• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III: METODE PENELITIAN

LANDASAN TEORI

F. Pengertian Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)

LKSA adalah Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak.Sebuah lembaga sosial yang mewadahi masyarakat kurang mampu, miskin, terlantar, yatim piatu supaya berkehidupan yang mapan.Lembaga ini bertujuan memberikan layanan sosial terutama bagi pendidikan anak agar menjadi anak yang berguna bagi masyarakat, agama, bangsa, dan negara.Lembaga ini juga berada dibawah pengawasan Dinas Sosial.

Lembaga Kesejateraan Sosial Anak (LKSA) menurut Departemen Sosial RI (2004: 4), yaitu suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial anak yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial pada anak terlantar, memberikan pelayanan pengganti orang tua/wali anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi

pengembangan kepribadiannya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif dalam bidang pembangunan nasional.

Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia (1997), panti asuhan atau lembaga kesejahteraan sosial anak (LKSA) memiliki fungs sebagai berikut:

a. Pusat pelayanan kesejahteraan sosial anak. Panti asuhan berfungsi sebagai pemulih, pelindung, pengembangan dan pencegahan.

b. Pusat data dan informasi serta konsultasi kesejahteraan sosial anak. c. Pusat pengembangan keterampilan (yang merupakan fungsi penunjang).

Panti asuhan sebagai lembaga yang melaksanakan fungsi keluarga dan masyarakat dalam perkembangan dan kepribadian anak-anak remaja.

Tujuan panti asuhan menurut Departemen Sosial Republik Indonesia (1997) yaitu:

a. Memberikan pelayanan yang berdasarkan pada profesi pekerja sosial kepada anak terlantar dengan cara membantu dan membimbing mereka ke arah perkembangan pribadi yang wajar serta mempunyai keterampilan kerja, sehingga mereka menjadi anggota masyarakat yang dapat hidup layak dan penuh tanggungjawab, baik terhadap dirinya, keluarga dan masyarakat.

b. Penyelenggara pelayanan kesejahteraan sosial anak di panti asuhan sehingga terbentuk manusia-manusia yang berkepribadian matang dan

berdedikasi, mempunyai keterampilan kerja yang mampu menopang hidupnya dan hidup keluarganya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan panti asuhan adalah memberikan pelayanan, bimbingan dan keterampilan kepada anak asuh agar menjadi manusia yang berkualitas. G. Kajian Terdahulu

Dalam kajian pustaka ini peneliti mencoba untuk membandingkan antara penelitian yang akan peneliti garap dengan penelitian-penelitian sebelumya. Dengan harapan penelitian ini mampu melahirkan teori-teori baru yang berkaitan dengan penelitian yang akan peneliti garap yaitu, “Pola Kepemimpinan Pengasuh Dalam Pembentukan Karakter Anak Asuh di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Muhammadiyah Tuntang

Tahun 2018”.Sehingga dapat memberikan referensi bagi peneliti-peneliti yang akan datang.

Diantara penelitian terdahulu yang peneliti ambil sebagai perbandingan adalah sebagai berikut:

1. Muhamad Zaenal Arifin (Institut Agama Islam Negeri, 2017) dalam skripsinya yang berjudul Pola Kepemimpinan Kyai Terhadap Ranak Afektif Santri Di Pondok Pesantren Al-Hasan Banyuputih Timur, Sidorejo Lor, Salatiga, Salatiga, Tahun 2017, penelitian ini memaparkan tentang ranah afektif santri yang simpang siur dengan pola kepemimpinan sang kyai. Siklus kehidupan yang terjadi ialah tidak seimbangnya sikap dari kepribadian masing-masing santri yang hidup dalam satu rumpun tanpa ada

sekat diantara mereka. Akibatnya tidak mendapat keseimbangan porsi dari masing-masing santri.

2. Imania Majmuna (Institut Agama Islam Negeri, 2016) dengan judul Pola Asuh Orang Tua Pengarajin Bambu Dalam Mendidik Anak Di Dusun Ngablak Pulutan Sidorejo Salatiga, yang mana kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pola orang tua pengrajin bambu dalam mendidik anaknya. Disini walaupun hidup di daerah pengrajin bambu anak tetap diberi bimbingan yang tegas dalam pendidikannya sehingga mampu menjalankan kewajibannya sebagai anak dan peserta didik dengan memberi kebebasan anak dalam menggali potensi yang dimiliki. Sedangkan yang akan penulis teliti dalam penelitiannya adalah tentang pola kepemimpinan pengasuh dalam pembentukan karakter anak asuh dari berbagai latar belakang yang berbeda.

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (KBBI W.J.S Poerwadinata, 1982: 362). Langkah-langkah yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2016: 13) metode penelitian kualitatif sering disebut metode naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya;disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Dalam pendekatannnya, penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan (field research).

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya: perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistic, dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 1988: 6).

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, penelitian ini merupakan penelitian yang dimaksud untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Arikunto, 2005: 234).

Penilitian ini yang akan diamati adalah pengasuh dan anak asuh guna menggambarkan fakta tentang pola kepemimpinan pengasuh terhadap ranah pendidikan karakter anak asuh di LKSA Muhammadiyah Tuntang 2018.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti melakukan penelitiannya yaitu di LKSA Muhammadiyah Tuntang yang beralamat di Jln. Fatmawati no 96 Tuntang, Kab. Semarang.

Adapun peneliti memilih tempat penelitian ini adalah berdasarkan permasalahan yang timbul di lembaga tersebut berbeda dengan yang seharusnya terjadi. Menurut peneliti permaslahan yang ada di lembaga ini menarik untuk diteliti karena hal yang terjadi tidak sebagaimana mestinya. b. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah saat dimana peneliti melakukan penelitian pada waktu yang ditentukan hingga selesai.

3. Kehadiran Peneliti

Penelitian dalam hal ini bertindak sebagai instrumen penelitian, artinya peneliti terjun langsung ke lapangan untuk proses penelitian dan pengumpulan data, adapun karakterstik dalam penelitian ini adalah: Pertama, peneliti menggunakan sistem wawancara tidak terstruktur, sehingga memungkinkan peneliti untuk mengembangkan pertanyaan untuk wawancara lebih mendalam. Kedua, peneliti mengadakan komunikasi dengan objek dengan menggunakan bahasa pertemanan agar lebih mudah dipahami, sehingga terjalin suasana yang baik antara peneliti dan informan. Ketiga, peneliti mengumpulkan dan mencatat data secara terperinci dengan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

4. Sumber Data

Salah satu hal yang penting dalam penelitian adalah sumber data. Sumber data dalam penelitian adalah dari mana data-data diperoleh.

a. Sumber data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, baik dari individu maupun perorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti (Sugiarto dkk, 2003:16). Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari informan atau tempat objek penelitian yang dilakukan. Informan utama dalam penelitian ini adalah pengasuh dan anak asuh di LKSA Muhammadiyah Tuntang.

Informan digunakan sebagai sumber data dan aktor atau pelaku yang ikut menentukan berhasil tidaknya sebuah penelitian berdasarkan informasi yang diberikan oleh informan tersebut. Informan dalam penelitian ini adalah pengurus, pengasuh, yang dijadikan sebagai responden yaitu anak asuh LKSA Muhammadiyah Tuntang yang berperan untuk mengklarifikasi kebenaran pola kepemimpinan pengasuh dalam membentuk karakter anak asuh. Data yang dimaksud yaitu berupa transkip wawancara, observasi dan dokumentasi.

b. Sumber data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya. Sumber data sekunder dapat diperoleh dari buku , jurnal, internet, artikel, majalah atau koran serta hasil penelitian lainnya.

Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktifitas tertentu. Ia bisa berupa rekaman atau dokumen tertulis seperti arsip data base, surat-surat, atau gambar benda-benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu peristiwa (Suprayogo, 2001: 163). Dalam penelitian ini sumber data sekunder yang digunakan adalah data lembaga

5. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung (Arikunto, 2006: 156). Pada teknik ini peneliti menggunakan observasi partisipatif yaitu pengamatan akan manusia pada habitatnya. Menurut Wolcott (2005) dalam Samiaji (2012: 56) dalam studi lapangan (observasi partisipatif), peneliti berusaha menemukan “habitat” asli para partisipan. Peneliti juga harus “tinggal” bersama para partisipan dan berperan dalam dinamika kehidupan sehari-hari para partisipan. Dengan demikian terlibatnya peneliti untuk hidup bersama dan memiliki fungsi sosial yang sama maka peneliti akan dianggap sebagai sesama atau teman. Hal ini akan memudahkan peneliti untuk mengamati perilaku dan kehidupan sehari-hari para partisipan tanpa mengganggu.

Dalam hal ini penulis akan melakukan observasi di LKSA Muhammadiyah Tuntang mengenai pola kepemimpinan pengasuh dalam membina karakter anak asuh. Observasi ini dilakukan supaya peneliti dapat mengetahui bagaimana cara pengasuh dalam menerapkan pola kepemimpinannya dalam membina karakter anak asuh di LKSA Muhammadiyah Tuntang.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak , yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2009:186).

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden (Gulo, 2002: 119). Wawancara ini dilakukan dengan menggunakan telepon maupun media elektronik lain. Wawancara adalah salah satu alat yang paling sering digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif.

Peneliti akan melakukan wawancara tidak terstruktur dalam mencari data dari informan. Sehingga dalam memberikan pertanyaan akan lebih meluas dengan tujuan bisa mendapatkan informasi yang lebih lengkap.

c. Dokumen

Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu (Gulo, 2002: 123). Dokumen yang dimaksud adalah segala catatan baik dalam catatan kertas maupun catatan elektronik. Dokumen sudah lama digunkan dalam penelitian sebagai sumber data yang dapat digunakan untuk menguji, menafsirkan maupun meramalkan.

Dalam hal ini peneliti akan mencari dokumen-dokumen apaun yang berkaitan dengan penelitian baik itu dari pengurus, ustadz, maupun dari anak asuh di LKSA Muhammadiyah Tuntang. Dengan harapan dari berbagai

dokumen yang terkumpul bisa dijadikan sebagai sumber data yang bisa mengantarkan penelitian ini menjadi valid.

6. Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen (1982) dalam Moleong (2009: 248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain.

Dalam sebagian besar pendekatan kualitatif, analisis data tidak dilakukan dalam satu tahap saja, setelah data terkumpul. Analisis data kualitatif merupakan proses sistematis yang berlangsung terus-menerus, bersamaan dengan pengumpulan data. Menurut Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2016: 334) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Adapun aktivitas analisis data model Miles dan Huberman, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

a. Reduksi Data (data reduction)

Memilah-milah data yang tidak beraturan menjadi potongan-potongan yang lebih teratur dengan mengcoding, menyusunnya menjadi katagori, dan

merangkumnya menjadi pola dan susunan yang sederhana (Rhenald, 2008: 369)

b. Penyajian Data (data display)

Setelah dilakukan reduksi data, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif (Sugiyono, 2016: 339). Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya sesuai dengan apa yang dipahami.

c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (conclusion drawing/verification) Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kegiatan ini adalah menarik kesimpulan dari data yang telah tersaji dan memverifikasinya dengan cara menelusuri kembali data yang diperoleh. Karena data kesimpulan awal masih bersifat sementara, dan akan berubah jika tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Menurut Moleong (2009: 324) untuk menetapkan keabsahan data ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajad kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).

Peneliti melakukan pengecekan keabsahan data menggunakan teknik membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dan triangulasi (bandingan data hasil wawancara antar narasumber serta membandingkan data hasil dokumentasi antar dokumen). Mencocokkan antara data, dokumen dan observasi lapangan.

BAB IV

Dokumen terkait