• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I : PENDAHULUAN

A. Landasan Teori

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Dalam sistem pedidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.13

13Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), 22.

Menurut Mulyono Abdurrahman, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.14 Menurut A.J. Romizowski, hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatu system pemrosesan masukan (input). Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance). Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Selanjutnya Benjamin S. Bloom berpendapat bahwa hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam dua macam yaitu pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu:

1) Pengetahuan tentang fakta, 2) Pengetahuan tentang prosedural, 3) Pengetahuan tentang konsep, 4) Pengetahuan tentang prinsip,

Keterampilan juga terdiri dari empat kategori, yaitu:

1) Keterampilan untuk berfikir atau keterampilan kognitif, 2) Keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik, 3) Keterampilan bereaksi atau bersikap,

14Jihad, Evaluasi Pembelajaran, 14.

4) Keterampilan berinteraksi.

Menurut Juliah, Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Menurut Umar Hamalik, hasil-hasil belajar adalah pola-pola, perbuatan, nilai-nilai, pengertian dan sikap-sikap, serta apersepsi dan abilitas.15

Dari pengertian-pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran.

b. Kategori Hasil belajar

Usman (2001) menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya yang dikelompokkan kedalam tiga kategori, yakni domain kognitif, afektif, dan psikomotor.

1) Domaian Kognitif

a) Pengetahuan (Knowledge)

Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge dalam taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam

15Jihad, Evaluasi Pembelajaran, 14-15.

istilah tersebuttermasuk pula pengetahuan faktual disamping pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal dalam undang-undang, nama-nama tokoh, nama-nama kota. Dilihat dari segi proses belajar, istilah-istilah tersebut memang perlu dihafal dan diingat agar dapat dikuasainya sebagai dasar bagi pengetahuan atau pemahaman konsep-konsep lainnya.16 Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan tentang hal-hal khusus, pengetahuan tentang cara dan sarana tentang hal-hal khusus, pengetahuan universal dan abstraksi.17

Jenjang yang paling rendah dalam kemampuan kognitif meliputi pengingatan tentang hal-hal yang bersifat khusus atau universal, mengetahui metode dan proses, pengingatan terhadap suatu pola, struktur atau seting. Dalam hal ini tekanan utama pada pengenalan kembali fakta, prinsip, kata-kata yang dipakai: definisikan, ulang, laporkan, ingat, garis bawahi, sebutkan, daftar dan sambungkan.18

16Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, 23.

17Mustaqim, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), 36.

18Jihad, Evaluasi Pembelajaran, 16.

b) Pemahaman (comprehension)

Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah pemahaman.19 Jenjang setingkat di atas pengetahuan ini akan meliputi penerimaan dalam komunikasi secara akurat, menempatkan hasil komunikasi dalam bentuk penyajian yang berbeda, mereorganisasikannya secara setingkat tanpa merubah pengertian dan dapat mengeksporasikan. Kata-kata yang dapat dipakai: menterjemahkan, nyatakan kembali, diskusikan, gambarkan, reorganisasikan, jelaskan, identifikasi, tempatkan, review, ceritakan, paparkan.20

Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan.

Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran. Dan pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi.21

c) Aplikasi atau penggunaan prinsip atau metode pada situasi yang baru.

Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongret atau situasi khusus.abstraksi tersebut mungkin

19Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, 24.

20Jihad, Evaluasi Pembelajaran, 16.

21Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, 24.

berupa ide, teori, atau petunjuk teknis (generalisasi).22 Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi.23

Kata-kata yang dapat dipakai antara lain:

interpretasikan, terapkan, laksanakan, gunakan, demonstrasikan, praktekan, ilustrasikan, operasikan, jadwalkan, sketsa, kerjakan.24

d) Analisa

Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinyadan atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat memilahkan integritas menjadi bagian-bagian terpadu, untuk beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara bekerjanya, untuk hal lain lagi memahamii sistematikanya.

Bila kecakapan analisis telah dapat berkembangpada seseorang, maka ia akan dapat mengaplikasikannya pada

22Mustaqim, Psikologi Pendidikan, 36.

23Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, 25.

24Jihad, Evaluasi Pembelajaran, 16.

situasi baru secara kreatif.25 Tipe ini meliputi: analisis unsur-unsur, analisis hubungan-hubungan dan analisis prinsip, organisasi.26

Kata-kata yang dapat dipakai: pisahkan, analisa, bedakan, hitung, cobakan, test bandingkan kontras, kritik, teliti, debatkan, inventarisasikan, hubungkan, pecahkan, kategorikan.27

e) Sentesa

Yaitu menyatukan unsur-unsur/bagian-bagian menjadi satu bentuk menyeluruh. Tipe ini meliputi tiga model, yaitu menghasilkan komunikasi unik menghasilkan rencana, operasi dari suatu tugas/problem dan kecakapan mengabstraksikan sejumlah fenomena, data dan hasil observasi.28

Kata-kata yang dapat dipakai: komposisi, desain, formulasi, atur, rakit, kumpulkan, ciptakan, susun, organisasikan, memanage, siapkan, rancang, sederhanakan.29

25Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, 27.

26Mustaqim, Psikologi Pendidikan, 37.

27Jihad, Evaluasi Pembelajaran, 16.

28Mustaqim, Psikologi Pendidikan, 37.

29Jihad, Evaluasi Pembelajaran, 17.

f) Evaluasi

Adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materil, dan lain-lain.30 Pengertian lainnya yaitu memberi keputusan tentang nilai sesuatu yang ditetapkan dengan mempunyai sudut pandang tertentu, misalnya sudut pandang tujuan, metode, materi, dan lain-lain. Tipe ini mencakup: kemampuan memberikan evaluasi tentang ketepatan suatu karya, keajegan, dalam argumentasi memahami nilai mengevaluasi dengan cara membandingkan dengan menggunakan kriteria eksternal, atau dengan kriteria yang eksplisit.31

Kata-kata yang dapat dipakai: putuskan, hargai, nilai, skala, bandingkan, revisi, skor, perkiraan.32

2) Domain Kemampuan Sikap (Affective) a) Menerima atau memperhatikan

Jenjang pertama ini akan meliputi sifat sensitif terhadap adanya eksistensi suatu phenomena tertentu atau suatu stimulus dan kesadaran yang merupakan perilaku kognitif.

Termasuk di dalamnya juga keinginan untuk menerima dan

30Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, 28.

31Mustaqim, Psikologi Pendidikan, 37-38.

32Jihad, Evaluasi Pembelajaran, 17.

memperhatikan.33 Dalam tipe ini termasuk keasadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.34

Kata-kata yang dapat dipakai: dengar, lihat, raba, cium, rasa, pandang, pilih, kontrol, waspada, hindari, suka, perhatian.35

b) Merespon

Yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.36 Dalam jenjang ini anak didik dilibatkan secara puas dalam suatu subjek tertentu, phenomena atau suatu kegiatan sehingga ia akan mencari-cari dan menambah kepuasan dari bekerja dengannya atau terlibat didalamnya.

Kata-kata yang dapat dipakai: persetujuan, minat, reaksi, membantu, menolong, partisipasi, melibatkan diri, menyenangi, menyukai, gemar, cinta, puas, menikmati.

33Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, 17-18.

34Jihad, Evaluasi Pembelajaran, 30.

35Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, 18.

36Jihad, Evaluasi Pembelajaran, 30.

c) Penghargaan

Pada level ini perilaku anak didik adalah konsisten dan stabil, tidak hanya dalam persetujuan terhadap suatu nilai tetapi juga pemilihan terhadapnya dan keterikatannya pada suatu pandangan atau ide tertentu.37 Hal ini mencakup menerima nilai, mendambakan nilai, dan merasa wajib, mengabdi pada nilai.38

Kata-kata yang dapat dipakai: mengakui dengan tulus, mengidentifikasi diri, mempercayai, menyatakan diri, menginginkan, menghendaki, beritikad, menciptakan ambisi, disiplin, dedikasi diri, rela berkorban, tanggung jawab, yakin, pasrah.39

d) Mengorganisasikan

Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimiilikinya.40 Dalam jenjang ini anak didik membentuk suatu sistem nilai yang dapat menuntun perilaku. Ini

37Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, 18.

38Mustaqim, Psikologi Pendidikan, 38.

39Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, 18.

40Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, 30.

meliputi konseptualisasi dan mengorganisasikan.41 Sedangkan meurut Mustaqiem mengorganisasi nilai meliputi mengkonseptualisasi nilai dan organisasi sistem nilai.42

Kata-kata yang dapat dipakai: menimbang-nimbang, menjalin, mengkristalisasikan, mengidentifikasikan, menyusun sistem, menyelaraskan, mengimbangkan membentuk filsafat hidup.43

e) Mempribadi (mewatak).

Yaitu memberlakukan secara umum seperangkat nilai, menjunjung tinggi dan memperjuangkan nilai.44 Pada tingkat terakhir sudah ada internalisasi, nilai-nilai telah mendapatkan tempat pada diri individu, diorganisir ke dalam suatu sistem yang bersifat internal, memiliki kontrol perilaku.

Kata-kata yang dapat dipakai: bersifat obyektif, bijaksana, adil, teguh dalam pendirian, percaya diri, berkepribadian.45

41Jihad, Evaluasi Pembelajaran, 18.

42Mustaqim, Psikologi Pendidikan, 38.

43Jihad, Evaluasi Pembelajaran, 18.

44Mustaqim, Psikologi Pendidikan, 38.

45Jihad, Evaluasi Pembelajaran, 18.

3) Ranah Psikomotorik a) Menirukan

Apabila ditunjukkan kepada anak didik suatu action yang dapat diamati (observable), maka ia akan mulai membuat suatu tiruan terhadap action sampai pada tingkat sistim otot-ototnya dan dituntun oleh dorongan kata hari untuk menirukan.

Kata-kata yang dapat dipakai: menirukan, pengulangan, coba lakukan, berketetapan hati, mau, minat bergairah.

b) Manipufasi

Pada tingkat ini anak didik dapat menampilkan suatu action seperti yang diajarkan dan juga tidak hanya pada seperti yang diamati. Dia mulai dapat membedakan antara satu set action dengan yang lain, menjadi mampu memilih action yang diperlukan dan mulai memiliki ketrampilan dalam memanipulamentasi.

Kata-kata yang dapat dipakai: ikuti petunjuk, tetapkan mencoba-coba, mengutak-atik, perbaikan tindakan.

c) Keseksamaan (Precision)

Ini meliputi kemampuan anak didik dalam penampilan yang telah sampai pada tingkat perbaikan yang lebih tinggi dalam mereproduksi suatu kegiatan tertentu.

Kata-kata yang dapat dipakai: lakukan kembali, kerjakan kembali, hasilkan, kontrol, teliti.

d) Artikulasi (Articulation)

Yang utama disini anak didik telah dapat mengkoordinasikan serentetan action dengan menetapkan urutan/sikuen secara tepat diantara action yang berbeda-beda.

Kata-kata yang dapat dipakai: lakukan secara harmonis, lakukan secara urut.

e) Naturalisasi.

Tingkat terakhir dari kemampuan psikomotorik adalah apabila anak telah dapat melakukan secara alami satu action atau sejumlah action yang urut. Keterampilan kemampuan ini telah sampai pada kemampuan yang paling tinggi dan action tersebut ditampilkan dengan pengeluaran energi yang minimum.46

Sedangkan menurut Bloom, Ranah Psikomotor meliputi:

a) Mengindra

Hal ini bisa berbentuk mendengarkan, melihat, meraba, mencecap, dan membau.

46Jihad, Evaluasi Pembelajaran, 16-20.

b) Kesiagaan diri

Meliputi konsentrasi mental, berpose badan, dan mengembangkan perasaan.

c) Bertindak secara terpimpin

Meliputi gerakan menirukan, dan mencoba melakukan tindakan.

d) Bertindak secara kompleks.

Ini adalah taraf mahir, dan gerak/ketrampilan sudah disertai berbagai improvisasi.47

Perubahan salah satu atau ketiga domain yang disebabkan oleh proses belajar dinamakn hasil belajar. Hasil belajar dapat dilihat dari ada tidaknya perubahan ketiga domain tersebut yang dialami siswa setelah proses belajar.48

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis yaitu yang bersumber dari dalam diri manusia yang belajar, yang disebut sebagai faktor internal, dan faktor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar, yang disebut sebagai faktor eksternal.

47Mustaqim, Psikologi Pendidikan, 39.

48Jihad, Evaluasi Pembelajaran, 19-20.

1) Faktor-faktor yang dari dalam diri manusia dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni faktor biologis dan faktor psikologis. Yang dapat dikategorikan sebagai faktor biologis antara lain usia, kematangan, dan kesehatan, sedangkan yang dapat dikategorikan sebagai faktor psikologis adalah kelelahan, suasana hati, motivasi, minat, dan kebiasaan belajar.

2) Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua juga, yakni faktor manusia (human) dan faktor non manusia seperti alam benda, hewan dan lingkungan fisik.49

d. Indikator Hasil Belajar

Mengingat pengajaran merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, maka disini dapat ditentukan dua kriteria yang bersifat umum. Menurut Sudjana kedua kriteria tersebut adalah:

1) Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya.

Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya menekankan kepada pengajaran sebagai suatu proses yang merupakan interaksi dinamis sehingga siswa sebagai subjek mampu mengembangkan potensinya melalui belajar sendiri. Untuk

49Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993), 21.

mengukur keberhasilan pengajaran dari sudut prosesnya dapat dikaji melalui bebrapa persoalan dibawah ini:

a) Apakah pengajaran direncanakan dan dipersiapkan terlebih dahulu oleh guru dengan melibatkan siswa secara sistematik?

b) Apakah kegiatan siswa belajar dimotivasi guru sehingga ia melakukan kegiatan belajar dengan penuh kesabaran, kesungguhan dan tanpa paksaan untuk memperoleh tingkat penguasaan, pengetahuan, kemampuan, serta sikap yang dikehendaki dari pengajaran itu?

c) Apakah guru memkai multi media.

d) Apakah siswa mempunyai kesempatan untuk mengontrol dan menilai sendiri hasil belajar yang dicapainya?

e) Apakah proses pengajaran dapat melibatkan semua siswa dalam kelas?

f) Apakah suasana pengajaran atau proses belajar mengajar cukup menyenangkan dan merangsang siswa belajar?

g) Apakah kelas memiliki sarana belajar yang cukup kaya, sehingga menjadi labolaturium belajar?

2) Kriteria ditinjau dari sudut hasilnya.

Disamping tinjauan dari segi proses, keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil. Berikut ini adalah

beberapa persoalan yang dapat dipertimbangkan dalam menentukan keberhasilan pengajaran ditinjau dari segi hasil atau produk yang dicapai siswa:

a) Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses pengajaran nampak dalam bentku perubahan tingkah laku secara menyeluruh?

b) Apakah hasil belajar yang dicapai siswa dari proses pengajaran dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa?

c) Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa tahan lama diingat dan mengendap dalam pikirannya, serta cukup mempengaruhi perilaku dirinya?

d) Apakah yakin bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh siswa merupakan akibat dari proses pengajaran?50

2. Pengertian Buku Paket dan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Dokumen terkait