• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Kerjasama

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:554), kerjasama diartikan sebagai kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama. Black’s Law Dictionary (dalam Zulkifli, 2012:21) memiliki makna kerjasama yaitu “an association of individuals who join together for a

common benefit. Sedangkan menurut Merriam Webster Dictionary (dalam

Zulkifli, 2012:21-22): 1) the action of cooperating: common effort. 2) association of

persons of common benefit. Cooperative: 1. to act or work with another or other;

act together. 2. to associate with another or other for mutual benefit.

Poerwadarminta (dalam Marthina, 2006:21) berpendapat bahwa perbuatan bantu membantu yang dilakukan secara bersama-sama ialah kerjasama. Tilman (dalam Marthina, 2006:21) mengatakan bahwa kerjasama yaitu saling membantu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Menurut Soerjono Soekanto (1990:79) kerjasama merupakan suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Lie (2002:28) kerjasama merupakan hal yang sangat penting dan diperlukan dalam kelangsungan hidup manusia. Tanpa kerja sama, tidak akan ada individu, keluarga, organisasi, atau sekolah. Dalam proses

11

pembelajaran yang melibatkan siswa, Huda (2011:24-25) menjelaskan bahwa ketika siswa bekerjasama untuk menyelesaikan tugas kelompok, mereka memberikan dorongan, anjuran, dan informasi pada teman sekelompoknya yang membutuhkan bantuan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kerjasama merupakan suatu usaha bersama untuk menyelesaikan suatu tugas kelompok dan saling memberikan dorongan, anjuran, informasi dan bantuan lainnya pada sesama teman kelompoknya sehingga tercapai suatu tujuan bersama.

Biasanya kerjasama dilakukan dalam diskusi kelompok dengan cara saling bertukar pikiran, sebab sebagai makhluk sosial, kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting. Rasa solidaritas dibutuhkan untuk mencapai tujuan bersama dalam membahas dan menyelesaikan suatu permasalahan. Oleh sebab itu, dalam tiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama dalam mencapai tujuan bersama.

Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa biasanya diminta untuk berkelompok untuk bekerjasama dalam menemukan atau memecahkan suatu permasalahan. Kegiatan ini biasanya disebut dengan diskusi kelompok. Di dalam diskusi kelompok tersebut, siswa saling bertukar pikiran. Pertukaran pikiran dapat dikatakan sebagai diskusi yang baik, jika memenuhi kriteria sebagai berikut. Pertama, terdapat topik yang akan dibicarakan. Kedua, terdapat peserta diskusi yang terlibat. Ketiga, adanya kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Keempat, adanya komunikasi antaranggota kelompok secara informal dalam bertukar pikiran. Kelima, proses diskusi harus sistematis. Yang terakhir,

perolehan kesimpulan secara bersama-bersama. Jika setiap anggota kelompok dapat bertanggungjawab dengan tugas masing-masing dan mempunyai kemauan untuk bekerjasama, maka diskusi dapat berjalan dengan baik. Menurut Tarigan (1997:721) terdapat beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam bekerjasama dan berpartisipasi sebagai anggota kelompok. Berikut adalah unsur-unsur dalam bekerjasama:

1. Setiap anggota kelompok harus mampu bekerjasama dalam menguasai masalah yang didiskusikan

2. Setiap anggota kelompok bersedia mendengarkan pembicaraan dengan penuh perhatian.

3. Setiap anggota kelompok harus mampu menunjukkan solidaritas dan partisipasi yang tinggi. Sikap emosional dan berprasangka tidak baik harus dihindarkan.

4. Setiap anggota kelompok harus dapat menangkap dan mencatat gagasan utama dari si pembicara.

5. Setiap anggota kelompok harus dapat membuat beberapa usulan dan sugesti meminta pendapat atau informasi sebanyak mungkin dari si pembicara. 6. Setiap anggota kelompok bersedia mengajukan keberatan terhadap pendapat

orang lain dengan mengemukakan argumentasi yang lebih meyakinkan. Hal ini tidak berarti menentang pendapat orang lain.

7. Masing-masing anggota kelompok ikut membantu menyimpulkan hasil diskusi.

Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam merancang kegiatan diskusi menurut Mulyasa (2008:117) adalah sebagai berikut.

1) Menyiapkan tujuan dan masalah yang akan dijadikan topik diskusi. 2) Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk diskusi.

3) Peranan-peranan peserta diskusi dalam berdiskusi disusun sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilakukan.

4) Guru memberi pengarahan secukupnya kepada peserta diskusi agar melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan diskusi.

5) Menciptakan suasana yang kondusif sehingga peserta diskusi dapat mengemukakan pendapat secara bebas untuk memecahkan masalah yang didiskusikan.

6) Guru harus memberikan kesempatan kepada peserta diskusi secara merata agar diskusi tidak didominasi oleh beberapa orang saja.

7) Penyelenggaraan diskusi disesuaikan dengan waktu yang tersedia.

8) Guru harus menyadari perannya dalam diskusi yaitu sebagai fasilitator, pengawas, pembimbing, maupun sebagai evaluator dalam kegiatan diskusi. 9) Mengakhiri diskusi dengan mengambil kesimpulan dari masalah yang telah

dibicarakan. Kesimpulan sebaiknya berasal dari peserta diskusi.

Apabila unsur-unsur tersebut dikolaborasikan dengan ketentuan langkah-langkah diskusi yang efektif maka dapat disimpulkan beberapa aspek kemampuan kerjasama dalam diskusi. Aspek kerjasama tersebut terdapat di dalam model pembelajaran kooperatif. Roger dan David Johnson (dalam Lie, 2002:30)

berpendapat bahwa di dalam metode kooperatif terdapat lima aspek yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut.

Pertama, siswa memiliki sikap saling ketergantungan positif, dengan meliputi beberapa aspek seperti kemampuan siswa menjalin hubungan sosial yang bersifat membangun, adanya pemerataan tugas kelompok, dan kemampuan siswa untuk bekerjasama dalam meraih tujuan bersama.

Kedua, metode kooperatif menuntut adanya tanggung jawab perseorangan dalam diri masing-masing siswa. Tanggung jawab perseorangan ini meliputi aspek-aspek seperti kemampuan siswa menjalankan tugas yang baik dalam kelompok, siswa yang menunjukkan solidaritas dan partisipasi aktif dalam diskusi, dan kemampuan siswa menghasilkan ketepatan jawaban sesuai dengan tugas.

Ketiga, tatap muka dengan anggota kelompok, di mana kemampuan siswa bertukar pendapat antaranggota kelompok dan kemampuan siswa untuk saling melengkapi pendapat anggota kelompok.

Keempat, adanya komunikasi antaranggota kelompok. Komunikasi antaranggota kelompok meliputi beberapa aspek berikut. Kemampuan siswa bersedia mendengarkan pendapat anggota kelompok, kemampuan siswa berani menyampaikan pendapat dan mampu memberikan masukan.

Kelima, evaluasi proses kelompok dengan meliputi beberapa aspek sebagai berikut. Kemampuan siswa menjalankan proses kelompok dengan baik, anggota kelompok yang memiliki kesetiaan terhadap orientasi tujuan, siswa

mampu bertanggung jawab terhadap terciptanya tujuan, dan kemampuan siswa memanfaatkan waktu dengan efektif.

2.1.1.1 Indikator Kerjasama

Isjoni (2010:65) berpendapat bahwa dalam pembelajaran yang menekankan pada prinsip kerjasama, siswa harus memiliki keterampilan khusus yang disebut juga keterampilan kooperatif. Fungsi dari keterampilan kooperatif ini yaitu untuk memperlancar hubungan kerja dan tugas (kerjasama siswa dalam kelompok). Keterampilan-keterampilan kooperatif tersebut dikemukakan oleh Lungdren (dalam Isjoni, 2010:65-66) sebagai berikut:

1. Menyamakan pendapat dalam suatu kelompok sehingga mencapai suatu kesepakatan bersama yang berguna untuk meningkatkan hubungan kerja 2. Menghargai kontribusi setiap anggota dalam suatu kelompok, sehingga

tidak anggota yang merasa tidak dianggap

3. Mengambil giliran dan berbagi tugas. Hal ini berarti setiap anggota kelompok bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas atau tanggung jawab tertentu dalam kelompok

4. Berada dalam kelompok selama kegiatan kelompok berlangsung

5. Mengerjakan tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya agar tugas dapat diselesaikan tepat waktu

6. Mendorong siswa lain untuk berbicara dan berpartisipasi terhadap tugas 7. Menyelesaikan tugas tepat waktu

2.1.2 Prestasi Belajar

Dokumen terkait