• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab V merupakan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian ini yang terdiri

DI BALAI HARTA PENINGGALAN MEDAN

2. Tugas dan Kewajiban Kurator

Kurator mulai bertugas sejak kepailitan diputuskan, karena debitor tidak berhak lagi untuk melakukan pengurusan atas harta kekayaannya. Kurator merupakan satu-satunya pihak yang akan menangani seluruh kegiatan pengurusan dan pemberesan harta pailit. Pengangkatan kurator merupakan kewenangan Pengadilan yang memutus permohonan pernyataan kepailitan, di mana kurator termaksud dapat diajukan baik oleh debitor atau kreditor. UUKPKPU tidak memberikan ketentuan

      

84

mengenai bagaimana halnya apabila baik debitor, kreditor atau pihak yang berwenang mengajukan permohonan pernyataan pailit terdapat penunjukan kurator yang berbeda dan tidak mendapatkan kata sepakat untuk menunjuk kurator yang sama. Dalam Pasal 15 ayat (2) UUKPKPU menyatakan pengangkatan kurator adalah wewenang Pengadilan Niaga jika terdapat penunjukan kurator yang berbeda akan tetapi ketetapan (kata akhir) berada di Pengadilan Niaga, Pengadilan Niaga yang menetapkan siapa kuratornya.

Pasal 69 UUKPKPU secara tegas menyebutkan bahwa tugas kurator adalah ”melakukan pengurusan dan/atau pemberesan harta pailit”. Tugas dan pengurusan pemberesan harta atas harta pailit dilakukan sejak tanggal putusan pailit diucapkan meskipun terhadap putusan itu diajukan Kasasi atau Peninjauan kembali”.85 Dalam menjalankan tugasnya kurator tidak diharuskan memperoleh persetujuan dari atau menyampaikan pemberitahuan terlebih dahulu kepada debitor atau salah satu organ debitor, meskipun dalam keadaan di luar kepailitan persetujuan atau pemberitahuan demikian dipersyaratkan. Kurator dapat melakukan pinjaman dari pihak ketiga, hanya dalam rangka meningkatkan nilai harta pailit. Bila dalam melakukan pinjaman kepada pihak ketiga kurator perlu membebani harta pailit dengan gadai, jaminan fidusia, Hak Tanggungan, hipotek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya maka pinjaman tersebut harus terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari Hakim Pengawas. Untuk menghadap di muka Pengadilan kurator harus terlebih dahulu harus mendapat ijin

      

85

Hasil Wawancara dengan Amri Marjunin, Mantan Ketua Balai Harta Peninggalan Medan, pada tanggal 18 Maret 2010 (Pada saat Wawancara dilakukan masih menjabat sebagai Ketua Balai Harta Peninggalan Medan).

dari Hakim Pengawas, kecuali menyangkut sengketa pencocokan piutang atau dalam hal sebagaimana dimaksud dalam pasal 36, 38, 39 dan 5 ayat (3) UUKPKPU:

a. Sengketa pencocokan piutang.

b. Sengketa tentang kepastian kelanjutan pelaksanaan perjanjian timbal balik yang belum atau baru sebahagian dipenuhi.

c. Sengketa tentang penghentian hubungan sewa yang dilakukan oleh debitor pailit dengan pihak lain.

d. Sengketa tentang pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan yang bekerja pada debitor pailit.86

Sengketa tentang penuntutan penyerahan barang yang menjadi agunan, tanpa mengurangi hak pemegang hak tersebut untuk memperoleh hasil penjualan agunan tersebut. Untuk menghadap di muka Pengadilan kurator harus terlebih dahulu harus mendapat ijin dari Hakim Pengawas, kurator harus menyampaikan laporan kepada Hakim Pengawas mengenai keadaan harta pailit dan pelaksanaan tugasnya setiap 3 (tiga) bulan sekali. Kurator bertanggung jawab terhadap kesalahan atau kelalaian dalam melaksanakan tugas pengurusan atau pemberesan yang menyebabkan kerugian terhadap harta pailit.87 Tugas kurator adalah melakukan pengurusan dan pemberesan harta pailit, tugas mana diuraikan lebih rinci dalam bagian-bagian lain dalam Undang-Undang Kepailitan, kurator wajib memastikan bahwa setiap tindakannya adalah untuk kepentingan yang terbaik bagi harta pailit.

“Dalam menjalankan tugasnya, kurator baik Kurator Pemerintah (Balai Harta Peninggalan) ataupun Kurator Non Pemerintah (kurator swasta) dalam melaksanakan

      

86

Hasil Wawancara dengan Syahril Sofyan, Mantan Ketua Balai Harta Peninggalan Makasar, pada tanggal 05 Juni 2010.

87

Pasal 72 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

pekerjaannya harus menghindari adanya benturan kepentingan. Kurator hanya dapat menjalankan tugasnya jika pada setiap waktu tidak memiliki benturan kepentingan dalam penugasan tersebut, diantaranya kurator tidak menjadi salah satu kreditor, tidak mempunyai hubungan kekeluargaan dengan pemegang saham dari perseroan yang dinyatakan pailit dan bukan dalam posisi sebagai pegawai, dewan komisaris ataupun direksi perseroan yang pailit. Balai Harta Peninggalan sebagai kurator Pemerintah (dan kurator swasta) dan dilarang untuk menyewa jasa seorang pengacara untuk beracara di Pengadilan karena seorang kurator dalam melaksanakan tugasnya dituntut untuk dapat beracara di Pengadilan. “Apabila Balai Harta Peninggalan atau kurator swasta menyewa seorang Pengacara maka biaya pembayaran jasa Pengacara tidak boleh diambil dari budel pailit akan tetapi menjadi tanggungan secara pribadi oleh Balai Harta Peninggalan atau kurator swasta tersebut”.88

Jadi, apabila kita ringkas maka tugas kurator dalam kepailitan adalah sebagai berikut :

a. Pengurusan dan pemberesan harta pailit.

b. Mengumumkan putusan hakim tentang pernyataan pailit dalam berita negara dan surat kabar yang ditetapkan Hakim Pengawas.

c. Menyelamatkan harta pailit. d. Menyusun inventaris harta pailit.

e. Menyusun daftar utang dan piutang harta pailit. f. Melanjutkan usaha debitor (ijin kreditor).

g. Berwenang membuka surat yang ditujukan pada si pailit (yang berkaitan dengan harta pailit).

h. Menerima pengaduan mengenai si pailit.

      

88

Hasil Wawancara dengan Syahril Sofyan, Mantan Ketua Balai Harta Peninggalan Makasar, pada tanggal 21 Juli 2010, dengan menunjuk Pasal 24 Stb. 1872/166 sebagai rujukannya.

i. Berwenang memberi uang nafkah bagi si pailit atas ijin hukum pengawas. j. Memindahtangankan harta pailit.89

k. Menyimpan harta pailit. l. Membungakan uang tunai.90

m.Berwenang untuk membuat perdamaian. n. Dapat melakukan pinjaman dari pihak ketiga.

o. Kurator harus menyampaikan laporan (bersifat terbuka untuk umum) kepada Hakim Pengawas mengenai keadaan harta pailit dan pelaksanaan tugasnya setiap 3 (tiga) bulan.91

Dalam melakukan pengurusan dan pemberesan kurator mempunyai hak untuk menjual asset pailit dengan persetujuan Hakim Pengawas. Penjualan harta pailit tersebut dipergunakan untuk membayar biaya-biaya kepailitan,92 “Sepanjang untuk meningkatkan harta pailit, kurator dapat saja menyimpan dan membungakan uang tunai dengan melakukan penyimpanan uang di bank atau di depositokan di bank.”93

Selama menjalankan tugasnya kurator dapat diganti dengan kurator lain setiap waktu oleh pengadilan dimana pengadilan terlebih dahulu memanggil dan mendengar keterangan kurator tersebut. Syarat utama penggantian kurator adalah kurator diaudit

      

89

Semata-mata untuk meningkatkan nilai asset dan juga untuk memenuhi kebutuhan biaya kepailitan dengan ijin Hakil Pengawas dapat menjual harta pailit.

90

Membungakan uang tunai ke Bank dengan Giro oleh Kurator atas nama kepailitan si debitor yang di kelola oleh Balai Harta Peninggalan. Hasil Wawancara dengan Amri Marjunin, Mantan Ketua Balai Harta Peninggalan Medan, pada tanggal 25 Juni 2010. (Pada saat Wawancara dilakukan masih menjabat Ketua Balai Harta Peninggalan Medan).

91

Hasil Wawancara dengan Syahril Sofyan, Mantan Ketua Balai Harta Peninggalan Makasar, pada tanggal 05 Juni 2010.

92

Hasil Wawancara dengan Amri Marjunin, Mantan Ketua Balai Harta Peninggalan Medan, pada tanggal 25 Juni 2010. (Pada saat Wawancara dilakukan masih menjabat sebagai Ketua Balai Harta Peninggalan Medan).

93

Hasil Wawancara dengan Amri Marjunin, Mantan Ketua Balai Harta Peninggalan Medan, pada tanggal 25 Juni 2010. (Pada saat Wawancara dilakukan masih menjabat Ketua Balai Harta Peninggalan Medan).

kerjanya oleh hakim. Pengadilan dapat mengangkat kurator lain dan atau mengangkat kurator tambahan atas :

a. Permohonan kurator sendiri;

b. Permohonan kurator lainnya (jika ada); c. Usul Hakim Pengawas;

d. Permintaan debitor pailit;

e. Berdasarkan rapat keputusan kreditor pengadilan harus memberhentikan atau mengangkat kurator atas permohonan atau atas usul kreditor konkuren.94

Kurator bukan bekerja tanpa imbalan, besarnya imbalan jasa kurator ditentukan setelah kepailitan berakhir. Pasal 76 UUKPKPU menentukan besarnya imbalan jasa yang harus dibayarkan kepada kurator ditetapkan berdasarkan pedoman yang ditetapkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Sebagai pelaksanaan Pasal 76 UUKPKPU tersebut imbalan jasa kurator diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2009 Tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku pada Departemen Hukum Dan Hak Asasi Manusia yaitu 0,25 % dari kekayaan perbulan dari aktiva.

Untuk lebih jelasnya dikutipkan selengkapnya besarnya imbalan jasa kurator ditentukan sebagai berikut :

a. Dalam hal kepailitan berakhir dengan perdamaian :

1) Nilai harta kekayaan sampai dengan Rp. 50 (lima puluh) miliar maka besarnya jasa imbalan adalah 4 % (empat persen) dari budel kekayaan. 2) Nilai harta kekayaan diatas Rp. 50 (lima puluh) miliar maka besarnya

jasa imbalan adalah 2 % (empat persen) dari budel kekayaan.

      

94

Pasal 71 ayat (1) Undang-Undang Kepailitan Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

b. Dalam hal kepailitan berakhir diluar perdamaian :

1) Nilai harta kekayaan sampai dengan Rp. 50 (lima puluh) miliar maka besarnya jasa imbalan adalah 8 % (delapan persen) dari budel kekayaan. 2) Nilai harta kekayaan sampai dengan Rp. 50 (lima puluh) miliar maka

besarnya jasa imbalan adalah 4 % (empat persen) dari budel kekayaan. c. Dalam hal pernyataan pailit ditolak ditingkat kasasi atau Peninjauan

Kembali (PK) maka besarnya jasa imbalan adalah 1 % (satu persen) dari harta debitor apabila debitor sebagai pemohon, dan 1 % (satu persen) dari tagihan apabila kreditor sebagai pemohon.95

Pasal 1466 KUH Perdata menyebutkan untuk biaya akta jual beli dan biaya tambahan lainnya dipikul oleh pembeli kecuali kalau diperjanjikan sebaliknya.

3. Balai Harta Peninggalan Sebagai Kurator Pemerintah