• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.2 Landasan Teori

2.2.6 Pengertian

Bagi lembaga /instansi/ kantor pemerintah dalam menganalisis kepuasan

pengguna jasa dimulai dari penilaian konsumen mengenai kapasitas pelayanan

publik secara keseluruhan untuk memuaskan kebutuhannya. Konsep nilai

pengunjung juga sering disebut nilai konsumen, nilai nasabah, dan lainnya

memberikan gambaran tentang pengunjung suatu penyedia jasa

mempertimbangkan apa yang mereka inginkan, dan percaya bahwa mereka

memperoleh manfaat dari suatu produk. Menurut Band (1991) dalam Diab (2009),

melihat perlunya lintas fungsional dalam sebuah perusahaan, yaitu pemasaran,

operasi, dan sumber daya manusia sebagai prasyarat dalam mengelola nilai

pengunjung.

Elemen mengelola hubungan dengan pengunjung dan mengelola persepsi

pegawai sebagai value creator adalah tugas dari manajemen sumber daya

manusia, sedangkan elemen meningkatkan kinerja kualitas adalah tugas dari

fungsi organisasi. Nilai pelanggan merupakan keseluruhan penilaian pelanggan

tentang kegunaan suatu produk yang berdasar pada persepsi tentang apa yang

diterima dan apa yang diberikan.

Persepsi pembeli tentang nilai menggambarkan sebuah perbandingan

antara kualitas atau keuntungan yang mereka rasakan dalam produk dengan

pengorbanan yang mereka rasakan ketika membayar harga produk. Nilai

pelanggan merupakan kualitas yang dirasakan pelanggan yang disesuaikan dengan

harga relatif dari produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan (Slater and

Narver, 1994) dalam Diab (2009).

Nilai pelanggan diartikan sebagai ikatan emosional yang terbentuk antara

pelanggan dan produsen setelah pelanggan menggunakan suatu produk atau jasa

penting yang diproduksi oleh produsen dan menemukan produk tersebut

memberikan suatu tambahan nilai. Dari konsep definisi tentang nilai pelanggan

diatas dapatlah kita kembangkan secara komprehensif, bahwa secara garis besar

nilai pelanggan merupakan perbandingan antara manfaat yang dirasakan oleh

pelanggan dengan apa yang dikorbankan pelanggan untuk mendapatkan atau

mengkonsumsi produk tersebut.

Konsep nilai pelanggan mengindikasikan suatu hubungan yang kuat

terhadap kepuasan pelanggan, dimana konsep tersebut menggambarkan

pertimbangan yang evaluatif dari pelanggan tentang produk atau jasa yang mereka

konsumsi. Nilai yang diinginkan pelanggan terbentuk ketika mereka membentuk

penggunaan. Mereka mengevaluasi pengalaman penggunaan pada atribut yang

sama. Seperti telah dijelaskan diatas bahwa atribut yang dimaksud disini adalah

merek dan keunggulan pelayanan atas produk.

Menurut Wang et al., (2004) dalam penelitian Reni (2007) membagi

dimensi nilai pelanggan menjadi nilai fungsional, nilai ekonomi, nilai emosional,

dan nilai pengorbanan. Apabila keempat komponen tersebut dapat berjalan secara

terintegrasi dengan baik, maka semakin tinggi nilai pelanggan akan berdampak

terhadap peningkatan kepuasan pelanggan. Keempat komponen tersebut diatas

akan benar- benar menjadi komponen penting dan dipercaya mampu

menghasilkan kepuasan pelanggan apabila perusahaan lebih baik dalam

mengelola aktivitas orientasi pelanggan.

2.3 Kerangka Pemikiran

Tujuan utama pelayanan publik dari lembaga/ instansi/ kantor pemerintah

adalah untuk memberikan manfaat sosial kepada masyarakat. Salah satu produk

peraturan pemerintah terbaru tentang pelayanan publik yang telah dikeluarkan

untuk melakukan penilaian dan evaluasi terhadap kinerja unit pelayanan publik

instansi pemerintah adalah Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor : KEP- 25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Penyusunan Indeks Kepuasan

Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Dari penjelasan definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa tujuan utama setiap lembaga/ instansi/ kantor

pemerintah pelayanan publik adalah memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai

Hal ini bermakna bahwa suatu lembaga harus mampu melaksanakan

perannya dengan baik untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga kepuasan

terhadap pelayanan yang diberikan dapat dinilai, apakah seseorang tersebut puas

setelah menerima jasa atau sebaliknya. McDougall and Levesque (2000)

menyatakan bahwa kepuasan merupakan kunci keberhasilan dalam industri jasa

(lembaga/ instansi/ kantor pemerintah) dalam memberikan pelayanan publik.

Kepuasan dalam pelayanan publik tentunya berkaitan dengan perasaan senang

atau kecewa seseorang setelah memperoleh haknya kemudian

membandingkannya dengan keinginannya. Kepuasan masyarakat terhadap

pelayanan publik tersebut merupakan perwujudan kepuasan secara keseluruhan,

adanya kesesuaian pelayanan yang dilaksanakan dengan harapan masyarakat,

maka masyarakat selama terus menjalin hubungan dengan instansi- instansi yang

memberikan jasa pelayanan publik.

Kualitas pelayanan adalah bagian terpenting dalam organisasi baik

perusahaan ataupun instansi pemerintahan yang memberikan pelayanan, karena

kualitas pelayanan merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur

kepuasan. Menurut Parasuraman et al., yang dikutip oleh Lupiyoadi (2001)

kualitas pelayanan dapat dijelaskan melalui dimensi kualitas pelayanan seperti

daya tanggap (responsiveness), kehandalan (reliability), tampilan fisik (tangible),

jaminan (assurance), dan kepedulian (empathy).

Jika kinerja dimensi kualitas pelayanan dapat memenuhi harapan, maka

masyarakat sebagai pengguna jasa akan merasa puas. Selanjutnya apabila kinerja

dimensi kualitas pelayanan melebihi harapan, maka masyarakat sebagai pengguna

lembaga/ instansi/ kantor pemerintah merasa puas, maka pengguna jasa pelayanan

publik akan menyampaikan hal yang positif kepada orang lain dan ini merupakan

penilaian langsung dari orang yang pernah menggunakan produk atau jasa.

Konsep nilai pengunjung padalembaga/ instansi/ kantor pemerintah adalah

tindakan penting yang menunjukkan prioritas lembaga/ instansi/ kantor

pemerintah yang berkaitan dengan kepuasan pengunjung. Kualitas dari nilai

memiliki peran kunci dalam memantau apakah tujuan jangka panjang, menengah,

dan pendek suatu organisasi lembaga/ instansi/ kantor pemerintah sesuai dengan

aspirasi yang diinginkan.

Tolak ukur nilai pengunjung adalah lamanya waktu adopsi terhadap

harapan dan kebutuhan pengunjung dan banyaknya informasi yang diadopsi oleh

lembaga/ instansi/ kantor pemerintah, untuk membangun nilai pengunjung. Nilai

pengunjung sebenarnya dalam pelayanan adalah nilai yang mampu membuat

pengguna merasa puas melalui dimensi nilai pengunjung yakni nilai fungsional,

nilai ekonomi, nilai emosional, dan nilai pengorbanan.

Apabila pengguna jasa telah menemukan kualitas pelayanan yang sanggup

memenuhi harapannya, maka kepuasan pengunjung yang dimulai dengan

pengukuran terwujudnya nilai pengunjung merupakan fundamental dalam

membangun kepuasan pengunjung. Secara rinci kerangka pemikiran telah

menjelaskan secara singkat bahwa terdapat keterkaitan antara variabel yang

diteliti. Selanjutnya variabel- variabel yang diteliti digambarkan dalam model

Sumber : Data Diolah (2013)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Dokumen terkait