• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III: METODE PENELITIAN

PEDOMAN WAWANCARA

A. Identitas Informan

Nama : Bapak Muhammad Taufik, S.Pd.I Umur : 28 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki Status : Pengasuh

Hari/tanggal : Sabtu, 7 Juli 2018 Pukul : 19.45 WIB

Fokus : Pola Kepemimpinan Pengasuh

B. Butir – butir pertanyaan

1. Menurut saudara seberapa penting kepemimpinan di Lembaga ini?

Jawab: Dimanapun kepemimpinan sangat penting sekali. Mau sebagus apapun lembaga itu atau sejelek apapun lembaga itu tergantung pemimpinnya. Ibaratkan sopir bus, ketika sopir mengendarai bus belok kanan maka semua penumpang ikut belok kanan, dan sebaliknya. Pemimpin itulah yang menentukan akan dibawa kemana sebuah lembaga itu.

2. Bagaimana saudara menerapkan kepemimpinan di LKSA Muhammadiyah Tuntang?

Jawab: untuk kepemimpinan saya manut sama pengurus, pengurus matur ngene yo saya manut. Semua yang disarankan pengurus pasti baik. Gak mungkin pengurus menjerumuskan anak. Tapi saya sebagai pengasuh juga punya prinsip sendiri dalam mengasuh anak. Saya tetep manut pengurus, tapi kan kadang gak semua yang saya mau pengurus menghendaki. Jane yang tau dan paham tentang keseharian anak kan pengasuh. Pengurus kan

gak begitu paham, maka kadang saya mengusulkan suatu hal yang dibutuhkan anak. Masalah diterima atau gak urusan nanti, seng penting usul sek. Kadang nak pas rapat saya usulkan tentang kebutuhan lembaga dan anak.

3. Apa yang saudara ketahui tentang karakter anak asuh di LKSA Muhammadiyah Tuntang?

Jawab: sejak saya awal mengasuh sampai saat ini yang saya pahami tentang karakter anak asuh di sini sangat memprihatinkan, terutama dalam bidang akhlak. Anak asuh di sini sangat rendah akhlaknya, contohnya ketika ada tamu yang datang ke panti mereka tidak salam atau jabat tangan kepada tamu tersebut, itu dulu yang saya lihat. Apalagi ketika berkomunikasi dengan orang yang lebih tua belum bisa berbahasa yang sopan. Di sini pernah mendapat teguran dari salah satu PDM yang menyampaikan kepada saya tentang sikap anak asuh, “mas, kae bocah -bocah opo ora diajari sopan santun?” itu pertama saya mendapat teguran. Di samping itu tentang kedisiplinan juga belum ada. Hal ini sangat terlihat sekali ketika anak asuh dalam menghargai waktu. Mereka belum bisa menghargai waktu yang mereka miliki. Sholat sering telat. Waktu ngaji malah ngobrol dewe. Yo ngono kui mas bocah-bocah kene ki. Karakter anak yang memprihatinkan ini juga merupakan sifat bawaan yang mereka bawa dari rumah. Karena mohon maaf ada di antara mereka yang orang tuanya agak kurang dalam berfikir, dan ada juga yang korban perceraian, dan lain-lain

4. Bagaimana cara saudara membentuk karakter anak asuh?

Jawab: Dalam membentuk karakter anak asuh yang saya terapkan adalah akhlakul karimah dan disiplin. Karena kedua hal ini sangat erat hubungannya, tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Maka kedua hal ini

harus saling beriringan. Saya menerapkan dua hal ini karena yang sering di lihat oleh orang lain di luar diri kita adalah akhlaknya kemudian baru diikuti dengan kedisiplinan.

Untuk membentuk kepribadian dimulai dari pembiasaan. Memang awalnya anak pasti memberontak dengan penerapan dua hal tersebut, namun nanti dengan seiring berjalannya waktu anak pasti menerimanya. Memang disiplin itu menyakitkan, tapi lebih menyakitkan lagi jika tidak disiplin. Karena yang saya khawatirkan adalah masa depan mereka yang nanti akan kembali ke masyarakat mereka masing-masing. Saya berusaha untuk membentuk karakter anak asuh sebaik mungkin. Maka dengan sifat bocah seng koyo ngono mau saya terapkan dua hal, yaitu akhlak dan kedisiplinan. Dua hal ini yang paling utama harus dimiliki oleh anak asuh sebagai pegangan hidup mereka terutama nanti ketika kembali ke masyarakat. Kedua hal tersebut sangat penting dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain, dua hal ini saling berkaitan. Soale gak mungkin kan anak selamanya arep neng kene terus, suatu saat akan kembali ke lingkungan mereka.

Dalam hal pendidikan baik akhlak maupun kedisiplinan saya selalu menerapkan hadiah (reward) dan hukuman (punishment). Anak yang mendapat prestasi di sekolah dan berakhlak baik akan mendapat hadiah dari pengasuh dan pengurus, sebaliknya anak yang nakal tidak taat pada aturan akan diberikan hukuman.

5. Bagaimana respon anak asuh terhadap penerapan kepemimpinan saudara? Jawab: awalnya mereka menolak dengan penerapan kedisiplinan dan akhlak ini. Tapi nanti pasti pada akhirnya mereka akan menerima ini semua. Untuk saat ini bisa dikatakan dari 100% yang bisa dan memahami

kepemimpinan yang saya terapkan kurang lebih sekitar 80%. Hanya satu dua anak yang sulit menerimanya. Ya hanya itu itu saja orangnya.

6. Bagaimana saudara menyelesaikan masalah yang timbul dari anak asuh? Jawab: masalah seng piye mas? Mengenai masalah individu anak pasti ada hukuman. Reward dan punishment pasti ada. Anak yang melakukan kesalahan atau pelanggaran yo mesti entuk hukuman. Ketika pelanggaran itu kecil maka saya selesaikan sendiri, tapi ketika sudah sangat keterlaluan maka kami musyawarahkan dengan pengurus.

7. Bagaimana hubungan sosial anak asuh terhadap masyarakat sekitar? Jawab: masalah pergaulan anak kepada masyarakat cukup menurut saya. Ketika di event masyarakat kita usahakan untuk selalu ikut berpartisipasi. Kemarin ketika ada acara kadeso kita diminta masyarakat untuk ikut berpartisipasi kanggo rame-rame. Pak RT juga meminta anak-anak untuk ada yang menampilkan sesuatu ketika acara.

8. Hambatan apa saja yang saudara alami dalam proses pembentukan kepribadian anak asuh?

Jawab: hambatan pasti ada dalam menjalankan suatu kepemimpinan. Hanya saja tidak begitu banyak hambatan yang saya alami. Hambatannya hanya anak asuh yang sulit diajak kerjasama. Berbagai hal sudah dilakukan untuk membuat anak tersebut sadar. Tetapi ketika anak itu sudah tidak bisa diberi masukan maka pengasuh tidak bisa berbuat apa-apa. Inilah hal yang menghambat saya dalam memimpin lembaga ini. Kalau hal yang lain saya kira tidak ada. Ngasuh anak ki gampang asline mas, tinggal anake gelem pora. Perbedaan sifat wajar, mergone neng kene ki yo anake wong akeh. Kadang seng sak pak wae wes bedo sifate opomeneh iki seng pirang-pirang pak.

PEDOMAN WAWANCARA

Dokumen terkait