• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Program ASI Eksklusif dan Peran Petugas KIA di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Durian Kec. Aek Natas Kabupaten Labuhanbatu Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Implementasi Program ASI Eksklusif dan Peran Petugas KIA di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Durian Kec. Aek Natas Kabupaten Labuhanbatu Utara"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PROGRAM ASI EKSKLUSIF dan PERAN PETUGAS KIA di WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDAR DURIAN

KEC. AEK NATAS KABUPATEN LABUHANBATU UTARA

SKRIPSI

Oleh:

DAHLIA ROMINCE DAMANIK NIM: 091000170

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Implementasi Program ASI Eksklusif dan Peran Petugas KIA di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Durian Kec. Aek Natas Kabupaten

Labuhanbatu Utara

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH :

DAHLIA ROMINCE DAMANIK NIM. 091000170

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Implementasi Program ASI Eksklusif dan Peran Petugas

KIA di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Durian, Kec.

Aek Natas

Nama : Dahlia Romince Damanik

Nomor Induk Mahasiswa : 091000170

Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat

Peminatan : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Tanggal Lulus : 24 Oktober 2013

Disahkan Oleh

Komisi Pembimbing

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Juanita, SE, M.Kes dr. Fauzi, SKM

(4)

ABSTRAK

ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa cairan atau makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral atau obat dalam bentuk tetes atau sirup sampai usia 6 bulan. Setelah enam bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberikan ASI sampai bayi berumur dua tahun. ASI mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi. faktor pembentukan sel-sel otak terutama DHA dalam kadar tinggi. Fakta-fakta ilmiah membuktikan, bayi dapat tumbuh lebih sehat dan cerdas bila diberi air susu ibu (ASI) secara eksklusif pada 4 - 6 bulan pertama kehidupannya.

Petugas KIA yang seharusnya memberikan penyuluhan tentang ASI eksklusif kepada ibu-ibu yang mempunyai bayi, tapi kenyataannya banyak petugas yang masih memiliki pengetahuan yang kurang tentang pentingnya pemberian ASI yang pertama kali keluar (kolostrum) walaupun jumlahnya sedikit, selanjutnya pengetahuan yang kurang tentang komposisi ASI dan belum dilatih tentang konseling menyusui dan kurangnya promosi ASI Eksklusif.

Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif dengan pendekatan kualitatif (explanatory research). Penelitian ini menggunakan tehnik pengumpulan data dengan wawancara mendalam (indeepth interview) terhadap 9 orang informan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa masih banyak ibu yang belum mengetahui apa itu ASI eksklusif dan mengapa harus 6 bulan pemberiannya. Dapat dilihat juga bahwa pengimplementasiannya masih sangat kurang dirasakan, karena petugas KIA dari puskesmas hanya melakukan penyuluhan di posyandu yang dilaksanakan tiap bulannya dan menurut beberapa informan bahwa terkadang petugas lupa menyampaikan bahwa bayi usia dibawah 6 bulan jangan diberi susu formula atau bahkan makanan tambahaan, jadi masih banyak ibu yang tidak mengetahui hal tersebut.

Implementasi program ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas Bandar Durian belum berjalan dengan maksimal antara lain juga disebabkan karena belum adanya aturan tertulis tentang pemberian ASI eksklusif dan diberi sanksi yang tegas bagi pelanggarnya.

(5)

ABSTRACT

Exclusive Breastfeeding is giving only breastfeeding without any liquids or solids except for vitamins , mineral or medicines in the form of drops or syrups until the age of 6 months . After six months , babies begin to be introduced to other foods and still be breastfed up to two years old baby . Breastfeeding contains high -quality nutrients that are useful for the growth and development of intelligence baby. faktor formation of brain cells , especially high levels of DHA. Scientific facts prove , babies can grow up healthy and intelligent when given exclusive breastfeeding at 4-6 months of life .

KIA officer who was supposed to provide education on exclusive breastfeeding to mothers who have a baby , but in reality, many officers still have less knowledge about the importance of breastfeeding is the first time out ( colostrum ) eventhough little , then less knowledge about the composition of breastfeeding and have not been trained in breastfeeding counseling and lack of promotion of exclusive breastfeeding .

This study is a descriptive survey study with a qualitative approach ( explanatory research ). This study uses data collection techniques with in-depth interviews ( indeepth interview) to 9 informant .

The results showed that there are many mothers who do not know what it is and why it should be exclusively breastfed 6 months. We also see that the implementation is lacking is felt , because KIA officer of health centers do outreach in posyandu just held each month and, according to some informants that officers sometimes forget that infants under 6 months of age should not be given milk formula or even food , so still many mothers who do not know about it Exclusive breastfeeding program implementation in the region of Bandar Durian clinic has not maximal , among others also due to the absence of written rules on exclusive breast feeding and given the tough sanctions for violators .

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP IDENTITAS

Nama : Dahlia Romince Damanik

Tempat/ Tanggal Lahir : Aek Pamingke, 3 Maret 1991 Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke- : 5 dari 6 bersaudara

Nama Ayah : Musing Damanik

Nama Ibu : Derma Br Siahaan

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat : Jalan Jamin Ginting, Nomor 549 Pasar II, Padang Bulan Medan

Riwayat Pendidikan : 1. Tahun 1997-2003 : SD Inpres No. 117504 Aek Pamingke

2. Tahun 2003-2006 : SMP Negeri 1 Aek Natas 3. Tahun 2006-2009 : SMA Negeri 3 Rantau Prapat

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: ”Implementasi Program ASI Eksklusif dan Peran Petugas KIA di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Durian Kec. Aek Natas Kabupaten Labuhanbatu Utara.” Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk menyelesaikan pendidikan tingkat strata 1 dan memperoleh gelar Sarjana di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara .

2. Bapak dr. Heldy B.Z, MPH selaku Ketua Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) FKM USU dan sebagai dosen penguji I yang telah memberikan masukan untuk membantu penulis memaksimalkan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Juanita, SE, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I dan Ketua Penguji yang penuh kesabaran telah memberikan waktu serta bimbingan, pengarahan, masukan serta motivasi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

(8)

5. Ibu Siti Khadijah Nst, SKM, M.Kes selaku dosen penguji II yang telah memberikan masukan untuk membantu penulis memaksimalkan penulisan skripsi ini.

6. Ibu Arfah Mardiana Lubis, M.Psi selaku Dosen Pembimbing Akademik (DPA) yang telah membimbing penulis mulai dari awal perkuliahan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara khususnya staf edukatif dan non edukatif Departemen AKK yang telah banyak memberikan bantuan selama penulis menjalani pendidikan di FKM USU.

8. Bapak kepala desa dan kepala puskesmas Bandar Durian yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

9. Teristimewa kepada kedua orangtua yang sangat saya kasihi, Musing Damanik dan Derma Br Siahaan, Ma.Pd yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil dengan penuh kasih sayang dan yang tidak pernah lelah untuk selalu memotivasi dan mendoakan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

(9)

11.Kelompok kecil “Boanerges” (Kak Lusi, Henny, Ira, Meity, dan Delvi), adik

-adik “Jubilate” (Dian, Jane, nenti, Roma, Dewi, dan Irma) yang selalu

memberi dukungan, memotivasi serta mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Mereka yang bukan keluarga namun seperti saudari bagi Saya selama di

Medan ”ZV” (Bian, Sonde, Morry, Manda, Indri, Wati, Henny, Tina dan

Adri) yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini serta memberikan semangat dan telah berbagi suka dan duka selama belajar di FKM USU.

13.Sangara Junaeidy Sitorus yang selalu bersedia mendengar keluhan penulis dan memberikan semangat dalam dalam penulisan skripsi ini.

14.Buat ”Kosment” (Vinny, Sally, putri, Irma, Adi, Kardo) dan Sinur yang tetap memotivasi , mendukung dan mau menjadi tempat curhat penulis.

15.Teman- teman PBL (Kak Maya, Intan, Kak Siti, Kak Uya, Kak Dina ) yang telah menjadi teman berbagi cerita bersama.

Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan serta masih diperlukan penyempurnaan, hal ini tidak terlepas dari keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.

Medan, oktober 2013 Penulis

(10)

DAFTAR ISI

2.6.3. Sepuluh Langkah Menujuu Keberhasilan Menyusui ... 22

2.7. Kebijakan-Kebijakan Sehubungan Pemberian ASI Eksklusif ... 23

2.8. Puskesmas ... 24

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

3.3. Informan ... 31

(11)

3.5. Definisi Operasional... 32

3.6. Instrumen Penelitian... 33

3.7. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 34

4.1. Gambaran umum lokasi penelitian ... 34

4.1.6. Data sarana kesehatan ... 37

4.1.7. Daftar tenaga kesehatan puskesmas ... 38

4.2. Karakteristik Informan ... 38

4.3. Hasil Wawancara Mengenai Implementasi Program ASI Eksklusif dan Peran Petugas KIA di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Durian ... 39

4.3.1 Implementasi Program ASI Eksklusif dan Peran Petugas KIA .. 39

BAB V PEMBAHASAN ... 50

5.1 Organisasi ... 50

5.2 Interpretasi... 54

5.3 Penerapan ... 55

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 59

6.1 Kesimpulan ... 59

6.2 Saran ... 60 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN :

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Berfikir ... .. 30

Gambar 4.1.2 Grafik distribusi Penduduk ... .. 35

Gambar 4.1.3 Grafik Perbandingan Luas Wilayah ... .. 35

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.1 Jumlah penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Durian... 34

Tabel 4.1.4 Distribusi Penyebaran Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 36

Tabel 4.1.6 Data Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas ... 37

Tabel 4.2 Deskripsi Informan ... 39

Tabel 4.3.1.1 Pernyataan informan mengenai pemeriksaan kehamilan ke pelayanan kesehatan ... 39

Tabel 4.3.1.2 Pernyataan informan mengenai asupan gizi mereka selama hamil dan sebelum kehamilan ... 41

Tabel 4.3.1.3 Pernyataan iinforman tentang alasan memilih penolong persalinan dan apakah bayi langsung disusui setelah lahir ... 42

Tabel 4.3.1.4 Pernyataan informan mengenai sampai usia berapa bayi tetap menyusu dan sejak kapan bayi dikasih makanan tambahan ... 44

Tabel 4.3.1.5 Pernyataan informan mengenai pendapat orangtua/mertua tentang pemberian ASI saja sampai bayi usia 6 bulan dan siapa yang menjaga bayi ... 45

Tabel 4.3.1.6 Peryataan informan mengenai apa saja yang diberikan kepada bayi saat sakit ... 47

Tabel 4.3.1.7 Pernyataan informan tentang program ASI eksklusif di puskesmas dan apa yang sudah dikerjakan ... 47

Tabel 4.3.1.8 Pernyataan informan tentang cara yang efektif untuk mempromosikan ASI eksklusif ... 48

(14)

ABSTRAK

ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa cairan atau makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral atau obat dalam bentuk tetes atau sirup sampai usia 6 bulan. Setelah enam bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberikan ASI sampai bayi berumur dua tahun. ASI mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi. faktor pembentukan sel-sel otak terutama DHA dalam kadar tinggi. Fakta-fakta ilmiah membuktikan, bayi dapat tumbuh lebih sehat dan cerdas bila diberi air susu ibu (ASI) secara eksklusif pada 4 - 6 bulan pertama kehidupannya.

Petugas KIA yang seharusnya memberikan penyuluhan tentang ASI eksklusif kepada ibu-ibu yang mempunyai bayi, tapi kenyataannya banyak petugas yang masih memiliki pengetahuan yang kurang tentang pentingnya pemberian ASI yang pertama kali keluar (kolostrum) walaupun jumlahnya sedikit, selanjutnya pengetahuan yang kurang tentang komposisi ASI dan belum dilatih tentang konseling menyusui dan kurangnya promosi ASI Eksklusif.

Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif dengan pendekatan kualitatif (explanatory research). Penelitian ini menggunakan tehnik pengumpulan data dengan wawancara mendalam (indeepth interview) terhadap 9 orang informan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa masih banyak ibu yang belum mengetahui apa itu ASI eksklusif dan mengapa harus 6 bulan pemberiannya. Dapat dilihat juga bahwa pengimplementasiannya masih sangat kurang dirasakan, karena petugas KIA dari puskesmas hanya melakukan penyuluhan di posyandu yang dilaksanakan tiap bulannya dan menurut beberapa informan bahwa terkadang petugas lupa menyampaikan bahwa bayi usia dibawah 6 bulan jangan diberi susu formula atau bahkan makanan tambahaan, jadi masih banyak ibu yang tidak mengetahui hal tersebut.

Implementasi program ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas Bandar Durian belum berjalan dengan maksimal antara lain juga disebabkan karena belum adanya aturan tertulis tentang pemberian ASI eksklusif dan diberi sanksi yang tegas bagi pelanggarnya.

(15)

ABSTRACT

Exclusive Breastfeeding is giving only breastfeeding without any liquids or solids except for vitamins , mineral or medicines in the form of drops or syrups until the age of 6 months . After six months , babies begin to be introduced to other foods and still be breastfed up to two years old baby . Breastfeeding contains high -quality nutrients that are useful for the growth and development of intelligence baby. faktor formation of brain cells , especially high levels of DHA. Scientific facts prove , babies can grow up healthy and intelligent when given exclusive breastfeeding at 4-6 months of life .

KIA officer who was supposed to provide education on exclusive breastfeeding to mothers who have a baby , but in reality, many officers still have less knowledge about the importance of breastfeeding is the first time out ( colostrum ) eventhough little , then less knowledge about the composition of breastfeeding and have not been trained in breastfeeding counseling and lack of promotion of exclusive breastfeeding .

This study is a descriptive survey study with a qualitative approach ( explanatory research ). This study uses data collection techniques with in-depth interviews ( indeepth interview) to 9 informant .

The results showed that there are many mothers who do not know what it is and why it should be exclusively breastfed 6 months. We also see that the implementation is lacking is felt , because KIA officer of health centers do outreach in posyandu just held each month and, according to some informants that officers sometimes forget that infants under 6 months of age should not be given milk formula or even food , so still many mothers who do not know about it Exclusive breastfeeding program implementation in the region of Bandar Durian clinic has not maximal , among others also due to the absence of written rules on exclusive breast feeding and given the tough sanctions for violators .

(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dimulai sejak masa kehamilan, bayi, anak sekolah, remaja, dewasa, sampai usia lanjut. Setiap tahap dari siklus tersebut, manusia menghadapi masalah gizi yang berbeda-beda yang harus diatasi dengan cepat dan tepat waktu. Salah satu upaya untuk memperoleh tumbuh kembang yang baik adalah dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan, kemudian pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berumur 24 bulan.

(17)

Praktek pemberian ASI di negara berkembang telah berhasil menyelamatkan sekitar 1,5 juta bayi per tahun dari kematian dan kesakitan. Atas dasar tersebut World

Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk hanya memberikan ASI

sampai bayi berusia 6 bulan. Setiap tahunnya lebih dari 25.000 bayi di Indonesia dan 1.3 juta bayi di seluruh dunia dapat diselamatkan dari kematian, dengan pemberian ASI eksklusif (Depkes RI, 2005). Berdasarkan penelitian WHO (2000) di enam negara berkembaang, risiko kematian bayi antara usia 9-12 bulan meningkat 40% jika bayi tersebut tidak disusui, untuk bayi berusia dibawah 2 bulan, angka kematian ini meningkat menjadi 48% (Roesli, 2008).

Menurut Suradi (2008) dalam Siti 2010 pemberian ASI secara eksklusif dapat mencegah kematian balita sebanyak 13% dan pemberian makanan pendamping ASI pada saat bayi berusia 6 bulan dengan jumlah yang tepat dapat mencegah kematian balita sebanyak 6%, sehingga pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dapat dilanjutkan dengan pemberian ASI sampai 2 tahun bersama makanan pendamping ASI yang tepat dapat mencegah kematian balita sebanyak 19%.

(18)

dilakukan pada kisaran waktu 1-6 jam setelah bayi lahir tetapi masih ada 11,1% proses mulai disusui dilakukan setelah 48 jam. Pemberian kolostrum cukup baik, dilakukan oleh 74,7% ibu kepada bayinya. Salah satu penyebab rendahnya pencapaian ASI yaitu masih rendahnya dukungan dari petugas kesehatan dalam pemberian ASI terkait karena kurangnya motivasi dalam melaksanakan tugas. Hal ini membutuhkan penanganan segera untuk peningkatan keberhasilan program ASI. Sedangkan cakupan ASI Eksklusif yang ditargetkan dalam Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) dan Strategi Nasional Program Peningkatan Cakupan Air Susu Ibu (PP-ASI) adalah sebesar 80%. Hal ini menunjukkan keadaan yang cukup memprihatinkan, sehingga perlu upaya serius dan bersifat segera ke arah yang dapat meningkatkan keberhasilan program ASI Eksklusif (Depkes RI, 2005).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 hanya ada 15,3% bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, yaitu lebih tinggi jumlahnya pada bayi laki-laki dibandingkan dengan bayi perempuan dan jumlahnya lebih tinggi di perdesaan dibandingkan di perkotaan.

Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh kembang anak yang optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasannya, maka perlu di perhatikan agar dapat terlaksana dengan benar. Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah dengan menyusui secara dini dengan posisi yang benar, teratur dan eksklusif. Sehubungan dengan hal tersebut telah ditetapkan dengan Kepmenkes RI No.450/Menkes/IV/2004 tentang Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi Indonesia (DepkesRI, 2005).

(19)

yaitu Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan ASI secara eksklusif. Selanjutnya pada pasal 128 membahas tentang ASI, yang berisi: 1) Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 bulan kecuali atas indikasi medis; 2)Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, pemerintah daerah dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan menyediakan waktu dan fasilitas khusus; 3) Menyediakan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diadakan di tempat kerja dan tempat sarana umum. Pada pasal 200 berisi peraturan yang menyatakan bahwa setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program pemberian air susu ibu eksklusif akan dipidana penjara paling lama 1 tahun dan denda paling banyak seratus juta rupiah. Sifat keputusan menteri yang berada tingkat yang rendah dalam hirarki perundangan, peraturan ini menjadi kurang mengikat dan tidak ada sanksi yang maksimal yang dapat diberikan atas pelanggaaran yang terjadi.

Upaya untuk meningkatkan cakupan ASI eksklusif telah dilaksanakan dengan langkah kegiatan manajemen laktasi yang dilakukan: 1) pada masa kehamilan dengan memberikan konseling laktasi, 2) pada saat segera setelah persalinan dengan insiasi menyusu dini, 3) pada masa neonatus dengan rawat gabung, 4) pada masa menyusui selanjutnya dengan konseling untuk tetap memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan, kecukupan gizi dan dukungan keluarga (http://cai-sl.blogspot.com)

(20)

promosi susu formula. Tapi kondisinya jika dilihat dari perilaku ibu, masih banyak yang tidak memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya dengan alasan bahwa jumlah ASI tidak mencukupi, seringkali ibu mengartikan jika bayi menangis itu berarti bayi haus atau lapar tapi sebenarnya bayi menangis bias jadi karena tidak nyaman dengan sekitarnya, atau mungkin ada hal yang mengganggunya.

(21)

Kurangnya perhatian petugas kesehatan dalam memberikan penjelasan tentang pentingnya bayi untuk memperoleh ASI Eksklusif sejak bayi dilahirkan juga menjadi penyebab rendahnya cakupan ASI eksklusif di Bandar Durian karena peranan petugas KIA sangat besar dalam pelaksanaan program ASI eksklusif .

(22)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diambil rumusan masalah dari penelitian ini yaitu bagaimana implementasi program ASI eksklusif dan peranan Petugas KIA di wilayah kerja Puskesmas Bandar Durian Kecamatan Aek Natas Kabupaten Labuhanbatu Utara.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana implementasi program ASI eksklusif dan peranan petugas KIA di wilayah kerja puskesmas Bandar Durian Kecamatan Aek Natas Kabupaten Labuhanbatu Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Labuhanbatu Utara dalam rangka meningkatkan kualitas SDM sejak dini yaitu salah satunya dengan pemberian ASI eksklusif.

2. Sebagai masukan bagi Puskesmas Bandar Durian dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan agar lebih aktif, dan juga agar mampu mengimplementasikan program ASI eksklusif dengan baik .

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI)

Secara alamiah, seorang ibu mampu menghasilkan Air Susu Ibu (ASI) segera setelah melahirkan. ASI diproduksi oleh alveoli yang merupakan bagian hulu dari pembuluh kecil air susu. ASI merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi karena mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat oleh manusia ataupun susu yang berasal dari hewan seperti susu sapi, susu kerbau, atau susu kambing. Pemberian ASI secara penuh sangat dianjurkan oleh ahli gizi diseluruh dunia. Tidak satupun susu buatan manusia (susu formula) dapat menggantikan perlindungan kekebalan tubuh seorang bayi, seperti yang diperoleh dari susu kolostrum (Diah dan Rina, 2002).

2.2 Pemberian ASI

Pemberian Air Susu Ibu memiliki banyak kelebihan bagi ibu maupun bayinya. ASI merupakan makanan yang paling cocok untuk kemampuan digestif bayi, karena bayi dapat menyerapnya dengan baik, tidak pernah sembelit, dan merasa puas. ASI juga bebas dari kuman. Pada kenyatannya ASI mengandung anti bodi sehingga bayi yang mendapatkan ASI umumnya jarang sakit dan jarang menderita alergi jika dibandingkan dengan bayi yang mengkonsumsi susu formula (Farrer, 2001).

(24)

berhasil dilaksanakan, disamping itu menyusui sendiri akan menghemat waktu dan uang (Farrer, 2001).

2.2.1 Pemberian ASI Pertama

Pemberian ASI pertama di mulai di ruang persalinan yaitu :

1. Saat terbaik bagi bayi untuk belajar menghisap pada 20-30 menit, refleks isap bayi sangat kuat.

2. Isapan pertama merangsang produksi oksitosin yang membantu menghentikan perdarahan setelah persalinan

3. Bayi mendapatkan susu jolong yang berharga

4. Jam-jam pertama adalah saat terpenting menjalin ikatan antara ibu dan bayi. 5. Menyusui segera setelah melahirkan membuat ibu mencintai dan merawat

bayinya.

6. Pemberian ASI pertama bagi bayi tidak dimaksudkan untuk pemberian makanan awal, tetapi lebih pada pengenalan (Roesli, 2001).

2.2.2 Komposisi ASI dari Hari ke hari

Menurut Roesli (2001), komposisi ASI dari hari ke hari, yaitu :

1. Kolostrum (susu jolong) - Merupakan cairan pertama yang keluar dari kelanjar payudara, dan keluar pada hari ke satu sampai hari ke empat dan ketujuh.

a) Komposisinya selalu berubah dari hari ke hari.

(25)

c) Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan datang.

d) Lebih banyak mengandung protein, sedangkan kadar karbohidrat dan lemanya lebih rendah dibandingkan ASI matur.

e) Mengandung zat anti infeksi sepuluh sampai tujuh belas kali lebih banyak dari ASI matur.

f) Volume ASI 150-300 ml/24 jam.

2. ASI Transisi (Peralihan) adalah ASI yang diproduksi pada hari keempat sampai ke tujuh, sampai hari ke sepuluh dan empat belas. Kadar protein berkurang, sedangkan kadar karbohidrat, lemak, dan volume ASI semakin meningkat

3. ASI Mature adalah ASI yang diproduksi sejak hari keempat belas dan seterusnya, komposisinya relatif konstan. Pada ibu yang sehat dan memiliki jumlah ASI yang cukup, ASI ini merupakan makanan satu-satunya yang paling baik bagi bayi sampai umur enam bulan.

2.2.3 Kandungan yang terdapat dalam ASI

Menurut Proverawati dan Rahmawati (2010), Kandungan yang terdapat dalam ASI yaitu:

1. Lemak

Kadar lemak ASI berubah-ubah secara otomatis sesuai kebutuhan kalori bayi dari hari ke hari. ASI mengandung enzim lipase pencerna lemak sehingga lemak

(26)

chainpolyunsaturated fatty acid (lemak ikatan panjang). Antara lain omega 3 (EPA dan DHA), omega 6 (AA) yang merupakan komponen penting untuk pertumbuhan otak.

2. Kolesterol

Manfaat kolesterol dalam ASI antara lain untuk meningkatkan pertumbuhan otak. Selain itu kolesterol berfungsi dalam pembentukan enzim metabolisme kolesterol. Metabolisme itu akan mengendalikan kadar kolesterol dikemudian hari sehingga mencegah serangan jantung.

3. Protein

Kandungan protein dalam ASI lebih tinggi dan lebih mudah dicerna oleh usus bayi. Selain berguna sebagai daya tahan tubuh, protein diperlukan pula untuk pertumbuhan otak.

4. Karbohidrat

Karbohidrat utama ASI adalah laktosa, barmanfaat untuk pertumbuhan otak, meningkatkan penyerapan kalsium, meningkatkan pertumbuhan bakteri usus yang baik yaitu lactobacillus bifidus, dan menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya.

5. Vitamin dan Mineral

ASI mengandung vitamin dan mineral yang lengkap. Hampir semua vitamin dan mineral dalam ASI diserap tubuh bayi. Perlu juga disadari bahwa masih banyak zat yang terkandung dalam ASI namun belum diketahui kegunaannya.

(27)

1. ASI merupakan sumber gizi sempurna

ASI mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi.faktor pembentukan sel-sel otak terutama DHA dalam kadar tinggi. ASI juga mengandung whey (protein utama dari susu yang berbentuk cair) lebih banyak dari casein (protein utama dari susu yang berbentuk gumpalan).komposisi ini menyebabkan ASI mudah diserap oleh bayi (Rulina, 2008).

2. ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi

Bayi sudah dibekali immunoglobulin (zat kekebalan tubuh) yang didapat dari ibunya melalui plasenta. Tapi, segera setelah bayi lahir kadar zat ini akan turun cepat sekali. Tubuh bayi baru memproduksi immunoglobulin dalam jumlah yang cukup pada usia 3 - 4 bulan. Saat kadar immunoglubolin bawaan menurun, sementara produksi sendiri belum mencukupi, bisa muncul kesenjangan immunoglobulin pada bayi. Di sinilah ASI berperan bisa menghilangkan atau setidaknya mengurangi kesenjangan yang mungkin timbul. ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang mampu melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, dan jamur. Colostrum (cairan pertama yang mendahului ASI) mengandung zat immunoglobulin 10 - 17 kali lebih banyak dari ASI (Rulina, 2008).

3. ASI eklusif meningkatkan kecerdasan dan kemandirian anak

(28)

ASI terdapat beberapa nutrien untuk pertumbuhan otak bayi di antaranya taurin, yaitu suatu bentuk zat putih telur khusus, laktosa atau hidrat arang utama dari ASI, dan asam lemak ikatan panjang, antara lain DHA dan AA yang merupakan asam lemak utama dari ASI. Hasil penelitian tahun 1993 terhadap 1.000 bayi prematur membuktikan, bayi-bayi prematur yang mendapat ASI eksklusif mempunyai IQ lebih tinggi secara bermakna yaitu 8,3 poin lebih tinggi dibanding bayi premature yang tidak diberi ASI. Pada penelitian Dr. Riva dkk. menunjukkan anak-anak usia 9,5 tahun yang ketika bayi mendapat ASI eksklusif, ditemukan memiliki IQ mencapai 12,9 poin lebih tinggi dibandingkan anak-anak yang ketika bayi tidak mendapatkan ASI.

4. ASI meningkatkan jalinan kasih sayang

Menurut Danuatmaja (2003) dalam Wijayanti , Jalinan kasih sayang yang baik adalah landasan terciptanya keadaan yang disebut secure

attachment. Anak yang tumbuh dalam suasana aman akan menjadi anak yang berkepribadian tangguh, percaya diri, mandiri, peduli lingkungan dan pandai

menempatkan diri. Bayi yang mendapat ASI secara eksklusif. akan sering dalam dekapan ibu saat menyusu, mendengar detak jantung ibu, dan gerakan pernapasan ibu yang telah dikenalnya dan juga akan sering merasakan situasi seperti saat dalam kandungan; terlindung, aman dan tentram.

2.4 ASI Eksklusif

(29)

mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberikan ASI sampai bayi berumur dua tahun. Bayi sehat umumnya tidak memerlukan tambahan makanan sampai usia 6 bulan. Pada keadaan – keadaan khusus dibenarkan untuk memberi obat, dan mulai memberi makanan padat setelah bayi berumur 4 bulan tetapi belum mencapai 6 bulan. Misalnya karena terjadi berat badan kurang atau didapatkan tanda - tanda lain yang menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif tidak berjalan dengan baik (Sri,2004).

Indonesia merupakan salah satu negara yang ikut menyepakati Innocenti

Declaration di Italia Tahun 1992 tentang perlindungan, promosi dan dukungan

(30)

tercapainya kesehatan ibu dan anak yang lebih baik sehingga AKB dapat dikurangi (Fikawanti dan syafiq, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian UNICEF di Indonesia Tahun 2003, setelah krisis ekonomi dilaporkan bahwa hanya 14% bayi yang disusui dalam 12 jam pertama setelah kelahiran. Kolostrum dibuang oleh kebanyakan ibu karena dianggap kotor dan tidak baik bagi bayi. UNICEF juga mencatat penurunan yang tajam dalam pemberian ASI berdasarkan tingkat umur si bayi. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa 63% bayi disusui hanya pada bulan pertama, 45% bulan kedua, 30% bulan ketiga, 19% bulan keempat, 12% bulan kelima, dan hanya 6% yang bertahan hingga bulan keenam. Bahkan lebih dari 5% dari total populasi bayi di Indonesia saat itu tidak disusui sama sekali.

Menurut Sulistriani (2004) dalam Sibuea (2012), Kenyataan rendahnya pemberian ASI Eksklusif oleh ibu menyusui di Indonesia disebabkan oleh 2 (dua) faktor, yakni

1. faktor internal yang meliputi rendahnya pengetahuan serta sikap ibu tentang kesehatan secara umum dan ASI Eksklusif secara khususnya

(31)

Amiruddin dalam Rulina (2008) , menyatakan bahwa pemberian ASI masih rendah, disebabkan pelaksanaan tatalaksana pelayanan kesehatan yang salah. Beberapa pelayanan kesehatan memberikan susu formula pada bayi yang baru lahir sebelum ibunya mampu memproduksi ASI. Hal itu menyebabkan bayi tidak terbiasa mendapatkan ASI dari ibunya, dan akhirnya tidak mau lagi mengonsumsi ASI. Hal lain yang lebih memengaruhi dalam pemberian ASI pada bayi adalah adanya anggapan yang salah dari para ibu yang menggangap bahwa dengan pemberian ASI maka akan menyebabkan bayi mereka tidak mandiri, bayi cepat lapar, dan pertumbuhan bayi kurang cepat. Kurangnya dukungan dari keluarga juga merupakan faktor terhambatnya pemberian ASI.

Menurut Proverawati dan Rahmawati(2010), Kendala yang muncul dalam pemberian ASI Eksklusif kepada bayi seringkali dihadapi baik oleh ibu sendiri, bayinya dan juga petugas yang membantu bayi dan ibu dalam masa perawatan. 1. Ibu Menyusui

a. Kebutuhan zat gizi dan cairan kurang b. Kondisi kesehatan yang tidak mendukung

c. Kesulitan fisik, misal puting terbenam/ datar, puting lecet (infeksi payudara)

d. Kurang pengetahuan

e. Merasa ASI-nya kurang, sehingga tidak percaya diri. f. Mempunyai waktu yang terbatas

g. Tidak mendapat dukungan dari keluarga

(32)

2. Bayi

a. Tidak dapat menghisap dengan baik karena bayi bibir sumbing, lidah pendek, Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

b. Pemberian MP-ASI local yang tidak sesuai umur 3. Petugas KIA

a. Pengetahuan yang kurang tentang pentingnya pemberian ASI yang pertama kali keluar (kolostrum) walaupun jumlahnya sedikit.

b. Pengetahuan yang kurang tentang komposisi ASI

c. Belum dilatih tentang konseling menyusui dan kurangnya promosi ASI Eksklusif.

2.5 Pengertian Kolostrum

Kolostrum (susu awal) adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama setelah kelahiran bayi, berwarna kekuning-kuningan dan lebih kental, karena mengandung banyak vitamin A, protein dan zat kekebalan yang penting untuk melindungi bayi dari penyakit infeksi. Kolostrum juga mengandung vitamin A, E dan K serta beberapa mineral seperti natrium dan Zn (Depkes RI, 2005).

2.5.1 Manfaat Kolostrum

Menurut Depkes RI (2005), manfaat kolostrum adalah :

1. Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama (IgA) untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi khususnya diare.

(33)

3. Jumlah kolostrum yang diproduksi, bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran, walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu, harus diberikan kepada bayi. 4. Kolostrum membantu pengeluaran mekonium, yaitu kotoran bayi yang

pertama berwarna hitam kehijauan. 2.6 Pengertian Menyusui

Menyusui adalah suatu cara yang tidak ada duanya dalam memberikan makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta mempunyai pengaruh biologis dan kejiwaan yang unik terhadap kesehatan ibu dan bayi (http://WHO.org).

2.6.1 Tindakan Menyusui

Menurut Sri (2004), kegiatan ibu menyusui meliputi :

1. Pilih posisi yang paling nyaman untuk menyusui. Siapkan peralatan, seperti

kapas, air hangat, handuk kecil yang bersih atau tisu, bantal untuk penompang bayi, selimut kecil.

2. Baringkan bayi diatas bantal dengan baik, sehingga posisi bayi saling berhadapan dengan ibu. Perut ibu berhadapan dan bersentuhan dengan perut bayi, perhatikan kepala agar tidak terjadi pemuntiran leher dan punggung bayi harus tidak membungkuk.

(34)

4. Topang payudara dengan tangan kiri atau tangan kanan dan empat jari menahan bagian bawah areola mamae sampai bayi membuka mulutnya.

5. Setelah bayi siap menyusu, masukkan puting susu sampai daerah areola mamae masuk ke mulut bayi. Pastikan bayi menghisap dengan benar dan biarkan bayi bersandar ke arah ibu, jaga agar posisi kepala tidak menggantung, karena kondisi ini akan menyebabkan bayi sulit menyusui dengan benar. Saat menghisap akan sering terlepas karena tidak ada tahanan pada kepala, mulut bayi tidak tertekan pada payudara ibu.

6. Pertahankan posisi bayi yang tepat dan nyaman, sehingga memungkinkan bayi dapat menghisap dengan benar. ASI keluar dengan lancar dan puting susu ibu tidak lecet. Bila posisi tidak benar dan puting susu ibu lecet akan menjadi pintu masuk kuman yang membahayakan ibu dan bayi.

7. Susui bayi selama ia mau dan berikan ASI secara bergantian pada kedua payudara, sehingga mempertahankan ASI tetap diproduksi seimbang pada kedua payudara.

8. Bila menghadapi masalah, segera cari bantuan petugas yang memahami tatalaksana ASI, sehingga segera mendapatkan pemecahannya karena bila produksi ASI mengalami penekanan, produksinya akan segera berhenti dan sulit untuk dirangsang kembali.

(35)

2.6.2 Kebaikan ASI dan Menyusui.

ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai berikut: 1) ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis,

mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.

2) ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan. Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat yang bermafaat untuk:

a. Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.

b. Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin.

c. Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat.

d. Memudahkan penyerahan herbagai jenis mineral, seperti calsium, magnesium.

3) ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.

4) ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi.

(36)

a. Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan kehidupan kepada bayinya.

b. Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak.

c. Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil.

d. Mempercepat berhentinya pendarahan post partum.

e. Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberpa bulan (menjarangkan kehamilan).

f. Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang. 2.6.3 Sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui

1. Mempunyai kebijakan tertulis tentang menyusui yang secara rutin disampaikan kepada semua staf pelayanan kesehatan untuk diketahui,

2. Melatih semua staf pelayanan kesehatan dengan keterampilan yang diperlukan untuk menerapkan dan melaksanakan kebijakan tersebut,

3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat dan penatalaksanaan menyusui,

4. Membantu ibu-ibu untuk mulai menyusui bayinya dalam waktu 30 menit setelah melahirkan,

5. Memperlihatkan kepada ibu-ibu cara menyusui dan mempertahankannya sekalipun saat ibu berpisah dengan bayinya,

(37)

7. Melaksanakan rawat gabung memungkinkan/mengizinkan ibu dan anak untuk selalu bersama selama 24 jam,

8. Mendukung ibu agar dapat memberi ASI sesuai dengan keinginan dan kebutuhan bayi (on-demand),

9. Tidak memberikan dot atau kempeng pada bayi yang sedang menyusui, 10.Membentuk kelompok pendukung menyusui dan menganjurkan ibu-ibu yang

pulang dari rumah sakit atau klinik selalu berhubungan ke kelompok tersebut ( Rina, 2012)

2.7 Kebijakan-kebijakan sehubungan penggunaan ASI Eksklusif

1. Inpres No.14/1975 Menko Kesra selaku koordinator pelaksana menetapkan bahwa salah satu program dalam usaha perbaikan gizi adalah peningkatan penggunaan ASI.

2. Permenkes No.240/1985 Melarang produsen susu formula untuk mencantumkan kalimat- kalimat promosi produknya yang memberikan kesan

bahwa produk tersebut setara atau lebih baik mutunya daripada ASI.

3. Permenkes No.76/1975 Mengharuskan produsen susu kental manis (SKM) untuk mencantumkan pada label produknya bahwa SKM tidak cocok untuk bayi, dengan warna tulisan merah dan cukup mencolok.

4. Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2012 mengenai Pemberian ASI Eksklusif

(38)

6. Menganjurkan menyusui secara eksklusif sampai bayi berumur 4-6 bulan dan menganjurkan pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun.

7. Melaksanakan rawat gabung di tempat persalinan milik pemerintah maupun swasta.

8. Meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam hal PP-ASI sehingga petugas tersebut terampil dalam melaksanakan penyuluhan pada masyarakat luas.

9. Pencanangan Peningkatan Penggunaan ASI oleh Bapak Presiden secara nasional pada peringatan Hari Ibu ke-62 22Desember1990.

10.Upaya penerapan 10 langkah untuk berhasilnya menyusui di semua rumah sakit,rumah bersalin dan puskesmas dengan tempat tidur (Fikawanti dan syafiq, 2010).

2.8 Puskesmas

Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes RI, 1991).

Dengan kata lain puskesmas mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.

(39)

2.8.1 Visi dan Misi Puskesmas A. Visi

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.

Indikator Kecamatan Sehat yaitu: a. lingkungan sehat

b. perilaku sehat

c. cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu d. derajat kesehatan penduduk kecamatan B. Misi

a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya

b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayahkerjanya

c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.

2.8.2 Fungsi Puskesmas

1. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya.

2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.

(40)

2.8.3 Program ASI Ekslusif di Puskesmas

Dalam meningkatkan penggunaan ASI, masalah utama dan prinsipal adalah bahwa ibu-ibu membutuhkan bantuan dan informasi yang mendukung, sehingga menambah keyakinan bahwa mereka akan dapat menyusui bayinya dengan sukses, ditambah lagi pada umumnya para ibu mau patuh dan menurut nasehat petugas kesehatan sehingga nasehat yang diberikan oleh petugas akan diikuti oleh ibu-ibu untuk menyusui sendiri bayinya.

Sesuai dengan Juklak Depkes tahun 1991 Tugas ini hanya akan berdampak positif bila petugas kesehatan berpengetahuan cukup. mengenai cara memberikan informasi yang diperlukan serta mendidik ibu dalam mengatasi masalah yang timbul serta didukung oleh kebijakan yang sesuai dengan permenkes nomor 240 tahun 1985 tentang larangan susu formula dan pengetahuan petugas sangat tergantung pada pengetahuan yang diterima selama pendidikan, ditambah pengetahuan selama bekerja melalui kontak dengan petugas kesehatan lainnya.

Program ASI ekslusif di puskesmas merupakan salah satu pelaksanaan program pembangunan kesehatan yang bertujuan menurunkan angka kematian bayi dan anak di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan diadakannya gerakan nasional peningkatan penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) yang dicanangkan oleh presiden RI pada tanggal 22 Desember 1990. Sejalan dengan itu kampanye dan penyuluhan PP-ASI perlu dilaksanakan lebih intensif lagi agar persentase ibu-ibu yang menyusui ekslusif dapat meningkat.

(41)

dimana tertuang didalamnya pokok-pokok kebijaksanaan peningkatan penggunaan ASI secara ekslusif.

1. Dalam pelaksanaan kegiatan PP-ASI yaitu seluruh aparat baik pemerintah maupun swasta, organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat yang berpedoman pada kebijaksanaan PP-ASI yang meliputi:

a. Menyusui ekslusif,

b. ASI diberikan sampai 2 tahun,

c. Larangan promosi/penggunaan pengganti ASI,

d.Melaksanakan sepuluh langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (10 langkah MKM),

e. Peningkatan penyuluhan ASI. 2. Sasaran meliputi:

1.) Penentu kebijakan termasuk para pengambil keputusan dan administrator (legislatif, eksekutif dan judikatif),

2.) Institusi pendidikan kesehatan, 3) Petugas kesehatan,

4) petugas non kesehatan formal dan non formal, 5) Masyarakat umum.

3) Langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan PP-ASI yaitu:

(42)

2) Melaksanakan orientasi kepada penentu kebijakan, pengambil keputusan dan administrator baik disektor pemerintah, swasta dan masyarakat,

3) melaksanakan pelatihan bagi petugas kesehatan dan non kesehatan, 4) Menigkatkan penyuluhan PP-ASI,

5) Menyediakan sarana dan memberikan pelayanan yang kegiatan PP-ASI sesuai kebijakan PP-ASI,

6) pemantauan dan evaluasi program PP-ASI berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya,

7) Petugas kesehatan memberikan nasihat secara khusus pada ibu-ibu yang mengalami kesulitan dalam pemberian ASI.

2.9 Implementasi Program

Program merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan implementasi. Unsur kedua yang harus di penuhi dalam proses implementasi program yaitu adanya kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program, sehingga masyarakat dilibatkan dan membawa hasil dari program yang dijalankan dan adanya perubahan dan peningkatan dalam kehidupannya. Tanpa memberikan

manfaat kepada masyarakat maka dikatakan program tersebut telah gagal dilaksnakan. Berhasil atau tidaknya suatu program di implementasikan tergantung

(43)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi program adalah tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh individu-individu atau pejabat-pejabat terhadap suatu objek atau sasaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui adanya organisasi, interpretasi dan penerapan (Jones, 1991).

2.10 Kerangka Berfikir

Berdasarkan tujuan penelitian, tinjauan pustaka, maka kerangka konsep

penelitian ini adalah :

Definisi Konsep : yaitu melihat bagaimana program ASI Eksklusif di puskesmas dan peran petugas KIA serta keikutsertaan ibu nifas dan ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan terhadap keberhasilan program ASI eksklusif.

Program ASI Eksklusif di

puskesmas

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif dengan pendekatan kualitatif (explanatory research). Penelitian dengan menggunakan pendekatan deskriptif (explanatory research) bertujuan untuk mendeskripsikan suatu keadaan secara objektif.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas Bandar Durian Kecamatan Aek Natas Kabupaten Labuhanbatu Utara. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah karena masih rendahnya cakupan dan implementasi program ASI eksklusif serta kurangnya peran petugas KIA.

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013.

3.3 Informan

(45)

3.4 Metode Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder.

1. Data primer dihimpun melalui wawancara baku terbuka dengan probing (pendalaman pertanyaan) dengan menggunakan pedoman wawancara yang berisi butir-butir pertanyaan untuk diajukan kepada informan. Pedoman tersebut digunakan untuk memudahkan wawancara, penggalian data dan informasi (Moleong, 2005).

2. Data sekunder diperoleh dari profil Puskesmas Bandar Durian, dan profil kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Utara.

3.5 Definisi Operasional

Adapun definisi istilah pada penelitian ini adalah:

1. Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

2. ASI eksklusif adalah proses pemberian ASI saja tanpa makanan tambahan selama 6 bulan, kecuali obat.

3. Pemberian ASI Eksklusif adalah keterangan mengenai pemberian ASI Eksklusif yang terdiri dari pemberian kolostrum, alasan tidak memberikan

kolostrum, pemberian makanan prelaktal, pemberian susu formula, pelaksanaan pemberian ASI eksklusif, lama pemberian ASI eksklusif, dan

(46)

3.6 Instrument Pengambilan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis dan Digital Voice Record (DVR)

3.7 Teknik Analisa Data

Setelah data terkumpul, untuk menganalisis data tersebut yaitu dengan

(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Bandar Durian terletak di Jalan Protokol Aek Pamingke, Puskesmas Kecamatan Aek Natas dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Desa Bandar Durian 2. Sebelah Selatan : Desa Kampung Yaman 3. Sebelah Barat : Desa Simonis

4. Sebelah Timur : Desa Perkebunan Aek Pamingke

Puskesmas ini mencakup 8 desa, 8.025kepala keluarga, dengan 25.349 jumlah penduduk.

(48)

Grafik 4.1.2 Grafik Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Durian tahun2012

Dari grafikdapat dilihat bahwa distribusi penduduk di wilayah kerja PuskesmasBandar Durian paling banyak di desa Ujung Padang.

Grafik 4.1.3 Perbandingan Luas Wilayah pada Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Durian 2012

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000

KK

Jumlah Penduduk

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000

Luas wilayah/Ha

(49)

Dari grafikdapat dilihat bahwa desa terluas di wilayah kerja PuskesmasBandar Durianadalah desa Bandar Durian.

Tabel 4.1.4 Distribusi Penyebaran Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di wilayah kerja Puskesmas Bandar DurianTahun 2012

NO. Desa Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Adian Torop 1191 1166 2357

2. Aek Pamingke 2542 1782 4324

3. Bandar Durian 722 654 1376

4. Halimbe 741 684 1425

5. Kampung Yaman 877 814 1691

6. Pangkalan 1132 1179 2311

7. Terang Bulan 2613 2711 5324

8. Ujung Padang 3000 3541 6541

Jumlah 12818 12531 25349

(50)

Grafik 4.1.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Durian Tahun 2012

Dari grafik didapatkan bahwa jumlah penyebaran penduduk di Kecamatan Aek Natas yaitu hampir sama antara laki-laki dan perempuan.

Tabel 4.1.6. Data Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Durian Tahun 2012

6. Praktek Dokter Spesialis Swasta -

(51)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sarana kesehatan di Kecamatan Aek Natas adalah mayoritas Praktek Bidan Swasta.

4.1.7. Tenaga Kesehatan Puskesmas Bandar durian

Puskesmas Bandar durian memiliki petugas atau tenaga kesehatan yang terdiri dari tenaga medis, paramedis, dan staf administrasi.Adapun tenaga kesehatan yang terdapat di puskesmas Bandar durian adalah:

Dokter Umum : 4 orang

Dokter Gigi : 1 orang

Sarjana Kesehatan Masyarakat : 2 orang Sarjana Keperawatan : -

D3 Keperawatan : 7 orang

Perawat : -

Perawat Gigi : -

Bidan : 16 orang

SAA : -

Pelaksana Gizi : -

Analisa Kesehatan : -

Kesehatan Lingkungan : 1 orang

Tata Usaha : 1 orang

4.2 Karakteristik Informan

(52)

Tabel 4.2 Deskripsi informan di wilayah kerja puskesmas Bandar Durian

4.3 Hasil wawancara mengenai implementasi program ASI Ekslusif dan peran petugas KIA di wilayah kerja puskesmas Bandar Durian

4.3.1 Implementasi program ASI Eksklusif dan peran petugas KIA

4.3.1.1 Pernyataan Informan mengenai pemeriksaan kehamilan ke pelayanan kesehatan

Informan Pernyataan

Informan 1 Kalau yang memeriksakan ke puskesmas tidak banyak, banyak dari ibu-ibu ini memeriksakan ke bidan-bidan desa, ke klinik, paling yang lebih sering periksa ke puskesmas itu pegawai lah guru-guru juga sering periksa. Paling mereka nanya udah gimana kondisi kehamilannya trus kalau udah mau bulannya barulah bidan di puskesmas ada bilang kalau bisa bayinya nanti dikasih susu aja jangan langsung dikasih makan.

(53)

Informan 3 Rutin periksa ke bidan perkebunan, periksanya selalu sendiri karena rumah bidannya kan deekat jadi sendiri aja. Tidak ada dianjurin bayinya dikasih ASI aja sampe 6 bulan mungkin karena udah anak kedua kali ya, jadi pikir bidannya udah tau gitu.

Informan 4 Ia, setiap bulan periksa ke pelayanan kesehatan, kadang ke dokter kadang ke puskesmas, selalu ditemani suami. Ada sih dianjurin biar bayinya dikasih ASI aja, tapi gak ada di bilang bayinya di kasih ASI aja sampai usia 6 bulan.

Informan 5 Rutin setiap bulan periksa ke bidan kadang kalau suami gak ada kerjaan dikawaninya periksa tapi kadang sendiri juga, ya ada diarahkan supaya bayinya dikasih ASI sampe bayinya 6 bulan. Informan 6 Waktu hamil tidak rutin periksanya, kadang periksanya ke dokter

karena bayinya sungsang, tapi kadang periksa ke bidan desa juga. Periksa selalu ditemani suami. Waktu dah bulan-bulan bayi nya mau lahir ada disarankan biar bayinya di kasih ASI aja tapi mau kekmana dibuat sampe sekarang ASI ku aja gak ada.

Informan 7 Kemaren gak rutin periksa ke kliniknya soalnya malas, hehehe itupun karena diajak-ajak sama kawan yang lagi hamil juga makanya jadi rajin periksanya. Bidan nya ada menganjurkan kalau bayinya lahir di kasih ASI aja dulu, tapi gx ada di bilang sampe 6 bulan.

Informan 8 Waktu hamil tiap bulan periksanya ke mantri, gx ke puskesmas karena dah kenal sama mantrinya jadi selalu periksa ke situ. Kalau periksa selalu ditemani suami. Kemaren waktu periksa kehamilan, mantrinya ada nganjurin biar bayinya nanti dikasih ASI aja sampe 6 bulan tapi ya dasar ASI ku gak ada, jadi mau kekmana dibuat ya kan.

Informan 9 Kemaren waktu hamil tiap bulan periksanya, kadang ke dokter kadang ke puskesmas, selalu ditemani suami. Waktu periksa ada koq dianjurin biar bayinya dikasih ASI aja selama 6 bulan, dibulan berikutnya baru boleh dikasih makanan tambahan.

(54)

4.3.1.2Pernyataan Informan mengenai asupan gizi mereka selama hamil dan sebelum kehamilan terkait produksi ASI

Informan Pernyataan

Informan 2 Waktu hamil anak terakhir ini ada konsumsi susu tapi kadang-kadang itupun kalau ada uang.Trus konsumsi vitamin yang dikasih dari bidan, kalau sayur sih hampir tiap hari ya karna gak enak kalo gak ada sayur, sayur apapun itu yang penting adalah sayurnya. Tapi kalo buah paling 1 kali 1 seminggu itupun kalau pekan. Bidannya yang nganjurkan.

Informan 3 Waktu hamil ada konsumsi susu, vitamin, buah kira-kira 3 kali seminggu, itu dianjurkan sama bidan perkebunannya. Aku agak malas masak jadi kadang-kadang gak ada sayur. Kalau waktu sebelum hamil gak ada konsumsi susu atau vitamin.

Informan 4 Aku kan dulu sekolah perawatnya dek, tahu nya aku kekmana teorinya biar banyak ASI ku tapi kekmana ya, kalo prakteknya susahlah memang. Terkadang masalah ekonomi juga sih tapi benarnya itu gak harus mahal memang. Ya waktu sebelum hamil gak adalah persiapan ku untuk biar banyak ASI ku, tapi waktu dah mengandung si ucok ini rajin konsumsi susu, vitamin, sayur setiap hari kalo malas aku masak ya opungnya yang masak ya kan, tapi kalo buah paling 2 kali seminggu, kemaren itu dianjurkan sama

Informan 6 Waktu hamil ada konsumsi susu, vitamin yang dikasih bidan, rajin konsumsi sayur, tapi buah jarang, kemaren sih bidan yang menyanjurkan. Tapi waktu sebelum hamil gak ada, Cuma makan biasa aja.

Informan 7 Waktu hamil bidan di perkebunan menganjurkan minum susu tapi gak ada uang, karena untuk makan aja udah susah kayakmana mau beli susu, ada juga dikasih vitamin, trus dianjurin banyak makan sayur bangun-bangun katanya biar banyak ASI nya, tapi memang ASI ku gak banyak. Kalau sebelum hamil kayaknya aku tidak ada konsumsi apa-apa yang berkaitan sama kehamilan ya biasa aja yang dimakan, yang diminum pun biasa aja gak ada nanya-nanya orang juga.

(55)

kenapa. Konsumsi susu juga kadang-kadang tapi kalo dikasih uang lebih sama suami. Ada konsumsi vitamin juga dibeli dari apotek.

Informan 9 Sebelum hamil pun aku udah rutin minum susu, memang waktu itu agak lama menunggu kehamilan ku ini tapi puji Tuhan lah 1 tahun nunggu akhirnya dikasih Tuhan. Sebelum hamil juga udah konsumsi vitamin untuk kandungan dan biar produksi ASI lancar apalagi adik ku kan bidan jadi banyak nanya juga sama dia. Selama hamil selalu rutin minum susu, konsumsi vitamin, sayur juga tiap hari, kalo buah gak tiap hari lah tapi cukup sering juga, dan memang sampe sekarang banyaklah produksi ASI ku gak pernah lah kekurangan anak ku.

Berdasarkan tabeldi atas, dapat dilihat hanya ada 2 informan yang mengatakan bahwa sebelum kehamilan sudah mempersiapkan kehamilannya dengan menjaga asupan gizinya dengan mengkonsumsi susu dan vitamin dan juga agar produksi ASI nya lancar. 1 informan mengatakan mengkonsumsi daun katuk untuk melancarkan produksi ASI, ada 4 informan yang mengkonsumsi susu dan vitamin secara rutin selama kehamilan, dan 3 informan yang mengatakan akan mengkonsumsi susu jika ada uang lebih.

4.3.1.3Peryataan Informan tentang alasan memilih penolong persalinan dan apakah bayi langsung disusui setelah lahir.

Informan Pernyataan

Informan 1 Kebanyakan sih masyarakat disini ditolong sama bidan desa atau bidan perkebunan, jarang kali lah bersalin di puskesmas dan ditolong sama dokter puskesmas kurang tau juga apa alasan mereka.

Informan 2 Melahirkan anak pertama sampai anak ketiga selalu dirumah ditolong sama bidan perkebunan. Ya karena kan masih anak ketiga jadi masih ada tanggungan jadi melahirkan nya gratis dek.Sejak anak 1 memang langsung ku susui bayi, jadi waktu anak ketiga ini pun langsung ku susui bayi ku, kalau bidannya malah menyarankan dikasih susu formula.

(56)

lah disamping ini rumahnya. Udah berusahanya biar bayi ku karena gak mau keluar, setelah selesai proses persalinan dokter berusaha mengeluarkan ASI ku dengan cara dipencet tapi tetap gak mau keluar, ya akhirnya dokter menganjurkan agar bayi ku dikasih susu formula dulu, hari ke-4 setelah persalinan barulah ASI ku keluar.

Informan 5 Melahirkan dirumah mertua ditolong sama bidan desa, karena dari sejak anak pertama udah konsultasi dan ditolong sama kakak itu jadi udah percaya aja gitu, anak kedua ini pun ditolong kakak itu juga, apalagi dah kenal dekat kami. Setelah beberapa jam bayi lahir langsung di kasih ASI jadi tidak sempat dikasih susu formula. Bayi langsung dikasih susu formula karena gak ada ASI ku yang keluar, ya sampai sekarang pun gak ada ASI ku loh. Informan 6 Melahirkannya di Rumah Sakit ditolong sama dokter, awalnya

dibilang ini harus operasi karena bayinya sungsang makanya dibawa ke Rumah Sakit, tapi waktu udah sampe di Rumah Sakit ternyata bisa normal, ya syukurlah pikirku.

Informan 7 Melahirkan di rumah ditolong sama bidan klinik kebon, kan masih anak satu jadi masih ditanggung biayanya. Kemaren langsung dikasih ASI.

Informan 8 Melahirkan dirumah ditolong sama bidan desa, karena udah kenal sama bidannya lagipula dia dah banyak nolong orang melahirkan jadi udah percaya sama nya, karena kawan ku juga menyarankan. Setelah beberapa jam melahirkan ASI ku gak mau keluar jadi langsung dikasih susu formula lah.

Informan 9 Awalnya sejak di trimester 2 waktu periksa selalu dibilang ini gak bisa lair normal bu karena janinnya terlilit plasenta sampai 1 minggu sebelum melahirkan selalu dibilang sama dokter yang meriksa ini lahirnya gak bisa normal ya bu harus secar, aku dah takut kali disitu takut terjadi apa-apa sama janin ku, tapi memang luar biasa kali lah Tuhan itu walaupun semua dokter dan bidan bilang harus secar tapi ternyata aku bisa normal, dan melahirkannya pun dirumah ditolong sama bidan desa tempat mertua ku. Memang aku tau resikonya tapi ternyata bisa lahir normal. Ya puji Tuhan kali lah. Sejak bayi ku lahir ASI ku langsung keluar, jadi gak sempat dikasih susu formula.

(57)

perkebunan denagan alasan masih tanggungan, 2 informan ditolong bidan desa dengan alasan karena sudah kenal dan sudah dekat, dan 2 informan ditolong oleh doktter di Rumah sakit dengan alasan melahirkan secar dan bayi sungsang. Hanya 4 informan yang memberi ASI sejak bayinya dilahirkan, 4 informan tidak memberikan ASI dengan alasn ASI tidak ada atau tidak mau keluar.

4.3.1.4. Peryataan Informan mengenai sampaiusia berapa bayi tetap menyusu dan sejak kapan bayi dikasih makanan tambahan

Informan Pernyataan

Informan 2 Anak ku masih dikasih ASI tapi tetap dibantu sama susu formula jadi 1 minggu dia lahir udah dikasih susu formula karena kayaknya gak cukup kalau dikasih ASI aja dan nangis-nangis dia terus jadi kupikir lapar, yaudah ku kasih susu formula.

Informan 3 Masih tetap menyusui tapi dibantu sama susu formula.

Informan 4 Masih menyusi sampai sekarang, tapi sejak usia 1 bulan udah dikasih susu formula karena anak cowok itu kan jadi rakus kali dan rewel pula dia jadi kupikir kelaparan dia kan ku kasih lah, ASI ku pun gak terlalu banyak, trus waktu dah 2 bulan dia udah kukasih makan bubur giling tapi gak dikasih susu formula lagisampai sekarang udah 8 bulan ini dia, sekarang udah 3 kali sehari dia makan bubur.

Informan 5 Sampai umur 6 bulan anak ku dari anak yang pertama dan kedua ini hanya minum ASI aja, dan syukurnya ASI ku pun cukup. 6 bulan baru dikasih makanan tambahan.

Informan 6 Kan ASI ku memang gak ada jadi sejak usia 4 hari anak ku ini dah dikasih makan bubur, mau beli susu yang mahalan harganya jadi gak cukup uangnya ya udah langsung makan bubur lah, dia pun sukanya gak nangis-nangis lagi dianya yaudah ku lanjutkanlah sampai sekarang.Semua makanan dewasa udah dimakannya sekarang dah 3 kali sehari dia makan.

Informan 7 Sampai sekarang masih di kasih ASI dan dibantu sama susu formula kadanga-kadang, tapi sejak usia 4 bulan udah dikasih makanan tambahan, ku kasih beras merah giling dia ku tengok dari Tv bagus katanya untuk pertumbuhan ya udah kukasih aja. Informan 8 Sampai sekarang masih menyusui tapi ASI ku kan dikit jadi

(58)

dah ku kasih bubur giling rutin 3 kali sehar tapi memang kurus sejak 6 bulan lebih baru aku berani coba kasih dia makan bubur. Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat, hanya ada 1 informan yang memberikan ASI saja sampai bayi usia 6 bulan. 5 informan memberikan susu formula kepada bayinya, dan 6 informan yang memberikan makanan tambahan sebelum bayi berusia 6 bulan dan bahkan ada 1 informan yang memberikaan makanan tambahan sejak bayi masih berusia 4 hari.

4.3.1.5Peryataan Informan mengenai pendapat orangtua/mertua tentang pemberian ASI saja sampai usia 6 bulan dan siapa yang menjaga bayi.

Informan Pernyataan

Informan 2 Kalau orangtua/ mertua ku sih bilang cepat-cepatlah kasih makan bayinya karena kasihan dia kelaparan karena dilihatnya pula bayi ku nangis jadi dikira lapar, mereka pun gak tau tentang didengarnya bayi ku nangis disuruhnya kasih aja bubur team itu, kasihan nangis kan. Mertua sama orangtua ku pun gak tau kalau bayi dikasih ASI aja sampai usia 6 bulan. Kalau yang jaga bayi kadang aku kadang mertua ku.

Kebetulan aku kan tinggal sama orangtua (opungnya si ucok) jadi kalau kata opungnya kasih makan aja dia. Gak tau-tau opunya tentang pemberian ASI aja selama 6 bulan atau pemberian ASI eksklusif. Karena aku dirumah aja jadi aku yang jaga anak ku sendiri.

(59)

Informan 6

Informan 7

Informan 8

Informan 9

selalu kutitipkan sama opungnya, tapi selalu ku ingatkan biar gak dikasih bubur ataupun susu formula, jadi setiap 2 jam aku ijin dari kantor untuk menyusui anak ku. Kalau dari orangtua ataupun mertua tidak menganjurkan ASI eksklusif melainkan harusnya bayi diberi makanan tambahan. Tapi karena aku sudah tau manfaatnya jadi tetap kubuat mereka ASI eksklusif, sejak anak pertama ku udah ASI eksklusif orang itu.

Kalau orangtua tetap memaksa biar bayi ku dikasih ASI aja, tapi mau kayak mana kubuat ASI ku aja gak ada yaudah kukasih makanan tambahan ajalah. Kalau bayi, aku jaga sendiri kan aku ibu rumah tangga jadi gak ada kerjaan.

Orangtua menganjurkan agar langsung dikasih makan nasi aja, mereka gak tau tentang pemberian ASI aja sampai usia 6 bulan. Bayi aku yang jaga sendiri.

Orangtua menganjurkan agar dikasih makan aja, tapi keluarga yang lain menganjurkan Cuma dikasih ASI aja. Kadang dititipkan sama tetangga kalau lagi bantu suami kerja keluar, kebetulan suami usaha musik/ main kebord kan jadi kalau lagi ada panggilan main musik aku ikut suami anak ditinggal.

Sebenarnya kalau orangtua dan kebetulan aku tinggal sama orangtua menganjurkan untuk ngasih ASI aja sampai usia 6 bulan tapi terkadang dia kasihan juga kalau lihat anak ku nangis jadi disuruhnya jugalah aku kasih anakku susu formula. Kan aku ngajar nya senin-jumat jadi kalau aku ngajar anak ku dijaga sama baby sitter, pulang aku ngajar ya baby sitternya juga pulang, ya kayak gitu lah tiap senin-jumat.

Gambar

Tabel 4.1.1 Jumlah
Grafik 4.1.2 Grafik Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Durian tahun2012
Tabel 4.1.4 Distribusi Penyebaran Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di wilayah kerja Puskesmas Bandar DurianTahun 2012
Tabel 4.1.6. Data Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pembangunan Daerah Tertinggal membutuhkan pendekatan perwilayahan (regional development approach) yang bersinergi antar lintas pelaku (sektor), karena itu diperlukan program

[r]

Potensi aktivitas petualangan harus dikembangkan dan diatur oleh mereka yang mempunyai ketrampilan dan keahlian dibidangnya dari suatu organisasi dengan misi dan visi yang jelas

sayap dengan mengeluarkan sistem kerja sama dengan pihak ke ke dua menggunakan sitem pembagian laba, yaitu dengan sistem bagi hasil antara pihak PT.Essii International dengan

Dari hasil pendampingan selama sebulan yang telah penulis lakukan, maka penulis dapat menyimpulkan masalah yang dialami oleh Keluarga Dampingan Ibu Ketut Manis ialah kesulitan

Bagi perusahaan yang menjual barang atau jasa, dokumen ini diisi oleh fungsi kas dan berfungsi sebagai alat untuk menagih uang tunai dari bank yang mengeluarkan

Adapun judul Laporan Akhir ini adalah “ Alat Pemisah Barang (Conveyer) Menggunakan RFID, Sensor Infrared, Sensor LDR, Berbasis Mikrokontroler ATMega 8535 dengan

NAMA BUKU PENERBIT TANGGAL