• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

1. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kata "kurikulum" berasal dari bahasa Yunani yang digunakan dalam bidang olahraga, yaitu currere yang berarti jarak tempuh lari, yang kemudian diterapkan dalam bidang pendidikan. Dalam bahasa Arab istilah "kurikulum" diartikan dengan manhaj, yakni jalan yang terang, atau jalan terang yang dilalui oleh manusia pada bidang kehidupannya. Dalam konteks pendidikan, kurikulum berarti jalan terang yang dilalui oleh pendidik/guru dengan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai-nilai.

Seperti dikutip oleh Abdul Majid (2006 : 9) bahwa Al-manhaj adalah seperangkat rencana dan media untuk mengantarkan lembaga pendidikan dalam mewujudkan rencana pendidikan.

Dari beberapa sumber dapat ditemukan, kurikulum dapat dimaknai dalam tiga konteks, yaitu kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran, kurikulum sebagai pengalaman belajar, dan kurikulum sebagai perencanaan program belajar.

Kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa, merupakan konsep kurikulum yang sampai saat ini banyak mewarnai teori-teori dan praktik pendidikan. Kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran sering dihubungkan dengan usaha untuk memperoleh ijazah;

sedangkan ijazah itu sendiri menggambarkan kemampuan.

Kurikulum sebagai rencana atau program belajar, sebagaimana dikemukakan oleh Syaifuddin Sabda (2006 : 18) :

Kurikulum biasanya terdiri dari pernyataan-pernyataan tentang tujuan umum, tujuan khusus, yang mengindikasikan kelompok bahan-bahan ajar terpilih, yang juga menyatakan tentang model-model pelaksanaan proses pembelajaran, dan juga mencakup program evaluasi hasil belajar.

Sementara menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2007 : 41):

Kurikulum adalah konsekwensi isi dan bahan pelajaran yang dideskripsikan sedemikian rupa sehingga pembelajaran setiap unitnya itu dapat diselesaikan sebagai sebuah satuan utuh, dan masing-masing unit tersebut juga mendeskripsikan kapabilitas (kompetensi) siswa yang harus dikuasai mereka.

Kurikulum pendidikan merupakan jalan terbaik untuk mendidik dan meningkatkan kapabilitas generasi muda sehingga mampu mengembangkan bakat dan keterampilan yang mereka miliki untuk menjalankan hak dan kewajibannya, memikul tanggung jawab terhadap diri keluarga, dan turut serta secara aktif untuk kemajuan masyarakat dan bangsa.

Sedangkan pengertian kompetensi sebagaimana dikutip oleh Wina Sanjaya (2009 : 115) :

Kompetensi adalah suatu pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan atau kapabilitas yang dimiliki oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga mewarnai prilaku kognitif, afektif, dan psikomotoriknya.

Ada beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi sebagaimana yang dikutip oleh E. Mulyasa (2006 : 38) yaitu

1. Pengetahuan (knowledge); yaitu kesadaran dalam bidang kognitif.

2. Pemahaman (understanding); yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu.

3. Kemampuan (Skill); adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

4. Nilai (value); adalah suatu standar prilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang.

5. Sikap (attitude); yaitu perasaan (senang tidak senang, suka tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar.

6. Minat (interest); adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan.

Berdasarkan pengertian kompetensi di atas, dirumuskan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumberdaya pendidikan.

Siskandar (2007 : 5) mengemukakan bahwa :

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pengembangan kurikulum yang bertitik tolak dari kompetensi yang seharusnya dimiliki siswa setelah menyelesaikan pendidikan yang meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai dan pola berpikir serta bertindak sebagai refleksi dari pemahaman dan penghayatan dari apa yang telah dipelajari peserta didik.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebagai suatu konsep kurikulum yang tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja akan tetapi menekankan pada aspek afektif dan psikomotorik yang harus dicapai oleh siswa.

2. Dasar dan Tujuan dan Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

1) Dasar dan Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Wina Sanjaya (2008 : 133-134) mengemukakan bahwa:

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan didasarkan pada dua landasan pokok, yakni landasan empiris dan landasan formal.

Landasan empiris diantaranya adalah pertama, adanya kenyataan rendahnya kualitas pendidikan baik dilihat dari sudut proses maupun hasil belajar, maksud dari sudut proses misalnya pendidikan kurang mampu mengembangkan peserta didik secara utuh; kedua, Indonesia adalah Negara yang sangat luas yang memiliki keragaman social budaya dengan potensi dan kebutuhan yang berbeda; ketiga, selama ini peran sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum bersifat pasif.

Masnur Muslich (2007 : 1) mengemukakan bahwa :

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.

Masnur Muslich (2007 : 27) merumuskan tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan mengacu pada tujuan umum pendidikan berikut:

a. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri mengikuti pendidikan lebih lanjut.

b. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan pengetahuan, keterampilan, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

c. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Dengan memperhatikan tiga tujuan pendidikan yakni pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan menengah kejuruan maka dapat diketahui bahwa secara umum tujuan diterapkannya Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi)

kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.

Masnur Muslih (2007: 26) mengemukakan bahwa :

Tujuan umum dengan diterapkannya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.

Memahami dari tujuan diatas, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dapat dipandang sebagai suatu pola pendekatan baru dalam pengembangan kurikulum dalam konteks otonomi daerah yang sedang digulirkan dewasa ini. Oleh karena itu, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) perlu diterapkan oleh setiap satuan pendidikan, terutama berkaitan dengan tujuan hal sebagai berikut:

1) Lembaga pendidikan harus lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan bagi dirinya agar lembaga sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk memajukan lembaga.

2) Sekolah juga lebih mengetahui kebutuhan sekolahnya, pada khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.

3) Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan sekolah karena pihak sekolah yang paling tahu apa yang terbaik bagi sekolahnya.

Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat, serta lebih efisien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat setempat.

2. Pelaksanaan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Masnur Muslih (2007 : 34) mengemukakan bahwa: Pelaksanaan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu:

1) Menganalisis potensi dan kekuatan atau kelemahan yang ada disekolah peserta didik, dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana biaya, program-program yang ada disekolah.

2) Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar: komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri dan dunia kerja, sumber daya alam, dan sosial budaya.

3) Mengidentifikasi Standar Isi dan Standar kompetensi lulusan sebagai acuan dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

b. Mekanisme Penyusunan Kurikulum

Masnur Muslih (2007 : 36) Mekanisme penyusunan kurikulum perlu di perhatikan adalah pembentukan tim penyusun dan perencanaan kegiatan.

1) Kurikulum pada jenjang pendidikan menengah, kurikulum dikembangkan sesuai dengan relevansi oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau departemen agama.

2) Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan kegiatan perencanaan sekolah atau madrasah. Tahap kegiatan ini dalam menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan secara garis besar meliputi penyiapan dan penyusunan draft, review dan revisi, serta finalisasi.

3) Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam jenjang pendidikan SD, SMP, SMA dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah serta diketahui komite madrasah dan oleh departemen yang mengenai urusan pemerintahan di bidang pendidikan.

Dari pendapat di atas bahwa Pelaksanaan Pengembangan dan Mekanisme Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu

menganalisis potensi dan kekuatan atau kelemahan, menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar dan mengidentifikasi standar isi dan standar kompetensi lulusan sebagai acuan dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah suatu proses penerapan ide, konsep dan kebijakan kurikulum dalam suatu aktivitas pembelajaran, sehingga siswa dapat menguasai seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mencakup tiga aspek yaitu pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi.

3. Prinsip-prinsip Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Muhammad Joko Susilo (2007 : 102) mengemukakan bahwa:

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standart isi serta panduan menyusun kurikulum yang dibuat oleh BSNP

Prinsip-prinsip Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai berikut :

1) Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensi agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, meniru dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2) Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender.

3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4) Relevan dengan kebutuhan

Perkembangan kurikulum dilakukan dengan melihat pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan hidup dan dunia kinerja.

5) Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

6) Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

Kurikulum mencerminkan antara unsur-unsur pendidikan formal, informal dan non formal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7) Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global, nasional dan lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan global, nasional dan lokal harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan perkembangan era globalisasi dan memberdayakan sejalan perkembangan era globalisasi dengan tetap berpegang pada motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sedangkan Muhaimin (2008 : 29) mengemukakan bahwa ada beberapa prinsip pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:

a. Didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan.

b. Menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: 1). Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2). Belajar untuk memahami dan menghayati, 3). Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, 4). Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan 5). Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang efektif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

c. Memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividualan, kesosialan, dan moral.

d. Dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada.

e. Dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidik dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.

f. Mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan keseimbangan yang cocok dan menandai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

Dari pendapat di atas bahwa prinsip Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungan, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Dokumen terkait