• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Ibadah

1. Pengertian Ibadah

Allah telah menetapkan tujuan penciptaan manusia dan jin yaitu untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya :

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. Adz-Dzaariyat : 56)

Ibadah dalam Islam mencakup seluruh sisi kehidupan, ritual dan sosial,

hablumminallah (hubungan vertikal) dan hablumminannas (hubungan horizontal), melipuli fikiran, perasan dan pekerjaansebagaimana firman-Nya:

“Katakanlah Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku

hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. (QS. Al-An’aam : 162)

Ibadah dalam arti umum meliputi segala kegiatan manusia yang didasarkan kepada kepatuhan, ketundukan dan keikhlasan kepada Allah SWT, sedangkan dalam arti khusus, hanya mencakup perbuatan yang tata cara serta rinciannya telah ditentukan Allah dan Rasul-Nya, seperti shalat, puasa, dan haji.15

Ibadah adalah kata masdar dari ‘abada yang berarti: memuja, menyembah, mengabdi, berkhidmat. Orang yang menyembah disebut ‘abid.

15

Jadi ibadah berarti pemujaan, penyembahan, pengabdian, pengkhidmatan. Itulah pengertian ibadah menurut lughawi.16

Kata ibadah berasal dari kata ‘abada, yu’aabidu, ‘ibadatan artinya menyembah, mempersembahkan, tunduk, patuh dan taat. Sedangkan ibadah menurut istilah adalah ketundukan hati secara sempurna dan mendalam, diiringi dengan sikap dan perbuatan lahiriyah berupa ibadah kepada Allah SWT, yaitu semua ibadah yang diperintahkan Allah untuk dikerjakan dan meninggalkan semua yang dilarang-Nya.17

Kata ibadah dapat diartikan mengabdi atau menyembah seperti dapat dilihat dalam firman Allah SWT.

“Hai manusia sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang sebelummu, agar kamu bertaqwa”. (Q.S. al-Baqoroh: 2: 21)

Adapun pengertian ibadah menurut istilah, para fuqoha pada umumnya memberikan pengertian serupa walaupun redaksinya berbeda-beda. “Ibadah

adalah perbuatan yang dilakukan oleh mukallaf, tidak menurut hawa nafsunya

untuk memuliakan Tuhannya”.18

Ibadah sering juga diterjemahkan dengan menyembah Tuhan. Ilmu cara menyembah Tuhan sering disebut Theologi. Dalam Al Quran Allah berfirman: “Tidak diciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah (menyembah) kepada Allah”. Bagaimana cara manusia menyembah Allah, Allah lah yang memberikan petunjuk, berupa Al Quran yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, dan berupa contoh suri tauladan dalam diri Nabi Muhammad, yang diutus oleh Allah SWT (Rasulullah).

Al Quran menentukan bahwa manusia wajib shalat, berpuasa, berzakat, dan berhaji, dan banyak lagi perintah Allah dan larangannya. Ibadah yang

16

Prof. Dr.H. Moh. Ardani, Fikih Ibadah Praktis, (Jakarta: PT. Mitra Cahaya Utama) Cet-1, h. 16

17

Zurinal Z dan Aminuddin, Fiqih Ibadah… h. 26

18

ditentukan dalam Al Quran, yang disebut nash Al Quran disebut pula ibadah syar’i seperti shalat, puasa seperti yang tersebut diatas.

Di samping itu Rasulullah memberikan pula petunjuk contoh beribadah yang tidak ditetapkan dalam Al Quran seperti shalat sunnah, puasa sunnah, dan sebagainya. Yang disebut ibadah sunnah, ibadah yang langsung berhubungan dengan Allah, sering disebut ibadah ritual, sedangkan yang berdampak langsung kepada kepentingan masyarakat seperti zakat, infaq, dan

sodaqoh sering disebut ibadah sosial. Itu hanya soal istilah saja. Adalagi ibadahmu’amalah seperti mendirikan sekolah, mengadakan koperasi, dan pekerjaan-pekerjaan duniawiyah lainnya, seperti bekerja, bertani dan sebagainya, itu juga beribadah dalam arti luas.

Seorang suami wajib memberikan nafkah kepada istri dan anaknya. Itu suatu perbuatan ibadah. Maka upaya sang suami untuk mendapatkan rizki sehingga dapat melaksanakan ibadah memberikan nafkah kepada isteri dan anaknya itu dengan bekerja keras, itu juga beribadah. Membangun masyarakat dan bangsa, sehingga masyarakat dan bangsa dapat mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negaranya, sehingga dapat hidup makmur, sebagai bekal untuk beribadah kepada Allah itupun juga dinamakan ibadah. Karena itu, kita sebagai seorang muslim dalam bekerja atau segala apapun kita niatkan hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Semoga Allah memberkati dan meridhoi.19

Adapun pengertiannya menurut istilah Agama Islam adalah sebagai berikut:

a. Menyatakan ketundukan dan kepatuhan sepenuhnya dengan disertai rasa kekhidmatan yakni bersikap khidmat terhadap yang dipuja, dengan segenap jiwa raga yang diliputi oleh rasa kekuasaan dan keagungan-Nya dan senantiasa memohon rahmat dan karuniaNya.

19

b. Selanjutnya menurut ilmu fikih ibadah ialah amal perbuatan hamba Allah yang bertentangan dengan kehendak hawa nafsunya karena melalaikan keagungan Tuhannya.20

Terdapat juga beberapa definisi dari para ahli ilmu yang terdapat dalam buku fiqihibadah yaitu:

1. Ahli Lughoh mengartikan dengan: taat, menurut, mengikat, tunduk yaitu diartikan dengan tunduk setinggi-tinggi dengan doa.

2. Ulama tauhid, tafsir dan hadits mengartikan ibadah dengan mengesakan Allah, menta’dhimkannya dengan sepenuh ta’dhim serta menghinakan diri kita dan menundukkan jiwa kepadanya (menyembah Allah).

3. Ulama akhlaq mengartikan ibadah dengan segala mengerjakan taat

badaniyah dan menyelenggarakannya segala syariat.

4. Menurut fuqoha ibadah adalah segala taat yang dikerjakan untuk mencapai keridhoaan Allah dengan mengharap pahala di akherat. Pengertian-pengertian itu pada hakekatnya saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya dan merupakan satu unsur yang tidak dapat dipisahkan dan dapat diartikan kesimpulan satu definisi tentang ibadah yakni suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dengan menta’dhimkan Allah SWT. Dengan cara tunduk dan taat atas segala apa yang di perintahkan-Nya Untuk mendapat kebahagiaan, keselamatan guna memperoleh keridhoan dan mengharap pahalanya di akhirat.

Adapun ibadah itu dapat digolongkan menjadi dua yaitu:

a. Ibadah mahdah (murni) yaitu bentuk ibadah yang langsung berhubungan dengan Allah.

20

b. Ibadah ghairu mahdah (selain mahdah) yang tidak langsung dipersembahkan kepada Allah melainkan melalui hubungan kemanusiaan.

Dalam ibadah mahdah (disebut juga ibadah khusus) aturan-aturannya tidak boleh semaunya akan tetapi harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Orang yang mengada-ada aturan baru misalnya, shalat subuh 3 rakaat atau puasa 40 hari terus menerus tanpa berbuka, adalah orang yang tidak disiplin dalam ibadah, karena tidak mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya, ia termasuk

orang yang berbuat bid’ah dan tergolong sebagai orang yang sesat.

Dalam ibadah ghairu mahdah (disebut juga ibadah umum) orang dapat menentukan aturannya yang terbaik, kecuali yang jelas dilarang oleh Allah. Tentu saja suatu perbuatan dicatat sebagai ibadah walau niatnya ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena riya ingin mendapatkan pujian orang lain.21

Dokumen terkait