• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kualitas Pelayanan Kunjungan Dan Nilai Pengunjung Terhadap Kepuasan Pengunjung Lembaga Pemasyarakatan Kelas Iia Anak Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kualitas Pelayanan Kunjungan Dan Nilai Pengunjung Terhadap Kepuasan Pengunjung Lembaga Pemasyarakatan Kelas Iia Anak Medan"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KUNJUNGAN DAN NILAI PENGUNJUNG TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG

LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA ANAK MEDAN

TESIS

OLEH

SAHDURIMAN 117019001/IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KUNJUNGAN DAN NILAI PENGUNJUNG TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG

LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA ANAK MEDAN

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains Dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

OLEH

SAHDURIMAN 117019001/IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KUNJUNGAN DAN NILAI PENGUNJUNG TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA ANAK MEDAN Nama Mahasiswa : SAHDURIMAN

NIM : 117019001

Program Studi : ILMU MANAJEMEN

Menyetujui, Komisi Pembimbing :

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS) (Dr. Endang Sulistya Rini

Ketua Anggota

, M.Si)

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS) (Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc)

(4)

Telah diuji pada :

Tanggal : 01 Agustus 2013

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. Dr. Paham Ginting, MS Anggota : 1. Dr. Endang Sulistya Rini, M.Si

2. Prof. Dr. Amrin Fauzi

(5)

PERNYATAAN

Judul Tesis

“PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KUNJUNGAN DAN NILAI PENGUNJUNG TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG

LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA ANAK MEDAN”.

Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini yang disusun sebagai

syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Sekolah

Pascasarjana Magister Ilmu Manajemen Universitas Sunatera Utara adalah benar

hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan- pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian

tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis

cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika

penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis

ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian

tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang

penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Medan, Agustus 2013 Penulis

(6)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KUNJUNGAN DAN NILAI PENGUNJUNG TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG

LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA ANAK MEDAN

ABSTRAK

Penelitian ini betujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel responsiveness, reliability, tangible, assurance, empathy dan nilai pengunjung terhadap kepuasan pengunjung. Objek penelitian ini dilakukan pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan. Permasalahan penelitian ini berfokus membahas fenomena pengunjung terkait dengan pelayanan publik petugas Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan dan nilai pengunjung terhadap kepuasan pengunjung. Penelitian ini telah merumuskan tujuh hipotesis. Metode penarikan sampel, penelitian ini menggunakan teknik sampel incidental, yaitu cara pengambilan sampel secara acak dari anggota populasi tanpa memperdulikan tingkatan. Penelitian ini mempergunakan 69 responden dan keseluruhan responden adalah pengunjung Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan. Analisis data mempergunakan deskriptif statistik dan analisis regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responsiveness, reliability, tangible, assurance, empathy, dan nilai pengunjung secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pengunjung. Hasil penelitian lainnya secara parsial menunjukkan bahwa

responsiveness, reliability, empathy dan nilai pengunjung berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pengunjung.

(7)

INFLUENCE OF SERVICE QUALITY AND VALUE OF VISITORS TO VISIT VISITOR SATISFACTION

LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA ANAK MEDAN

ABSTRACT

This study aims to identify and analyze the effect of variable responsiveness, reliability, tangible, assurance, empathy and value of visitors to visitor satisfaction. Object of this study conducted at Children's Penitentiary Class IIA Medan. This study discusses the issues focused visitors phenomena associated with public service officers Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan, the value of visitors to visitor satisfaction. This study has formulated seven hypotheses. Sampling method, this study using incidental sampling technique, which means taking a random sample of members of the population, regardless of level. The study used 69 respondents and all respondents were visitors Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan. Data analysis using descriptive statistics and multiple linear regression analysis with SPSS. These results indicate that the responsiveness, reliability, tangible, assurance, empathy and value visitor simultaneously positive and significant impact on visitor satisfaction. Partial results of other studies indicate that the responsiveness, reliability, empathy and value of visitors and significant positive effect on visitor satisfaction.

(8)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,

Alhamdulillah, segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T.

atas segala karunia dan ridho-NYA, sehingga tesis dengan judul “PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KUNJUNGAN DAN NILAI PENGUNJUNG TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA ANAK MEDAN” ini dapat diselesaikan.

Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar

Magister Sains (M.Si) pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

(USU).

Keberhasilan menyusun tesis ini tentunya tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan, dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang sebesar

besarnya, kepada :

1) Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H., M.Sc., (CTM)., Sp. A

(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2) Bapak Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

3) Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, M.S, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan

sekaligus Ketua Komisi Pembimbing yang telah memberikan banyak

(9)

4) Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA, selaku Sekretaris Program Studi

Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang

juga telah memberikan sumbangan pemikiran berupa kritikan dan arahan

sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.

5) Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, M.Si

6) Bapak Prof. Dr. Amrin Fauzi, selaku Komisi Pembanding yang telah

memberikan saran dan masukan dalam penulisan tesis ini.

yang baik hati, selaku Anggota Komisi

Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis sehingga

tesis ini dapat selesai tepat waktu.

7) Ibu Dr. Beby Karina. F. Sembiring, SE, MM selaku Anggota Komisi

Pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan arahan tentang

tata cara penulisan tesis ini.

8) Bapak Dr. Jhonny Manurung, MS selaku Anggota Dosen Pembanding

yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran yang

membangun dalam penyusunan tesis ini.

9) Seluruh Dosen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Program

Studi Ilmu Manajemen dan Pegawai Administrasi.

10)Bapak Winduarto, SH, MH selaku Kepala Lembaga Pemasyarakatan

Kelas IIA Anak Medan yang telah memberikan dukungan moril untuk

menyelesaikan tesis ini tepat pada waktunya.

11)Kepada kedua anak penulis Indah Sri Wulandari dan Mohammad Rizki

Savero yang telah memberikan semangat dan dukungan serta yang begitu

sabar dan pengertian kepada penulis untuk memberi waktu menyelesaikan

(10)

12)Kepada orang tua penulis Ayahanda Alm. Jamin dan Ibunda Almh. Umi

Kalsum yang telah melahirkan dan membesarkan penulis, walau telah

tiada pasti mereka melihat kebahagiaan yang penulis rasakan.

13)Seluruh sahabat dan teman-teman penulis di Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara Program Studi Ilmu Manajemen angkatan

XXI tahun 2011 baik reguler maupun paralel yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, serta teman-teman dalam Himpunan Mahasiswa

Ilmu Manajemen (HIM) atas segala dukungan moril dan semangat yang

diberikan untuk menyelesaikan tesis ini dengan baik dan tepat waktu

sesuai dengan harapan penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih terdapat

kekurangan yang perlu diperhatikan oleh pihak lain pada masa yang akan datang,

oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan guna menyempurnakan

penulisan tesis ini. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih dan

semoga tesis ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, Agustus 2013 Penulis,

(11)

RIWAYAT HIDUP

SAHDURIMAN, lahir di Bangun (Simalungun) pada tanggal 08

September 1972 anak keenam dari delapan bersaudara, dari pasangan Ayahanda

Alm. JAMIN dan Ibunda Almh. UMI KALSUM. Menikah tahun 1998 dengan

VERA VERONIKA, mempunyai dua orang anak INDAH SRI WULANDARI

(siswi SMAN 1 Padang Panjang) dan MOHAMMAD RIZKI SAVERO (siswa

SDN 09 Padang Panjang).

Menyelesaikan Pendidikan di Sekolah Dasar Negeri No. 091258

Simalungun tahun 1985 tamat dan lulus, melanjutkan Pendidikan Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama SMPN Siantar tahun 1988 tamat dan lulus, melanjutkan

Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SMA IKIP P. Siantar tahun 1991

tamat dan lulus, melanjutkan Studi di Akademi Ilmu Pemasyarakatan Departemen

Kehakiman Jakarta tahun 1995 tamat dan lulus, melanjutkan ke Sekolah Tinggi

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pancasakti Bukittinggi tahun 2001 tamat dan lulus.

Terakhir melanjutkan pendidikan di Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara pada tahun 2011.

Pengalaman kerja dimulai di Rumah Tahanan Negara (RUTAN) Padang

Panjang (Sumatera Barat) dari tahun 1996 dan pada tahun 2002 menjabat sebagai

Kepala Subseksi Pengelolaan. Pada tahun 2008 mutasi ke Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Tembilahan (Riau) sebagai Kepala Seksi Bimbingan

Napi/ Anak Didik. Dari tahun 2011 sampai saat ini sebagai Pegawai Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan dengan jabatan Kepala Seksi Kegiatan

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 12

1.4 Manfaat Penelitian ... 13

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Penelitian Terdahulu ... 14

2.2 Landasan Teori ... 15

2.2.1 Pengertian Pelayanan Publik ... 15

2.2.2 Pengertian Kualitas Pelayanan ... 17

2.2.3 Kualitas Pelayanan Publik ... 20

2.2.4 Konsep Kepuasan Pengunjung... 22

2.2.5 Indeks Kepuasan Masyarakat ... 24

2.2.6 Pengertian 2.3 Kerangka Pemikiran ... 29

Nilai Pengunjung ... 27

2.4 Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sifat Penelitian ... 34

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

3.3 Populasi dan Sampel ... 35

3.4 Jenis Sumber Data ... 36

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.6 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 37

3.7 Skala Pengukuran Variabel ... 39

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 39

3.9 Pengujian Asumsi Klasik ... 42

3.10 Metode Analisis Data ... 44

3.10.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 44

3.10.2 Metode Analisis Regresi Berganda ... 44

(13)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ... 47

4.1.1 Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan ... 47

4.1.2 Struktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan ... 50

4.1.3 Hasil Penelitian Statistik Deskriptif Responden ... 51

4.1.3.1 Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51

4.1.3.2 Deskriptif Responden Berdasarkan Usia ... 52

4.1.3.3 Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 53

4.1.3.4 Deskriptif Responden Berdasarkan Status Pekerjaan ... 53

4.1.3.5 Deskriptif Responden Berdasarkan Status Hubungan dengan Penghuni ... 54

4.1.3.6 Deskriptif Responden Berdasarkan Intensitas Kunjungan ... 55

4.1.4 Hasil Penelitian Statistik Deskriptif Variabel ... 56

4.1.4.1 Variabel Responsiveness ... 56

4.1.4.2 Variabel Reliability ... 57

4.1.4.3 Variabel Tangible ... 58

4.1.4.4 Variabel Assurance ... 59

4.1.4.5 Variabel Empathy ... 60

4.1.4.6 Variabel Nilai Pengunjung ... 61

4.1.4.7 Variabel Kepuasan Pengunjung ... 62

4.1.5 Hasil Penelitian Uji Asumsi Klasik ... 63

4.1.5.1 Uji Normalitas ... 63

4.1.5.2 Uji Multikolinearitas ... 65

4.1.5.3 Uji Heteroskedastisitas ... 66

4.1.6 Hasil Pengujian Hipotesis Berdasarkan Analisis Regresi Linier Berganda... 68

4.1.6.1 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 68

4.1.6.2 Hasil Penelitian Secara Parsial (Uji t) ... 69

4.1.6.3 Hasil Penelitian Secara Simultan (Uji F) ... 70

4.1.6.4 Hasil Penelitian Koefisien Determinan (R2 4.1.7 Pengujian Hipotesis Penelitian... 72

) ... 71

4.2 Pembahasan ... 74

4.2.1 Pembahasan Pengaruh Responsiveness Terhadap Kepuasan Pengunjung ... 74

4.2.2 Pembahasan Pengaruh Reliability Terhadap Kepuasan Pengunjung ... 76

4.2.3 Pembahasan Pengaruh Tangible Terhadap Kepuasan Pengunjung ... 78

(14)

4.2.5 Pembahasan Pengaruh Empathy Terhadap Kepuasan

Pengunjung ... 80 4.2.6 Pembahasan Pengaruh Nilai Pengunjung Terhadap

Kepuasan Pengunjung ... 82 4.2.7 Pengaruh Secara Serempak Variabel Responsiveness,

Reliability, Tangible, Assurance, Empathy dan Nilai

Pengunjung terhadap Kepuasan Pengunjung ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 85 5.2 Saran ... 86

(15)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Tabel 1.1 Data Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA

Anak Medan Berdasarkan Status ... 3

Tabel 1.2 Data Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan Berdasarkan Tindak Pidana yang Dilakukan ... 4

Tabel 1.3 Jumlah Pengunjung, Penghuni yang Dikunjungi, dan Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan Tahun 2012 ... 5

Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu ... 14

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel, Definisi, Indikator, dan Alat Ukur ... 38

Tabel 3.2 Pengujian Validitas Instrumen Variabel ... 40

Tabel 3.3 Pengujian ReliabilitasVariabel ... 41

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 51

Tabel 4.2 Usia Responden ... 52

Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir Responden ... 53

Tabel 4.4 Status Pekerjaan Responden ... 54

Tabel 4.5 Status Hubungan Responden ... 55

Tabel 4.6 Intensitas Kunjungan Responden ... 55

Tabel 4.7 Hasil Jawaban Responden Variabel Responsiveness ... 56

Tabel 4.8 Hasil Jawaban Responden Variabel Reliability ... 57

Tabel 4.9 Hasil Jawaban Responden Variabel Tangible ... 58

Tabel 4.10 Hasil Jawaban Responden Variabel Assurance ... 59

Tabel 4.11 Hasil Jawaban Responden Variabel Empathy ... 60

Tabel 4.12 Hasil Jawaban Responden Variabel Nilai Pengunjung ... 61

Tabel 4.13 Hasil Jawaban Responden Variabel Kepuasan Pengunjung ... 62

Tabel 4.14 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test... 65

Tabel 4.15 Multikolinearitas ... 65

Tabel 4.16 Heteroskedastisitas ... 65

Tabel 4.17 Uji Analisis Regresi Linier Berganda ... 67

Tabel 4.18 Uji Parsial (Uji t) ... 70

Tabel 4.19 Uji Serempak (Uji F)... 71

(16)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 32

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan ... 50

Gambar 4.2 Histogram Normalitas ... 63

Gambar 4.3 Grafik Normalitas ... 64

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 91

Lampiran 2 Output SPSS Data Instrumen Validitas dan Reliabilitas ... 95

Lampiran 3 Frequency Table ... 99

(18)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KUNJUNGAN DAN NILAI PENGUNJUNG TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG

LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA ANAK MEDAN

ABSTRAK

Penelitian ini betujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel responsiveness, reliability, tangible, assurance, empathy dan nilai pengunjung terhadap kepuasan pengunjung. Objek penelitian ini dilakukan pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan. Permasalahan penelitian ini berfokus membahas fenomena pengunjung terkait dengan pelayanan publik petugas Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan dan nilai pengunjung terhadap kepuasan pengunjung. Penelitian ini telah merumuskan tujuh hipotesis. Metode penarikan sampel, penelitian ini menggunakan teknik sampel incidental, yaitu cara pengambilan sampel secara acak dari anggota populasi tanpa memperdulikan tingkatan. Penelitian ini mempergunakan 69 responden dan keseluruhan responden adalah pengunjung Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan. Analisis data mempergunakan deskriptif statistik dan analisis regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responsiveness, reliability, tangible, assurance, empathy, dan nilai pengunjung secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pengunjung. Hasil penelitian lainnya secara parsial menunjukkan bahwa

responsiveness, reliability, empathy dan nilai pengunjung berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pengunjung.

(19)

INFLUENCE OF SERVICE QUALITY AND VALUE OF VISITORS TO VISIT VISITOR SATISFACTION

LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA ANAK MEDAN

ABSTRACT

This study aims to identify and analyze the effect of variable responsiveness, reliability, tangible, assurance, empathy and value of visitors to visitor satisfaction. Object of this study conducted at Children's Penitentiary Class IIA Medan. This study discusses the issues focused visitors phenomena associated with public service officers Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan, the value of visitors to visitor satisfaction. This study has formulated seven hypotheses. Sampling method, this study using incidental sampling technique, which means taking a random sample of members of the population, regardless of level. The study used 69 respondents and all respondents were visitors Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan. Data analysis using descriptive statistics and multiple linear regression analysis with SPSS. These results indicate that the responsiveness, reliability, tangible, assurance, empathy and value visitor simultaneously positive and significant impact on visitor satisfaction. Partial results of other studies indicate that the responsiveness, reliability, empathy and value of visitors and significant positive effect on visitor satisfaction.

(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam beberapa dekade terakhir ini istilah kepuasan masyarakat atas

pelayanan lembaga/ instansi/ kantor pemerintah di Indonesia hampir identik

dengan kualitas, artinya bahwa tinggi rendahnya derajat kepuasan masyarakat

dapat dijadikan alat ukur tentang kualitas suatu pelayanan yang ditawarkan oleh

lembaga/ instansi/ kantor pemerintah. Dalam upaya meningkatkan kualitas

pelayanan aparatur pemerintah kepada masyarakat, beberapa peraturan telah

dikeluarkan oleh pemerintah sebagai upaya mendorong peningkatan kualitas

pelayanan publik, antara lain:

1) KEPMENPAN RI Nomor : 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum

Penyelenggaraan Pelayanan publik.

2) KEPMENPAN RI Nomor : KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum

Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Unit Pelayanan Instansi

Pemerintah.

3) Surat Edaran MENPAN RI Nomor : SE/10/M.PAN/07/2005 tentang Prioritas

Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.

Peraturan terkait peningkatan kualitas pelayanan publik di atas intinya

berisi prinsip- prinsip pelayanan prima kepada masyarakat antara lain berupa

kesederhanaan, kejelasan dan kepastian, keamanan, keterbukaan, efisiensi, dan

(21)

Meningkatkan kepuasan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik

yang berkualitas merupakan hal yang sangat penting bagi lembaga non profit,

karena pelayanan publik merupakan hal yang penting untuk diwujudkan sebab

menyangkut kebutuhan masyarakat luas dalam sebuah negara. Kebutuhan

masyarakat ini disebut kebutuhan publik dan tindakan atau upaya pemenuhan

kebutuhan publik ini disebut pelayanan publik. Istilah kepuasan pengunjung,

konsumen, pelanggan, dan nasabah baik bagi instansi, lembaga, maupun

perusahaan yang bergerak pada jasa dapat diartikan sebagai tingkat perasaan

pengunjung setelah membandingkan dengan harapannya.

Kepuasan pengunjung merupakan reaksi perilaku sesudah menerima jasa

pelayanan dari suatu lembaga/ instansi/ kantor pemerintah, dimana apabila reaksi

yang dirasakan pengunjung sebagai pengguna jasa kurang puas dengan pelayanan

yang sudah diberikan tentu berkaitan dengan persepsi pengunjung dan akan

mempengaruhi penyampaian pesan/ kesan kepada pihak/ orang lain tentang

pelayanan yang diberikan. Kepuasan yang dirasakan oleh seseorang masih rendah

dapat disebabkan oleh buruknya pelayanan publik lembaga itu sendiri.

Baik buruknya pelayanan publik pada suatu lembaga penyedia jasa

berkaitan erat dengan dimensi kualitas pelayanan yang terdapat pada lembaga

tersebut. Kualitas pelayanan yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau

persepsi penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut pandang pengunjung. Hal ini

disebabkan pengunjunglah yang mengkonsumsi serta menikmati jasa pelayanan

publik, sehingga merekalah yang seharusnya menentukan kualitas jasa. Persepsi

pengunjung terhadap kualitas pelayanan publik merupakan penilaian yang

(22)

Salah satu lembaga yang menyediakan jasa pelayanan publik adalah

Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan. Keberadaan Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan adalah tempat untuk melaksanakan

pembinaan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan yang bertujuan agar

menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana

sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat berperan aktif

dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan

bertanggung jawab.

Berikut ini data penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak

Medan berdasarkan Status dan berdasarkan Tindak Pidana yang Dilakukan

periode 31 Desember 2012 sebagai berikut :

Tabel 1.1

Data Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan Berdasarkan Status

No Uraian Jumlah (Orang) Status

1 2 3 4 5 6 Hukuman Mati Seumur Hidup > 1 Tahun

> 3 Bulan sampai dengan 1 Tahun

≤ 3 Bulan

Kurungan Pengganti Denda

- - 315 22 - 6 Narapidana/ Anak Didik

JUMLAH I 343

1 2 3 4 5

Tahanan Tingkat Penyidikan Tahanan Tingkat Penuntutan Tahanan Hakim Pengadilan Negeri Tahanan Hakim Pengadilan Tinggi Tahanan Hakim Mahkamah Agung

16 95 108 3 2 Tahanan

JUMLAH II 224

JUMLAH I + II 567

(23)

Berdasarkan Tabel 1.1 di atas diketahui penghuni Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan lebih banyak narapidana/ anak didik

yaitu sebanyak 343 orang, dan tahanan sebanyak 224 orang. Dari Tabel 1.1 juga

terlihat penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan berdasarkan

masa pidana didominasi oleh pidana diatas satu tahun (> 1 tahun) sebanyak 315

orang, masa pidana diatas tiga bulan sampai dengan satu tahun sebanyak 22

orang, dan yang sedang menjalani pidana kurungan pengganti denda sebanyak 6

orang.

Tabel 1.2

Data Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan Berdasarkan Tindak Pidana yang Dilakukan

No Tindak Pidana yang Dilakukan Pasal KUHP/ UU Jumlah (Orang)

1 Terhadap Ketertiban 154-151 9

2 Kesusilaan 281-297 33

3 Perjudian 303 6

4 Pembunuhan 338-350 14

5 Penganiayaan 351-356 7

6 Pencurian 362-364 129

7 Perampokan 365 55

8 Penggelapan 372-375 17

9 Penipuan 378 15

10 Penadahan 480-481 6

11 Narkotika UU 35/ 2009 215

12 Perlindungan Anak UU 23/ 2002 55

13 Lain- lain 6

Jumlah Keseluruhan 567

Sumber : Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan, Data Diolah (2013)

Dari Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa tindak pidana yang dilakukan

didominasi oleh narkotika sebesar 37,9% dan selanjutnya berturut- turut adalah

(24)

sebesar 9,7%, kesusilaan sebesar 5,8%, penggelapan sebesar 3%, penipuan

sebesar 2,6%, pembunuhan sebesar 2,5%, terhadap ketertiban sebesar 1,6%,

penganiayaan sebesar 1,2%, dan terakhir perjudian, penadahan, dan tindak pidana

lainnya masing- masing sebesar 1,1%.

Setiap penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan

memiliki hak- hak tertentu yang sah menurut peraturan yang berlaku, dan hak

tersebut harus dijunjung tinggi oleh Petugas Pemasyarakatan. Salah satu hak

tersebut adalah hak menerima kunjungan keluarga, penasihat hukum, atau orang

tertentu lainnya.

Dari data Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan tahun 2012,

jumlah pengunjung Lembaga Pemasyarakatan mengalami penurunan, demikian

juga dengan jumlah penghuni yang dikunjungi, sedangkan jumlah penghuni

mengalami fluktuasi, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.3 sebagai berikut :

Tabel 1.3

Jumlah Pengunjung, Penghuni yang Dikunjungi, dan Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan Tahun 2012

No Bulan

Jumlah Pengunjung (Orang)

Jumlah Penghuni yang Dikunjungi (Orang)

Jumlah Penghuni (Orang)

1 Januari 275 135 581

2 Februari 247 120 582

3 Maret 252 150 599

4 April 248 153 602

5 Mei 240 179 587

6 Juni 218 180 587

7 Juli 209 185 586

8 Agustus 207 190 555

9 September 199 175 562

10 Oktober 187 150 553

11 November 193 145 591

12 Desember 191 144 573

(25)

Berdasarkan Tabel 1.3, jumlah pengunjung Lembaga Pemasyarakatan

Kelas IIA Anak Medan dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Desember

2012 mengalami penurunan. Sesuai dengan data pra survey awal yang peneliti

lakukan pada bulan Nopember 2012 terhadap sepuluh responden yang berkunjung

ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan, penurunan jumlah

pengunjung disebabkan Lembaga Pemasyarakatan dalam kondisi renovasi atau

perbaikan gedung termasuk tempat berkunjung, pemanggilan penghuni yang akan

dikunjungi terlalu lama, jam berkunjung yang hanya diperbolehkan 2 x 15 menit

menurut pengunjung terlalu singkat, petugas yang kurang ramah, dan kamar

mandi toilet pengunjung yang kurang bersih.

Dari Tabel 1.3 juga terlihat bahwa jumlah penghuni yang dikunjungi

mengalami penurunan. Hal ini sebagai akibat dari menurunnya jumlah

pengunjung dimana apabila jumlah pengunjung menurun maka jumlah penghuni

yang dikunjungi akan menurun pula. Hal lain yang terlihat pada Tabel 1.1 adalah

jumlah penghuni yang mengalami fluktuasi. Jumlah penghuni Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan sangat dipengaruhi oleh antara lain

banyak sedikitnya tahanan yang dititipkan oleh lembaga penegak hukum seperti

Kepolisian, Kejaksaan, dan juga Pengadilan, banyak sedikitnya Narapidana/ Anak

Didik pindahan atau dipindahkan, tinggi rendahnya vonis yang dijatuhkan oleh

Hakim, dan keberhasilan program re- integrasi berupa Pembebasan Bersyarat

(PB), Cuti Bersyarat (CB), dan Cuti Menjelang Bebas (CMB).

Penetapan status sebagai tersangka atau terdakwa bagi tahanan dan

penjatuhan pidana penjara sebagai perampasan kemerdekaan bagi narapidana/

(26)

gerak sesuai keinginannya yang dibatasi aturan ketat dalam tembok, kehilangan

kenyamanan akibat berkumpul dengan aneka ragam orang yang bukan pilihannya,

kehilangan kodrat keanekaragaman seks akibat dipisahkan paksa, kehilangan

pekerjaan/ penghasilan yang seharusnya diperoleh, kehilangan pelayanan pribadi,

serta bertambahnya pengetahuan tentang kejahatan, dapat mengakibatkan

emosional tinggi sehingga dengan mudah terpancing untuk berkelahi,

homoseksual, tekanan penyakit jiwa, dorongan melakukan pelarian pada setiap

kesempatan, dan residivisme (melakukan kejahatan ulang).

Peran keluarga (orang tua, isteri, saudara kandung), kerabat, sahabat, dan

lainnya sangat dibutuhkan untuk mengatasi atau minimal mengurangi dampak

buruk seperti tersebut di atas melalui aktivitas berkunjung ke Lembaga

Pemasyarakatan. Adapun manfaat dari kunjungan adalah :

1) Temu kangen antara pengunjung dengan yang dikunjungi sehingga terlihat

ada perhatian dan kepedulian dari pengunjung yang dapat memotivasi untuk

menjalani proses hukum bagi tahanan dan proses pembinaan bagi narapidana

dengan baik dan berharap dapat berkumpul kembali setelah bebas kelak.

2) Saat yang tepat untuk memberikan nasehat tentang hal-hal yang baik dan tidak

baik sehingga terhindar dari perilaku menyimpang/ jahat.

3) Kesempatan untuk mendengarkan dengan baik tentang permasalahan yang

dihadapi sehingga berpengaruh terhadap kesehatan jiwa.

4) Barang bawaan berupa makanan dan uang dapat bermanfaat bagi yang

dikunjungi untuk menambah asupan gizi dan membeli keperluan sehari- hari.

Dari uraian di atas nyatalah bahwa apabila pengunjung meningkat maka

(27)

sehingga semakin banyak penghuni yang mendapatkan manfaat dari kunjungan.

Sebaliknya apabila pengunjung menurun maka penghuni Lembaga

Pemasyarakatan yang dikunjungi akan menurun pula sehingga kemungkinan

terjadinya dampak buruk yang telah disebutkan di atas akan meningkat.

Secara umum ada tiga masalah penting yang banyak terjadi di lapangan

dalam penyelenggaraan pelayanan publik, yaitu pertama, besarnya diskriminasi

pelayanan. Penyelenggaraan pelayanan masih dipengaruhi oleh hubungan

perkoncoan, kesamaan afiliasi politik, etnis, dan agama. Fenomena semacam ini

tetap marak walaupun telah diberlakukan Undang- undang Nomor 28 Tahun 1999

tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dari Korupsi, Kolusi, dan

Nepotisme (KKN) yang secara tegas menyatakan keharusan adanya kesamaan

pelayanan, bukannya diskriminasi. Kedua, tidak adanya kepastian biaya dan

waktu pelayanan. Ketidakpastian ini sering menjadi penyebab munculnya KKN,

sebab para pengguna jasa cenderung memilih menyogok dengan biaya tinggi

kepada penyelenggara pelayanan untuk mendapatkan kepastian dan kualitas

pelayanan. Ketiga, rendahnya tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan

publik.

Dari ketiga masalah tersebut yang menjadi perhatian Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan adalah rendahnya tingkat kepuasan

masyarakat terhadap pelayanan publik. Oleh karena itu, sistim pelayanan publik

diharapkan mampu mengakomodir kepentingan seluruh masyarakat terhadap

berbagai aspek pelayanan publik selaku pengguna langsung dari jasa dan

(28)

Bagi Lembaga Pemasyarakatan, kepuasan pengunjung dapat berpengaruh

terhadap nama, citra, dan martabat sebagai instansi pemerintah, serta merupakan

perwujudan dari pengabdian kepada masyarakat dan semua itu ditentukan oleh

penilaian masyarakat yang menjadi pengguna jasa pelayanan publik. Mengingat

peran pelayanan berkualitas yang semakin menonjol, maka tidak heran apabila

dalam hal memberikan pelayanan yang bersifat umum patut mendapat perhatian

besar untuk mendorong perbaikan secara berkelanjutan. Pelayanan merupakan

kunci dalam berbagai usaha atau kegiatan yang bersifat jasa.

Menurut Sinambela (2008), kualitas adalah segala sesuatu yang mampu

memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat. Parasuraman et al., yang dikutip

oleh Lupiyoadi (2001), mengemukakan ada lima faktor penentu kualitas

pelayanan publik yaitu : daya tanggap (responsiveness), kehandalan (reliability),

tampilan fisik (tangible), jaminan (assurance), dan kepedulian (empathy). Oleh

karena itu, setiap lembaga penyedia jasa pelayanan publik harus dapat

mewujudkan kepuasan dengan memenuhi kebutuhan pengunjung atau bahkan

melebihi harapan pengunjung dengan menggunakan lima faktor tersebut melalui

pelayanan publik yang berkualitas.

Pelayanan publik yang berkualitas seperti adanya kejelasan proses

pelayanan administrasi, persyaratan pelayanan administrasi yang cepat,

kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan, penyediaan informasi yang akurat

terkait tentang prosedur pelayanan, kelengkapan administrasi yang diperlukan

untuk mendapatkan pelayanan, keberadaan dan kepastian petugas yang

memberikan pelayanan, kedisiplinan petugas, kemampuan individu petugas

(29)

pendukung pelayanan akan membentuk suatu harapan akan nilai pelayanan publik

sehingga masyarakat akan bertindak berdasarkan hal itu.

Tingkat persepsi tentang kualitas pelayanan yang baik akan menghasilkan

kepuasan pengunjung. Semakin tinggi nilai yang dirasakan oleh pengunjung maka

semakin besar kemungkinan terjadinya hubungan yang baik. Tingginya kepuasan

pengunjung juga tidak lepas dari dukungan internal instansi, lembaga, atau

perusahaan. Nilai yang dipikirkan pengunjung, menurut Kotler (2005) adalah

selisih antara evaluasi pengunjung atas semua manfaat serta semua biaya tawaran

tertentu dan alternatif- alternatif lain yang dipikirkan. Artinya tinggi rendahnya

tingkat kepuasan yang dirasakan oleh pengunjung dipengaruhi oleh nilai

pengunjung terhadap kualitas pelayanan yang ditawarkan.

Oleh karena itu, kualitas harus dimulai dari pengunjung itu sendiri dan

berakhir pada pengunjung. Spesifikasi kualitas pelayanan harus dimulai dengan

mengidentifkasi kebutuhan/ keinginan pengunjung yang dituangkan ke dalam

harapan pengunjung dan penilaian akhir diberikan oleh pengunjung melalui

informasi umpan balik yang diterima penyelenggara jasa sehingga peningkatan

kualitas pelayanan harus dilakukan dengan komunikasi yang efektif dengan

pengunjung.

Untuk mewujudkan kepuasan pengunjung pada lembaga/ instansi/ kantor

pemerintah harus mengembangkan nilai pengunjung sebagai aspek penting untuk

menjadi lembaga yang memiliki kapabilitas dalam memberikan pelayanan publik.

Lembaga Pemasyarakatan harus mampu menciptakan nilai pengalaman pada

pengunjung dengan meningkatkan pelayanan, mengembangkan pelayanan yang

(30)

pengunjung, sehingga dapat menjadi faktor penentu dalam meningkatnya

kepuasan pengunjung Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan.

Berdasarkan latar belakang tersebut dan ketertarikan penulis untuk

melanjutkan penelitian terdahulu, maka penulis tertarik melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Kunjungan dan Nilai Pengunjung

Terhadap Kepuasan Pengunjung Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak

Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang, permasalahan dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut :

1) Apakah responsiveness secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan

pengunjung ?

2) Apakah reliability secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan

pengunjung ?

3) Apakah tangible secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan

pengunjung ?

4) Apakah assurance secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan

pengunjung ?

5) Apakah empathy secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan

pengunjung ?

6) Apakah nilai pengunjung secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan

(31)

7) Apakah responsiveness, reliability, tangible, assurance, empathy, dan nilai

pengunjung secara serempak berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini antara lain :

1) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh responsiveness secara

parsial terhadap kepuasan pengunjung.

2) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh reliability secara parsial

terhadap kepuasan pengunjung.

3) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tangible secara parsial

terhadap kepuasan pengunjung.

4) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh assurance secara parsial

terhadap kepuasan pengunjung.

5) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh empathy secara parsial

terhadap kepuasan pengunjung.

6) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh nilai pengunjung secara

parsial terhadap kepuasan pengunjung.

7) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh responsiveness, reliability,

tangible, assurance, empathy, dan nilai pengunjung secara serempak

terhadap kepuasan pengunjung.

1.4 Manfaat Penelitian

(32)

1) Bagi Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan, dapat bermanfaat

sebagai masukan agar dapat meningkatkan dan memperbaiki program

mengenai kualitas pelayanan kunjungan.

2) Bagi penulis, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan

lebih mendalam mengenai kualitas pelayanan kunjungan.

3) Bagi penulis lain diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan

masukan dalam mengkaji masalah yang sama pada masa yang akan datang

(33)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini, dapat

[image:33.595.67.553.293.755.2]

dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut :

Tabel 2.1

Daftar Penelitian Terdahulu

Judul Nama/

Tahun

Tujuan Metode dan Alat

Hasil

Service Quality, Customer

Satisfaction, And Customer Value: A Holistic

Perspective

Oh (1998)

Menguji model integratif kualitas pelayanan, nilai pelanggan, dan kepuasan pelanggan Menggunakan sampel sebanyak 545 orang dengan analisis jalur dengan bantuan program software Lisrel.

Hasil menunjukkan bahwa kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Nilai pelanggan sebagai anteseden secara langsung berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan dan niat pembelian ulang Analisis Kualitas Pelayanan Kunjungan Narapidana pada Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Karawang Suratman (2004) Mengetahui kualitas pelayanan kunjungan narapidana pada Lembaga Pemasyarakatan Karawang Jawa Barat Teknik sampling aksidental dan manggunakan analisis korelasi dengan bantuan program SPSS Kepuasan pengunjung menurut dimensi tangible, responsiveness,

reliability, assuranse

dan empathy dalam

memberikan pelayanan kepada pengunjung mencapai level memuaskan Pengaruh Nilai Pengunjung Terhadap Keputusan Pembelian Produk dengan Kepuasan Sebagai Variabel Moderasi Pujihastuti dan Supadiyono (2007) Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh nilai pelanggan

terhadap keputusan

pembelian, dan dimoderasi

dengan kepuasan pelanggan Analisis regresi sederhana dengan aplikasi SPSS Variabel moderasi adalah lemah sehingga variabel kepuasan tidak dapat dianggap sebagai faktor kunci dan

customer value dan

(34)
[image:34.595.66.550.127.604.2]

Tabel 2.1

Daftar Penelitian Terdahulu

Judul Nama/

Tahun

Tujuan Metode dan

Alat Hasil Kualitas Pelayanan Kunjungan Bagi Keluarga Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tangerang-Banten Simanjuntak (2009) Untuk mengetahui kualitas pelayanan kunjungan dari persepsi dan harapan keluarga yang mengunjungi warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tangerang Penarikan sampel mengggunakan purposive sampling dengan menggunakan Diagram Cartesius Kualitas pelayanan melalui dimensinya belum memuaskan pengunjung Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tangerang-Banten Service Quality, Customer Value and Satisfaction Relationship Revisited For Online Wine Websites Bressolles dan Durrieu (2011) Untuk meneliti hubungan antara kualitas

pelayanan, nilai pelanggan dan kepuasan pelanggan Sampel yang digunakan adalah pengguna internet online dengan teknik Confirmatory Factor Analysis (CFA) Kualitas pelayanan, nilai pelanggan, dan peningkatan kepuasan penting dalam literatur pemasaran

Customer Satisfaction,

Perceived Service Quality and Mediating Role of Perceived Value Malik (2012) Mengetahui kualitas pelayanan sebagai variabel mediasi

Menggunakan sampel sebanyak 300 dengan analisis regresi dan korelasi dengan bantuan SPSS persepsi nilai terhadap kepuasan pelanggan Persepsi nilai merupakan faktor penting dalam evaluasi kepuasan pelanggan

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Pelayanan Publik

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), dijelaskan bahwa

pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain. Pengertian melayani

(35)

Sementara itu Pelayanan Publik menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor : 63/KEP/M/PAN/7/2003 diartikan : Segala kegiatan

pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya

pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan

perundang- undangan.

Berdasarkan Undang- undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik, dalam pasal 1 butir (1) disebutkan bahwa “Pelayanan publik adalah

kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan

sesuai dengan peraturan perundang- undangan bagi setiap warga negara dan

penduduk atas barang dan jasa, atau pelayanan administratif yang disediakan oleh

penyelenggara pelayanan publik”. Menciptakan suatu pelayanan yang baik maka

haruslah yang berkualitas sehingga masyarakat senantiasa merasa puas dengan

pelayanan yang diberikan oleh aparatur.

Menurut Napitupulu (2007), pelayanan adalah: “Kegiatan atau proses

pemenuhan kebutuhan orang lain secara lebih memuaskan berupa produk jasa

dengan sejumlah ciri seperti tidak berwujud, cepat hilang, lebih dapat di rasakan

daripada dimiliki, dapat diproses, dan pelangggan lebih dapat berpartisipasi aktif

dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut”.

Pengertian pelayanan juga di kemukakan oleh Pasolog (2007), pelayanan

adalah aktivitas seseorang, kelompok, dan atau organisasi baik langsung maupun

tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan. Berdasarkan pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa pelayanan adalah kegiatan yang lebih memuaskan pelanggan

atau masyarakat sehingga pelanggan atau masyarakat dapat interaktif dengan

(36)

Pelayanan merupakan suatu bentuk interaksi seseorang ataupun kelompok

tertentu yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang ingin dicapai. Bagi

sektor publik sendiri, kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai kegiatan

pelayanan yang diberikan kepada seseorang atau orang lain, organisasi pemerintah

atau swasta sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Dapat

disimpulkan bahwa kualitas pelayanan publik adalah pelayanan yang memuaskan

masyarakat sesuai dengan standar pelayanan dan azas- azas pelayanan publik atau

pelanggan. Pelayanan yang diberikan kepada pelanggan harus sesuai dengan

standar pelayanan yang telah dibakukan sebagai pedoman dalam pemberian

layanan. Standar pelayanan adalah ukuran yang telah ditentukan sebagai suatu

pembakuan pelayanan yang baik.

2.2.2 Pengertian Kualitas Pelayanan

Tujuan kualitas pelayanan pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat,

maka dari itu pelayanannya harus yang berkualitas. Penilaian kualitas pelayanan

harus ditinjau dari dua dimensi yaitu masyarakat sebagai penerima layanan, dan

instansi sebagai pemberi pelayanan. Dalam hal ini pemberian pelayanan publik

menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah. Khusus dari dimensi instansi atau

perusahaan ditekankan pada kemampuan kualitas pelayanan yang disajikan oleh

orang- orang yang melayani dari tingkat manajerial atau struktur organisasi.

Menurut Pasolog (2007) bahwa pelayanan yang baik adalah kemampuan

seseorang dalam memberikan pelayanan yang dapat memberikan kepuasan

kepada pelanggan dengan standar yang ditentukan. Kualitas pelayanan

mengarahkan pada tingkat kesempurnaan yang diharapkan dan pengendalian atas

(37)

Pelayanan yang berhasil guna dalam suatu organisasi adalah pelayanan

yang diberikan oleh anggota organisasi tersebut dan dapat memberikan kepuasan

kepada konsumen atau pelanggannya. Sebagai tolak ukur adalah tidak adanya atau

kurangnnya keluhan dari masyarakat/konsumen. Pelayanan umum yang berhasil

guna ditandai dengan tidak adanya calo- calo. Hal ini sejalan dengan pendapat

Dwiyanto (2011), yang mengatakan bahwa penilaian kinerja publik tidak cukup

hanya dilakukan dengan menggunakan indikator- indikator yang melekat pada

birokrasi seperti efisiensi dan efektivitas, tetapi harus pula dilihat dari indikator

yang melekat pada pengguna jasa seperti kepuasan pengguna jasa.

Konsep kualitas pelayanan dapat dipahami melalui perilaku konsumen

yaitu perilaku yang dimainkan oleh konsumen dalam mencari, membeli,

menggunakan, dan mengevaluasi suatu produk pelayanan yang diharapkan

mampu memenuhi kebutuhannya. Keputusan- keputusan konsumen untuk

mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi suatu barang/jasa dipengaruhi oleh

berbagai faktor, antara lain persepsinya terhadap kualitas pelayanan. Hal ini

menunjukkan adanya interaksi yang kuat antara kepuasan konsumen dengan

kualitas pelayanan.

Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pengguna jasa,

penyelenggaraan pelayanan instansi pemerintah harus memenuhi asas- asas

pelayanan (Keputusan MENPAN RI Nomor 63 Tahun 2004) sebagai berikut:

1) Transparansi

Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang

(38)

2) Akuntabilitas

Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

3) Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan

dengan tetap berpegangan pada prinsip efisiensi dan efektifitas.

4) Partisipatif

Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan

publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan

masyarakat.

5) Kesamaan Hak

Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama,

golongan, gender dan status ekonomis.

6) Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Pemberian dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan

kewajiban masing- masing pihak.

Untuk mengukur kualitas pelayanan menurut Parasuraman et al., yang

dikutip oleh Lupiyoadi (2001) menjelaskan sebagai berikut:

1)Responsiveness (daya tanggap) yaitu kemauan untuk membantu dan

memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pengguna jasa, dengan

penyampaian informasi yang jelas.

2)Reliability (kehandalan) adalah kemampuan perusahaan melalui sumber

daya manusia untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara

(39)

berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama tanpa kesalahan, sikap

simpatik, dan akurasi tinggi.

3)Tangible (bukti fisik) yaitu bentuk aktualisasi nyata secara fisik dapat

terlihat dan dapat dirasakan untuk membantu pelayanan yang diterima oleh

orang yang menginginkan pelayanan, yaitu meliputi fasilitas fisik (gedung,

gudang, perlengkapan dan peralatan yang digunakan (teknologi), serta

penampilan pegawainya.

4)Assurance (jaminan dan kepastian) yaitu pengetahuan, kesopansantunan,

dan kemampuan para petugas perusahaan untuk menumbuhkan rasa

percaya para pengguna jasa kepada perusahaan. Terdiri dari beberapa

komponen antara lain komunikasi, kredibilitas, keamanan, kompetensi, dan

sopan santun.

5)Empathy (kepedulian) yaitu memberikan perhatian (kepedulian) yang tulus

yang bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pengguna

jasa dengan berupaya memahami keinginan pelanggan.

2.2.3 Kualitas Pelayanan Publik

Pelayanan publik dapat dilihat sebagai representasi dari eksistensi

birokrasi pemerintahan, karena hal itu bersentuhan langsung dengan tuntutan

kebutuhan masyarakat. Filosofi dari pelayanan publik menempatkan rakyat

sebagai subyek dalam penyelenggaraan pemerintahan (Rachmadi, 2008). Sebelum

mengetahui arti kinerja pelayanan publik, perlu diketahui terlebih dahulu

mengenai organisasi publik. Organisasi publik diartikan sebagai organisasi

kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan

(40)

fisik. Secara eksplisit Widodo (2001) mengartikan “Pelayanan publik sebagai

pemberian layanan keperluan masyarakat yang mempunyai kepentingan pada

orang itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan”.

Pada hakikatnya, penyelenggara pelayanan publik yang dimaksud di sini

adalah pemerintah. Jadi, pelayanan publik dapat didefinisikan sebagai suatu

proses pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh petugas pemerintah,

khususnya instansi yang bertanggung jawab terhadap pelayanan masyarakat.

Menurut Widodo (2001), sebagai perwujudan dari apa yang harus diperhatikan

dan dilakukan oleh pelayan publik agar kualitas pelayanan menjadi baik, maka

dalam memberikan layanan publik seharusnya:

a) Mudah dalam pengurusan bagi yang berkepentingan.

b) Mendapat pelayanan yang wajar.

c) Mendapat pelayanan yang sama tanpa pilih kasih.

d) Mendapat perlakuan yang jujur dan transparan.

Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar

pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima

pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam

penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan penerima

pelayanan. Standar pelayanan publik, sekurang- kurangnya meliputi:

a) Prosedur pelayanan yang dibakukan dan termasuk dengan pengaduan.

b) Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan

sampai dengan penyelesaian.

c) Biaya pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses

(41)

d) Produk pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan.

e) Saranadan prasarana yang memadai

f) Kompetensi petugas yang harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan

pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku yang dibutuhkan.

2.2.4 Konsep Kepuasan Pungunjung

Menurut Yamit (2005), secara tradisional pelanggan diartikan orang yang

membeli dan menggunakan produk. Dalam perusahaan yang bergerak dibidang

pelayanan, pelanggan adalah orang yang menggunakan pelayanan-pelayanan.

Dalam dunia perbankan pelanggan diartikan nasabah, sedangkan dalam dunia

lembaga /instansi/ kantor pemerintah adalah pengunjung.

Pandangan tradisional ini menyimpulkan bahwa pelanggan adalah orang

yang berinteraksi dengan perusahaan setelah proses produksi selesai, karena

mereka adalah pengguna produk. Sedangkan orang yang berinteraksi dengan

perusahaan sebelum/ ketika proses produksi berlangsung adalah dianggap sebagai

pemasok.

Kotler (2005) mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang atau

kecewa seseorang yang dialami setelah membandingkan antara persepsi kinerja

atau hasil suatu produk dengan harapan- harapannya. Dari definisi di atas dapat

disimpulkan, adanya perbandingan antara harapan dan kinerja/hasil yang

dirasakan pelanggan. Harapan pelanggan dibentuk dan didasarkan oleh beberapa

faktor diantaranya pengalaman di masa lampau, opini teman dan kerabat, serta

(42)

Untuk mendefinisikan kepuasan pelanggan sebenarnya tidaklah mudah,

karena pelanggan memiliki berbagai macam karakteristik, baik pengetahuan, kelas

sosial, pengalaman, pendapatan, maupun harapan. Misalnya, seorang pelanggan

baru ingin mencoba masakan tertentu dari sebuah restoran. Sebelum melakukan

pembelian, pelanggan baru tersebut pasti memiliki harapan bahwa seseorang akan

dilayani secara baik, pelayannya ramah, cepat tanggap, dan masakan yang ingin

dicobanya nyaman. Jika harapan pelanggan ini sesuai dengan apa yang dialami

dan dirasakan sesuai harapannya sudah dapat dipastikan pelanggan tersebut akan

merasa puas. Tetapi bila yang dialami dan dirasakan pelanggan tidak sesuai

dengan harapannya, misal pelayanannya tidak ramah, tidak tanggap dan

masakannya tidak enak, sudah dapat dipastikan pelanggan tidak merasa puas.

Dari contoh diatas, kepuasan pelanggan dapat diketahui setelah pelanggan

menggunakan produk dan pelayanan. Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi

purna beli atau hasil evaluasi setelah membandingkan apa yang dirasakan dengan

harapannya. Dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan adalah hasil yang

dirasakan atas penggunaan produk dan pelayanan, sama atau melebihi harapan

(Yamit, 2005).

Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis

dan manajemen. Pelanggan umumnya mengharapkan produk berupa barang atau

pelayanan yang dikonsumsi dapat diterima dan dinikmatinya dengan pelayanan

yang baik atau memuaskan. Kepuasan pelanggan dapat membentuk persepsi dan

selanjutnya dapat memposisikan produk perusahaan di mata pelanggannya.

Menurut Lovelock and Wright (2005), menyatakan kepuasan adalah

(43)

ketidakpuasan, kejengkelan, netralitas, kegembiraan atau kesenangan. Umumnya

harapan pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa

yang akan diterimanya bila ia membeli atau mengkonsumsi suatu produk (barang

atau jasa). Kinerja yang dirasakan adalah persepsi pelanggan terhadap apa yang ia

terima setelah mengkonsumsi produk yang dibeli. Karena kepuasan pelanggan

sangat tergantung pada persepsi dan ekspektasi (harapan) mereka, sebagai

pemasok produk perlu mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi hal

tersebut. Ekspektasi pelanggan berfungsi sebagai standar perbandingan, dimana

kinerja produk atau jasa pada berbagai atribut atau dimensi relevan dibandingkan

ekspektasi.

2.2.5 Indeks Kepuasan Masyarakat

Indeks Kepuasan Masyarakat adalah data dan informasi tentang tingkat

kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan

kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur

penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan

kebutuhannya (KEPMENPAN RI Nomor 25 tahun 2004).

Di samping itu, data Indeks Kepuasan Masyarakat akan dapat menjadi

bahan penilaian terhadap unsur pelayanan yang masih perlu perbaikan dan

menjadi pendorong setiap unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan

kualitas pelayanannya. Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat dimaksudkan

sebagai acuan bagi Unit Pelayanan instansi pemerintah untuk mengetahui tingkat

kinerja unit pelayanan secara berkala sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan

(44)

masyarakat, Indeks Kepuasan Masyarakat dapat digunakan sebagai gambaran

tentang kinerja pelayanan unit yang bersangkutan.

Tersedianya data Indeks Kepuasan Masyarakat secara periodik, dapat

memperoleh manfaat sebagai berikut :

a) Diketahui kelemahan atau kekurangan dari masing- masing unsur dalam

penyelenggaraan pelayanan publik.

b) Diketahui kinerja penyelenggaraan pelayanan yang telah dilaksanakan

oleh unit pelayanan publik secara periodik.

c) Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya yang

perlu dilakukan.

d) Diketahui indeks kepuasan masyarakat secara menyeluruh terhadap hasil

pelaksanaan pelayanan publik pada lingkup Pemerintah Pusat dan Daerah.

e) Memacu persaingan positif antar unit penyelenggara pelayanan pada

lingkup Pemerintah Pusat dan Daerah dalam upaya peningkatan kinerja

pelayanan.

f) Bagi masyarakat dapat diketahui gambaran tentang kinerja unit pelayanan.

Menurut KEPMENPAN RI Nomor 25 tahun 2004, ada beberapa dimensi

yang menjelaskan kinerja pelayanan publik. Terdapat 14 (empat belas) hal yang

berkaitan dengan kepuasan masyarakat dari pelayanan yang dilakukan oleh

pegawai/ petugas pelayanan, yaitu:

1) Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan

(45)

2) Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang

dibutuhkan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis

pelayanannya.

3) Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas

yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan, dan

tanggung jawabnya).

4) Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam

memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai

ketentuan yang berlaku.

5) Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan

tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian

pelayanan.

6) Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan

yang dimiliki petugas dalam memberikan/ menyelesaikan pelayanan

kepada masyarakat.

7) Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan

dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.

8) Keadilan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak

membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani.

9) Kesopanan petugas pelayanan, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta

saling menghargai dan menghormati.

10)Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap

(46)

11)Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan

dengan biaya yang telah ditetapkan.

12)Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

13)Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan

yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman

kepada penerima pelayanan

14)Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit

penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga

masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap

risiko-risiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

2.2.6 Pengertian Nilai Pengunjung

Bagi lembaga /instansi/ kantor pemerintah dalam menganalisis kepuasan

pengguna jasa dimulai dari penilaian konsumen mengenai kapasitas pelayanan

publik secara keseluruhan untuk memuaskan kebutuhannya. Konsep nilai

pengunjung juga sering disebut nilai konsumen, nilai nasabah, dan lainnya

memberikan gambaran tentang pengunjung suatu penyedia jasa

mempertimbangkan apa yang mereka inginkan, dan percaya bahwa mereka

memperoleh manfaat dari suatu produk. Menurut Band (1991) dalam Diab (2009),

melihat perlunya lintas fungsional dalam sebuah perusahaan, yaitu pemasaran,

operasi, dan sumber daya manusia sebagai prasyarat dalam mengelola nilai

pengunjung.

Elemen mengelola hubungan dengan pengunjung dan mengelola persepsi

(47)

pegawai sebagai value creator adalah tugas dari manajemen sumber daya

manusia, sedangkan elemen meningkatkan kinerja kualitas adalah tugas dari

fungsi organisasi. Nilai pelanggan merupakan keseluruhan penilaian pelanggan

tentang kegunaan suatu produk yang berdasar pada persepsi tentang apa yang

diterima dan apa yang diberikan.

Persepsi pembeli tentang nilai menggambarkan sebuah perbandingan

antara kualitas atau keuntungan yang mereka rasakan dalam produk dengan

pengorbanan yang mereka rasakan ketika membayar harga produk. Nilai

pelanggan merupakan kualitas yang dirasakan pelanggan yang disesuaikan dengan

harga relatif dari produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan (Slater and

Narver, 1994) dalam Diab (2009).

Nilai pelanggan diartikan sebagai ikatan emosional yang terbentuk antara

pelanggan dan produsen setelah pelanggan menggunakan suatu produk atau jasa

penting yang diproduksi oleh produsen dan menemukan produk tersebut

memberikan suatu tambahan nilai. Dari konsep definisi tentang nilai pelanggan

diatas dapatlah kita kembangkan secara komprehensif, bahwa secara garis besar

nilai pelanggan merupakan perbandingan antara manfaat yang dirasakan oleh

pelanggan dengan apa yang dikorbankan pelanggan untuk mendapatkan atau

mengkonsumsi produk tersebut.

Konsep nilai pelanggan mengindikasikan suatu hubungan yang kuat

terhadap kepuasan pelanggan, dimana konsep tersebut menggambarkan

pertimbangan yang evaluatif dari pelanggan tentang produk atau jasa yang mereka

konsumsi. Nilai yang diinginkan pelanggan terbentuk ketika mereka membentuk

(48)

penggunaan. Mereka mengevaluasi pengalaman penggunaan pada atribut yang

sama. Seperti telah dijelaskan diatas bahwa atribut yang dimaksud disini adalah

merek dan keunggulan pelayanan atas produk.

Menurut Wang et al., (2004) dalam penelitian Reni (2007) membagi

dimensi nilai pelanggan menjadi nilai fungsional, nilai ekonomi, nilai emosional,

dan nilai pengorbanan. Apabila keempat komponen tersebut dapat berjalan secara

terintegrasi dengan baik, maka semakin tinggi nilai pelanggan akan berdampak

terhadap peningkatan kepuasan pelanggan. Keempat komponen tersebut diatas

akan benar- benar menjadi komponen penting dan dipercaya mampu

menghasilkan kepuasan pelanggan apabila perusahaan lebih baik dalam

mengelola aktivitas orientasi pelanggan.

2.3 Kerangka Pemikiran

Tujuan utama pelayanan publik dari lembaga/ instansi/ kantor pemerintah

adalah untuk memberikan manfaat sosial kepada masyarakat. Salah satu produk

peraturan pemerintah terbaru tentang pelayanan publik yang telah dikeluarkan

untuk melakukan penilaian dan evaluasi terhadap kinerja unit pelayanan publik

instansi pemerintah adalah Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor : KEP- 25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Penyusunan Indeks Kepuasan

Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Dari penjelasan definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa tujuan utama setiap lembaga/ instansi/ kantor

pemerintah pelayanan publik adalah memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai

(49)

Hal ini bermakna bahwa suatu lembaga harus mampu melaksanakan

perannya dengan baik untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga kepuasan

terhadap pelayanan yang diberikan dapat dinilai, apakah seseorang tersebut puas

setelah menerima jasa atau sebaliknya. McDougall and Levesque (2000)

menyatakan bahwa kepuasan merupakan kunci keberhasilan dalam industri jasa

(lembaga/ instansi/ kantor pemerintah) dalam memberikan pelayanan publik.

Kepuasan dalam pelayanan publik tentunya berkaitan dengan perasaan senang

atau kecewa seseorang setelah memperoleh haknya kemudian

membandingkannya dengan keinginannya. Kepuasan masyarakat terhadap

pelayanan publik tersebut merupakan perwujudan kepuasan secara keseluruhan,

adanya kesesuaian pelayanan yang dilaksanakan dengan harapan masyarakat,

maka masyarakat selama terus menjalin hubungan dengan instansi- instansi yang

memberikan jasa pelayanan publik.

Kualitas pelayanan adalah bagian terpenting dalam organisasi baik

perusahaan ataupun instansi pemerintahan yang memberikan pelayanan, karena

kualitas pelayanan merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur

kepuasan. Menurut Parasuraman et al., yang dikutip oleh Lupiyoadi (2001)

kualitas pelayanan dapat dijelaskan melalui dimensi kualitas pelayanan seperti

daya tanggap (responsiveness), kehandalan (reliability), tampilan fisik (tangible),

jaminan (assurance), dan kepedulian (empathy).

Jika kinerja dimensi kualitas pelayanan dapat memenuhi harapan, maka

masyarakat sebagai pengguna jasa akan merasa puas. Selanjutnya apabila kinerja

dimensi kualitas pelayanan melebihi harapan, maka masyarakat sebagai pengguna

(50)

lembaga/ instansi/ kantor pemerintah merasa puas, maka pengguna jasa pelayanan

publik akan menyampaikan hal yang positif kepada orang lain dan ini merupakan

penilaian langsung dari orang yang pernah menggunakan produk atau jasa.

Konsep nilai pengunjung padalembaga/ instansi/ kantor pemerintah adalah

tindakan penting yang menunjukkan prioritas lembaga/ instansi/ kantor

pemerintah yang berkaitan dengan kepuasan pengunjung. Kualitas dari nilai

memiliki peran kunci dalam memantau apakah tujuan jangka panjang, menengah,

dan pendek suatu organisasi lembaga/ instansi/ kantor pemerintah sesuai dengan

aspirasi yang diinginkan.

Tolak ukur nilai pengunjung adalah lamanya waktu adopsi terhadap

harapan dan kebutuhan pengunjung dan banyaknya informasi yang diadopsi oleh

lembaga/ instansi/ kantor pemerintah, untuk membangun nilai pengunjung. Nilai

pengunjung sebenarnya dalam pelayanan adalah nilai yang mampu membuat

pengguna merasa puas melalui dimensi nilai pengunjung yakni nilai fungsional,

nilai ekonomi, nilai emosional, dan nilai pengorbanan.

Apabila pengguna jasa telah menemukan kualitas pelayanan yang sanggup

memenuhi harapannya, maka kepuasan pengunjung yang dimulai dengan

pengukuran terwujudnya nilai pengunjung merupakan fundamental dalam

membangun kepuasan pengunjung. Secara rinci kerangka pemikiran telah

menjelaskan secara singkat bahwa terdapat keterkaitan antara variabel yang

diteliti. Selanjutnya variabel- variabel yang diteliti digambarkan dalam model

(51)
[image:51.595.115.509.83.432.2]

Sumber : Data Diolah (2013)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan mengenai hubungan antar

variabel dalam kerangka konseptual, berikut dapat diajukan hipotesis penelitian

yaitu :

1) Responsiveness secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepuasan pengunjung.

2) Reliability secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepuasan pengunjung. Responsiveness (X1)

Reliability (X2)

Tangible (X3)

Assurance (X4)

Empathy (X5)

Nilai Pengunjung (X6)

(52)

3) Tangible secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepuasan pengunjung.

4) Assurance secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepuasan pengunjung.

5) Empathy secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepuasan pengunjung.

6) Nilai pengunjung secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan pengunjung.

7) Responsiveness, reliability, tangible, assurance, empathy, dan nilai

pengunjung secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sifat Penelitian

Prosedur penelitian merupakan pedoman penulis untuk melakukan

penelitian dengan cara yang benar. Penulis tidak dapat melakukan penelitian

hanya dengan cara men

Gambar

Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran, guru harus mempersiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), alat-alat dan bahan

Dari tabel 3 dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yang paling dominan dari Variabel Budaya, Pribadi, Sosial dan Psikologis Terhadap Pemilihan Honda adalah honda digunakan

Dari data tersebut diatas dapat dikatakan, kerajinan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus yang berkaitan dengan perbuatan tangan atau kegiatan tangan

Biarpun tidak ada kepentingan yang bertalian dengan persoalan ekonomi politik, proses perencanaan yang di- setting oleh lembaga-lembaga donor melalui alat negara

Figure 3 shows the comparison between the mass yield of products obtained by non-catalyst and natural catalyst (kaolin) pyrolysis methods.. It is clear that catalytic

Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana pertimbangan majelis hakim dalam menentukan putusan atas penentuan nafkah bagi istri dan

Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS) dapat diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah, dan

Figure 3 shows the comparison between the mass yield of products obtained by non-catalyst and natural catalyst (kaolin) pyrolysis methods.. It is clear that catalytic