• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.18

Model belajar konstruktivisme adalah model pembelajaran yang menekankan pada penegetahuan pengetahuan awal siswa sebgai tolak ukur dalam

16

Ibid, hal.54

17

Elin Rosalin,Gagasan Merancang Pembelajaran Konstektual, (Jakarta: PT Karsa Mandiri Persada, 2010), hal.5

18

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal.266

belajar. Prinsip yang paling umum dan paling esensial dari konstrukrivis adalah siswa memperoleh banyak pengetahuan diluar sekolah bukan dari bangku sekolah. Model pembelajaran konstruktivisme bermula dari teori perkembangan intelektual Piaget, yang memandang belajar sebagai proses pengaturan sendiri (Self Regulation) yang dilakukan sesorang dalam mengatasi konnflik kognitif. Konflik timbul pada saat terjadi ketidak selarasaan (disequbilration) antara informasi yang diterima siswa dengan stuktur kognitif yang dimilikinya. Adapun pengetahuan sendiri adalah proses internal untuk mencapai keselarasan (equlibration) yang dilakukan melalui dua fungsi yaitu organisasi dan adaptasi.

Konflik kognitif muncul saat terjadi interaksi antara pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa dengan penomena baru yang tidak dapat dipadukan begitu saja, sehingga diperlukan perubahan atau modfikasi stuktur kognitif untuk mencapai keseimbangan. Peristiwa ini akan terjadi secara berkelanjutan selama siswa menerima penegetahuan baru.

Masuknya informasi dalam stuktur kognitif (skemata) menurut Piaget melalui dua mekanisme yaitu asimilasi dan akomodasi. Pada proses asimilasi seseorang menggunakan stuktur kognitif dan kemampuan yang sudah ada untuk beradaftasi dengan masalah atau informasi baru atau masalah yang dihadapi sesorang mengandung kesamaan dengan stuktur mental yang sudah ada, sementara pada akomodasi melibatkan modifikasi stuktur pengetahuan agar lebih sesuai atau mengakomodasi stuktur kognitif.

Menurut Ausubel faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah apa yang telah diketahui siswa atau konsep awal siswa. Hal ini mengetahui agar terjadi pembelajaran bermakna, konsep baru atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam stuktur kognitif siswa. Selain pengetahuan awal siswa, menurut Ausubel ada beberapa konsep dan prinsip lain yang perlu diperhatikan agar pemebalajaran menjadi bermakna antara lain. Pengatur awal, diferrensial progresif, penyesuaian integratif, dan belajar super ordinat.

Menurut Harlen seseorang memiliki pengetahuan pribadi yang merupakan pemahaman sendiri tentang keadaan disekitarnya. Pengetahuan ini dapat bersifat

ilmiah yaitu dapat tahan uji terhadap kenyataan dan sebagian bersifat sehari-hari, ada pula pengetahuan bersifat umum yaitu pengetahuan external yang dimiliki masyarakat. Pengetahuan ini pun dapat bersifat ilmiah dan sebagaian bersifat sehari-hari.

Para siswa sebelum memperoleh pembelajaran, sebenarnya sudah mempunyai gagasan tentang peristiwa-peristiwa ilmiah yang terbentuk melalui proses belajar informal dalam memahami pengalaman sehari-hari, saat siswa memasuki ruang kelas, siswa telah membawa gagasan atau konsep awal yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari, gagasan atau konsep awal tersebut perlu disadari oleh guru dalam kegiatan pembelajaran agar proses pembelajaran tidak hanya memindahkan gagasan guru kepada siswa, melainkan sebagai proses untuk mengubah gagasan yang ada melalui pengalaman di kelas.19

Proses terjadinya modifikasi stuktur kognitif dapat dilihat dari gambar 2.1 sebagai berikut.20

19

Ari Widodo.dkk. Pendidikan IPA di SD,(Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan-UPI. 2008), hal.50.

20

Hal Baru

Hasil interaksi dengan lingkungannya ( Dalam pembelajaran )

Diadopsi Skemata

Gambar 2.1 Proses Terjadinya Modifikasi Struktur Kognitif

a. Ciri utama model kontruktivis, antara lain :21

1) Menekankan pada penegetahuan awal siswa yang diperoleh dari luar bangku sekolah melalui interaksi sosial dan interaksi dengan lingkungannya.

2) Pada saat belajar ditekankan pada kegiatan mind-on dan hand-on

3) Ada perubahan konseptual saat belajar yang menjembantani antara konsepsi awal siswa dan penegetahuan baru.

4) Siswa secara aktif membangun pengetahuannya sehingga siswa harus terlibat dalam proses pembelajaran.

21

Ibid, hal. 52

Dibandingkan dengan konsepsi

Tidak cocok COCOK

AKOMODASI Ketidak seimbangan

COCOK Jalan Buntu

KESEIMBANGAN Alternatif strategi lain

ASIMILASI MENGERTI

5) Dalam proses pembelajran terjadi interaksi sosial antara sisiwa dengan siswa dan siswa dengan guru.

b. Implikasi dari model belajar kontruktivis dalam pembelajaran meliputi empattahapan yaitu :

1) Tahap Pengetahuan Awal

Pada tahap ini siswa didorong untuk mengungkapkan pengetahuan awal tentang konsep yang akan dipelajari. Bila guru memancing dengan pertanyaan-pertanyaan problematis tentang fenomena yang sering ditemui sehari-hari dengan mengkaitkan konsep yang akan dibahas. Siswa diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan, mengilustrasikan pemahaman tentang konsep tersebut.

2) Tahap ekplorasi

Pada tahap ini siswa diajak untuk menemukan konsep melalui penyelidikan, pengumpulan data, dan penginterpretasikan data melalui suatu kegiatan yang telah dirancang oleh guru. Kegiatan ekplorasi dapat berupa pengamatan, percobaan, diskusi, tanya jawab, mencari informasi melaui buku atau surfing di internet secara berkelompok. Pada tahap ini dirancang agar rasa ingin tahu siswa tentang fenomena alam disekelilingnya dapat terpenuhi secara keseluruhan. Pada tahap ini guru memberi kebebasan pada siswa untuk mengekplorasi rasa keingin tahuannya.

3) Tahap Diskusi dan Penjelasan Konsep

Pada tahap ini siswa memberikan penjelasan dan solusi yang didasarkan pada hasil observasinya. Tugas guru memberikan penguatan bukan informasi. Dengan demikian siswa sendiri membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari. Bila konsepnya/pengetahuan awalnya benar, maka siswa menajdi tidak ragu-ragu tentang konsepsinya. Bila pengetahuan awalnya salah, maka ekplorasi akan merupakan jembatan antara konsepsi siswa dengan konsep baru.

4) Tahap Pengembangan dan Aplikasi Konsep

Pada tahap ini guru berusaha untuk menciptakan iklim pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman konsepnya. Guru memunculkan isu-isu di lingkungan yang dapat dipecahkan melalui pemahaman konsep yang telah diperoleh. Dengan demikian diharapkan konsep yang dipelajarinya akan menjadi bermakna.22

Tahap-tahap tersebut digambarkan dalam gambar 2.2 sebagai berikut23

Mengungkapkan Konsep awal untuk membangkitkan motivasi

Gambar 2.2 Tahap-tahap Implikasi dan Model Pembelajaran Konstruktivisme c. Aplikasi

Konstruktivisme merupakan salah satu teori belajar yang berkembang dari teori behaviorisme yang mangakaji perubahan tingkah laku dan kognitivisme yang mengkaji tentang cara manusia belajar dan memperoleh pengetahuan yang menekankankan pada aktifitas mental. Menurut Bruner (1960) teori konstruktivisme menekankan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses dimana siswa membina ide baru atau konsep berdasarkan pengetahuan dan pengalaman awal yang dimiliki siswa. Siswa memilih dan menginterpretasikan pengetahuan, membina hipotesis dan membuat keputusan yang melibatkan

22 Ibid, hal.26 23 Ibid,hal.52 Ekplorasi

Diskusi dan pembelajaran konsep

pengetahuan mental, memberikan makna dan membentuk penegalaman individu. Hasil dari pemeblajaran ini dikenal dengan discovery learning.

Dokumen terkait