• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Kinerja Guru Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Meningkatkan Kinerja Guru Sekolah Dasar"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Meningkatkan Kinerja Guru Sekolah Dasar Sekolah Dasar

Apresiasi Bahasa dan Sastra Indonesia

Di Susun Oleh :

Desi Tri kusumadewi 1815163470 D PGSD 2016

(2)

ABSTRAK

Profesionalisme guru Sekolah Dasar, memiliki keragaman karakteristik, profesionalisme guru dipengaruhi oleh beberapa variabel, diantaranya, school leadership, budaya organisasi, iklim sekolah, kepribadian personality, dan motivasi. Implikasinya bahwa profesionalisme guru akan semakin meningkat apabila terdapat school leadership yang baik, budaya organisasi yang lancar, iklim sekolah yang kondusif, personality guru yang baik, dan motivasi guru yang tinggi. Maka kinerja guru akan meningkat sesuai dengan karakteristik yang disebutkan serta guru memahami tugasnya sebagai pendidik dan pembimbing dikelas dalam memanajemen kelas dengan baik dan tidak ada kendala.

PENDAHULUAN

Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia, baik secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Pendidikan di Indonesia secara terstruktur menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud). Dalam proses meningkatkan pendidikan di Indonesia instrumen utama terdapat di guru sebagai pendidik disekolah. Dalam melaksanakan berbagai tugas sebagai seorang guru yang setiap hari bertemu dan berinteraksi dengan peserta

didik, dan warga sekolah lainnya. Guru bertanggung jawab untuk mendidik, mengajar dan membimbing peserta didik.

(3)

umumnya guru tidak memberi inspirasi kepada siswa untuk berkreasi dan melatih siswa untuk mandiri sehingga pelajarannya kurang menantang siswa untuk berpikir . akibatnya siswa tidak menyenangi pelajaran.

Oleh karena itu, guru yang profesional akan kinerja tugasnya yang tinggi diharapkan dapat melaksanakan tugas dalam meningkatkan potensi peserta didiknya. Tugas tersebut guru dapat memanfaatkan waktu belajar sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat.

Sehingga guru dapat

memberikan konstribusi dalam belajar sebagai hasil tingkah laku dalam keterampilan, kemampuan dan pengetahuan yang ingin dicapai bersama warga sekolah terutama pada peserta didik.

LITERATURE REVIEWS

Meningkatkan Kinerja Guru menjadi Guru Profesional

Dalam meningkatkan motivasi yang akan berpangku terhadap profesionalisme kinerja pendidik/ guru, yang dapat memberikan hasil yang optimal dalam proses belajar mengajar didalam kelas kepada peserta didik. Siapa sajakah yang berkaitan langsung dalam peningkatan kinerja guru?. Dan bagaimana caranya untuk meningkatkan kinerga guru yang profesional ? berikut penjelasannya !.

(4)

Kepala sekolah sebagai pemimpin mempunyai peranan strategis, sebagai seorang manajer, dia dapat membuat atau menciptakan suasana sekolah yang kondusif dan refresentatif bagi guru dan tenaga kependidikan untuk giat bekerja menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di sekolah, serta giat mengembangkan diri. Kepala sekolah sebagai manajer menempati posisi yang ditentukan dalam organisasi sekolah, memegang kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan, hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah sebagai pemegang jasa profesional yang sangat khusus. Kepribadian seorang guru juga mempengaruhi motivasinya, kepribadian merupakan keterampil-an kecakapan sosial. Kepribadian akan tergambar dari pola tingkah laku sehari-hari, pekerjaan yang diemban akan terpengaruh oleh kepribadian-nya. Pemimpin yang baik harus bisa memberikan dorongan yang sesuai dengan kepribadian guru, sehingga tujuan meningkatkan

motivasi kerja guru dapat tercapai dan berpengaruh positif kepada profesionalismenya.

Sekolah juga merupakan bentuk keorganisasian moral, berbeda dengan bentuk keorganisasian lain yang berorientasi kepada keuntungan. Hal itu membawa konsekwensi logis bagi setiap komponen sekolah untuk bersinergi, memiliki komitmen yang sama dan menerapkan norma dan nilai yang dianut sekolah demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah. Sekolah yang berjalan efektif apabila fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan) berfungsi dengan baik serta unsur-unsur penunjang tersedia dan memenuhi persyaratan.

(5)

melainkan ditanam dan diberi pupuk. Nilai-nilai yang ditanam

kepada semua anggota

organisasi tersebut lambat laun akan berubah menjadi kebiasaan contohnya dengan kegiatan– kegiatan, ritual (pengangkatan, promosi, dan pelepasan) dan simbol-simbol (bahasa, pakaian, logo, tulisan, benda-benda), serta bukti nyata (penegakan displin, pemberian penghargaan, kegiatan sosial, dan lain-lain). Motivasi kerja adalah sesuatu yang dapat menimbulkan semangat atau dorongan bekerja individu atau kelompok terhadap pekerjaan guna mencapai tujuan. Motivasi kerja guru adalah kondisi yang membuat guru mempunyai kemauan/kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu melalui pelaksanaan suatu tugas. Motivasi guru akan menyuplai energi untuk bekerja/ mengarahkan aktivitas selama bekerja, dan menyebabkan seorang guru mengetahui adanya tujuan yang relevan antara tujuan organisasi dan tujuan pribadinya. Iklim sekolah merupakan kualitas dan frekuensi interaksi di

(6)

berimplikasi kepada pemimpin sekolah dalam membangun pasangan kerja sama. Dengan demikian, pasangan kerja sama antarsekolah baik dilakukan untuk meningkatkan kompetensi PTK dan berdampak pada kualitas pendidikan. Pelayanan adalah suatu cara melayani,

membantu menyiapkan,

mengurus, menyelesaikan keperluan, kebutuhan seseorang atau sekelompok orang. melalui langkah-langkah: (a) verifikasi awal untuk menetapkan kelayakan sebagai sekolah pengimbas dan sekolah imbas, (b) bimbingan teknis ke-1,(c) pelaksanaan OJT, (d) bimbingan teknis ke-2, (e) pelaksanaan IHT,

(f) pendampingan dan

pemantauan/penilaian, dan (g) diseminasi; (2) Model kemitraan 2013 terjadi peningkatan kompetensi guru dari kategori baik (76,60) menjadi sangat baik (86,03) sebanyak 9,43 %. Selain itu, (3) model kemitraan ini memiliki dampak terhadap guru dan kepala sekolah untuk mengoptimalkan kompetensinya guna meningkatkan pelayanan pendidikan di SD yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan.

Pemerintah Kabupaten/Kota

berperan penuh dalam

meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karenanya pemerintah Kabupaten/Kota sesuai Kepmendiknas nomor 044/U/2002 membentuk Dewan

Pendidikan untuk

(7)

badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah.

Dalam Kepmendiknas nomor 044/U/2002 disebutkan tujuan dibentuknya komite sekolah untuk: a) mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan, b) meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan di satuan pendidikan, dan c) menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel,

dan demokratis dalam

menyelenggarakan dan

pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan. Sebenarnya tugas komite sekolah khususnya di satuan pendidikan sekolah dasar sangatlah vital dalam upaya

memajukan kualitas pendidikan, sebab dalam setiap gerak langkah sekolah dasar selalu di back up komite sekolah. Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS) dapat diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat (orang tua siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan, pengusaha, dsb.) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(8)

(otonomi) kepada sekolah, pemberian fleksibilitas yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumberdaya sekolah, dan mendorong partisipasi warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan. Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses sebagai berikut: Pertama. Proses belajar mengajar yang efektivitasnya tinggi, Kedua. Kepemimpinan sekolah yang kuat, Ketiga. Lingkungan sekolah yang aman dan tertib, Keempat. Pegelolaan tenaga kependidikan yang efektif, Kelima. Sekolah memiliki budaya mutu.

Penyusunan RPP oleh Guru Silabus merupakan sebuah tujuan dari pembelajran dan tentunya juga memberikan arah tentang beberapa hal yang harus dicapai untuk mencapai tujuan pembelajaran seperti yang telah direncanakan sebelumnya. Silabus juga berisi tentang model penilaian untuk menguji sejauh mana keberhasilan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan

rancangan program

pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai pedoman untuk memandu jalannya proses belajar mengajar selama di kelas. RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam Silabus.

(9)

pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Manajemen Guru di Kelas

(10)

serta bertanggung jawab akan tugasnya.

Guru pun harus memiliki keterampilan dalam menyusun RPP untuk pembelajaran dikelas, tidak hanya itu guru harus

memilih media dalam

pembelajaran dikelas agar

pembelajaran tidak

membosankan. Tugas guru memang banyak tetapi tidak menuntut kemungkinan untuk guru tetap mementingkan kemajuan peserta didik nya dalam belajar.

Dalam pembelajaran pun guru dituntut dalam mengelola kelas dengan baik dan terkendali agar peserta didik antusias dan bersemangat mengikuti setiap pembelajaran yang berlangsung. Mengelola kelas dengan baik ialah mengetahui posisi anak duduk sesuaikan dengan badan tinggi anak, atau dengan berotasi

agar semua merasakan

menempati posisi didepan. Memberikan awal pembelajaran yang mengesankan supaya siswa ikut aktif dan bersemangat dalam pembelajaran.

DAFTRA PUSTAKA

Wuryantina, Isnaeni. 2015. Budaya Organisasi Sekolah dan Motivasi Berprestasi Dengan Kinerja Guru Pada Sekolah Dasar. Jurnal Pndidikan Sekolah Dasar. Edisi 2

Nurhayati. 2017. School Leadership, Personality, dan

Motivasi terhadap

Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar. Edisi 1

Fujiaturrahman, Sukron. 2016. Iklim Sekolah dan Efikasi Diri dengan Motivasi Kinerja Guru. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar. Edisi1

Sumarsih. 2016. Pengaruh Motivasi Kerja dan Kompetensi Profesional terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar. Edisi 2

(11)

Pembelajaran. Khazanah Akademia

Samana, A. 1994.

Profesionalisme keguruan. Yogyakarta: kanisius

Arianto, Dwi Agung Nugroho. 2013. Pengaruh Kedisiplinan, Lingkungan Kerja dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Tenaga Pengajar. Jurnal Economia

Rokhmaniyah. 2010. Optimalisasi Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) untuk Meningkatkan Pelayanan Pendidikan melalui Model Kemitraan di Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan.

Kusdaryani, Wiwik, Mujiyono, Winaryo. 2008. Efektivitas Peran Komite Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Sekolah Dasar. Jurnal Media Penelitian Pendidikan

Suparto, S.Adi. 2007. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah : Konsep dan Implikasinya terhadap Peningkatan Mutu Guru. Jurnal Kependidikan Interaksi

Ayuningtyas, Nurina. 2017. Pengaruh Komunikasi dan Kepercayaan terhadap Komitmen Organisasi Guru Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Edisi 1

Martha, I Nengah, I Made Tegeh. 2012. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Local Content Guru dan Calon Guru Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Indonesia

Asmini Karti. 2017. Upaya Peningkatan Kompetensi Guru dalam Menyusun Silabus dan RPP Melalui Supervisi Akademik yang Berkelanjutan Di Sekolah Dasar. Pedagogia : Jurnal Pendidikan

Hariyadi, Slamet. 2012. Evaluasi Pemanfaatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Kegiatan Pembelajaran di Kelas pada Guru Mula Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan Sekolah Dasar

(12)

Kegiatan Pelatihan. Jurnal Pendidikan Madrasah

Sujati. 2006. Manajemen Kelas yang Efektif dalam Pembelajaran. Jurnal Dinamika Pendidikan. Sunhaji. 2014. Konsep Manajemen Kelas dan Implikasinya dalam Pembelajaran. Jurnal Kependidikan.

Helsa, Agustina Hendianti. 2017. Kemampuan Manajemen Kelas Guru. Jurnal Psikologi.

Azizah, Ika Nurdiana, Arini Estiati. 2017. Keterampilan Guru dalam Pengelolaan Kelas Rendah pada Pembelajaran Tematik SD. Joyful Learning Journal.

Masruro, Siti. 2016. Kajian Implementasi Manajemen Pembelajaran pada Pendidikan Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar

Rahmi, Nurul. 2016. Persepsi Guru Tentang Manajemen Peserta Didik Sekolah Dasar. Jurnal Administrasi Pendidikan Umaedi. 2011. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis

Sekolah.Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

Nurul Umamah. 2012. Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Calon Pendidik melalui Peningkatan Kompetensi dalam Mendisain Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar.

Hoover, J.J. (1990). Curriculum adaption: a five-step process for classroom implementation. Journal of Intervention in School and Clinic.

J. Winardi, 2007. Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada.

Malayu S.P. Hasibuan, 2007. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas, Jakarta : Bumi Aksara.

Badin Nuur Tanjung, 2014, Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, kompensasi, dan motivasi kerja terhadap Profesionalisme guru, UNJ

(13)

Nashar, 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal Dalam Kegiatan Pembelajaran, Jakarta: Delia Press.

Semiawan, C. R., 2006, Memantapkan Peran LPTK dalam Peningkatan Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Pidato Dies Natalis ke-42 Universitas Negeri Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Instrumen kajian mengukur konstruk dalam kerangka pengurusan dan pemantauan HI melalui pengujian keberkesanan prototaip sistem pengurusan dan pemantauan HI sebagaimana

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Sumber data kualitatif dalam penelitian ini adalah informan yang secara langsung memberikan data

initiate the teacher talk in the classroom during teaching learning process.. 1.4

Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk), polutan anorganik (berbuaih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang mengandung asam belerang (berbau busuk), atau

Menurut ilmu kesehatan lingkungan sampah hanya sebagian dari benda atau hal-hal lain yang dipandang tidak dapat digunakan lagi, tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus

Sedangkan dalam segi waktu eksekusi dapat disimpulkan bahwa pertama, penggunaan blockfull pada HDFS memberikan waktu eksekusi yang lebih baik, kedua, tidak ada

Program Keluarga Harapan sebagai bantuan tunai bersyarat akan membantu ibu-ibu untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada anak dalam hal kesehatan dan pendidikan, utamanya

Selain itu dilakukan upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perlindungan diri untuk mencegah penyebaran virus, seperti cuci tangan, cara merawat orang sakit