• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Kedisiplinan

Dalam dokumen KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK MIN JEJERAN. (Halaman 28-33)

BAB II KAJIAN TEORI

1. Pengertian Kedisiplinan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kedisiplinan

1. Pengertian Kedisiplinan

Disiplin merupakan salah satu masalah penting dalam dunia Pendidikan dan bukan merupakan masalah yang sederhana atau simpel. Disiplin juga bukan merupakan formulasi sekedarnya untuk melengkapi Guru yang akan mengajar pada setiap kesempatan. Disiplin yang baik dan benar adalah sangat diperlukan karena akan melancarkan proses pembelajaran dan pemecahan masalah-masalah yang dihadapi peserta didik. Disiplin akan memajukan atau dapat menciptakan situasi kondusif yang dapat meningkatkan prestasi belajar.

Kata disiplin sendiri sebenarnya berasal dari bahasa latin, yaitu

disciplina dan discipulus yang berarti perintah dan perserta didik. Jadi, disiplin dapat dikatakan sebagai perintah seorang guru kepada peserta didiknya. Kemudian dalam New World Dictionary, disiplin diartikan sebagai latihan untuk mengendalikan diri, karakter, atau keadaan yang tertib dan efisien.

Sementara itu, the Liang Gie dalam Novan Ardy Wijayani (2013: 159) mengartikan disiplin sebagai suatu keadaan tertib yang mana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan senang hati.

12

Dalam buku Disiplin Nasional yang disusun oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas, 1995: 11), istilah disiplin dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Belanda yang kemudian dipengaruhi juga oleh bahasa Inggris “discipline” yang artinya mematuhi aturan. Kemudian istilah disiplin menurut pengertian kedua bahasa tersebut berasal dari bahasa latin “disiplina” yang artinya teratur. Berdasarkan arti tersebut muncul beberapa makna kata disiplin sebagai berikut :

a. Latihan yang memperkuat

Disiplin dikaitkan dengan latihan yang memperkuat terutama ditekankan pada pikiran dan watak untuk menghasilkan kendali diri, kebiasaan untuk patuh dan sebagainya. Latihan-latihan dalam rangka menghasilkan kebiasaan patuh dapat dilihat pada penanaman disiplin dikalangan angkatan bersenjata. Selain itu ibadah puasa juga dapat digolongkan sebagai suatu latihan dalam arti penanaman disiplin yang bertujuan mempertinggi daya kendali.

b. Koreksi dan sanksi

Arti disiplin dalam kaitanya dengan koreksi atau sanksi terutama diperlukan dalam suatu lembaga yang telah mempunyai tata tertib yang baik. Bagi yang melanggar tata tertib dapat dilakukan dua macam tindakan, yaitu berupa koreksi untuk memperbaiki kesalahan dan berua sanksi. Keduanya harus dilaksanakan secara konsisten untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pelanggaran terhadap norma dan kaidah yang disepakati bersama.

13

c. Kendali terciptanya ketertiban dan keteraturan

Orang yang berdisiplin adalah orang-orang yang mampu mengendalikan dirinya. Hal ini berpengaruh terhadap sikap serta pandangan hidup manusia. Perpaduan antara ketertiban dan keteraturanakan menghasilkan suatu sistem aturan.

d. Sistem aturan dan tata laku

Setiap kelompok manusia, masyarakat, dan bangsa selalu terikat pada berbagai peraturan yang mngatur hubungan sesama anggotanya maupun hubungan dengan masyarakat, bangsa, dan negara. Sistem aturan dan tata laku dijadikan pedoman dalam berbuat dan bertindak.

Anto Sina (2003: 32) menyatakan bahwa disiplin adalah sifat yang berasal dari pribadi individu itu sendiri. Disiplin menentukan pola perilaku seseorang dalam memenuhi semua norma dan nilai yang berlaku dilingkungan sosial. Dalam Gerakan Disiplin Nasional Menyongsong Era Keterbukaan tahun 2020 mengemukakan bahwa disiplin adalah ketaatan terhadap peraturan dan norma kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara yang berlaku dan dilaksanakan secara sadar, dan iklas lahir batin sehingga timbul rasa malu terhadap sangsi dan rasa malu terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Lemhannas, 1995: 14).

Pengertian-pengertian di atas menunjukkan bahwa disiplin adalah sikap atau sifat yang berasal dari diri individu yang merupakan sistem tata laku yang secara sadar untuk mematuhi dan menaati peraturan baik mengenai sistem nilai, norma, dan patuh terhadap pemimpin. Disiplin

14

perorangan menuntut orang yang bersangkutan bertanggung jawab atas pelaksanaan kepatuhan. Tanggung jawab atas perbuatannya dan pelaksanaan atas keputusan, perintah, atau peraturan dengan segala akibatnya terletak diperintah. Disiplin perorangan bersifat individual yaitu berkaitan dengan sifat yang langsung melekat pada diri seseorang.

Ali Imron (2011: 172) membagi disiplin menjadi tiga. Pertama, disiplin yang dibangun berdasarkan konsep otoritarian. Menurut konsep ini peserta didik dikatakan memiliki kedisiplinan yang tinggi jika mau duduk tenang sambil memperhatikan penjelasan guru saat guru sedang mengajar. Peserta didik diharuskan mengiyakan saja terhadap apa yang dikehendaki guru serta tidak boleh membantah. Dengan demikian, guru dapat dengan bebas memberikan tekanan kepada peserta didik dan memang harus menekan peserta didiknya agar peserta didik takut dan terpaksa mengikuti apa yang dingini oleh guru.

Kedua, disiplin yang dibangun berdasarkan konsep permissive. Menurut konsep ini, peserta didik haruslah diberikan kebebasan seluas-luasnya di dalam kelas. Tata tertib atau aturan-aturan di kelas dilonggarkan dan tidak perlu mengikat peserta didik. Peserta didik dibiarkan berbuat apa saja sepanjang itu menurutnya baik. Dengan demikian, konsep permissive

ini berlawanan dengan konsep otoritarian.

Ketiga, disiplin yang dibangun berdasarkan konsep kebebasan yang terkendali atau kebebasan yang bertanggung jawab. Disipln demikian

15

memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk berbuat apa saja, tetapi konsekuensi dari perbuatan itu haruslah ia tanggung. Konsep ini merupakan konvergensi dari konsep otoritarium dan

permissive.

Menurut konsep kebebasan terkendali ini, peserta didik memanglah diberikan kebebasan, tetapi peserta didik tidak diperbolehkan mengalahgunakan kebebasan tersebut karena tidak ada kebebasan yang mutlak di dunia ini, termasuk di Negara liberal sekalipun. Ada batas-batas tertentu yang harus diikuti oleh seseorang dalam kerangka kehidupan bermasyarakat termasuk juga kehidupan bermasyarakat dalam setting kelas. Kebebasan jenis ketiga ini juga umumnya disamakan dengan istilah kebebasan terbimbing.

Pada intinya kedisiplinan terdiri dari dua aspek yaitu aspek (keadaan) mental dan aspek tingkah laku atau perbuatan. Keadaan mental berkaitan dengan kesadaran untuk mematuhi peraturan yang berlaku. Dengan demikian kedisiplinan menjadi suatu kekuatan dalam diri seseorang yang menyebabkan ia dapat menyesuaikan diri dengan sadar dan sukarela kepada peraturan kelompok. Jadi kedisiplinan pada dasarnya berupa perilaku taat atau patuh pada aturan yang ditetapkan kelompoknya. Kedisiplinan ini pada awalnya berupa sikap mental atau pernyataan psikis yang akhirnya berupa perbuatan atau tingkah laku seseorang sebagai suatu kesadaran diri.

16

Dari pengertian dan pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kedisiplinan merupakan suatu keikhlasan dalam menjalankan aturan dan norma, kesadaran dalam menjalankan aturan dan norma, pengendalian diri, ketaatan dalam menjalankan aturan dan norma. Dari kesimpulan di atas akan digunakan sebagai sub variabel untuk membuat indikator- indikator yang akan digunakan untuk membuat kisi-kisi angket yang akan digunakan untuk mengungkap data tentang kedisiplinan.

Dalam dokumen KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK MIN JEJERAN. (Halaman 28-33)

Dokumen terkait