• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

D. Model Pembelajaran PAI Berbasis Kecerdasan Spiritual dan Emosional

4. Perangkat Pembelajaran Model Pembelajaran PAI Berbasis

101

sumber belajar.143 Dengan demikian, terdapat tiga unsur penting dalam belajar, yaitu: kondisi internal, kondisi eksternal, dan hasil belajar. Hasil belajar adalah kapabilitas internal yang diwujudkan dalam perbuatan tertentu untuk setiap jenis belajar.

Belajar yang berkualitas, menurut Gagne, meliputi sembilan tahap atau peristiwa. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut. 144

1) Menimbulkan minat dan memusatkan perhatian 2) Menyampaikan tujuan pembelajaran

3) Mengingat kembali konsep/prinsip yang telah dipelajari yang merupakan prasyarat 4) Menyampaikan materi pembelajaran

5) Memberikan bimbingan atau pedoman untuk belajar 6) Memperoleh unjuk kerja peserta didik

7) Memberikan umpan balik tentang kebenaran pelaksanaan tugas 8) Mengukur/mengevaluasi hasil belajar

9) Memperkuat retensi dan transfer belajar.

4. Perangkat Pembelajaran Model Pembelajaran PAI Berbasis

Kecerdasan Spiritual dan Emosional

Dalam implementasinya, model pembelajaran membutuhkan sistem pendukung agar terlaksana dengan baik, yaitu perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang dibutuhkan diantaranya rencana pembelajaran

143

Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (Jakarta: Penerbit Prenada Media, 2004), 245.

144 Suciati dan Irawan, Teori Belajar dan Motivasi (Jakarta:Depdiknas, Ditjen PT. PAUUT, 2001), 62-65

102

semester (RPS), rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan ajar, sumber dan media pembelajaran, dan instrumen penilaian.145

Model pembelajaran PAI berbasis kecerdasan spiritual dan emosional selain dirancang terdiri dari komponen sintaks, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung, dan dampak pembelajaran dan pengiring, juga dilengkapi dengan perangkat pembelajaran sebagai pendukungnya. Perangkat tersebut terdiri dari RPS, RPP atau Satuan acara pembelajaran (SAP), bahan ajar, media pembelajaran, dan instrumen penilaian.

a. Rencana pembelajaran semester (RPS)

RPS adalah dokumen program pembelajaran yang dirancang untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan sesuai CPL yang ditetapkan. Dalam standar nasional pendidikan tinggi (SNPT) disebutkan bahwa setiap mata kuliah di perguruan tinggi harus memiliki rencana pembelajaran yang disebut RPS atau istilah lain. Untuk menjaga kualitas RPS, dosen mata kuliah secara berkala harus meninjau RPS dan menyesuaikannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.146

RPS yang berkualitas minimal memuat sejumlah unsur yang terlibat dalam pembelajaran. Unsur-unsur tersebut adalah:

1) Nama program studi, nama dan kode mata kuliah, semester, sks, nama dosen pengampu;

2) Capaian pembelajaran lulusan pada mata kuliah;

145 Sa‟dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), iii. 146 Salinan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, 13-14.

103

3) Kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan;

4) Bahan kajian untuk mencapai kemampuan yang ditetapkan; 5) Metode pembelajaran;

6) Waktu yang disediakan pada setiap tahap pembelajaran;

7) Pengalaman belajar mahasiswa, dalam bentuk deskripsi tugas yang harus dilakukan oleh mahasiswa selama satu semester;

8) Kriteria, indikator, dan bobot penilaian; dan 9) Daftar referensi yang digunakan.147

b. RPP atau SAP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau satuan acara pembelajaran (SAP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. Pengembangan RPP dilakukan oleh pendidik berdasarkan silabus atau RPS yang telah dibuat. Adapun fungsinya adalah mengarahkan kegiatan pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai kompetensi tertentu.148

Dalam konteks perguruan tinggi, komponen SAP setidaknya mencakup: (1) identitas atau nama satuan pendidikan; (2) identitas mata kuliah; nama, sks, kode; (3) semester; (4) prodi; (5) urutan pertemuan; (6) alokasi waktu, yang disesuaikan dengan pencapaian CP-MK dan ketersediaan waktu; (7) sub capaian pembelajaran mata kuliah (CP-MK) ; (8) indikator pencapaian pembelajaran MK; (9) materi pembelajaran, yang ditulis dalam

147 Ibid.

148 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, 6.

104

bentuk poin-poin sesuai dengan rumusan indikator CP-MK; (10) metode pembelajaran; (11) media pembelajaran; (12) tahap pembelajaran, mencakup kegiatan dosen dan mahasiswa; dan (13) penilaian hasil pembelajaran.149

SAP dipandang berkualitas apabila memenuhi sejumlah kriteria. Kriteria tersebut adalah: (1) rumusan tujuan pembelajaran jelas, lengkap, logis; (2) deskripsi materi jelas, sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, dan perkembangan ilmu; (3) pengorganisasian materi pembelajaran jelas cakupan materinya; (4) sumber dan media belajar sesuai dengan perkembangan peserta didik, materi ajar, lingkungan dan bervariasi; (5) tahap pembelajaran terdiri dari pendahuluan, inti dan penutup, yang ditulis secara rinci dan jelas; (6) langkah pembelajaran sesuai tujuan, menampakkan metode dan media yang digunakan, mendorong keterlibatan peserta didik, ada alokasi waktu tiap langkah; (7) teknik pembelajaran nampak dalam langkah pembelajaran, sesuai tujuan, memotivasi peserta didik; dan (8) terdapat kelengkapan RPP, berupa instrumen penilaian lengkap.150

c. Bahan ajar

Materi atau bahan ajar adalah materi pembelajaran yang dirancang untuk mewujudkan kemampuan akhir yang hendak dicapai. Untuk memudahkan mahasiswa, materi pembelajaran dapat disajikan secara lebih lengkap dalam bentuk buku ajar, modul atau buku teks yang dikembangkan

149 “Template atau Pedoman Laporan Pekerti” dalam http://lp3.um.ac.id/haldownload-2.html 150

105

oleh dosen, baik dalam bentuk cetak maupun berkas yang diletakkan di suatu laman agar mahasiswa dapat mengakses dengan mudah.151

Materi pembelajaran dapat berisi satu bidang keilmuan, atau berbagai cabang atau bagian dari bidang keilmuan atau keahlian, tergantung konsep bentuk mata kuliah. Bila MK disusun berdasarkan satu bidang keilmuan, materi pembelajaran lebih difokuskan pada pendalaman bidang keilmuan tersebut. Sebaliknya, bila mata kuliah disusun dari sejumlah bidang, materi pembelajaran dapat berisi kajian yang diambil dari sejumlah cabang bidang keilmuan/keahlian agar mahasiswa dapat mempelajari secara utuh keterkaitan beberapa bidang keilmuan atau keahlian. Adapun penentuan kedalaman dan keluasan materi merujuk pada CPL yang dirumuskan dalam kurikulum.152

Buku ajar yang berkualitas sebagai salah satu wujud bahan ajar yang baik memiliki sejumlah ciri atau syarat. Syarat-syarat buku ajar yang baik antara lain: akurat, relevan dengan tujuan pembelajaran, komunikatif, lengkap dan sistematis, mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran, sesuai dengan kaidah bahasa, keterbacaannya tinggi, dan selaras dengan ideologi negara.153

d. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah sarana yang digunakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran memiliki fungsi penting dalam pembelajaran, diantaranya: mempermudah pendidik dalam menyampaikan bahan ajar, memotivasi

151 Tim Penyusun, Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, 2016), 30. 152 Ibid., 30-31.

106

peserta didik, memberikan pengalaman nyata, dan mencegah verbalisme. Di sisi lain, media pembelajaran dapat difungsikan sebagai sumber belajar.154

Mempertimbangkan pentingnya fungsi media pembelajaran, pendidik perlu selektif dan kreatif dalam memilih media pembelajaran. Berikut ini panduan dalam memilih media pembelajaran, yaitu: sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik peserta didik, dapat menjadi sumber belajar, efisien dan efektif, aman, mampu mengembangkan keaktifan dan kreatifitas peserta didik, dan menciptakan suasana yang menyenangkan. Selain itu, media diupayakan dekat dengan kehidupan peserta didik agar pembelajaran bermakna bagi mereka.155

Terdapat beragam media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran. Media dapat berupa benda nyata, benda tiruan, benda dua atau tiga dimensi, koleksi, model, diorama, alat bantu pandang-dengar (audio-visual), multimedia, alat peraga, papan tulis, slide,

filmstrip, overhead projector.156 e. Instrumen Penilaian

Di tingkat perguruan tinggi, sebagaimana diatur dalam SNPT, aktivitas penilaian terhadap mahasiswa meliputi penilaian proses dan hasil belajar terkait capaian pembelajaran lulusan. Dalam pelaksanaannya, penilaian dilakukan dengan menggunakan prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara terintegrasi.157

154 Jamaludin, Acep Komarudin, dan Koko Khoerudin, Pembelajaran Perspektif Islam (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2015), 224, 228-229.

155

Akbar, Instrumen,112, 117, 118. 156

Jamaludin dkk., Pembelajaran, 229-231. 157 Standar Nasional Pendidikan Tinggi, 20.

107

Penilaian capaian pembelajaran mahasiswa dilaksanakan pada ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Masing-masing ranah penilaian memiliki teknik dan instrumen penilaian yang berbeda. Teknik observasi, penilaian diri, dan penilaian aspek pribadi (seperti keimanan dan akhlak) digunakan pada penilaian ranah afektif. Sedangkan pada ranah pengetahuan dipilih teknik tes tulis dan tes lisan dengan berbagai ragam bentuknya. Adapun penilaian ketrampilan dilakukan melalui praktikum, simulasi, praktek lapangan, dan sebagainya yang dapat menunjukkan kualitas kinerja.158

Setiap teknik penilaian membutuhkan instrumen yang sesuai. Untuk teknik tes, dibutuhkan instrumen kumpulan soal tes, baik soal obyektif (seperti pilihan ganda, benar-salah) maupun subyektif (berupa soal terbatas atau luas). Pada umumnya instrumen ini digunakan untuk menilai pengetahuan. Sementara teknik non tes, yang umumnya dipakai menilai sikap dan ketrampilan motorik, membutuhkan instrumen lembar observasi, lembar wawancara, kuesioner/angket, sosiometri, portofolio dan laporan diri.159

Instrumen penilaian yang berkualitas memiliki sejumlah karakteristik, yaitu: valid, reliabel, obyektif, dan praktis. Instrumen penilaian disebut valid bila mampu secara tepat dan benar dalam menilai obyeknya. Sedangkan reliabel terkait dengan kemampuan instrumen secara ajeg atau konsisten memberikan hasil penilaian yang sama. Adapun sifat obyektif bermakna instrumen secara apa adanya memberi penilaian, dan ciri praktis berarti instrumen penilaian mudah dan ekonomis saat digunakan.160

158 Tim Penyusun, Panduan Penyusunan Kurikulum, 48-49. 159 Akbar, Instrumen, 92.

BAB III