• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2. Pengertian Pembelajaran dan Hasil Belajar Matematika

Smith dalam Basleman (2011: 12-13) berpendapat bahwa pembelajaran tidak dapat didefinisikan dengan tepat karena istilah tersebut dapat digunakan dalam banyak hal. Pembelajaran digunakan untuk menunjukkan:

1) Pemerolehan dan penguasaan tentang apa yang telah diketahui mengenai sesuatu.

2) Penyuluhan dan penjelasan mengenai arti pengalaman seseorang, atau

33

3) Suatu proses pengujian gagasan yang terorganisasi yang relevan dengan masalah.

Dengan kata lain, pembelajaran digunakan untuk menjelaskan suatu hasil, proses, atau fungsi. Jika pembelajaran digunakan untuk menyatakan hasil, maka tekanannya diletakkan pada hasil pengalaman. Jika pembelajaran dinyatakan untuk menyatakan suatu proses, ketika suatu proses menerangkan apa yang terjadi ketika suatu pengalaman pembelajaran berlangsung, biasanya proses itu untuk memenuhi kebutuhan mencapai tujuan. Jika istilah pembelajaran itu digunakan untuk menyatakan suatu fungsi, maka tekanannya diletakkan pada aspek-aspek penting tertentu (seperti motivasi) yang diyakini bisa membantu hasil belajar.

Menurut aliran behavioristic pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan dan stimulus. Aliran kognitif mendefinisikan pelajaran sebagai cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar mengenal dan memahami sesuatu yang sedang dipelajari (Darsono dalam Hamdani, 2011: 23). Adapun humanistic mendeskripsikan pembelajaran sebagai memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pembelajaran dan cara mempelajarinya sesuai minat dan kemampuannya (Sugandi dalam Hamdani, 2011: 23).

Adapun menurut Dimyanti dalam Susanto (2013: 186), pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain

34

instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Pembelajaran berarti aktivitas guru dalam merancang bahan pengajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif yakni siswa dapat belajar secara aktif dan bermakna.

Sedangkan matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein

atau mathema yang berarti ”belajar atau hal yang dipelajari,” sedangkan dalam bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran (Depdiknas dalam Susanto, 2013: 184). Matematika memiliki bahasa dan aturan yang terdefinisi dengan baik, penalaran yang jelas dan sistematis, dan struktur atau keterikatan antar konsep yang kuat. Unsur utama pekerjaan matematika adalah penalaran deduktif yang bekerja atas dasar asumsi (kebenaran kosistensi). Selain itu, matematika bekerja melalui penalaran induktif yang didasari fakta dan gejala yang muncul untuk sampai pada perkiraan tertentu. Tetapi, perkiraan itu harus dibuktikan secara deduktif, dengan argument yang konsisten.

Dari uraian diatas diperoleh pengertian pembelajaran matematika yaitu suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya

35

meningkatkan penguasaan yang baik terhadap matematika (Susanto, 2013: 186-187).

Pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar mengajar yang mengandung dua jenis kegiatan yang tidak terpisahkan. Kegiatan tersebut adalah belajar dan mengajar. Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa, dan antara siswa dengan lingkungan disaat pembelajaran matematika berlangsung.

b. Pengertian Hasil Belajar Matematika

Menurut Susanto (2013: 5), secara sederhana yang dimaksud hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar, karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh sesuatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan intruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional.

Dari definisi di atas, serta definisi-definisi tentang matematika, belajar, dan hasil belajar, maka dapat dirangkai sebuah kesimpulan bahwa hasil belajar matematika adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar matematika. Pengalaman tersebut berupa pengetahuan, pengertian, pemahaman dan

36

juga kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol. Kemampuan tersebut dapat dilihat dari kemampuan berfikir matematika dalam diri siswa yang bermuara pada kemampuan matematika sebagai bahasa dan alat dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat kompleks. Oleh sebab itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Wasliman dalam Susanto (2013: 12), hasil belajar yang dicapai peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara perinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal adalah sebagai berikut:

1) Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga,

37

sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami-istri, perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.

d. Penilaian Keberhasilan Belajar

Istilah penilaian atau dalam bahasa inggris dikenal istilah

evaluation, bukan merupakan istilah baru bagi insan yang bergerak pada lapangan pendidikan dan pengajaran, dalam melaksanakan tugas profesionalnya, seorang guru tidak akan lepas dari kegiatan penilaian.

Grondlund (1984) menyatakan penilaian sebagai proses sistematik pengumpulan, penganalisaan dan penafsiran informasi untuk menentukan sejauh mana siswa mencapai tujuan. Inti dari penilaian adalah proses memberikan atau menentukan terhadap hasil belajar tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut berlangsung dalam bentuk interpretasi yang diakhiri dengan judgement. Judgement merupakan tema penilaian yang mengaplikasikan adanya suatu perbandingan antara kriteria dan kenyataan dalam konteks situasi tertentu. Atas dasar itu, maka dalam penilaian selalu ada objek atau program, ada kriteria, da nada judgement (Jihad, 2013: 54-55).

Menurut Sudjana dalam Jihad (2013: 56) penilaian berfungsi sebagai:

38

1) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional. 2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar.

3) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan siswa kepada orang tuanya.

Dengan demikian, penilaian berfungsi sebagai pemantau kinerja komponen-komponen kegiatan proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses belajar mengajar. Informasi yang diberikan oleh hasil analisis terhadap hasil penilaian sangat diperlukan bagi pembuatan kebijakan-kebijakan yang harus dilakukan oleh seorang guru untuk peningkatan mutu proses belajar mengajar.

e. Instrumen dalam Penilaian Hasil Belajar

Dalam persiapan strategi proses pembelajaran perlu disusun instrument penilaian dalam standar penguasaan. Penyusunan instrument penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan penguasaan siswa terhadap suatu materi atau pokok bahasan. Menurut Jihad (2013: 67-70), jenis-jenis instrument penilaian meliputi:

1) Tes

Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi, atau tugas yang harus dilakasanakan oleh orang yang dites. Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana seorang siswa telah menguasai pelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan. Secara rinci teknis penilaian siswa bisa dilakukan dengan:

39

a) Ulangan Harian

Ulangan harian umumnya diberikan setelah selesainnya suatu materi pembelajaran tertentu. Soal yang diberikan sebaiknya berbentuk uraian objektif untuk mengukur pengetahuan, pemahaman dan kemampuan berfikir aplikatif. b) Tugas Kelompok

Tugas kelompok dimaksudkan sebagai latihan bagi siswa dalam mengembangkan kompetensi kerja kelompok. Tugas biasanya berbentuk soal uraian dengan tingkat berfikir aplikatif. c) Kuis

Kuis merupakan tes yang membutuhkan waktu singkat yaitu berkisar 10-15 menit. Pertanyaan hanya merupakan hal yang prinsip saja dan bentuk jawaban merupakan isian singkat. Kuis biasanya dilakukan sebelum pelajaran dimulai untuk mengetahui penguasaan pelajaran yang lalu secara singkat atau setelah akhir sajian.

d) Ulangan Blok

Ulangan blok merupakan tes pada akhir materi pelajaran dengan bahan semua materi pokok yang telah diberikan. Materi yang diujukan disusun berdasarkan kisi-kisi soal.

e) Pertanyaan Lisan

Pertanyaan yang diberikan berupa pengetahuan atau pemahaman tentang konsep. Teknik bertanya dilakukan dengan

40

memberikan pertanyaan kepada seluruh kelas, dan siswa diberikan kesempatan untuk memikirkan jawaban dan secara acak menunjuk salah satu siswa untuk menjawab. Jawaban salah satu siswa dilemparkan kepada siswa lain untuk memberikan pendapatnya tentang jawaban siswa pertama. Pada akhir kegiatan tes ini guru memberikan kesimpulan akan jawaban yang benar. f) Tugas Individu

Tugas ini dimaksudkan sebagai latihan bagi siswa untuk mengembangkan wawasan dan kompetensi berfikir. Tugas biasanya berbentuk soal uraian objektif dengan tingkat berfikir aplikatif.

2) Non Tes

Penilaian non tes merupakan prosedur yang dinilai untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat, sifat, dan kepribadian. Penilaian non tes melalui:

a) Pengamatan, yakni alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku siswa, baik secara perorangan maupun kelompok, di kelas maupun di luar kelas;

b) Skala sikap, yaitu alat penilaian yang digunakan untuk mengungkapkan sikap siswa melalui pengerjaan tugas tertulis dengan soal-soal yang lebih mengukur daya nalar atau pendapat siswa;

41

c) Angket, yaitu alat penilaian yang menyajikan tugas-tugas atau mengerjakan dengan cara tertulis;

d) Catatan harian, yaitu suatu catatan mengenai perilaku siswa yang dipandang mempunyai kaitan dengan perkembangan pribadinya; e) Daftar cek, yaitu suatu daftar yang dipergunakan untuk mengecek terhadap perilaku siswa telah sesuai dengan yang diharapkan atau belum.

Dokumen terkait