• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar

Sebelum membicarakan prestasi belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan pengertian belajar, yang dikemukakan para pakar pendidikan. Namun antara para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lain, tetapi mengacu pada maksud yang sama yaitu melakukan proses belajar akan mengalami perubahan dalam dirinya.

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan, artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, ketrampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi ( Djamarah, 2002 :1 ).

Menurut pengertian psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan- perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku, maka dari itu Slameto berpendapat (1995 : 5) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya

B A B II

Perubahan tingkah laku dalam belajar menurut Slameto, (1995 : 3-4) mempunyai ciri-ciri antara lain :

a Perubahan Yang Teijadi Secara Sadar.

Yang berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari teijadinya perubahan itu sekurang-kurangnya ia merasakan telah adanya suatu perubahan dalam dirinya.

b. Perubahan Dalam Belajar Bersifat Kontinyu dan Fungsional.

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terajadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan tidak statis. Satu perubahan yang teijadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.

c. Perubahan Dalam Belajar Bersifat Positif dan Aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian semakin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak teijadi dengan sendirinya melainkan usaha individu sendiri.

d. Perubahan Dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara.

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti tingkah laku yang teijadi setelah belajar akan bersifat menetap.

17

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujan yang ingin dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.

f. Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku.

Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi tingkah laku.

Menurut Ilmu Jiwa Daya tentang belajar adalah Otak" manusia sendiri terdiri atas beberapa bagian. "Faculties" atau daya-daya yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu, misalnya daya untuk mengamati, menanggap, menghaval, mengingat, berfikir dan sebagainya. Tiap-tiap daya dapat dikembangkan melalui latihan (Nasution, 1992 : 69)

Hamalik (2002 : 154) mendefinisikan belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative mantap berkat latihan dan pengalaman.

Gagne mendefinisikan bahwa belajar adalah suatu proses dimana orgsanisme berubah perilakunya diakibatkan pengalaman, sedangkan Harold Spear mendefinisikan bahwa belajar dari pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru.

Pengertian belajar menurut teori behavioristik adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat interaksi antar stimulus dan respon (Budiningsih, 2002 :20)

Para tokoh behavioristik mengemukakan tentang teori belajar diantaranya adalah :

Mengemukakan bahwa belajar adalah interaksi antara stimulus dan respon, Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang teijadinya belajar seperti pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar.

b) Watson

Mengemukakan bahwa belajar adalah interaksi antar stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observable) dan dapat diukur.

c) Clark Hull

Mengemukakan bahwa kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia. Sehingga stimulus dalam belajar pun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis walaupun respon yang akan muncul mungkindapat bermacam-macam bentuknya

d) Edwin Gutrie

1. Stimulus tidak harus berhubungan dengan kebutuhan atau pemuasan biologis.

2. Hubungan antara stimulus dan respon hanya cenderung bersifat sementara Oleh karena itu dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberikan stimulus agar hubungan antaran stimulus dan respon bersifat lebih tetap.

19

3. Agar respon yang muncul sifatnya lebih kuat dan bahkan menetap maka diperlukan berbagai macam stimulus yang berhubungan dengan respon tersebut,

e) Skinner

Hubungan antara stimulus dan respon yang teijadi melalui interaksi dalam lingkungannya yang akan menimbulkan perubahan tingkah laku ( Budiningsih, 2005 :23 ).

Teori belajar menurut para tokoh penganut teori kognitf antara lain : 1. Semua gagasan dan citraan (image) diwakili dalam skema.

2. Jika informasi sesuai dengan skema akan diterima, jika akan disesuaikan atau skema yang akan disesuaikan.

3. Belajar merupakan pelibatan penguasaan atau penataan kembali struktur kognitif dimana seseorang memproses dan menyimpan informasi (Yulaelawati, 2004: 53)

Teori belajar menurut penganut teori konstruktif antara lain : a) Menurut Schauman

Semua orang membangun pandangannya terhadap dunia melalui pengalaman individual atau skema.

b) Merill

(

1991

)

dan Smorgansbord

(

1997

)

menyatakan bahwa :

1. Pengalaman yang dibangun berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya.

2. Belajar merupakan penfsiran personal tentang dunia.

3. Belajar merupakan proses yang aktif dimana makna dikembangkan berdasarkan pengalaman.

m elalui berbagai inform asi yang m enyepakati suatu pandangan dalam berinteraksi atau bekeijasam a dengan orang lain.

5. B elajar harus disituasikan dalam latar (setting) yang realistik. Penilaian harus berinteraksi dengan tegas bukan m erupakan kegiatan yang terpisah (Y ulaelaw ati, 2004: 54).

D an uraian pengertian belajar dari para pakar pendidikan penulis m enyim pulkan bahw a belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang bersifat kontinu dan sem ua aspek yaitu kognitif, afek tif dan psikom otorik yang dipengaruhi adanya stim ulus dan respon terhadap lingkungan.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikeijakan dan sebagainya) (D ikbud, 1984: 768).

D alam m em peroleh prestasi belajar ditentukan oleh kem am puan intelektual siswa, untuk m engukur kem am puan siswa penlu dilakukan evaluasi, tujuannya untuk m engetahui prestasi yang diperoleh sisw a setelah kegiatan belajar m engajar berlangsung.

A dapun prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya aktifitas belajar yang telah dilakukan. N am un banyak orang beranggapan bahw a yang dim aksud dengan belajar adalah m encari ilm u dan m enuntut ilmu.

21

Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Proses tersebut tidak akan teijadi ada sesustu yang mendorong pribadi yang bersangkutan.

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena belajar merupakan proses, sedangkan prestasi adalah hasil dari proses belajar Poerwanto (1962 ; 2) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajar sebagaimana dinyatakan dalam raport. Winkel (1996 : 162) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah satu bukti keberhasilan atau kemampuan belajar seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan menurut S. Nasution (1997 : 17) Prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dapat dicapai sesorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik, sebaliknya prestasi belajar kurang memuaskan jik a seseorang belum memenuhi target dalam ketiga aspek tersebut (http : //rid\van2002.wordpress.com/208/04/23/kegiatan belajar-dan-prestasi)

Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa prestasi belajar tingkat kemampuan siswa dalam menerima pengetahuan yang diperoleh dalam proses belajar mengajar siswa dikatakan berprestasi jika sudah melakukan evaluasi, dengan evaluasi untuk mengetahui tinggi rendahnya prestasi belajar siswa.

Dokumen terkait