• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

A. Pertumbuhan Ekonomi

1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Secara umum, pertumbuhan ekonomi menunjukkan aktivitas perekonomian suatu negara atau daerah dalam menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Menurut Sadono pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang di produksikan dalam masyarakat bertambah.22 Menurut Simon Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kemampuan suatu negara (daerah) untuk menyediakan barang-barang ekonomi bagi penduduknya, yang terwujud dengan adanya kenaikan output nasional secara terus-menerus yang disertai dengan kemajuan teknologi serta adanya penyesuaian kelembagaan, sikap dan ideologi yang dibutuhkannya.23

Menurut Todaro dan Smith pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses peningkatan kapasitas produktif dalam suatu perekonomian secara terus menerus atau berkesinambungan sepanjang waktu sehingga

22 Sadono Sukirno, Loc.Cit. h. 9.

23 M. Zahari, “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Jambi”.Jurnal Of Economics And Business, Vol.1 No.1(September 2017), h. 8.

menghasilkan tingkat pendapatan dan output nasional yang semakin lama semakin besar.24

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan perekonomian suatu negara yang berkesinambungan setiap tahun dan menyebabkan barang dan jasa yang di produksikan masyarakat bertambah sehingga menghasilkan tingkat pendapatan dan output nasional yang semakin lama semakin besar.

Pertumbuhan ekonomi merupakan faktor terpenting dalam pembangunan. Keberhasilan pembangunan suatu negara/wilayah diukur berdasarkan tinggi rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai. Pengukuran pertumbuhan ekonomi secara konvensional biasanya dengan menghitung peningkatan persentase dari Produk Domestik Bruto (PDB) untuk nasional dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk provinsi maupun kabupaten/kota. PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi selama periode tertentu. Maka dari itu, pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat diperoleh melalui tingkat pertumbuhan nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat diketahui dengan membandingkan PDRB Riil pada satu tahun tertentu (PDRBt) dengan PDRB tahun sebelumnya (PDRB t-1).25

24 Michael P. Todaro, Stephen C. Smith, Pembangunan Ekonomi Edisi Kesebelas,

(Jakarta: Erlangga, 2009), h.133. 25 Zahari, Op.Cit, h. 7.

Keterangan:

PDRBt = PDRB Riil pada tahun t

PDRB t-1 = PDRB Riil tahun sebelumnya 2. Teori Pertumbuhan Ekonomi

a. Teori Pertumbuhan Klasik

Menurut ekonomi Klasik, Adam Smith inti dari ajarannya adalah agar masyarakat diberi kebebasan seluas-luasnya dalam menentukan kegiatan ekonomi apa yang dirasanya terbaik untuk dilakukan. Menurut Smith sistem ekonomi pasar bebas akan menciptakan efisiensi, membawa ekonomi kepada Full Employment, dan menjamin pertumbuhan ekonomi sampai tercapai posisi stasioner (stationary). Tugas pemerintah adalah menciptakan kondisi dan menyediakan fasilitas yang mendorong pihak swasta berperan optimal dalam perekonomian.26

Menurut pandangan Adam Smith, kebijaksanaan Laissez-faire atau sistem mekanisme pasar akan memaksimalkan tingkat pembangunan ekonomi yang dapat dicapai oleh suatu masyarakat. Corak dan proses pertumbuhan ekonomi menurut Adam Smith, bahwa apabila pembangunan sudah terjadi maka proses tersebut akan terus-menerus berlangsung secara kumulatif.27

26 Robinson Taringan, Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi Edisi Revisi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), h. 4.

Dalam pandangan ahli–ahli ekonomi klasik ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu : jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang dilakukan. Walaupun menyadari pertumbuhan ekonomi tergantung kepada banyak faktor, ahli-ahli ekonomi klasik terutama menitikberatkan perhatiannya kepada pengaruh pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi.

b. Teori Pertumbuhan Neoklasik

Teori pertumbuhan Neoklasik dikembangkan oleh Robert M. Solow. Model Solow menggunakan unsur pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, kemajuan teknologi dan besarnya output yang saling berinteraksi. Teori Solow melihat bahwa dalam banyak hal mekanisme pasar dapat menciptakan keseimbangan sehingga pemerintah tidak perlu terlalu banyak mencampuri/mempengaruhi pasar. Campur tangan pemerintah hanya sebatas kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.

Model Pertumbuhan Solow ini merupakan pengembangan dari formulasi Harrod-Domar dengan menambahkan variabel tenaga kerja, serta memperkenalkan faktor teknologi. Model pertumbuhan Solow menunjukan bagaimana pertumbuhan dalam stok modal, pertumbuhan tenaga kerja dan perkembangan teknologi mempengaruhi tingkat output. Apabila dimisalkan suatu proses pertumbuhan ekonomi dalam kondisi teknologi belum berkembang, maka tingkat pertumbuhan yang

telah dicapai hanya karena perubahan jumlah modal (K) dan jumlah tenaga kerja (L) dan hubungan kedua faktor tersebut, sehingga dapat ditulis:

Y = f (K, L)

dimana Y adalah pendapatan nasional (output). Dalam kenyataannya teknologi sulit dipisahkan dalam proses pembangunan, sehingga perubahan teknologi turut dimasukkan ke dalam fungsi produksi, maka dapat ditulis:28

Y = A f (K, L)

Penerapan teori pertumbuhan Solow dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Dhani Kurniawan dkk, dimana penelitian dilakukan di Kabupaten Demak, hasil penelitian menunjukan bahwa tenaga kerja dan modal investasi memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Demak. Sehingga dengan menggunakan model pertumbuhan ekonomi Solow-Swan, bisa dikatakan suatu daerah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan ketersediaan tenaga kerja yang memiliki kualitas yang baik beserta dengan modal investasi. Oleh karena itu investasi, bisa ditawarkan kepada investor, bila investasi tersebut merupakan potensi lokal. Maka dari itu perlunya akan pembinaan

28Achmad Sjafii, Op.Cit. h. 3.

industri kecil, atau UMKM yang ada di suatu wilayah (Kabupaten Demak).29

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menurut teori pertumbuhan Solow-Swam, menyatakan bahwa unsur-unsur dari pertumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, kemajuan teknologi dan besarnya output yang saling berinteraksi. Perbedaan utama dengan model Harrod-Dhomar adalah masuknya unsur kemajuan teknologi. Selain itu Solow-Swam menggunakan model produksi yang memungkinkan adanya subtitusi antara kapital (K) dan tenaga kerja (L). Apabila unsur tenaga kerja dan modal investasi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi seperti penelitian yang dilakukan di Kabupaten Demak artinya kenaikan terhadap tenaga kerja dan modal investasi akan menaikan pertumbuhan ekonomi.

c. Teori Pertumbuhan Rostow

Menurut Rostow proses pembangunan dapat dibedakan ke dalam lima tahap, yaitu30:

1) Masyarakat Tradisional, ciri ekonomi yang utama masyarakat tradisional adalah suatu masyarakat yang strukturnya berkembang dengan fungsi produksi yang terbatas yang terefleksikan pada

29Dhani Kurniawan, Teguh Pamuji dan Tri Nur Hayati, “Penerapan Model Solow-Swan Untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Demak”. Media Ekonomi Dan Manajemen,

Vol. 30 No. 1 (Januari 2015), h. 8.

30Lincolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan Edisi Kelima, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN,2015), h. 63-69.

skala dan pola perdagangan/pertukaran yang kecil dan tradisional, tingkat output pertanian dan produktivitasnya yang rendah, ukuran industri manufaktur yang kecil, fluktuasi penduduk yag tidak menentu dan pendapatan rill yang rendah.

2) Tahap Prasyarat Lepas Landas, Rostow mendefinisikan tahap ini sebagai suatu masa transisi di mana masyarakat mempersiapkan dirinya untuk mencapai tahap pertumbuhan yang berkesinambungan dengan kekuatan sendiri (self sustained growth).

3) Tahap Lepas Landas, pada awal tahap ini terjadi perubahan yang drastis dalam masyarakat, misalnya terjadi revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi, atau terbukanya pasar-pasar baru. Sebagai akibat dari perubahan-perubahan tersebut adalah terciptanya inovasi-inovasi dan kenaikan investasi cukup besar.

4) Tahap Menuju Kedewasaan, tahap ini diartikan Rostow sebagai suatu tahap di mana masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi modern pada hampir semua kegiatan produksi. pada tahap ini, sektor-sektor pemimpin baru akan muncul dan menggantikan pemimpin lama yang mengalami kemunduran. Sektor-sektor pemimpin ini coraknya ditentukan oleh perkembangan tekknologi, kondisi alam, karateristik dari tahap sebelumnya (tahap lepas landas), dan juga kebijakan pemerintah.

5) Tahap Konsumsi Tinggi, pada tahap ini perhatian masyarakat lebih ditekankan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan (demand side), dan bukan lagi pada masalah produksi (supply side).

Meskipun secara konseptual cukup menarik, tetapi argumen-argumen dasar mengenai pembangunan yang terkandung dalam teori Rostow seringkali tidak berlaku di dunia nyata. Alasan utama tidak berlakunya teori tersebut adalah karena pembangunan bukanlah sebuah proses yang statis, sebaliknya pembangunan adalah sebuah proses yang dinamis.

Kenyataanya, ada beberapa negara di dunia (misalnya Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan New Zealand) yang tidak melewati tahap tradisional dari Rostow, namun langsung pada tahap prasyarat untuk lepas landas. Hal ini terjadi karena negara-negara tersebut terlahir dalam tatanan institusi yang baik, yang ditandai oleh sruktur ekonomi yang modern, institusi sosial-politik yang bekerja dengan baik dan yang terpenting kondisi masyarakat yang lebih maju dibandingkan dengan negara-negara lain pada saat mereka baru merdeka.31

Teori modernisasi banyak ditetapkan di negara-negara dunia ketiga, salah satunya adalah Indonesia. Pada masa Orde Baru, Presiden Soeharto sangat jelas menerapkan model pertumbuhan

ekonomi Rostow melalui Perancangan Pembangunan Lima Tahun (PELITA). Kebijakan pembangunan yang diterapkan pemerintah Orde Baru memang sangat mujarap untuk mendongkrak pembangunan dan pertumbuhan pendapatan penduduk per kapita (GNP). Namun sesungguhnya kemajuan dan pertumbuhan tersebut bersifat semu, sebab kemiskinan rill yang ada di masyarakat makin parah dan perekonomian negara yang rapuh.32

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan model pembangunan lima tahap yang dikemukakan oleh Rostow yaitu masyarakat tradisional, tahap prasyarat lepas landas, tahap lepas landas, tahap menuju kedewasaan, dan tahap konsumsi tinggi. Disebutkan oleh Rostow bahwa semua negara dikatakan maju apabila telah melewati tahap lepas landas dan negara berkembang berada pada tahap persiapan menjadi negara maju). Menurut Rostow suatu negara untuk mencapai suatu tahap tertentu harus melewati tahap demi tahap perjalanan hidupnya sehingga akhirnya berada pada tahap tersebut. Kenyataannya tidak semua negara di dunia tidak melewati tahap-tahap sebelumnya. Hal ini dikarnakan beberapa negara memiliki karateristik ekonomi, sosial dan politik yang berbeda-beda.

32Dita Hanipah, “Pembangunan Ekonomi Era Orde Baru” (On-Line), tersedia di

d. Teori Pertumbuhan Harrod-Domar

Pada hakikatnya, teori Harrod-Domar merupakan pengembangan teori makro Keynes. Menurut Harrod-Domar, pembentukan modal merupakan faktor penting yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Pembentukan modal tersebut dapat diperoleh melalui proses akumulasi tabungan. Dalam teori Harrod-Domar, pembentukan modal tidak hanya dipandang sebagai pengeluaran yang akan menambah kemampuan suatu perekonomian untuk menghasilkan barang dan jasa, tetapi juga akan menambah permintaan efektif masyarakat.33

Teori Harrod-Domar ini mempunyai beberapa asumsi klasik yakni:

1) Barang modal telah mencapai kapasitas penuh (full employment).

2) Tabungan adalah proporsional terhadap pendapatan.

3) Rasio antara modal dan produksi (capital output ratio) adalah tetap.

4) Perekonomian adalah terdiri dari dua sektor.

Dalam analisis yang dilakukan Keynesian adalah persoalan ekonomi jangka pendek, sedangkan dalam analisis Harrod Domar merupakan analisis ekonomi jangka panjang. Dalam analisis Harrod – Domar dapat dilihat bahwa:

1) Dalam jangka panjang pertambahan pengeluaran agregat yang berkepanjangan perlu dicapai untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi.

2) Pertumbuhan ekonomi yang teguh hanya mungkin dicapai apabila I + G + (X-M) terus menerus bertambah dengan tingkat yang tinggi.34

Menurut Harrod-Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk menganti barang-barang modal (gedung-gedung, peralatan dan material) yang rusak, namun untuk menumbuhkan perekonomian diperlukan investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal. Jika dianggap ada hubungan ekonomis secara lansung antara besarnya stok modal (K) dan ouput total (Y), maka setiap tambahan bersih terhadap stok modal (investasi baru) akan mengakibatkan kenaikan output total sesuai dengan rasio modal output tersebut, hubungan ini dikenal dengan istilah rasio modal output (COR).35

Penerapan teori Harrod Domar di Indonesia dapat diihat melalui program yang diluncurkan pada tahun 2011 yaitu Program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Indonesia (MP3EI) 2011-2025 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang bertujuan untuk

34Kurnia Maharani, Sri Isnowati, “Kajian Investasi, Pengeluaran Pemerintah, Tenaga Kerja dan Keterbukaan Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Propinsi Jawa Tengah”. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi (Jbe),Vol. 21, No. 1( Maret 2014), h. 64.

mempercepat pembangunan Indonesia. Dimana tabungan dan investasi merupakan hal yang perlu ditingkatkan, tingginya tabungan dan investasi akan memperbesar kemungkinan modal bagi masyarakat sehingga terjadi pertumbuhan ekonomi. Seperti yang tertulis dalam program MP3EI, percepatan transformasi ekonomi dititikberatkan pada pendekatan peningkatan value added, mendorong investasi, mengintegrasikan sektoral dan regional, serta memfasilitasi percepatan investasi swasta sesuai kebutuhannya.36

Dari uraian diatas dapat simpulkan bahwa menurut teori Harod-Domar, dalam jangka panjang investasi atau pembentukan modal adalah kunci untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pertambahan jumlah barang modal memungkinkan perekonomian menghasilkan lebih banyak barang dan jasa di masa yang akan datang dan menambah permintaan efektif masyarakat. Tingginya tabungan dan investasi memungkinkan modal bagi masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Semakin banyak yang ditabung dan diinvestasikan maka laju pertumbuhan ekonomi juga akan semakin cepat.