• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Kompetensi Guru

Dalam dokumen FARIDA TESIS OLEH NIM (Halaman 39-45)

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kompetensi Guru

1. Pengertian Kompetensi Guru

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kompetensi berarti (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal.

Menurut Johnson (dalam Usman; 1995:14); “competency as a rational performance wich satisfactorily meets the objective for a desired condition”.

Kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru yang tampak sangat berarti.

Sejalan dengan itu, Houston (dalam Usman; 1995:15), mengartikan kompetensi sebagai suatu tugas yang memadai, atau pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang. Dalam pengertian ini kompetensi lebih dititik beratkan pada tugas guru dalam mengajar

Kompetensi merupakan komponen utama dari standar profesi disamping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang ditetapkan dalam prosedur dan sistem pengawasan tertentu. Kompetensi diartikan dan dimaknai sebagai perangkat perilaku efektif yang terkait dengan eksplorasi dan investigasi, menganalisis dan memikirkan, serta memberikan perhatian, dan mempersepsi yang mengarahkan seseorang menemukan cara-cara untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien.

14

Sudjana (1989:18) berpendapat bahwa kompetensi guru dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu:

a. Kompetensi dalam bidang kognitif; artinya kemampuan intelektual seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan mengenai cara menilai hasil belajar siswa, serta pengetahuan lainnya.

b. Kompetensi dalam bidang afektif, artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya menghargai pekerjaannya, memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya, memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya, mencintai terhadap mata pelajaran yang dibinanya.

c. Kompetensi dalam bidang psikomotorik, artinya kemampuan guru dalam berbagai keterampilan atau perilaku. Misalnya keterampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu mengajar, keterampilan menyusun persiapan atau perencanaan mengajar dan keterampilan lainnya.

Mulyasa (2003:38) mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Kompetensi merupakan akumulasi dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Artinya, sesorang dikatakan berkompeten jika memiliki ketiga unsur tersebut. Sejalan dengan itu, Sofo (1999:123) mengemukakan “A competency is composed of skill, knowledge, and attitude, but in particular the consistent applications of those skill, knowledge, and attitude to the standard of

performance required in employment”. Kompetensi tidak hanya mengandung pengetahuan, keterampilan dan sikap, namun yang penting adalah penerapan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan tersebut dalam pekerjaan. Robbins (2001:37) menyebut kompetensi sebagai ability, yaitu kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.

Kemampuan individu dibentuk oleh dua faktor, yaitu faktor kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan mental sedangkan kemampuan fisik adalah kemampuan yang di perlukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan, dan keterampilan. Spencer & Spencer (1993:9) mengatakan “Competency is underlying characteristic of an individual that is causally related to criterion-reference effective and/or superior performance in a job or situation”.

McAhsan dalam Mulyasa (2003:38) mengemukakan bahwa kompetensi:

“…is a knowledge, skills, and abilities or capabilities that a person achieves, which become part of his or her being to the extent he or she can satisfactorily perform particular cognitive, affective, and psychomotor behaviors”. Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.

Jadi, kompetensi adalah karakteristik dasar seseorang yang berkaitan dengan kinerja berkriteria efektif dan atau unggul dalam suatu pekerjaan dan situasi tertentu. Selanjutnya Spencer & Spencer (1993:9) menjelaskan, kompetensi dikatakan underlying characteristic karena karakteristik merupakan bagian yang mendalam dan melekat pada kepribadian seseorang dan dapat memprediksi berbagai situasi dan jenis pekerjaan. Dikatakan causally related, karena kompetensi menyebabkan atau memprediksi perilaku dan kinerja.

Dikatakan criterion-referenced, karena kompetensi itu benar-benar memprediksi siapa-siapa saja yang kinerjanya baik atau buruk, berdasarkan kriteria atau standar tertentu. Muhaimin (2004:151) menjelaskan kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksankan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Sifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ketetapan, dan keberhasilan bertindak. Sifat tanggung jawab harus ditunjukkan sebagai kebenaran tindakan baik dipandang dari sudut ilmu pengetahuan, teknologi maupun etika.

Depdiknas (2006:7) merumuskan definisi kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.Menurut Syah (2000:230), “kompetensi” adalah kemampuan, kecakapan, keadaan berwenang, atau memenuhi syarat menurut ketentuan hukum. Menurut pendapat Spencer (dalam Somantri (2004:13), Kompetensi adalah karakteristik dasar manusia yang dari bukti-bukti pengalaman nyata ditemukan mempengaruhi, atau dapat dignakan untuk

memperkirakan prestasi kerja di tempat kerja atau kemampuan mengatasi persoalan pada suatu sitasi tertentu.

Pendapat lain tentang kompetensi dikemukakan oleh Djojonegoro (1996), kompetensi adalah kemampuan nyata yang diperlihatkan seseorang menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk memecahkan berbagai persoalan hidupnya secara kreatif, inovatif dan bertanggung jawab.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi mengandung paling tidak tiga makna yang paling esensial. Pertama, Kompetensi menggambarkan kemampuan actual manusia. Kedua, Kompetensi menggambarkan perilaku dan performasi seseorang. Ketiga, derajat kompetensi seseorang ditentukan oleh faktor bakat, minat, motivasi, sikap, pengetahuan, keterampilan, kematangan dan lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi di mana seseorang berada.

Broke dan Stone (dalam Mulyasa, 2008 : 25) mengemukakan Bahwa Kompetensi guru sebagai … descriptive of qualitative of nature of teacher appears to be entirely meaningful… Kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang harkat perilaku guru yang penuh arti. Sementara Charles (1994) mengemukakan bahwa : competency as rational performance whinch satisfactorily meets the objective for a desired condition (kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk diharapkan).

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi guru adalah kemampuan

seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak.

Sejalan dengan hal di atas, Majid (2005:6) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar.

Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Oleh karena itu, dalam menjalankan fungsinya sebagai pengajar guru dituntut untuk menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang tersedia.

Berdasarkan uraian di atas kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru.

Dari uraian tersebut, Nampak bahwa kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan, sedangkan kompetensi guru merujuk kepada performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu di dalam pelaksanaan tugas-tugas pendidikan.

Dengan demikian dapatlah disepakati bahwa standar kompetensi merupakan kesepakatan-kesepakatan tentang kompetensi yang diperlukan pada

suatu bidang pekerjaan oleh seluruh stakeholder di bidangnya. Dengan pernyataan lain yang dimaksud dengan standar kompetensi adalah perumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai denan unjuk kerja yang dipersyaratkan. Yang secara umum memuat kompetensi kunci (keterampilan umum) yang diperlukan agar kriteria unjuk kerja tercapai pada tingkatan kinerja yang dipersyaratkan untuk peran/fungsi pada suatu pekerjaan.

Dalam dokumen FARIDA TESIS OLEH NIM (Halaman 39-45)

Dokumen terkait