• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

B. Konsumsi Rumah Tangga

2. Teori Konsumsi Rumah Tangga

a. Teori Konsumsi dengan Pendapatan Relatif

Teori ini dikemukakan oleh James Dussenberry, yang menggunakan dua asumsi yaitu: Selera sebuah rumah tangga atas barang konsumsi adalah interdependen. Artinya, pengeluaran konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh pengeluaran yang dilakukan oleh orang disekitarnya (tetangga), sedangkan pengeluaran konsumsi adalah irrevesible, artinya pola pengeluaran seseorang pada saat penghasilan mengalami penurunan.42 Duesenberry menyatakan bahwa teori konsumsi atas dasar penghasilan absolute sebagaimana yang dikemukaakan oleh Keynes yang tidak mempertimbangkan aspek psikologi seseorang dalam berkonsumsi.

Selain itu menurut Duesenberry menyatakan bahwa selalu ada kecenderungan setiap anggota masyarakat untuk meningkatkan konsumsi mereka begitu terjadi peningkatan pendapatannya. Fluktuasi tingkat pendapatan menyebabkan perilaku konsumen (rumah tangga) akan berbeda dalam jangka pendek dan panjang.43

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menurut Dussenberry pengeluaran konsumsi rumah tangga sangat dipengaruhi oleh posisi atau kedudukan di masyarakat sekitarnya. Selain itu ada kecenderungan masyarakat untuk meningkatkan konsumsinya apabila terjadi peningkatan pendapatan.

42 Guritno Mangkoesobroto, Teori Ekonomi, (Yogyakarta, STIE YKPN, 1998), h. 70. 43Henny Oktavianti , Zakik, “Perilaku Konsumsi Rumah Tangga dan Pengaruhnya Terhadap Kebijakan Makro Ekonomi Kabupaten Bangkalan”. Media Trend, Maret 2017, h. 92.

b. Teori Konsumsi dengan Pendapatan Permanen

Teori ini disampaikan oleh Milton Friedman tahun 1957. Menurut teori ini pendapatan masyarakat dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu pendapatan permanen (permanent income) dan pendapatan sementara (transitory income) dengan definisi sebagai berikut:

1). Pendapatan permanen ialah pendapatan yang orang harapkan untuk terus bertahan dimasa depan.

2). Pendapatan sementara ialah pendapatan yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya.

Teori konsumsi dari Milton Friedman berpikiran bahwa pendapatan permanen akan mempengaruhi besarnya jumlah kecenderungan mengkonsumsi rata-rata masyarakat. Kecederungan mengkonsumsi tersebut bisa saja mengarah pada jenis makanan atau non makanan bergantung pada besar-kecilnya jumlah pendapatan yang diterima oleh masyarakat.44

Dalam buku yang diterbitkan pada tahun 1957, Milton Friedman menawarkan hipotesis pendapatan-permanen (permanent income hypotesis) untuk menjelaskan perilaku konsumen. Menurut hipotesis pendapatan permanen, kecenderungan mengkonsumsi rata-rata tergantung pada rasio pendapatan permanen terhadap pendapatan sekarang. Studi tentang data rumah tangga. Friedmen beralasan bahwa

44Aris Munandar, “Analisis Produk Domestik Regional Bruto, Inflasi dan Net Ekspor

data ini mencerminkan kombinasi dari pendapatan permanen dan transitoris, rumah tangga dengan pendapatan permanen yang tinggi secara proposional memiliki konsumsi yang lebih tinggi. Jika seluruh variasi dalam pendapatan sekarang berasal dari unsur transitoris, dan rumah tangga dengan pendapatan transitoris yang tinggi tidak memiliki konsumsi yang lebih tinggi.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menurut teori konsumsi dengan pendapatan permanen yang dikemukakan oleh Milton Friedman meyatakan bahwa pendapatan masyarakat dibagi menjadi dua yaitu pendapatan permanen dan pendapatan sementara. Dimana pendapatan permanen akan mempengaruhi kecenderungan mengkonsumsi rata-rata yang bisa mengarah kepada konsumsi baik makanan maupun non makanan yang bergantung pada besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh masyarakat.

c. Teori Konsumsi Dengan Hipotesis Siklus Hidup

Teori konsumsi dengan hipotesis ini dikemukakan oleh Ando, Brumberg, dan Modiglani yaitu tiga ekonom yang hidup di abad 18. Menurut teori ini faktor sosial ekonomi seseorang sangat mempengaruhi pola konsumsi orang tersebut. Teori ini membagi pola konsumsi menjadi tiga bagian berdasarkan umur, yang pertama yaitu seseorang berumur nol hingga berusia tertentu dimana orang ini dapat menghasilkan pendapatan sendiri, maka ia mengalami dissaving (mengonsumsi tetapi tidak mendapatkan penghasilan sendiri yang

lebih besar dari pengeluaran konsumsinya), yang kedua yaitu mengalami persaingan, dan yang terakhir yaitu seseorang pada usia tua dimana ia tidak mampu lagi menghasilkan pendapatan sendiri dan mengalami dissaving lagi.45

Modigliani menekankan bahwa pendapatan bervariasi dan tabungan secara sistematis yang terjadi selama kehidupan seseorang menjadikan konsumen mampu menggerakkan pendapatannya ketika dalam kondisi tinggi ke kondisi yang rendah. Maka teori konsumsi dengan Hipotesis Daur Hidup dari Franco Modigliani berkesimpulan bahwa, konsumsi seseorang sangat dipengaruhi oleh kekayaan atau besarnya pendapatan yang diperoleh. Kecenderungan mengkonsumsi nilainya berdasarkan pada umur, selera dan tingkat bunga yang dimiliki oleh konsumen itu sendiri.

d. Teori Konsumsi Menurut Keynes

Teori konsumsi yang dikemukakan oleh JM. Keynes mengatakan bahwa besar kecilnya pengeluaran konsumsi hanya didasarkan atas besar kecilnya tingkat pendapatan masyarakat.46 Keynes menyatakan bahwa ada pengeluaran konsumsi minimum yang harus dilakukan oleh masyarakat (konsumsi outonomous) dan pengeluaran konsumsi akan meningkat dengan bertambahnya penghasilan. Beberapa ciri fungsi konsumsi menurut Keynes yaitu, pertama penentu utama dari konsumsi adalah tingkat pendapatan.

45 Suparmoko, Pengantar Ekonomi Makro, (Yogyakarta BPFE, 1991), h. 74-77.

Kedua, kecenderungan mengkonsumsi rata-rata turun ketika pendapatan naik. Ketiga, besarnya MPC adalah antara nol dan satu.47 Dengan kata lain MPC adalah pertambahan atau perubahan konsumsi (ΔC) yang dilakukan masyarakat sebagai akibat pertambahan atau perubahan pendapatan disposabel atau pendapatan yang siap dibelanjakan (ΔY). Rasio konsumsi terhadap pendapatan, yang disebut dengan Kecenderungan Mengkonsumsi Rata-rata (Average Propensity to Consume), turun ketika pendapatan naik, dengan demikian APC menurun dalam jangka panjang dan MPC lebih kecil dai pada APC (MPC<APC). Selain pendapatan, pengeluaran konsumsi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti kekayaan, tingkat sosial ekonomi, selera, tingkat bunga dan lain-lain.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi konsumsi menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dan pendapatan nasional atau pandapatan disposebel perekonomian tersebut. Dalam ciri-ciri fungsi konsumsi dinyatakan bahwa APC mengukur pendapatan disposebel yang diinginkan oleh rumah tangga untuk dibelanjakan sebagai konsumsi. MPC mengukur setiap pertambahan pendapatan disposebel yang diinginkan oleh rumah tangga untuk dibelanjakan sebagai konsumsi.