• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN TEORI

A. Bimbingan Rohani

1. Pengertian Metode, Bimbingan, Rohani a.Pengertian Metode

Secara etimologi metode berasal dari bahasa yunani, yang terdiri dari penggalan kata “Meta” yang berarti “melalui” dan “hodos” berarti “jalan”. Bila digabungkan maka metode dapat di artikan “jalan yang harus dilalui”. Dalam pengertian yang luas, metode bisa pula diartikan sebagai “segala sesuatu atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.16

Metode dalam kamus Bahasa Indonesia adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dengan maksud ilmu pengetahuan, dan sebagainya), cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan gunu mencapai tujuan yang ditentukan.17

Metode adalah cara yang sistematis dan teratur yang digunakan untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mancapai tujuan- tujuan yang ditentukan.

b. Pengertian Bimbingan

Secara etimologi istilah “bimbingan” digunakan sebagai terjemahan istilah bahasa inggris Guidance yang berasal dari kata Guide yang artinya dengan

16

M. lutfi, Dasar- dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah 2008), h. 120

17

Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), Cet. Ke-1, h.580.

menunjukan jalan (Showing the way), Memimpin (Leading), menuntun (conducting), memberi petunjuk (giving instruction), mengatur (regulating), mengarahkan (governing), dan memberi nasita (giving advice).18

Pengertian bimbingan secara terminology sudah banyak dikemukakan para ahli di antaranya menurut Crow and Crow seperti dikutip. H.M Umar dan Sartono guidance dapat diartikan sebagai “bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik dari pendidikan yang memadai, kepada seorang individu dari setiap usia untuk menolongnya mengemudikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihannya sendiri dan memikul bebannya sendiri. 19

Sama halnya dengan yang didefinisikan oleh Stoop yang dikutip dari Dewa Ketut bahwa bimbingan juga diartikan sebagi suatu proses yang terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi dirinya maupun masyarakat.20

Menurut Jear Book of Education 1995 yang dikutip oleh Abu Ahmad dan Ahmadi Rohani bahwa bimbingan adalah mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.21

18

W.S Wingkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Jakarta: PT. Grafindo 1991), Cet. Ke-1, h.65.

19

H.M Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), Cet. Ke-1, h.9.

20

Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT Bina Aksara, 1998), Cet. Ke-1, h.8.

21

Abu Ahmad dan Ahmadi, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Rine Cipta, 1991), Cet Ke-11, h.2.

17

Menurut Rahman Natawidjaja, seperti dikuti dalam buku Hellen bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memhami dirinya hingga ia sanggup mengalahkan dirinya dapat bertindak secara wajar. Sesuai dengan tuntunan dan keadaan dan tingkat sekolah, keluarga dan masyarakat, serta kehidupan umumnya.dengan demikian ia dapat mengecap kebahagiaan hidup dan dapat memberikan sumbangsih yang berarti bagi kehidupan masyarakat umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan dirinya secara optimal sebagai makhluk sosial.22

c. Pengertian Rohani

Rohani berasal dari kata “ruh” yang berarti sesuatu (unsur) yang ada dalam jasad yang diciptakan tuhan sebagai penyebab adanya hidup (kehidupan); nyawa: jika sudah berpisah dari badan, berakhirlah kehidupan seseorang. Makhluk hidup yang ridak berjasad tapi berfikiran dan berperasaan malaikat, jin, setan, dsb. Semangat, spirit, kedamaian bagi seluruh warga sesuai dengan islam.23

Ibnu Zakaria (W.395H/1004) menjelaskan bahwa kata Al-ruh dan semua kata yang memiliki kata aslinya terdiri dari huruf ra,wa, ha mempunyai makna dasar besar, luas dan asli. Makna itu mengisyaratkan al-ruh merupakan sesuatu yang agung besar dan mulia, baik nilai maupun kedudukannya dalam diri manusia. Dengan adanya Al-Ruh dalam diri manusia menyebabkan manusia menjadi

22

Hellen A, Bimbingan dan Konseling,( Jakarta: Ciputat Press, 2002), Cet Ke-1, h.5.

23

makhluk yang istimewa, unik, dan mulia. Inilah yang disebut sebagai Khalaqan Akhar, yaitu makhluk yang istimewa yang berbeda dengan makhluk lainnya.24

Menurut Ibnu Sina, ruh adalah kesempurnaan jasmani manusia yang tinggi yang memiliki kehidupan dengan daya. Menurut Al-Farabi ruh berasal dari alam perintah (amar) yang mempunyai sifat berbeda dengan jasad. Hal ini dikarenakan ia dari Allah, kendatipun ia tidak sama dengan zat-Nya. Menurut Al-Gazali, ruh ini merupakan lathifah (sesuatu yang halus) yang bersifat nurani. Ia dapat berfikir, mengingat, mengetahui dan sebagainya. Ia juga sebagai penggerak bagi keberadaan jasad manusia. Sifatnya gaib. Menurut Ibnu Rusyd memandang ruh sebagi citra kesempurnaan awal bagi jasad alami yang organik. Kesempurnaan awal ini karena ruh dapat dibedakan dengan kesempurnaan yang lain yang merupakan pelengkap dirinya, seperti yang terdapat pada berbagai perbuatan. Sedangkan disebut organic karena ruh menunjukan jasad yang terdiri dari organ-organ.25

Pembahasan tentang ruh dibagi menjadi dua bagian, pertama ruh yang berhubungan dengan zatnya sendiri. Kedua ruh yang berhubungan dengan badan jasmani. Ruh yang pertama disebut dengan Al-munazzalah, sedang yang kedua disebut dengan Al-gharizahatau disebut dengan Nafsaniyah. Ruh Al-munazzalah berkaitan dengan esensi asli ruh yang diturunkan atau diberikan secara langsung dari Allah SWT kepada manusia. Ruh ini esensinya tidak berubah,sebab jika berubah berarti berubah pula eksistensi manusia. Ruh ini diciptakan di alam ruh (alam al-arwah) atau di alam perjanjian (alam al-mitsaq-au’alam al-„ahd). Karena

24

Baharuddin, Paradigma Psikologi Islam, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2007),h.137.

25

19

itu, munazzalah ada sebelum manusia ada, sehingga sifatnya sangat gaib yang adanya diketahui melalui informasi wahyu. Sedangkan al-gharizah atau disebut nafsaniyah, pada subtansi nafs ini, komponen zakat dah ruh bergabung. Semua potensi yang terdapat pada nafs bersifat potensial. Tetapi dapat actual jika manusia berupaya mengupayakannya. Setiap komponen yang ada memiliki daya-daya laten yang dapat menggerakkan tingkah laku manusia. Aktualisasi nafs membentuk kepribadian, yang perkembangannya dipengaruhi oleh factor eksternal dan interna.26

Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan bahwa penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa bimbingan rohani adalah proses pemberian bantuan kepada seseorang agar mengenal dirinya sebagai manusia yang diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang sempurna. Yang diciptakan sebagai khalifah dimuka bumi sehingga dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi sesuia dengamn kemampuan yang dimiliki dan dapat memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya.

Dokumen terkait