• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia

2.2.2.1. Pengertian Kepemimpinan

Ada banyak definisi mengenai kepemimpinan, tergantung pada perspektif yang digunakan. Kepemimpinan dapat didefinisikan berdasarkan penerapannya pada bidang militer, olahraga, bisnis, pendidikan, industri, dan bidang-bidang lainnya. Robbins (2001: 15) mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok anggota agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Gibson et.al (2001: 364) memberikan definisi kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi motivasi atau kompetensi individu- individu lainnya dalam suatu kelompok.

Dalam organisasi, pemimpin sangat dibutuhkan untuk menjalankan fungsi-fungsi manajemen, seperti yang dikatakan oleh Hendri Fayol dan dituliskan kembali oleh Handoko (2002: 21), yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pemberian perintah dan pengawasan. Besarnya tugas dan tanggung jawab pemimpin dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen ini menuntut profesionalisme atau kecakapan memimpin yang benar-benar dapat diandalkan agar tujuan organisasi dapat tercapai.

Berdasarkan teori manajemen, ada beberapa definisi atau pengertian kepemimpinan. Menurut George (2001: 364), pengertian kepemimpinan adalah : “Leadership is an interaction between members of influense by one member of a group over other members, to help the group archieve its goals”. Artinya kepemimpinan itu adalah hubungan beberapa anggota organisasi yang terjadi

karena pengaruh seorang anggota terhadap yang lainnya untuk mencapai tujuan akhir perusahaan.

Stoner (2001: 161) mempunyai pendapat yang lebih rinci tentang kepemimpinan. Dia mengatakan bahwa, “Kepemimpinan manajerial merupakan suatu proses yang bukan hanya mengarahkan tetapi juga mempengaruhi aktivitas-aktivitas anggota kelompok yang berhubungan dengan tugas”. Berdasarkan pengertian ini timbul empat aspek yang penting :

1. Kepemimpinan harus melibatkan orang lain

2. Kepemimpinan melibatkan distribusi kekuasaan yang tidak sama antara pemimpin dengan anggota-anggotanya.

3. Pemimpin tidak hanya memberikan pengarahan kepada bawahannya tetapi juga dapat menggunakan pengaruh, dengan kata lain pemimpin tidak hanya memberikan instruksi-instruksi yang seharusnya dikerjakan bawahannya, tetapi juga harus bisa mempengaruhi bawahan untuk melaksanakan instruksi-instruksinya.

4. Kepemimpinan berhubungan dengan moral karena menyangkut nilai-nilai dan persyaratan bahwa para pengikut diberi cukup pengetahuan mengenai alternatif agar dapat membuat pilihan yang diperkaryawanbangkan jika tiba saatnya untuk memberikan tanggapan usulan pemimpin dalam memimpin bawahan.

Gibson (2001: 263) menyatakan bahwa: “Kepemimpinan adalah suatu usaha untuk mempengaruhi individu- individu (interpersonal) dengan melewati proses komunikasi, untuk mencapai sesuatu atau beberapa tujuan”. Schermerhon,

Jr. dkk (2001: 461) mengungkapkan kepemimpinan dalam dua bentuk yaitu kepemimpinan formal dan kepemimpinan informal. Kepemimpinan formal digunakan oleh orang-orang yang ditunjuk atau dipilih untuk menduduki posisi kew¢nangan formal dalam organisasi. Sedangkan kepemimpinan informal digunakan oleh orang-orang yang menjadi berpengaruh karena mereka mempunyai keahlian khusus yang dapat memenuhi kebutuhan orang lain. Kepemimpinan informal ini juga berlaku bagi tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam masyarakat.

Menurut Hersey dan Blanchard (2002: 3), konsep kepemimpinan sebenarnya mempunyai dimensi yang lebih luas dibandingkan dengan konsep manajemen. Manajemen dapat dipandang sebagai bentuk khusus kepemimpinan dimana yang terpenting adalah mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan, sedangkan kepemimpinan itu sendiri bisa terjadi setiap saat seorang berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau sekelompok orang apapun alasannya.

Thoha (2000: 8) menulis perbedaan antara kepemimpinan dan manajemen dengan mengatakan bahwa pada hakekatnya kepemimpinan mempunyai arti yang lebih luas dibandingkan dengan manajemen. Manajemen merupakan jenis pemikiran khusus dari kepemimpinan dalam usahanya mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian kepemimpinan bisa saja dilakukan untuk mencapai tujuan seseorang atau kelompok dan bisa juga tidak. Kepemimpinan tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan atau tata krama Birokrasi. Kepemimpinan tidak harus diikat dalam satu organisasi, melainkan bisa terjadi dimana saja, asalkan

menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilakuperilaku orang lain untuk mencapai suatu tujuan. Bila kepemimpinan dibatasi dalam suatu organisasi tertentu, maka dapat dinamakan manajemen.

Dari semua penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa pengertian yang terkandung dalam kepemimpinan sangat bermanfaat untuk menjalankan manajemen. Dengan melakukan kepemimpinan yang baik, seorang manajer akan lebih mudah dalam menjalankan tugas-tugas manajemen yang dibebankan kepadanya.

Secara umum seorang pemimpin yang baik harus memiliki beberapa karakteristik berikut :

1. Tanggung jawab yang seimbang

Keseimbangan disini adalah antara tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang yang harus melaksanakan pekerjaan tersebut

2. Model peranan yang positif

Peranan adalah tanggung jawab, perilaku atau prestasi yang diharapkan dari seseorang yang memiliki posisi khusus tertentu. Oleh karena itu seorang pemimpin yang baik harus dapat dijadikan panutan dan contoh bawahannya. Mereka melakukan apa yang diharapkan dari karyawannya, misalnya ia mengharapkan karyawannya untuk tepat waktu, maka pemimpin tersebut harus bersikap tepat waktu dalam memenuhi janji atau melaksanakan tugasnya.

3. Memiliki keterampilan komunikasi yang baik

Pemimpin yang baik harus bisa menyampaikan ide-idenya secara ringkas dan jelas, serta dengan cara yang tepat.

4. Memiliki pengaruh positif

Pemimpin yang baik memiliki pengaruh terhadap karyawannya dan menggunakan pengaruh tersebut untuk hal-hal yang positif. Pengaruh adalah seni menggunakan kekuasaan untuk menggerakkan atau mengubah pandangan orang lain ke arah suatu tujuan atau sudut pandang tertentu.

5. Mempunyai kemampuan untuk meyakinkan orang lain

Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang dapat menggunakan keterampilan komunikasi dan pengaruhnya untuk meyakinkan orang lain akan sudut pandangnya serta mengarahkan mereka pada tanggung jawab total terhadap sudut pandang tersebut.

Di samping memiliki karakteristik sebagaimana telah dijelaskan di atas, seorang pemimpin yang baik harus dapat memainkan peranan penting dalam melakukan tiga hal berikut, yaitu (Thoha, 2000: 12):

1. Mengatasi penolakan terhadap perubahan.

Orang-orang yang memiliki posisi manajemen seringkali berusaha mengatasi hal ini dengan menggunakan kekuasaan (power) dan kendali. Akan tetapi pemimpin mengatasi penolakan dengan menciptakan komitmen total secara sukarela terhadap tujuan dan nilai-nilai bersama.

2. Menjadi perantara bagi kebutuhan kelompok-kelompok di dalam dan di luar organisasi.

Bila terjadi konflik kepentingan antara perusahaan dengan salah satu pemasoknya, maka pemimpin harus dapat menemukan cara mengatasinya tanpa merugikan salah satu pihak.

3. Membentuk kerangka etis yang menjadi dasar operasi setiap karyawan dan perusahaan secara keseluruhan.

Kerangka etis ini dapat diwujudkan dengan cara : a. Memberikan contoh perilaku etis.

b. Memilih orang-orang yang berperilaku etis sebagai anggota tim. c. Mengkomunikasikan tujuan organisasi.

d. Memperkuat perilaku yang sesuai di dalam dan di luar organisasi. e. Menyampaikan posisi-posisi etis, secara internal dan eksternal.

Kepemimpinan bukanlah fungsi dari kharisma. Oleh karena itu seseorang tidak bisa hanya mengandalkan kharisma yang ia miliki semata dalam usaha memimpin suatu kelompok tertentu. Bila seorang pemimpin mencoba menggunakan citra dan kharismanya semata untuk memimpin suatu organisasi, maka ia bukanlah pemimpin, tetapi misleader.

Dokumen terkait