• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

D. Model Pembelajaran PAI Berbasis Kecerdasan Spiritual dan Emosional

1. Pengertian Model Pembelajaran PAI dan Komponennya

92

D. Model Pembelajaran PAI Berbasis Kecerdasan Spiritual dan Emosional

1. Pengertian Model Pembelajaran PAI dan Komponennya

Model berasal dari bahasa Inggris, model, yang berarti a set of plans, structural design, type or design of product.123 Sedangkan belajar, menurut Gordon (1989), adalah a relatively permanent change in an organism's potential

for responding that results from prior experience or practice, 124 dan oleh Illeris (2007) dirumuskan sebagai any process that in living organisms leads to permanent capacity change and which is not solely due to biological maturation or ageing.125

Merujuk pada definisi di atas, model adalah seperangkat rencana, contoh atau desain produk. Sedangkan belajar adalah proses yang bersumber dari respon individu terhadap pengalaman tertentu yang menyebabkan terjadinya perubahan perilaku atau kemampuan pada individu. Perubahan tersebut disebabkan oleh sesuatu di luar individu, bukan karena keadaan individu.

Sementara itu, pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.126 Proses ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik memperoleh hal-hal baru berupa pengetahuan, ketrampilan, dan atau sikap. Adapun menurut Degeng, pembelajaran secara singkat diartikan sebagai upaya membelajarkan peserta

123

Merriam-Webster Dictionary, version 4.3.0, developed by Merriam-Webster Inc.

124

Robert R. Mowrer and Stephen B. Klein (Ed.), Handbook of Contemporary Learning Theories (New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc., Publishers, 2001), 1-2.

125

Knud Illeris (Ed.), Contemporary Theories of Learning: Learning Theorists in Their Own Words

(Oxon: Routledge, 2009), 7.

126

93

didik.127 Mirip dengan pengertian ini, Uno mengartikan pembelajaran sebagai perancangan atau perencanaan untuk membelajarkan peserta didik. Dengan demikian inti pembelajaran adalah cara membelajarkan peserta didik.128 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah aktivitas yang dilakukan pendidik untuk membuat peserta didik belajar.

Jika kata model dan pembelajaran digabungkan akan diperoleh sejumlah pengertian menurut para ahli pembelajaran. Joyce dan Weil mendefinisikan model pembelajaran sebagai a plan or pattern that can be used to shape

curriculum, to design instructional materials, and to guide instruction in the classroom and other settings,129 ringkasnya sebuah pola untuk memandu

pembelajaran. Adapun menurut Arends, model pembelajaran adalah an overall

plan, or pattern, for helping students to learn specific kinds of knowledge, attitudes, or skills.130 Dengan demikian, model pembelajaran adalah sebuah

rencana atau pola yang digunakan untuk merancang pembelajaran dan kurikulum agar peserta didik dapat belajar guna mencapai tujuan tertentu.

Adapun model pembelajaran PAI berbasis kecerdasan spiritual dan emosional didefinisikan sebagai berikut: kerangka konseptual atau pola dalam mengajarkan Mata Kuliah PAI yang dibuat berdasarkan seperangkat kemampuan yang membuat seorang muslim taat dan dekat dengan Allah dan kemampuan mengenali, mengatur, mengungkapkan emosi diri dan memahami emosi orang lain untuk memandu aktifitas berpikir dan beramal saleh.

127 I Nyoman Sudana Degeng, Buku Pegangan Teknologi Pendidikan-Pusat Antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Universitas Terbuka (Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud RI, Dirjen Dikti, 1993), 1.

128 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), 2-3.

129 Bruce Joyce dan Marsha Weil, Models of Teaching (New Jersey: Prentice-Hall Inc., 1980), 1. 130 Richard I Arends, Learning to Teach (New York: McGraw-Hill, 2012), 27.

94

Sebuah model pembelajaran pada umumnya terdiri dari sejumlah komponen, yaitu: sintak, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung, dan dampak pembelajaran dan pengiring.131 Sebagaimana model pembelajaran pada umumnya, model pembelajaran PAI berbasis kecerdasan spiritual dan emosional juga didesain memiliki lima komponen tersebut. Berikut ini penjelasan

Sintak adalah tahapan atau fase-fase aktifitas pembelajaran yang dilakukan pendidik dan peserta didik. Sedangkan sistem sosial merupakan gambaran peran dan hubungan antara pendidik dan peserta didik beserta aturan sosialnya dalam pembelajaran. Prinsip reaksi, di sisi lain, menunjukkan cara pendidik memandang dan memperlakukan peserta didik. Adapun sistem pendukung adalah keadaan atau sesuatu yang dibutuhkan untuk melaksanakan model pembelajaran. Terakhir, dampak pembelajaran adalah efek langsung yang diharapkan dicapai, dan dampak pengiring merupakan efek tidak langsung pembelajaran.132

2. Model Pembelajaran PAI Berbasis Kecerdasan Spiritual dan Emosional

diantara Ragam Model Pembelajaran

Model pembelajaran PAI berbasis kecerdasan spiritual dan emosional merupakan bagian dari model pembelajaran yang telah ada sebelumnya dan berjumlah sangat banyak. Model-model tersebut ada yang memiliki cakupan penerapan yang luas, sebaliknya ada pula yang sempit. Disamping itu terdapat model pembelajaran yang sederhana, tapi ada pula yang rumit penerapannya.

131

Joyce dan Weil, Models, 15. 132 Ibid., 15-16.

95

Beragam model pembelajaran tersebut dibuat sesuai dengan kebutuhan pembelajaran yang bersifat spesifik.

Menurut Joyce dan Weil, sekian banyak model pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok besar, yaitu: kelompok sosial, kelompok proses informasi, kelompok personal, dan kelompok sistem perilaku.133 Ditinjau dari klasifikasi ini, model pembelajaran PAI berbasis kecerdasan spiritual dan emosional lebih tepat dimasukkan dalam kelompok sosial. Salah satu alasannya adalah model pembelajaran PAI yang dikembangkan dalam penelitian ini menjadikan pendidik dan peserta didik sebagai wahana belajar perilaku. Berikut ini penjelasan masing-masing kelompok model pembelajaran.134

a. Kelompok Sosial

Model pembelajaran kelompok sosial berbentuk komunitas belajar untuk memperoleh manfaat dari sinergi antar manusia dalam hubungan sosial. Ciri utama model pembelajaran sosial adalah penciptaan kerjasama antar peserta didik di kelas, dan pengembangan budaya positif sekolah sebagai wahana pembelajaran norma dan interaksi sosial. Contoh model pembelajaran kelompok sosial adalah model penyelidikan terstruktur, investigasi kelompok, dan partner belajar.

b. Kelompok Proses Informasi

Model kelompok ini memfokuskan pada cara manusia meningkatkan upaya memahami dunia melalui pemerolehan dan pengorganisasian data,

133

Bruce Joyce dan Marsha Weil, Models of Teaching (New Delhi: Prentice Hall of India, 2003), 12. 134 Ibid., 12-20.

96

mengkaji masalah dan menemukan solusinya, menciptakan bahasa dan konsep sebagai sarananya. Sejumlah model mendorong munculnya pemikiran kreatif, sedangkan model lain menekankan pada pembentukan konsep dan uji hipotesis, dan beberapa model dirancang untuk mengkaji diri dan masyarakat. Model penyelidikan saintifik, perolehan konsep, dan Mnemonic adalah contoh kelompok model proses informasi.

c. Kelompok Personal

Model-model dalam kelompok ini dikembangkan untuk menghargai dan mengakomodasi diri manusia yang khas, unik dan bersifat pribadi. Sejumlah aspek diri individu yang menjadi fokus antara lain perspektif individu dan kemandirian produktif agar manusia lebih menyadiri dirinya dan bertanggungjawab pada nasibnya. Diantara model kelompok ini adalah model pengajaran nondirective dan model peningkatan harga diri.

d. Kelompok Sistem Perilaku

Kelompok model sistem perilaku umumnya dirancang berdasarkan teori belajar sosial. Teori ini memandang manusia sebagai sebuah sistem komunikasi yang mampu mengoreksi diri sendiri, yang akan mengubah perilakunya saat memperoleh informasi melakukan tugas dengan sukses. Fokus model kelompok ini adalah perilaku manusia yang dapat diamati, tugas yang jelas, dan metode menyampaikan kemajuan pada peserta didik, sehingga memiliki dasar penelitian yang kuat. Beberapa contoh model sistem perilaku adalah model belajar tuntas, pembelajaran langsung, dan simulasi.

97