• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. PANDANGAN GEREJA TENTANG KELUARGA

B. Keluarga sebagai Gereja Rumah Tangga

2. Pengertian Gereja Rumah Tangga

Keluarga Katolik merupakan unsur pembentuk Gereja. Melalui keluarga, Gereja memasuki generasi-generasi berikutnya. Keluarga terbentuk dengan adanya perkawinan. Perkawinan ini disebut Sakramen karena membentuk tanda dalam Gereja. Tanda ini tampak dalam relasi timbal balik antara suami-istri yang menunjukan timbal balik antara Kristus dengan GerejaNya. Sakramen juga merupakan kehadiran Kristus di tengah-tengah pasangan suami-istri yang telah mengungkapkan janji nikah dihadapan Tuhan.

Keluarga Katolik bukanlah hanya sekedar organisasi, melainkan persekutuan anggota berdasarkan persaudaraan dan iman. Imanlah yang menentukan warna Gereja. Maka dalam keluarga Katolik, yang pertama harus ada adalah iman untuk dapat memberikan semangat kristiani di dalam keluarga tersebut. Iman disini bukan hanya terletak pada pengetahuan agama, tetapi lebih kepada sikap atau penghayatan agama yang diwujudkan dalam usaha yang terus-menerus.

Para Bapa Konsili Vatikan II menulis, “Dalam Gereja-Keluarga itu hendaknya orang tua dengan perkataan maupun teladan menjadi pewarta iman

17

pertama bagi anak-anak mereka; orangtua wajib memelihara panggilan mereka masing-masing secara istimewa panggilan rohani” (LG, 11), kemudian dalam Dekrit Tentang Kerasulan Awam juga ditegaskan,

Keluarga sendiri menerima perutusan dari Allah untuk menjadi penerima perutusan dari Allah untuk menjadi sel pertama dan sangat penting bagi masyarakat. Perutusan itu akan dilaksanakannya bila melalui cinta kasih timbale balik para anggotanya dan doa mereka bersama kepada Allah, keluarga membawakan diri bagaikan ruang ibadat Gereja di Rumah; bila segenap keluarga ikut serta dalam ibadat liturgis Gereja; akhirnya bila keluarga secara nyata menunjukan kerelaannya untuk menjamu dan memajukan keadilan dan amal-perbuatan baik lainnya untuk melayani semua saudara yang sedang menderita kekurangan (AA, 11).

Dalam suatu lingkup yang lebih kecil, Konsili Vatikan II menyebut Gereja sebagai Gereja Domestik, kelompok umat beriman atau orang-orang beriman yang hidup serumah. Sebagai Gereja domestik, kelompok umat seperti itu sudah mulai bertumbuh sejak abad-abad pertama. Mereka selalau berkumpul di rumah-rumah dan menyebut dirinya “Jemaat Baru” (Rm 16:5; 1 Kor 16:19)

Kila (2005: 7), mengungkapkan bahwa setiap keluarga Kristiani adalah Gereja yang hidup, karena Kristus berada di tengah-tengah mereka, ketika mereka makan bersama, berdoa bersama dan berusaha menyesuaikan hidup mereka sesuai dengan kehendak-Nya. Gereja Rumah Tangga sebagai persekutuan orang beriman yang saling mencintai tidak terlepas dari Kitab Suci; di dalamnya terdapat nilai-nilai yang diwartakan Yesus Kristus dan perlu dicermati dan dikembangkan oleh setiap keluarga beriman. Untuk menggambarkan Gereja Rumah Tangga sebagai persekutuan orang beriman yang saling mencintai beliau menemukan perikop tentang Gereja Rumah Tangga sebagai berikut:

18

• Yoh 2:1-11: Pesta nikah di Kana

Ketika Yesus sedang menghadiri pesta nikah di Kana, Yesus menunjukkan kemulian-Nya yang merubah air menjadi anggur untuk menyelamatkan pesta tersebut, dengan didampingi oleh Bunda Maria sebagai Ibu-Nya yang mempunyai kedekatan dengan-Nya. Kemuliaan Yesus juga nampak di dalam keluarga ketika keluarga-keluarga mau menyerahkan keluarganya kepada penyelenggaraan Allah dengan saling mengasihi di dalam keluarganya dan membiarkan Allah berkarya di dalam keluarganya.

• Flp 3:3-33: Kebenaran sejati

Paulus menggambarkan Yesus sebagai orang Kristen yang sejati, dan hidup dalam kebenaran sejati. Keluarga katolik hendaknya mencerminkan Yesus sebagai orang Kristen yang sejati, dimana pembenaran sejati dari Allah, datang melalui Kristus, dan iman kepada Kristuslah yang menyelamatkan. Keselamatan yang dimaksud adalah dengan menjadi seperti Yesus yang ikut ambil bagian dalam kebangkitan dan penderitaan-Nya. Keluarga-keluarga hendaknya juga yakin bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkan dan selalu menyertai keluarga-keluarga yang menyatukan dirinya dengan Kristus.

• 1 Kor 13:1-13: Kasih

Paulus menggambarkan bahwa kasih lebih dari sekedar karunia pengetahuan, berkata-kata dan sebagainya. Kasih adalah cara yang paling sempurna, yang juga paling dasariah, cara bagi semuanya. Kasih menyatukan keluarga, dan sebaliknya tanpa kasih akan ada perpecahan dan keluarga menjadi hancur.

19

Kasih adalah karunia yang hakiki dan tidak akan pernah hilang. Keluarga akan tetap utuh, damai dan sejahtera jika selalu ada kasih di dalamnya.

• Ef 5:1-21,33: Hidup dalam terang

Dalam kewajiban rumah tangga diungkapkan bahwa Kristus adalah kepala Gereja, demikian suami adalah kepala dari istrinya, dan seperti tubuhnya, Gereja adalah taat kepada Kristus, demikian juga istri hendaknya taat sepenuhnya kepada suami mereka. Keluarga katolik hendaknya senantiasa hidup dalam terang, karena yang dihasilkan oleh hidup dalam terang adalah kebaikan, kebenaran, dan kenyataan, memperhatikan apa yang berkenan kepada Tuhan.

• Kol 3:5-17: Hidup yang lama dan yang baru

Keluarga-keluarga katolik hendaknya mulai meninggalkan kebiasaan-kebiasaan hidup yang lama dan menggantinya dengan kebiasaan-kebiasaan hidup yang baru. Dengan demikian diharapkan keluarga-keluarga itu mengenakan pakaian kebajikan dan dapat menebarkan kebaikan kepada sesama, selain itu keluarga juga hendaknya selalu mengucap syukur dan membiarkan Kristus di tengah keluarga mereka.

Beberapa kutipan tersebut di atas, dapat berarti bahwa Yesus sendiri telah melaksanakan pembangunan Gereja Rumah Tangga di dalam setiap karya-Nya bersama seluruh murid-murid-Nya. Sebagai Gereja Rumah Tangga, keluarga juga diharapkan ikut ambil bagian dalam perutusan Gereja untuk mewartakan Kerajaan

20

Allah di dunia. Dengan demikian menjadi tugas suami-istri untuk mewujudkan Kerajaan Allah di dalam rumah mereka. Mengajarkan kepada anak-anak mereka tentang cinta kasih, mengikuti perayaan Ekaristi, mengajarkan kepada mereka bagaiman Allah berkarya di dalam keluarga, menunjukan kesucian perkawinan mereka yang tak terceraikan, dan dengan melaksanakan tugas tersebut, keluarga merupakan Gereja Rumah Tangga.

Dokumen terkait