• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

C. Haji dan Umroh

1. Pengertian Haji dan Umroh

Haji adalah salah satu rukun Islam, yaitu rukun Islam yang ke lima.

Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual yang dilakukan setiap

tahunan khusus bagi kaum muslim, dan yang mampu secara material,

fisik, dan keilmuan dengan berkunjung ke beberapa tempat di Arab Saudi

dan melaksanakan beberapa kegitan dalam waktu yang telah ditentukan

yaitu pada bulan Dzulhijjah. Adapun syarat wajib haji dan umroh yaitu

Islam, berakal, baligh, merdeka dan mampu, maksudnya ada bekal dan

biaya perjalanan.

29

Haji tidak sah apabila dilakukan oleh orang kafir atau

gila, dan sah apabila dilakukan oleh anak kecil dan hamba sahaya, akan

tetapi kewajiban haji Islam/ haji wajibnya masih belum terlaksana. Muslim

nusantara tercatat sudah menunaikan ibadah haji sejak agama Islam masuk

pada abad ke 12. Perjalanan ke tanah suci ketika itu membutuhkan waktu

sekitar dua tahun, karena jama’ah harus mengarungi lautan dengan

menggunakan perahu layar. Dari tahun ke tahun jumlah umat muslim

nusantara yang menunaikan ibadah haji cenderung naik, sedangkan kuota

terbatas.

30

Melakukan haji hanya sekali, yaitu haji wada. Pengertian haji

banyak ditulis di buku-buku fiqih. Ada beberapa perbedaan di kalangan

ulama mengenai pengertian haji ini, namun perbedaan-perbedaan tersebut

bukan suatu yang prinsip, melainkan sebatas pada tataran redaksional saja.

Pengertian haji, secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa “Haji

adalah berkunjung ke Baitullah, untuk melakukan Thawaf, Sa’i, Wukuf di

Arafah dan melakukan amalan – amalan yang lain dalam waktu tertentu

(antara 1 Syawal sampai 13 Dzulhijjah) untuk mendapatkan keridhaan

Allah SWT”.

29

Tafsir Al-Usyr Al-Akhir Al Qur’an Al Karim Juz (28,29,30), (www.tafseer.info) cet. IV, hal. 159

30

Selamet Riyanto, Haji Dari Masa Ke Masa, (Jakarta: Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji Dan Umroh, 2012) hal. 1

Rangkaian ibadah yang wajib dilakukan ketika berhaji adalah

a. Sebelum tanggal 8 Dzulhijjah, calon jama’ah mulai melaksanakan

tawaf di masjid Al- Haram, Mekkah. Di kota Mekkah Al Mukaromah

inilah terdapat masjid Al- Haram yang didalamnya terdapat Ka’bah

yang merupakan kiblat ibadah umat Islam seluruh dunia. Dalam

rangkaian ibadah haji Mekah menjadi tempat pembuka dan penutup

rangkaian ibadah haji.

b. Calon jama’ah haji memakai pakaian ihram (dua lembar kain tanpa

jahitan sebagai pakaian haji), sesuai miqot, kemudian berniat haji, dan

membaca bacaan talbiah, yaitu mengucapkan

c. Tanggal 9 Djulhijjah pagi semua jama’ah haji menuju Padang Arafah

untuk menjalankan ibadah wukuf. Kemudian jama’ah melaksanakan

ibadah wukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa di Padang Arafah hingga

maghrib datang. Padang Arafah terdapat disebelah timur kota Makkah.

Padang Arafah dikenal sebagai pusatnya haji, sebagai tempat

pelaksanaan ibadah wukuf yang merupakan rukun haji. Di Padang

Arafah juga terdapat Jabal Rahmah tempat pertama kali pertemuan

nabi adam dan hawa. Diluar musim haji daerah ini tidak dipakai.

d. Tanggal 9 Dzulhijjah malam, jamaah menuju ke Muzdalifah untuk

mabbit (bermalam) dan mengambil batu untuk melontar jumroh

secukupnya. Kota ini tidak jauh dari kota Mina dan Arafah. Kota

Muzdalifah merupakan tempat jamaah calon haji melakukan Mabit

(bermalam) dan mengambil batu untuk melontar Jumroh di Kota Mina.

e. Tanggal 9 Dzulhijjah tengah malam (setelah mabbit) jamaah

meneruskan perjalanan ke Mina untuk melaksanakan ibadah melontar

Jumroh. Kota Mina merupakan tempat berdirinya tugu (jumrah), yaitu

tempat pelaksanaan melontarkan batu ke tugu (jumrah) sebagai

simbolisasi tindakan nabi Ibrahim ketika mengusir setan. Disana

terdapat tiga jumrah yaitu jumrah Aqabah, Jumrah Ula, dan Jumrah

Wustha.

f. Tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah melaksanakan ibadah melempar

Jumroh sebanyak tujuh kali ke Jumroh Aqobah sebagai simbolisasi

mengusir setan.

g. Dilanjutkan dengan tahalul yaitu mencukur rambut atau sebagian

rambut. Jika jamaah mengambil nafar.

Sudah digambarkan tentang haji sebelumnya dan bedanya dengan

umroh adalah umroh berkunjung ke Ka’bah untuk melakukan serangkaian

ibadah dengan syarat syarat yang telah ditetapkan. Umroh disunahkan bagi

muslim yang mampu dan umroh dapat dilakukan kapan saja, kecuali pada

hari arafah yaitu pada tanggal 10 Dzulhijjah dan hari hari tasyrik yaitu tgl

11, 12, 13 Dzulhijjah.

Rangkaian ibadah yang wajib dilakukan ketika berhaji adalah

a. Diawali dengan mandi besar (janabah) sebelum ihram untuk umrah.

b. Mengenakan pakaian ihram. Untuk lelaki 2 kain yang dijadikan

sarung dan selendang, sedangkan untuk wanita memakai pakaian apa

saja yang menutup aurat tanpa ada hiasannya dan tidak memakai cadar

atau sarung tangan.

c. Niat umrah dalam hati dan mengucapkan Labbaika ‘umrotan atau

Labbaikallahumma bi’umrotin. Kemudian bertalbiyah dengan

dikeraskan suaranya bagi laki-laki dan cukup dengan suara yang

didengar orang yang ada di sampingnya bagi wanita, yaitu

mengucapkan Labbaikallahumma labbaik labbaika laa syarika laka

labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk laa syarika laka.

d. Sesampai Masjidil Haram menuju Ka’bah, lakukan thawaf sebanyak 7

kali putaran. 3 putaran pertama jalan cepat dan sisanya jalan biasa.

Thowaf diawali dan diakhiri di Hajar Aswad dan Ka’bah dijadikan

berada di sebelah kiri. Setiap putaran menuju Hajar Aswad sambil

menyentuhnya dengan tangan kanan dan menciumnya jika mampu dan

mengucapkan Bismillahi Wallahu Akbar. Jika tidak bisa menyentuh

dan menciumya, maka cukup memberi isyarat dan berkata Allahu

Akbar.

e. Shalat 2 raka’at di belakang Maqam Ibrahim jika bisa atau di tempat

lainnya di Masjidil Haram dengan membaca surat Al-Kafirun pada

raka’at pertama dan Al-Ikhlas pada raka’at kedua.

f. Selanjutnya Sa’i dengan naik ke Bukit Shofa dan menghadap kiblat

sambil mengangkat kedua tangan dan mengucapkan Innash Shofa Wal

Marwata Min Sya’aairillah. Abda’u Bima Bada’allahu Bihi (Aku

memulai dengan apa yang Allah memulainya). Kemudian bertakbir 3

kali tanpa memberi isyarat dan mengucapkan Laa ilaha illallahu

wahdahu laa syarika lahu. Lahul mulku wa lahul hamdu wahuwa ‘alaa

kulli syai’in qodiir. Laa ilaha illallahu wahdahu anjaza wa’dahu wa

shodaqo ‘abdahu wa hazamal ahzaaba wahdahu 3x. Ke Kemudian

berdoa sekehendaknya. Sa’i dilakukan sebanyak 7 kali dengan

hitungan berangkat satu kali dan kembalinya dihitung satu kali, diawali

di Bukit Shofa dan diakhiri di Bukit Marwah.

g. Mencukur rambut kepala bagi lelaki dan memotongnya sebatas ujung

jari bagi wanita.

h. Ibadah Umroh selesai

Dokumen terkait