• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

3.2 Analisis Putusan Pada Tingkat Pengadilan Tinggi

3.2.2 Pertimbangan Hakim Pengadilan Tinggi

Sebagaimana pembahasan sebelumnya, sebelum hakim membacakan putusan atas perkara banding, hakim harus memiliki pertimbangan. Dalam teori pertimbangan hakim setidaknya hakim harus didasarkan atas pertimbangan terkait duduk perkara dan pertimbangan terkait aspek hukum yang di perkarakan pada Pengadilan ini.

Hasil penelitian ini diuraikan pertimbangan-pertimbangan tersebut sebagai berikut.

a. Pertimbangan Hakim Pengadilan Tinggi Berdasarkan Duduk Perkara Pada dasarnya, pertimbangan Hakim Pengadilan Tinggi terkait duduk perkara adalah salinan putusan Hakim Pengadilan Negeri sebelumnya. Hal tersebut diperiksa kembali untuk memperoleh informasi yang dapat dijadikan pertimbangan selanjutnya. Selain itu hakim menimbang Akta Pernyataan Permohonan Banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Makassar yang menerangkan bahwa Kuasa Hukum Tergugat / Pembanding mengajukan permohonan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Makassar dan permohonan banding tersebut telah diberitahukan dengan sepatutnya kepada pihak penggugat. Pertimbangan selanjutnya bahwa sebelum berkas perkara dikirim ke Pengadilan TInggi kepada kedua belah pihak telah diberi kesempatan untuk memeriksa dan mempelajari berkas perkara tersebut sebagaimana surat pemberitahuan masing-masing kepada Kuasa Hukum Penggugat / Terbanding.

b. Pertimbangan Hakim Pengadilan Tinggi Berdasarkan Tinjauan Hukum

Pertimbangan Hakim Pengadilan Tinggi terkait duduk tinjauan hukumnya bahwa Majelis Hakim tingkat banding mempelajari dengan teliti dan seksama berkas perkara banding, berita acara persidangan, bukti-bukti dari kedua belah pihak. Hakim mempertimbangkan bahwa pada prinsipnya suatu perjanjian yang telah disepakati bersama para pihak adalah undang-undang yang harus dipatuhi dan dilaksanakan

oleh para pihak, sepanjang perjanjian tersebut menurut ketentuan terutama menurut pasal 1320 KUHPerdata dan 1338 KUHPerdata.

Pertimbangan selanjutnya ialah dalam hal terjadi pengalihan hak dari Penggugat 1 kepada Penggugat 2, pengalihan hak tersebut tidak cukup diketahui oleh Tergugat 1, tetapi seharusnya menurut hukum diketahui oleh pejabat yang memberi izin prinsip dalam hal ini oleh Walikota, DPRD dan Badan Pengawas, berkenaan dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh pemberian izin prinsip tersebut.

Selain itu, hakim juga mempertimbangkan bahwa penggugat / terbanding dalam posita gugatannya telah merinci dengan baik jumlah air yang diperoleh setiap bulan dengan harga per meter kubik yang disepakati Rp. 1350 akan tetapi penggugat / terbanding tidak menjelaskan dengan rinci biaya pra-operasional dan biaya instalasi, baik tentang jenisnya maupun harga satuannya, tanggal pengadaannya begitu juga bukti-bukti pendukungnya. Berdasarkan pertimbangan tersebut, gugatan penggugat / terbanding haruslah dinyatakan tidak jelas dan dinyatakan tidak dapat diterima.

3.2.3 Prinsip Kepastian Hukum, Keadilan dan Kemanfaatan dalam Pertimabangan Hakim Pengadilan Tinggi

Sebagaimana sebelumnya pada analisa putusan pengadilan negeri, pada saat hendak memutuskan perkara, hakim sebelumnya memiliki berbagai pertimbangan agar putusan yang dikeluarkan tepat.

Untuk mewujudkan hal tersebut, pertimbangan hakim harus memenuhi prinsip kepastian hukum, keadilan, dan kemanfaatan. Pertimbangan

Hakim Pengadilan Tinggi berdasarkan prinsip tersebut dijelaskan sebagai berikut.

a. Kepastian Hukum

Pertimbangan hakim pengadilan tinggi telah memenuhi prinsip kepastian hukum. Berbagai bukti dan fakta baik dalam persidangan maupun pasca persidangan yang mengindikasikan bahwa pertimbangan hakim pengadilan tinggi tersebut telah memenuhi prinsip kepastian hukum. Fakta yang dimaksud tersebut ialah putusan pengadilan tinggi telah memberi jalan keluar atau solusi antara kedua belah pihak yang berperkara. Tidak adanya pihak lagi yang tidak puas dengan putusan hakim tersebut menunjukkan bahwa pertimbangan hakim pengadilan tinggi telah memberikan ketertiban bagi kedua belah pihak yang berperkara. Dengan demikian putusan hakim pengadilan tinggi telah memenuhi prinsip kepastian hukum.

b. Keadilan

Hakim mempunyai tugas untuk menegakkan keadilan. Hal ini sesuai dengan kepala putusan yang berbunyi: “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Berdasarkan hasil analisa peneliti terkait dengan pertimbangan dan putusan hakim pengadilan tinggi, maka dapat dijelaskan bahwa pertimbangan dan putusan hakim pengadilan tinggi tersebut telah memenuhi prinsip keadilan. Hal tersebut ditunjukkan dengan tidak adanya lagi pihak yang merasakan keberatan dengan putusan tersebut. Dengan demikian peneliti dapat

jelaskan bahwa pertimbangan dan putusan hakim pengadilan tinggi tersebut telah memenuhi prinsip keadilan.

c. Kemanfaatan

Mengingat putusan hakim merupakan hukum, maka hakim harus memelihara keseimbangan dalam masyarakat dengan memulihkan kembali tatanan masyarakat pada keadaan semula (restitutio in integrum). Masyarakat sangat mengharapkan penyelesaian perkara melalui pengadilan itu akan membawa manfaat atau kegunaan bagi kehidupan bersama dalam masyarakat (Wantu, 2012: 486).

Hasil analisa peneliti menunjukkan bahwa pertimbangan dan putusan hakim pengadilan tinggi telah memenuhi unsur kemanfaatan.

Hal tersebut ditunjukkan dengan dengan tidak adanya lagi pihak yang keberatan terhadap putusan tersebut. Artinya, jika putusan tersebut dibiarkan maka akan berdampak baik bagi keduabelah pihak dan mewujudkan ketertiban antara kedua belah pihak. Hal tersebut menjadi dasar peneliti dalam menyimpulkan bahwa putusan pengadilan tinggi tersebut telah memenuhi prinsip kemanfaatan.

3.2.4 Amar Putusan Hakim Pengadilan Tinggi

Setelah melakukan pemeriksaan kembali terhadap dalil-dalil dan bukti-bukti dalam persidangan tahap banding, maka hakim mengeluarkan amar putusan yang dibacakan pada tanggal 24 Februari 2010 yaitu berdasarkan alasan pertimbangan pada persidangan tingkat banding, maka Putusan Pengadilan Negeri Makassar tanggal 10 September 2008 No. 983/Pdt.G/2008/PN.Mks tidak dapat dijalankan

lagi dan dibatalkan. Selain itu, hakim menghukum penggugat / terbanding untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam kedua tingkat pengadilan.

3.2.5 Komentar Peneliti

Berdasarkan hasil putusan hakim pengadilan tinggi, maka dapat dijelaskan bahwa hakim pengadilan tinggi mengabulkan permohonan banding pihak tergugat dan menganulir putusan hakim pengadilan negeri sebelumnya melalui upaya banding oleh pihak tergugat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rasyid (2010:231) bahwa upaya banding yang disebut juga appel ialah permohonanpemeriksaan kembali terhadap putusan atau penetapanpengadilan tingkat pertama (Pengadilan Negeri) karenamerasa tidak puas atas putusan atau penetapan tersebut, kepengadilan tingkat banding yang mewilayahi pengadilan tingkat pertama yangbersangkutan, melalui pengadilan tingkat pertama yangmemutus tersebut, dalam tenggang waktu tertentu dandengan syarat-syarat tertentu.Tujuan utama pemeriksaan tingkat banding adalah untukmengoreksi dan mengeluarkan segala kesalahan dan kekeliruan dalam penetapan hukum, tata cara mengadili, meluruskan penilaian fakta, dan pembuktian. Pada kasus ini hasil banding tampaknya menganulir putusan pengadilan tingkat pertama.

BAB PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dalam penelitian ini disimpulkan hal-hal sebagai berikut.

4.1.1. Subtansi

Pertimbangan majelis hakim dalam memutus perkara antara PT.Traya dan PT. Traya Tirta Makassar sebagai pihak penggugat dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar dan Walikota Makassar sebagai pihak tergugat yaitu majelis Hakim Pengadilan Tinggi dalam memutuskan perkara ialah tuntutan penggugat tidak jelas dan kabur. Penggugat tidak bisa menjelaskan dengan rinci tuntutan biayanya, baik tentang jenisnya maupun harga satuannya, tanggal pengadaannya begitu juga bukti-bukti pendukungnya sehingga melemahkan dalil-dalilnya.

4.1.2. Akibat Hukum

Akibat hukum dari putusan majelis hakim dalam memutus perkara antara PT.Traya dan PT. Traya Tirta Makassar sebagai pihak penggugat dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar dan Walikota Makassar sebagai pihak tergugatIalah putusan Hakim Pengadilan Tinggi menganulir putusan Pengadilan Negeri, sehingga putusan Pengadilan Negeri yang sebelumnya menghukum tergugat tidak dapat dijalankan dan pihak tegugat dibebaskan dari hukuman sebelumnya.

Dokumen terkait