• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI)

5. Vitamin dan Mineral

2.5 Pengertian Kolostrum

Kolostrum (susu awal) adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama setelah kelahiran bayi, berwarna kekuning-kuningan dan lebih kental, karena mengandung banyak vitamin A, protein dan zat kekebalan yang penting untuk melindungi bayi dari penyakit infeksi. Kolostrum juga mengandung vitamin A, E dan K serta beberapa mineral seperti natrium dan Zn (Depkes RI, 2005).

2.5.1 Manfaat Kolostrum

Menurut Depkes RI (2005), manfaat kolostrum adalah :

1. Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama (IgA) untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi khususnya diare.

2. Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi, karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama setelah kelahiran.

3. Jumlah kolostrum yang diproduksi, bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran, walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu, harus diberikan kepada bayi. 4. Kolostrum membantu pengeluaran mekonium, yaitu kotoran bayi yang

pertama berwarna hitam kehijauan. 2.6 Pengertian Menyusui

Menyusui adalah suatu cara yang tidak ada duanya dalam memberikan makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta mempunyai pengaruh biologis dan kejiwaan yang unik terhadap kesehatan ibu dan bayi (http://WHO.org).

2.6.1 Tindakan Menyusui

Menurut Sri (2004), kegiatan ibu menyusui meliputi :

1. Pilih posisi yang paling nyaman untuk menyusui. Siapkan peralatan, seperti

kapas, air hangat, handuk kecil yang bersih atau tisu, bantal untuk penompang bayi, selimut kecil.

2. Baringkan bayi diatas bantal dengan baik, sehingga posisi bayi saling berhadapan dengan ibu. Perut ibu berhadapan dan bersentuhan dengan perut bayi, perhatikan kepala agar tidak terjadi pemuntiran leher dan punggung bayi harus tidak membungkuk.

3. Mula-mula massase payudara dan keluarkan sedikit ASI untuk membasahi puting susu, tujuannya menjaga kelembapan puting, kemudian oleskan puting susu ibu ke bibir bayi untuk merangsang refleksi hisap bayi.

4. Topang payudara dengan tangan kiri atau tangan kanan dan empat jari menahan bagian bawah areola mamae sampai bayi membuka mulutnya.

5. Setelah bayi siap menyusu, masukkan puting susu sampai daerah areola mamae masuk ke mulut bayi. Pastikan bayi menghisap dengan benar dan biarkan bayi bersandar ke arah ibu, jaga agar posisi kepala tidak menggantung, karena kondisi ini akan menyebabkan bayi sulit menyusui dengan benar. Saat menghisap akan sering terlepas karena tidak ada tahanan pada kepala, mulut bayi tidak tertekan pada payudara ibu.

6. Pertahankan posisi bayi yang tepat dan nyaman, sehingga memungkinkan bayi dapat menghisap dengan benar. ASI keluar dengan lancar dan puting susu ibu tidak lecet. Bila posisi tidak benar dan puting susu ibu lecet akan menjadi pintu masuk kuman yang membahayakan ibu dan bayi.

7. Susui bayi selama ia mau dan berikan ASI secara bergantian pada kedua payudara, sehingga mempertahankan ASI tetap diproduksi seimbang pada kedua payudara.

8. Bila menghadapi masalah, segera cari bantuan petugas yang memahami tatalaksana ASI, sehingga segera mendapatkan pemecahannya karena bila produksi ASI mengalami penekanan, produksinya akan segera berhenti dan sulit untuk dirangsang kembali.

9. Setelah menyusui, bila bayi tidak tidur, sendawakan bayi dengan meletakkan bayi telungkup kemudian punggungnya di tepuk-tepuk secara perlahan atau bayi ditidurkan telungkup di pangkuan dan tepuk punggung bayi.

2.6.2 Kebaikan ASI dan Menyusui.

ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai berikut: 1) ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis,

mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.

2) ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan. Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat yang bermafaat untuk:

a. Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.

b. Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin.

c. Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat.

d. Memudahkan penyerahan herbagai jenis mineral, seperti calsium, magnesium.

3) ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.

4) ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi.

5) Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayi. Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu:

a. Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan kehidupan kepada bayinya.

b. Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak.

c. Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil.

d. Mempercepat berhentinya pendarahan post partum.

e. Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberpa bulan (menjarangkan kehamilan).

f. Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang. 2.6.3 Sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui

1. Mempunyai kebijakan tertulis tentang menyusui yang secara rutin disampaikan kepada semua staf pelayanan kesehatan untuk diketahui,

2. Melatih semua staf pelayanan kesehatan dengan keterampilan yang diperlukan untuk menerapkan dan melaksanakan kebijakan tersebut,

3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat dan penatalaksanaan menyusui,

4. Membantu ibu-ibu untuk mulai menyusui bayinya dalam waktu 30 menit setelah melahirkan,

5. Memperlihatkan kepada ibu-ibu cara menyusui dan mempertahankannya sekalipun saat ibu berpisah dengan bayinya,

6. Tidak memberikan makanan ataupun minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir, kecuali bila ada indikasi medis,

7. Melaksanakan rawat gabung memungkinkan/mengizinkan ibu dan anak untuk selalu bersama selama 24 jam,

8. Mendukung ibu agar dapat memberi ASI sesuai dengan keinginan dan kebutuhan bayi (on-demand),

9. Tidak memberikan dot atau kempeng pada bayi yang sedang menyusui, 10.Membentuk kelompok pendukung menyusui dan menganjurkan ibu-ibu yang

pulang dari rumah sakit atau klinik selalu berhubungan ke kelompok tersebut ( Rina, 2012)

Dokumen terkait