiknya dan sejujur-jujurnya. Dengan demikian, dia harus mengambil foto dari beberapa sudut untuk mencari berbagai kemungkinan terbaik. Di lapangan, dengan waktu singkat, pemikiran

24Arbain Rambey, ”Klinik Fotografi Subyektivitas dalam Foto Jurnalistik,” , 11, 2011, h. 33,36

mungkin tidak bisa terlalu dalam. Sesampai di kantor, dia bisa lebih leluasa memilih dari sejumlah foto yang sudah diambilnya.

Foto berita atau foto jurnalistik adalah dunia informasi. Kebohongan tentu tidak diinginkan terjadi, namun, “bumbu” selalu diperlukan dalam dunia apa pun agar sesuatu menjadi lebih “enak”. Sudut pemotretan yang baik akan menghasilkan foto yang lebih “berbunyi”. Dalam foto jurnalistik, sudut dan cara memotret akan membedakan foto satu dengan lainnya Kebohongan atau kejujuran hanyalah maslah persepsi.25

. ”Fotografer dalam memotret seringkali memperhatikan pose, objek yang dipilihnya logo, tekhnik, dan juga sejumlah manipulasi demi tercapainya apa yang hendak ditulisnya. Hal ini seringkali ditemukan dalam sejumlah media cetak. (St, Sunard, 2004: 157.158) “ Foto jurnalistik memiliki beberapa jenis yang dibentuk oleh badan Foto Jurnalistk Dunia (World Press Foundation), yaitu

1. Spot Photo

Foto yang dibuat dari peristiwa yang tidak terjadwal.Misalnya foto kebakaran, kecelakaan dan sebagainya.Foto jenis ini harus segera disiarkan karena merupakan sesuatu yang up to date.

2. General News Photo

Adalah foto yang diabadikan dari peristiwa yang terjadwal, rutin dan biasa. Temanya bisa bermacam-macam, yaitu: politik, ekonomi dan humor.

25

3. People in The News Photo

Adalah foto tentang orang atau masyarakat dalam suatu berita, yang ditampilkan adalah pribadi atau sosok orang yang menjadi berita itu.

4. Daily Life Photo

Adalah foto yang tentang kehidupan sehari-hari manusia dipandang dari segi kemanusiawiaanya (humor interest).

5. Portrait

Adalah foto yang menampilkan wajah seseorang secara close up.

ditampilkan karena adanya kekhasan pada wajah yang dimiliki atau mempunyai kekhasan yang lain.

6. Sport photo

Foto yang dibuat dari peristiwa olahraga.

7. Science and Technology Photo

Foto yang diambil dari peristiwa-peristiwa yang ada kaitannya dengan ilmu pengethuan dan tekhnologi.

8. Art and Culture photo

Adalah foto yang dibuat dari peristiwa seni dan budaya.

Adalah foto tentang kehidupan social masyarakat serta lingkungan hidupnya.26

Penulis sebuah berita akan lebih baik dan lengkap apabila didampingi oleh sebuah foto yang dapat bercerita tentang situasi tersebut. bila sebuah berita yang baik dan hangat, tetap akan terasa kurang, apabila tidak dilengkapi dengan foto sebagai bukti liputan peristiwa yang terjadi. Sebuah berita bisa dibuat dengan mengumpulkan bahan peristiwa tersebut berlalu, tetapi tidak demikian dengan foto, kita tidak akan dapat membuat foto peristiwa yang baik apabila tidak ada pada saat peristiwa tersebut terjadi, dan menyaksikannya langsung.

Bahkan sebuah foto bisa dianggap membenarkan atau menjadi data yang dapat menguatkan isi berita tersebut.karena dia hadir sebagai bukti nyata dari peristiwa tersebut. Sebuah berita, misalnya mungkin sulit akan menggugah hati orang yang membacanya, apabila tidak dilengkapi dengan foto, tetapi sebuah foto dapat dicerna atau dimengerti meskipun tanpa berita atau teks sekalipun. Sebuah foto yang baik dapat menciptakan sebauh berita yang baik, tetapi sebuah berita yang sebenarnya menarik, menjadi kurang menarik karena dbutuhkan banyak kata untuk menyampaikannya, sedangkan media cetak tentu mempunyai batas tertentu.

Peran foto headline sangat penting karena, selain merupakan foto terkuat dan foto utama di edisi sebuah surat kabar, foto headline berperan juga

26

sebagai “hiasan” utama halaman depan. Dengan kata lain, foto headline harus menarik secara visual bagi siapapun. Foto headline adalah selera subyektif sebuah surat kabar atau selera subyektif redaktur yang sedang bekerja saat sebuah koran dibuat. 27

Terkadang terdapat dua atau lebih media yang memasang foto yang temanya sama, bahkan sering pula sama persis, seperti pada contoh media Kompas dan Indopos pernah memasang foto yang persis sama, bahkan cara memotongnyapun hampir sama. Saat itu secretariat presiden mengirimkan foto sebuah kegiatan presiden SBY mengunjungi sebuah panti pendidikan bagi orang cacat fisik ke semua koran. Saat itu hanya Kompas dan Indopos yang kebetulan sama-sama menganggap foto tersebut layak untuk dijadikan sebuah foto headline.kejadian lain adalah saat Kompas dan Media Indonesia sama-sama memuat foto headline tentang antrean minyak tanah. Juga saat terjadi Bom Kuningan di Jakarta tahun 2004, hampir semua koran memuat foto headline tentang peristiwa itu. Ada beberapa yang bahkan memuat foto persis sama, yaitu bentuk awan cendawan dari bom yang meledak persis di Kedubes Australia saat itu. 28

Saat sebuah koran disiapkan, hal pertama yang dipikirkan adalah

headline tulisannya. Biasanya, setelah headline tulisan disetujui rapat redaksi, foto headline diusahakan melengkapi headline tulisan itu. Artinya, foto

27

ibid h. 40

28

headline harus satu kesatuan dengan headline tulisannya.Namun, adakalanya

headline tulisan tidak punya foto yang memadai.Misalnya, headline tulisan adalah “Rupiah Menguat terhadap Dollar”, tentu tidak mudah mendapatkan foto yang sesuai. Manakala headline tulisan tidak mempunyai foto yang satu “napas” biasanya sang redaktur foto memikirkan kemungkinan foto lain. Kemungkinan- kemungkinan itu adalah:

1. Foto yang berhubungan dengan headline tulisan kedua. Selain headline,

dalam halaman pertama sebuah surat kabar biasanya ada berita yang disebut headline kedua.

2. Foto yang merupakan foto terpenting dari halaman dalam atau disebut foto

headline dalam. Bisa jadi ini adalah foto headline untuk halaman kebudayaan atau foto headline halaman ekonomi. Untuk pilihan ini, pada teks foto akan disebutkan bahwa beritanya ada di halaman ekonomi. Untuk pilihan ini, pada teks foto akan disebutkan bahwa beritanya ada di halaman mana.

3. Foto lepas alias foto yang tidak berhubungan dengan berita di halaman mana pun. Biasanya foto lepas secara visual menarik dan dalam teksnya sudah tekandung sebuah informasi yang ringan namun kuat.

Foto headline ibarat rias wajah. Dia harus dipilih sebaik mungkin sabab menyangkut penampilan kita di depan umum. Foto headline yang lemah membuat lemah surat kabar itu secara keseluruhan. 29

C. Pengertian Headline

Dalam alur sebuah penulisan berita, tentunya terdapat sebuah panduan yang menuntun seorang jurnalis dalam menulis berita yang baik dan benar. Pada acuan teori jurnalistik, terdapat sebuah pola penulisan yang kerap kali disebut Piramida Terbalik .Pola ini memiliki tiga tujuan antara lain:

1. Untuk menarik perhatian pembaca

2. Memudahkan bagi pembaca mengetahui isi sebuah berita.

3. Tidak mengurangi isi berita bila tejadi pemotongan karena kolom yang tersedia tidak cukup memuat keseluruhan berita.

Gambar 1: Struktur Berita Piramida Terbalik

29

ibid

Judul Berita (Headline) Waktu &tempat(Date line)

Teras Berita (Lead) Tubuh berita(Body)

Elaboration Cath All

Sumber :Edy Chandra S.sn, “Susunan Anatomi Sebuah Berita”, Perancangan media Publikasi

(November 2008): h. 1

Menurut Grand M, Hyde dalam karya bukunya Journalistic Writing,

beliau mengatakan bahwa judul sebuah berita dalam surat kabar dapat dikatakan dengan sebutan headline. Sedangkan di majalah dipakai istilah

heading atau titles.30

Terdapat 2 (dua) pengertian headline, yaitu headline yang berarti judul berita atau headline yang mempunyai arti berita utama.Ciri-cirinya adalah menggunakan huruf lebih besar dibandingkan dengan judul berita lainnya dalam satu halaman tersebut.Ukuran huruf yang dipakai pada umumnya 36-60 poinsedangkan pada layout luar negeri umumnya menggunakan 90 poin. 31

Onong Uchjana Efendy mengatakan,” Berita utama adalah berita surat kabar, majalah, radio, atau televisi, yang dinilai penting untuk suatu masa penyiaran.32

Menurut A.M. Hoeta Soehoet pengertian berita utama adalah:

30Edy Chandra S.sn, “Susunan Anatomi Sebuah Berita”, Perancangan media Publikasi

(November 2008): h. 1

31

ibid 32

Onong Uchjana Efendy, Dimensi-dimensi komunikasi, (Bandung: Mandar Maju, 1981), h. 160

Semua bagian ini tersusun secara terpadu dalam sebuah berita.Metode ini lebih menojolkan inti berita. Lebih menekankan hal-hal yang khusus dan mengedepankan unsur yang berupa fakta, kemudian baru hal yang umum. Tujuannya untuk memudahkan pembaca mengetahui apa yang diberitakan (Budiman 2005).

Headline dengan pengertian berita utama adalah berita yang menurut penilaian redaksi surat kabar merupakan berita penting dari semua berita yang disajikan surat kabar pada hari itu. Karena itu, untuk headline diberikan tempat utama yang mudah dibaca, yaitu

halaman satu atau halaman pertama dan bagian atas yang paling kiri, headline

biasanya terdiri dari tiga, empat atau lima kolom. 33

Membuat sebuah headline bukan pekerjaan yang sekedar mengandalkan akal sehat, pikiran kritis, kreatifitas, atau intuisi. Secara teknishedlinedituntut untuk mudah dimengerti dan dipahami oleh pembaca, meskipun hanya dibaca sekilas. Pada prinsipnya, perancangan headline

idealnya berpihak pada karakteristik dan kebutuhan target audiens. Apapun isi dan bentuk beritanya, headline harus mampu mengemban fungsinya secara optimal. Sebuah headline yang bagus akan mampu menghentikan mataaudience.

Headline, atau judul dengan huruf besar-besar yang mengawali berita, adalah salah satu yang menarik mata pembaca. Headline yang buruk dan tidak menarik akan menyebabkan pembaca enggan membaca berita dan langsung melompat membaca ramalan bintang. Headline yang ditulis dengan baik akan menarik perhatian pembaca dan membuat mereka mau membaca seluruh beritanya.

33

A.M Hoeta Soehoet, Dasar-dasar jurnalistik, (Jakarta: Yayasan kampus Tercinta IISIP, 2003), h.78

Meski headline berisi kata paling sedikit dan pendek dibandingkan dengan tulisan lain, namun dalam menulisnya membutuhkan lebih banyak pemikiran dan kreativitas dalam menulis headline. Biasanya headline ditulis menjelang dateline, penulis berusaha semaksimal mungkin untuk bisa membuat headline yang bagus. Jika beritanya ditulis penulis lain, maka sebaiknya si penulis headline membaca terlebih dahulu semua isi beritanya agar memahami inti dari berita tersebut. Tulis ulang dengan singkat, ataupun bisa juga dengan menggunakan sinonim atau merekonstruksi ulang kalimat itu, sampai headline benar-benar pas dan sesuai dengan beritanya.

Fungsi headline, Headline berfungsi untuk menghentikan audience.

Salah satu cara untuk menghentikannya adalah dengan melalui pesan yang menantang. Teknik ini akan semakin memiliki pengaruh jika mengundang

audience untuk berpartisipasi dalam mengembangkan pesan, atau dipaksa untuk membaca dan menemukan jawabanya. Untuk itu, pesan yang agak tidak sesuai dengan yang diyakini audience merupakan penarik perhatian yang paling berharga.

Fungsi lain dari headline yang bagus adalah untuk mengenalkan ide yang hendak dijual.

Editor membedakan dua jenis headline, ”teaser (penggoda) atau “teller” (pemberitahu). Headline teller berusaha menarik perhatian dengan meringkaskan berita penting secara jelas dan tepat. Isi headline teller ini

biasanya langsung ke sasaran. Headline teller sering didesain dengan menggunakan satu atau dua jenis huruf standar.

Headline teaser menimbulkan perhatian dengan cara membangkitkan rasa ingin tahu dengan cara mengembangkan rasa ingin tahu atau dengan menghibur pembaca. Permainan kata “Try-athlete” mungkin membangkitkan rasa ingin tahu pembaca.Tetapi untuk memastikan agar pembaca mau membaca berita, headline ini harus diiringi dengan headline teller sebagai

headline sekunder.Dalam kasus ini, teller bertajuk “Mahasiswa tingkat dua berharap memenangkan lomba triathlon setelah lima kali mencoba” akan membantu menjelaskan isi berita. Headline teaserbiasanya terkait dengan berita feature atau berita yang bukan berita utama. Di banyak majalah, koran dan yearbook, desainer menggunakan kreatifitasnya untuk mendesain

headline teaser.Jenis hurufnya sering mencerminkan isi berita.34

Menurut kepentingan berita kita mengenal empat jenis headline,

masing-masing :

1. Banner headline, berita yang sangat terpenting, jenis huruf headline lebih besar dan tebal dibanding lainnya, serta menduduki lebih dari empat kolom.

34

Tom E. Rolnicki, C. Dow Tate, Sherri A. Taylor, Pengantar Dasar Jurnalisme, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008) h.221-222

2. Spread Headline ,berita kurang penting, headline tampak lebih kecil dibanding banner headline dan besar dan tebal hurufnya lebih kecil dibanding banner headline.

3. Secondary Headline, berita yang kurang penting, headline tampak lebih kecil dari spread headline baik ukuran maupun ketebalan hurufnya serta tempat yang diperlukan hanya dua kolom.

4. Subordinated Headline, berita yang terkadang dibutuhkan untuk menutup tempat kosong pada halaman yang yang tersisa, tempatnya cukup satu kolom saja dengan ukuran dan ketebaln huruf lebih rendah dibanding jenis lainnya. 35

D. Pengertian semiotik

Semiotik adalah ilmu yang secara sistematis mempeljari tanda-tanda, lambang-lambang, sistem-sistemnya dan prosesnya.36 Tanda- tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini. Semiotik atau dalam istilah Barthes pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity memaknai hal-hal (things). Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan

35

Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, produk &kode etik, (Bandung: Nuansa, 2004), h. 116.

36

Puji Santosa, Ancangan Semiotika dan Pengkajian Susastra, (Bandung: Angkasa, 1931), h.3

mengomunikasikan (communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, tetapi juga mengkonstitusi system terstruktur dari tanda.37

Sebagai makhluk yang hidup di dalam masyarakat dan selalu melakukan interaksi dengan masyarakat lainnya tentu membutuhkan suatu alat komunikasi agar bisa saling memahami tentang suatu hal. Apa yang perlu dipahami? Banyak hal salah satunya adalah tanda. Agar tanda itu bisa dipahami secara benar dan sama membutuhkan konsep yang sama agar tidak terjadi salah pengertian. Namun pada kenyataannya tanda itu tidak selamanya bisa dipahami secara benar dan sama di antara masyarakat. Setiap orang memiliki interpretasi makna tersendiri dan tentu saja dengan berbagai alasan yang melatarbelakanginya.

Ilmu yang membahas tentang tanda disebut semiotik ( the study of signs).38 Masyarakat selalu bertanya apa yang dimaksud dengan tanda? Banyak tanda dalam kehidupan sehari -hari kita seperti tanda-tanda lalu lintas, tanda-tanda adanya suatu peristiwa atau tanda -tanda lainnya.Semiotik meliputi studi seluruh tanda -tanda tersebut sehingga masyarakat berasumsi bahwa semiotik hanya meliputi tanda-tanda visual (visual sign). Di samping itu sebenarnya masih banyak hal lain yang dapat kita jelaskan seperti tanda yang dapat berupa gambaran, lukisan dan foto sehingga tanda juga termasuk

37 Ibid 38 http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/Tinjauan%20Teoritik%20tentang%20Semiotik.pdf. Diakses pada tgl. 26/4/2012.

dalam seni dan fotografi. Atau tanda juga bisa mengacu pada kata-kata, bunyi-bunyi dan bahasa tubuh (body language).

“Semiotika adlah cabang ilmu yang semula berkembang dalam bidang bahasa, kemudian berkembang juga dalam bidang seni rupa. Semiotika adalah ilmu tentang tanda (sign) dan symbol dalam kehidupan manusi.Erat kaitannya dengan masalah karya seni, seniman dan publik seni. Charles Sanders Pierce, ahli filsafat dan tokoh terkemuka dalam semiotika modern Amerika menegaskan bahwa kita hanya dapat berpikir dengan sarana tanda. Manusia hanya dapat berkounikasi dengan sarana tanda.”

Sedangkan Widagdo, dosen semiotika dari ITB mengatakan, “manusia yang tidak mampu mengenal tanda tak akan bertahan hidup”. 39

“Barthes menggunakan istilah “order of signification “ untuk denotasi, sedangkan konotasi adalah second order of signification. Tatanan yang pertama mencakup penanda dan petanda yang berbentuk tanda. Tanda inilah yang disebut makna denotasi. Kemudian dari tanda tersebut muncul pemaknaan lain, sebuah konsep mental lain yang melekat pada tanda (penanda). Pemakaian baru inilah kemudian menjadi konotasi.”40

Barthes membedakan dua macam itu dengan tujuan untuk mencari batasan antara pesan denotative dan konotatif. Untuk menciptakan sebuah semiotika konotasi gambar, kedua pesan ini harus dibedakan terlebih dahulu karena sistem konotasi sebagai semiotik tingkat dua dibangun di atas sistem denotatif. Dalam gambar atau foto, pesan denotasi adalah pesan yang disampaikan secara keseluruhan dan pesan konotasi adalah pesan yang dihasilkan oleh unsur-unsur gambar dalam foto. 41Sebelum menganalisa makna pesan denotatif dan konotatif kita perlu mengetahui batasannya serta mengetahui unsur-unsur pendukung didalamnya.

39

Agus Priyatno, ”Memahami Gambar,”14, 1998, h.4

40

Ibid, h. 57.

41

Foto berita menurut Barthes ialah meliputi pesan tanpa kode dan juga sekaligus pesan kode. Pesan konotasi bisa kita ketahui pada saat tahap proses produksi foto. Konotasi juga mucul karena para pembaca membaca berita tersebut menggunakan kodenya masing-masing.

Dalam The Photographic Message, Barthes mengajukan tiga tahapan dalam membaca foto yang bersifat konseptual, yaitu: perseptif, konotasi, kognitif dan etis-ideologis.

”Tahap perseptif adalah tahap pengumpulan dan upaya verbalisasi gambar yang bersifat imajinatif. Kedua, tahap konotasi kognitif adalah tahap pengumpulan dan upaya menghubungkan unsur-unsur historis daro denotasi ke dalam imajinasi paradigmatic. Dengan demikian pengetahuan cultural sangat menentukan dan ketiga, tahap etis-ideologis adalah tahap pengumpulan berbagai penanda yang siap dikalimatkan sehingga motifnya dapat ditentukan. “(ST. Sunardi 2002: 185)

Barthes juga menjelaskan mengenai enam prosedur atau kemungkinan untuk mempengaruhi gambar sebagai analogon (denotasi).Kreenam langkah tersebut dapat dipandang sebagai kegiatan “menulis’ karena apda hakikatnya lewat prosedur tersebut seorang fotografer dapat menentukan barbagai unsure tanda, hubungan, dan lain-lain yang menjadi pertimbangan utama ketika orang membaca bahasa gambar tersebut.Pengetahuan ini penting untuk melihat perkembangan prosedur mempengaruhi gamabar sebagai analogon (denotasi ). Keenam prosedur ini dikategorikan menjadi dua, yaitu:

1. Rekayasa yang secara langsung dapat mempenagruhi realitas itu sendiri. Terdiri dari:

a. Trick Effect, merupakan intervensi “ without warning in the plane of denotation” artinya memanipulasi gambar sampai tingkat yang berlebihan

Dokumen terkait