• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II Pelaksanaan Izin Penyedia Jasa Tenaga Kerja menurut Peraturan Ketenagakerjaan

A. Pengertian Izin dan Tujuan Hukum Perizinan Menurut Hukum

Agak sulit memberikan definisi izin. hal ini dikemukakan oleh SjachranBasah, Pendapat yang dikatakan Sjachran agaknya sama dengan yang berlaku di negeri Belanda,seperti yang dikemukakan oleh Van der Pot, Het is uiterst moelijk voor begrip vergunning een definitie te vinden(sangat sukar membuat defenisi untuk menyatakan pengertian izin itu)31 .Hal ini disebabkan oleh antara pakar tidak terdapat persesuaian paham, masing-masing melihat dari sisi yang berlainan terhadap objek yang di defenisikannya. Sukar memberikan defenisii bukan berarti tidak terdapat defenisi, bahkan ditemukan sejumlah defenisi yang beragam.32

Utrecht memberikan pengertian vergunning sebagai berikut: bilamana pembuat peraturan tidak umumnya melarang suatu perbuatan,tetapi masih juga memperkenakannya asal saja diadakan secara yang ditentukan untuk masing-masing hal konkret, maka perbuatan administrasi negara yang memperkenalkan perbuatan tersebut bersifat suatu izin(vergunning). Izin(vergunning) adalah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang dan peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan- ketentuan larangan peraturan perundang-undangan,izin dapat juga diartikan sebagai dispensasi atau pelepasan/atau pembebasan dari suatu larangan.

Adapun pengertian perizinan adalah suatu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan bersifat pengendalian yang dimiliki oleh pemerintah terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyrakat. Perizinan dapat berbentuk pendaftaran, rekomendasi, sertifikasi, penentuan kuota dan izin untuk melakukan sesuatu usaha yang biasanya harus dimiliki atau diperoleh suatu organisasi perusahaan atau seseorang sebelum yang bersangkutan dapat melakukan suatu kegiatan atau tindakan.

Dengan memberi izin, pengusaha memperkenakan orang yang memohonnya untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang sebenarnya dilarang demi memperhatikan kepentingan umum yang mengharuskan adanya pengawasan.

31

Sjachran Basah, Pencabutan Izin Salah Satu Sanksi Hukum Administrasi, Makalah pada Penataran Hukum Admnistrasi Dan lingkungan di Fakultas Hukum Unair, Surabaya, 1995, hal. 1-2.

32

Hal pokok pada izin, bahwa sesutu tindakan dilrang kecuali diperkenakan dengan tujuan agar dalam ketentuan-ketentuan yang bersangkutan dilakukan dengan cara-cara tertentu. penolakan izin terjadi bila kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh penguasa tidak dipenuhi. misalnya, tentang hal ini adalah dilarang mendirikan suatu bangunan,kecuali ada izin tertulis dan penjabat yang berwenang dengan ketentuan mematuhi persyaratan- persyaratan.

Kalau dibandingkan vergunning ini dengan dispensasi,maka keduanya diberikan W.F.Prins sebagai berikut: Pada izin, memuat uraian yang limitatif tentang alasan-alasan penolakan nya, sedangkan bebas syarat atau dispensasi memuat uraian yang limitatif tentang alasan-alasan penolakannya,sedangkan bebas syarat atau dispensasi memuat uraian yang limitatif tentang hal yang untuk nya dapat diberikan dispensasi itu, tetapi perbedaan ini tidak selamanya jelas. Sebagai contoh Bouwvergunning atau izin bangunan itu diberikan berdasarkan Undang-undang Gangguan(Hinder Ordonnatie) tahun 1926 Staatsblad 1926- 226,yang mana pada pasal 1 ayat (1) ditetapkan secara terperinci objek-objek dapat menimbulkan bahaya, kerugian, dan gangguan-gangguan bagi bangunan sekelilingnya.

Jadi maksud pasal ini adalah bahwa untuk mendirikan bangunan harus ada izin dulu dari pihak pemerintah, dengan pasal ini dapat dicegah berdirinya sebuah bangunan yang dapat menimbulkan bahaya , kerugian dan gangguan-gangguan bagi bangunan-bangunan sekelilingnya, misalnya dilarang untuk meendirikan bengkel besi disebelah rumah sakit, sebab hal ini dapat menimbulkan gangguan-gangguan kepada para pasien dirumah sakit. Jadi, kalau membaca contoh-contoh dispensasi dan izin seperti telah dikemukan diatas ,maka peberdaan antara keduanya itu dapat diketahui,walaupun agak samar-samar,hal ini dikemukan juga oleh W.F. Prins sebagai berikut: istilah izin adalah tepat kiranya untuk maksud memberikan dispensasi(bebas syarat) sebuah larangan,dan sebetulnya izin itu diberikan biasanya karena ada peraturan yang berbunyi”dilarang untuk ....,tidak dengan izin” atau bentuk lain yang dimaksud sama seperti itu.

Sesudah mengetahui pengertian dispensasi, konsensi, dan lisensi dibawah ini akan disampaikan beberapa definisi izin. izin (vergunning) dijelaskan sebagai overheidstoestemming door wet of verordening vereist gesteld voor tal van handeling waarop in het algemeen, niet alsonwenselijk worden beschouwd33

33

Ibid hlm. 186

, (perkenan/izin dari pemerintah berdaasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah yang disyratkan untuk perbuatan

yang pada umuumnya memerlukan pengawasan khusus,tetapi yang pada umumnya tidaklah dianggap sebagian hal-hal yang sama yang tidak dikehendaki).34

Ateng syafrudin mengatakan bahwa izin bertujuan dan berani menghilangkan halangan, hal yang dilarang menjadi boleh35, atau “ als opheffing van een algemene verbodsregel in het concrete geval (sebagai peniadaan ketentuan larangan umum dalam peristiwa konkret)”.36

Menurut Sjachran basah, izin adalah perbuatan hukum administrasi negara bersegi satu yang mengaplikasikan peraturan dalam hal konkret berdasarakan persyaratan dan prosedur sebagaimana ditetapkan oleh ketentuan perturan perundang-undangan.37

E. Utrecht mengatakan bila pembuat peraturan umumnya tidak melarang suatu perbuatan,tetapi masih juga memperkenakannya asal saja diadakan secara yang ditentukan untuk masing-masing hal konkret,keputusan admnistrasi negra yang meperkenalkan perbuatan tersebut bersifat suatu izin(vergunning)38

Bagir Manan menyebutkan bahwa izin dalam arti luas berarti suatu persetujuan dari penguasa bnerdasarkan peraturan perundang-undangan untuk memperbolehkan melakukan tindakan atau perbuatan tertentu yang secara umum dilarang.39

N.M. Spelt dan J.B.J M Ten Berge membagi pengertian izin dalam arti luas dan sempit,yaitu izin merupakan salah satu instrumen yang paling banyak digunakan dalam hukum administrasi. pemerintah menggunakan izin sebagai saran yurudis untuk mengemudikan tingkah laku para warga. Izin ialah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan-ketentuan larangan perturan perundang-uundangan. Dengan memberi izin,penguasa memperkenakan orang yang memohonya untuk melakukan tindakan-

34 S.J. Fockema Andreae, rechtsgdeerd Hanvaoordenboek, tweede Druk,J.B.Wolter uitgeversmaats N.V

Cronigen, 1951 hal. 311

35 Ateng Syafrudin, Perizinan untuk berbagai kegiatan, makalah tidak dipublikasikan, hal. 1.

36 M.M. van Praag,Algemeen Nederlands Administratief Recht , Juridische Boekhandel en Uitgeverij

A,Jongbloed & Zoon s-Gravenhage , 1950, dalam buku Adrian Sutedi, Hukum Perizinan dalam Sektor Pelayanan Publik, hal. 54.

37

Sjachran Basah, op.cit, hal. 3.

38

E. Utrecht, Op.cit., hal. 187.

39

Bagir Manan, Ketentuan-ketentuan mengenai Pengaturan Penyelenggaraan Hak Kemerdekaan Berkumpul Ditinjau dari Perspektif UUD dasar 1945, Jakarta, 1995, hal. 8.

tindakan tertentu yang sebenarnya dilarang.ini menyangkut perkenan bagi suatu tindakan yang demi kepentingan umum mengharuskan pengawasan khusu atasanya.ini adalah paparan luas,dari pengertian izin.40

Selanjutnya N.M spelt dan J.B.J.M Ten Berge, mendefeniskan izin dalam arti sempit yakni pengikatan-pengikatan pada suatu peraturan izin pada umumnya didasarkan pada keinginan pembuat undang-undang untuk mencapai suatu tatanan tertentu atau untuk mengahalangi keadaan-keadaan yang buruk.tujuanya ialah mengatur tindakan-tindakan yang oleh pembuat undang-undang tidak seluruhnya dianggap tercela,namun di mana ia menginginkan dapat melakukan pengawasan sekadarnnya. Hal yang pokok pada izin (dalam arti sempit) ialah bahwa suatu tindakan dilarang,terkecuali diperkenakan dengan tujuan agar dalam ketentuan-ketentuan yang disangkutkan dengan perkenan dalam keadaan yang khusus,tetapi agar tindakan-tindakan yang diperkenankan dilakukan dengan cara tertentu (dicantumkan dalam ketentuan-ketentuan).41

Jika dibandingkan secara sekilas, maka pengertian izin dengan konsesi itu tidak dapat berbeda. Masing-masing berisi perkenan bagi seseorang untuk melakuakn suatu perbuatan atau pekerjaan tertentu.dalam pengertian sehari-hari ,kedua istilah itu digunakan secara sama,seperti disebutkan M.M. van Praag: Determen vergunning en concessie beide gebezigd voor een dezelfde juridieke figuuur,de houder der vergunning wordt concessionaris genoemd

42

40

N.M. Spelt dan J.B.J.M ten berge, Pengamat Hukum Perizinan, dikutip dalam Philipus M. Hadjon.Yundika. Surabaya, 1993, hal. 2-3

(pengertian izin dan konsesi keduanya digunakan untuk suatu bentuk hukum yang sama,pemegang izin yang disebut konsesionaris). Menurut E. Utrecht ,perbedaan antara izin dan konsesi itu adalah suatu perbedaan relatif saja.pada hakikat nya antara izin dengan konsesi itu tidak ada suatu perbedaan yuridis. Sebagai contoh,izin untuk mendapatkan batu bara untuk mendapatkan batu bara menurut suatu rencana yang sederhana saja dan akan diadakan atas ongkos sendiri tidak dapat disebut konsesi. Akan tetapi, izin yang diberikan menurut undang-Undang tambang Indonesia untuk mendapatkan batu bara adalah suatu konsesi,karena izin tersebut mengenai suatu pekerjaan yang besar itu akan membawanya manfaat bagi umum.jadi konsesi itu suatu izin pula,tetapi izin mengenai hal-hal yang penting bagi umum.

41

Ibid

42

Meskipun izin dan konsesi ini dianggap sama,dengan perbedaan yang relatif,tetapi dapat perbedaan karakter hukum.izin sebagai perbuatan hukum bersegi satu yang dilakukan oleh pemerintah,sedangkan konsesi adalah suatu perbuatan hukum bersegi dua, yakni suatu perjanjian yang diadakan antara yang memberi konsesi dengan yang diberi konsesi atau penerima konsesi.dalam hal izin tidak mungkin diadakan perjanjian,karena tidak mungkin diadakan suatu persesuaian kehendak. Dalam hal konsesi biasanya diadakan suatu perjanjian,yakni perjanjian yang mempunyai sifat sendiri dan yang tidak diatur oleh seluruh peraturan KUH perdata mengenai hukum perjanjian.43

Menurut M.M. van Praag, izin merupakan suatu tindakan hukum sepihak(eenzijdge handeling), sedangkan konsesi merupakan kombinasi dari tindakan dua pihak yang memiliki sifat kontraktual dengan izin,yang dalam hukum pembahasan kita namakan perjanjian. Ketika pemerintah melakukan tindakan hukum yang berkenaan dengan izin dan konsesi, pemerintah menampilkan dengan dua fungsi,yaitu sebagai badan hukum umum pada saat melakukan konsesi,dan sebagai organ pemerintah ketika mengeluarkan izin.44

Menurut Prins, verguinning adalah keputusan administrasi negara berupa aturan, tidak umum nya melarang suatu perbuatan,tetapi masih juga memperkenankanya asal saja diadakan secara yang ditentukan untuk masing-masing hal yang kongkret,maka perbuatan Administrasi Negara yang diperkenankan tersebut bersifat izin.45

Dalam perkembangan nya,secara yuridis pengertian izin dan perizinan tertuang dalam pasal 1 angka 8 dan 9 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Dalam Pasal 1 angka 8 ditegaskan bahwa izin dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah berdasarkan peraturan daerah atau perturan lainya yang merupakan bukti legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha atau kegiatan tertentu.kemudian pasal 1 angka 9 menegaskan bahwa perizinan adalah pemberian legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu,baik dalam bentuk izin maupun tanda daftar usaha. Defenisi izin dan perizinan juga didefenisikan sama dalam pasal 1ngka 8 dan angka 9 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di Daerah.

43

E. Utrecht, Op.cit., hal. 189-190. 44

M.M van praag, Op.cit., hal . 41. 45

Dengan demikian, perizinan merupakan upaya mengatur kegiatan-kegiatan yang memiliki peluang menimbulkan gangguan pada kepentingan umum. Mekanisme perizinan,yaitu melalui penerapan prosedur ketat dan ketentuan yang harus dipenuhi untuk menyelenggarakan suatu pemanfaatan lahan.perizinan adalah salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan bersifat pengendalian yang dimiliki pemerintah,merupakan mekanisme pengendalian administratif terhadap kegiatan yang dilakukan oleh masyrakat.

Perizinan ketenagakerjaan merupakan instrumen bagi pengusaha untuk melegalkan berbagai aktivitasnya berkaitan dengan hubungan kerja dan kondisi kerja. Perizinan ketenagakerjaan merupakan instrumen bagi buruh untuk melindungi dirinya dari eksploitasi pengusaha dan kondisi kerja yang tidak memadai.

Perizinan beranjak dari ketentuan yang membolehkan seseorang untuk melakukan tindakan setelah memenuhi syarat dan prosedur yang ditetapkan. Perizinan bidang ketenagakerjaan mengatur syarat dan prosedur bagi pengusaha dalam melakukan tindakan yang berkaitan dengan kondisi kerja dan hubungan kerja dengan buruh. Misalnya,penggunaan peralatan kerja,penggunaan tenga kerja asing, penyimpangan waktu kerja dan waktu istirahat, kerja malam buruh wanita,dan sebagainya.tindakan-tindakan tersebut memerlukan kontrol dari pemerintah agar pengusaha tidak sewenang-wenang dan merugikan buruh. Peraturan daerah harus bertujuan memberikan perlindungan dan kesejahteraan bagi tenaga kerja.

Dalam konteks perizinan,kepentingan buruh adalah perizinan yang diberikan pengusaha harus mampu memaksa pengusaha untuk meningkatkan kesejahteraan buruh,di dalam dan diluar tempat kerja. Dengan kata lain perizinan menjadi instrumen hukum pengawasan dalam penegekan hukum normatif buruh sebagai standar minimal yang harus dipenuhi oleh pengusaha. Fungsi inilah yang kurang berjalan dalam perizinan yang berlangsung. Disisi lain,pengusaha juga mengeluh dengan biaya tinggi yang harus dikeluarkan dalam pengurusan izin. Diluar retribusi resmi,terjadi pungutan-pungutan liar yang bahkan kadangkala lebih besar dari tarif resmi nya.46

Secara umum,tujuan dan fungsi dari perizinan adalah untuk pengendalian dari pada aktivitas pemerintah dalam hal-hal tertentu dimana ketentuanya berisi pedoman-pedoman yang harus dilaksanakan oleh baik yang berkepentingan ataupun oleh penjabat yang berwenang selain itu tujuan dari perizinan itu dapat dilihat dari dua sisi yaitu:

46

1. dari sisi pemerintah dan 2. dari sisi masyarakat 1. Dari Sisi Pemerintah

Dari sisi Pemerintah tujuan pemberian izin itu adalah sebagai berikut a. Untuk melaksanakan peraturan

Apakah ketentuan-ketentuan yang termuat dalam peraturan tersebut sesuai dengan kenyataan dalam pratiknya atau tidak dan sekaligus untuk mengatur ketertiban.

b. Sebagai sumber pendapatan daerrah

Dengan adanya permintaan permohonan izin,maka secara langsung pendapatan pemerintah akan bertambah karena setiap izin oleh pemerintah akan bertambah karena setiap izin,maka secara langsung pendapatan pemerintah akan bertambah karena setiap izin yang dikeluarkan pemohon harus membayar retribusi terlebih dahulu semakin banyak pula pendapatan dibidang retribusi terlebih dahulu.semakin banyak pula pendapatan di bidang retribusi tujuan akhirnya ,yaitu untuk membiayai pembangunan.

2. Dari Sisi Masyarakat

Dari sisi masyrakat tujuan pemberian izin itu adalah sebagai berikut. a. Untuk adanya kepastian hukum.

b. Untuk adanya kepastian hak

c. Untuk memudahkan mendapatkan fasilitas.apabila bangunan yang didirikan telah mempunyai izin akan lebih mudah mendapat fasilitas.

Dengan mengikatkan tindakan-tindakan pada suatu sistem perizinan,pembuat undang-undang dapat mengejar berbagai tujuan dari izin,yaitu sebagai berikut.

1) Keinginan mengarahkan/mengendalikan aktivitas-aktivitas tertentu,misalnya izin mendirikan bangunan,izin HO,dan lain-lain. 2) Mencegah bahaya lingkungan, misalnya izin penebangan, izin usaha

industri, dan lain-lain.

3) Melindungi objek-objek tertentu, misalnya izin membongkar monumen-monumen, izin mencari menemukan barang-barang peninggalan terpendam,dan lain-lain.

4) Membagi benda-benda,lahan atau wilayah yang terbatas,misalnya izin menghuni didaerah padat penduduk (SIP),dan lain-lain.

5) Mengarahkan/pengarahan dengan menggunakan seleksi terhadap orang dan aktivitas-aktivitas tertentu,misalanya izin bertransmigrasi,dan lain-lain.47

Dokumen terkait