• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab V merupakan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian ini yang terdiri

DI BALAI HARTA PENINGGALAN MEDAN

1. Pengertian Kurator

BAB III

PELAKSANAAN KEADAAN DIAM (STANDSTILL) DALAM PENGURUSAN DAN PEMBERESAN HARTA PAILIT

DI BALAI HARTA PENINGGALAN MEDAN

A. Kurator

Dengan dijatuhkannya putusan pailit, maka kurator bertindak sebagai pengampu dari si pailit dan tugas utamanya adalah melakukan pengurusan atau pemberesan terhadap harta (budel). Diputuskannya seorang debitor menjadi debitor pailit oleh Pengadilan Niaga, membawa konsekuensi hukum yaitu, bagi debitor dijatuhkan sita umum terhadap seluruh harta debitor pailit dan hilangnya kewenangan debitor pailit untuk menguasai dan mengurus harta pailitnya. Sedangkan bagi kreditor, akan mengalami ketidakpastian tentang hubungan hukum yang ada antara kreditor dengan debitor pailit. Untuk kepentingan itulah undang-undang telah menentukan pihak yang akan mengurusi persoalan debitor dan kreditor melalui kurator.

1. Pengertian Kurator

Terhitung sejak putusan pailit ditetapkan, debitor pailit tidak lagi diperkenankan untuk melakukan pengurusan atas harta pailit sebagaimana diatur Pasal 24 UUKPKPU. Selanjutnya, pengurusan dan atau pemberesan harta pailit itu diserahkan kepada kurator dengan diawasi oleh seorang Hakim Pengawas yang ditunjuk oleh Hakim Pengadilan Niaga. Pengangkatan Kurator dan Hakim Pengawas ini ditetapkan dalam putusan pernyataan pailit Pasal 15 ayat (1) UUKPKPU. Pelaksanaan tugas

kurator bersifat seketika dan berlaku saat itu pula, terhitung sejak tanggal putusan pernyataan pailit ditetapkan meskipun terhadap putusan pailit itu kemudian diajukan upaya hukum Kasasi atau Peninjauan Kembali sebagaimana diatur Pasal 16 ayat (1) UUKPKPU.

Tidak semua orang dapat menjadi kurator, sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan yang dapat diangkat menjadi Kurator adalah Balai Harta Peninggalan. Balai Harta Peninggalan merupakan suatu badan khusus dari Departeman Kehakiman, yang bertindak langsung atau melalui kantor perwakilannya yang terletak di dalam yurisdiksi pengadilan yang telah menyatakan debitor pailit.

Setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan, maka dapat dilihat bahwa ketentuan tentang siapa yang dapat menjadi kurator diperluas, yaitu adanya penyebutan kurator lainnya dalam Pasal 67 A (1) huruf b. Dalam hal pihak yang mengajukan permohonan pailit tidak mengajukan usul pengangkatan kurator lainnya, maka Balai Harta Peninggalan bertindak selaku kurator sebagaimana diatur Pasal 70 ayat (1) UUKPKPU. Setelah berlakunya UUKPKPU sebagai ganti undang-undang yang lama, yang dapat menjadi kurator berdasarkan Pasal 70 ayat (1) UUKPKPU adalah :

1. Balai Harta Peninggalan 2. Kurator lainnya.

Pengertian kurator adalah pihak yang diangkat oleh Pengadilan untuk mengurus dan membereskan harta debitor pailit. Kurator ini dapat orang perorangan

ataupun Balai Harta Peninggalan. Kurator berwenang melaksanakan tugas pengurusan dan/atau pemberesan atas harta pailit sejak tanggal putusan pailit diucapkan meskipun terhadap putusan tersebut diajukan upaya hukum. Kurator harus independen, tidak mempunyai benturan kepentingan dengan kreditor atau debitor, dan tidak sedang menangani perkara kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang lebih dari tiga perkara.79

Penjelasan Pasal 15 ayat (3) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan “independen” dan tidak mempunyai benturan “kepentingan” adalah bahwa kelangsungan keberadaan kurator tidak tergantung pada debitor atau kreditor dan tidak memiliki kepentingan ekonomis yang sama dengan kepentingan ekonomis debitor atau kreditor.

Menurut Sutan Remy Sjahdeini benturan kepentingan yang dimaksud itu apabila terjadi hal-hal sebagai berikut :

a. Kurator menjadi salah satu kreditor

b. Kurator memiliki hubungan kekeluargaan sampai derajat ke 3 (tiga) dengan pemegang saham pengendali atau dengan pengurus dari perseroan debitor. c. Kurator memiliki saham lebih dari 10 (sepuluh) persen pada salah satu

perusahaan kreditor atau pada perseroan debitor.

d. Kurator adalah pegawai anggora direksi atau anggota komisaris dari salah satu perusahaan kreditor atau dari perusahaan debitor.80

Kurator merupakan salah satu pihak yang cukup memegang peranan penting dalam suatu proses perkara kepailitan. Karena peranannya yang besar dan tugasnya

      

79

Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

80

yang berat, tidak sembarangan orang dapat menjadi kurator, karena itu persyaratan dan prosedur untuk dapat menjadi kurator ini oleh Undang-Undang Kepailitan diatur secara relatif ketat.

”Kurator adalah orang yang memiliki keahlian khusus untuk mengurus dan/atau membereskan harta pailit dengan tujuan untuk melakukan pembagian harta kekayaan debitor kepada para kreditornya dengan prosedur serta tata cara tertentu”. 81 Vollmar mengatakan bahwa “De Kurator is belast, aldus de wet, met het beheer en de

vereffening van de failliete boedel” (Kurator adalah bertugas menurut

undang-undang, mengurus dan membereskan harta pailit).82

Kurator adalah pihak yang diangkat oleh Pengadilan untuk mengurus dan membereskan harta debitor pailit. “Kurator adalah pihak yang mengurus harta kekayaan debitor yang pailit”.83 Kurator berwenang melaksanakan tugas pengurusan dan/atau pemberesan atas harta pailit sejak tanggal putusan pailit diucapkan meskipun terhadap putusan tersebut diajukan upaya hukum.

Secara umum untuk dapat menjadi seorang kurator, harus memenuhi syarat-syarat memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Penguasaan dalam bidang hukum (hukum perdata dan hukum pidana) yang cukup memadai.

      

81

Yuhelson, Tugas dan Kewenangan Kurator dalam Proses Kepailitan, Departemen Hukum dan HAM RI. Jakarta, 2006, hlm. 2.

82

Hadi Shubhan, Hukum Kepailitan, Prinsip, Norma dan Peradilan, (Jakarta : Prenada Media Group, 2008), hlm. 108.

  83  Freddy  Haris,  Kurator  Dan  Hakim  Pengawas, 

http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/  11/f71f0c8074f87af44d2b82d854 

2. Penguasaan dalam bidang hukum kepailitan dan perseroan.

3. Penguasaan dalam bidang Manajemen (dalam hal debitor pailit merupakan suatu perusahaan yang masih dapat diselamatkan kegiatan usahanya). 4. Penguasaan dasar mengenai keuangan.84

Mengenai tata cara pendaftaran kurator diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM No.M-01-HT.05.10 Tahun 2005 tentang Pendaftaran Kurator dan Pengurus yang menggantikan peraturan sebelumnya yaitu Keputusan Menteri Kehakiman RI No. M.08-HT.05.10 Tahun 1998 tentang Tata Cara Persyaratan Pendaftaran Kurator dan Pengurus. Menurut rumusan Peraturan tersebut, pendaftaran dilakukan setelah calon kurator melengkapi dokumen-dokumen yang diperlukan, selanjutnya pemohon mengajukan permohonan kepada Menteri. Pendaftaran Kurator dan pengurus tersebut dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum. Kemudian, bila semua syarat dan tata cara telah dipenuhi Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum mencatat Surat Bukti Pendaftaran Kurator dan Pengurus dalam buku register pendaftaran Kurator dan Pengurus.