• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelajaran Ekonomi Jilid 3 , Penerbit Erlangga, Jakarta

2.2.4 Pengertian Pendapatan Perkapita

2.2.4.2 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto

Pengertian Domestik Regional Bruto adalah suatu indicator untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah secara sektoral, sehingga dapat dilihat penyebab pertumbuhan ekonomi suatu wilayah tersebut. Selain daripada itu PDRB juga alat ukur untuk menganalisa perubahan tingkat kemakmuran secara riil atas harga konstan. (Anonim, 2001).

Cara perhitungan Produk Domestik Regional Bruto dapat digunakan melalui 3 pendekatan, antara lain :

1. Pendekatan produksi ; Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi disuatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun).

Unit-unit produksi tersebut dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi 9 sektor lapangan usaha yaitu :

a. Pertanian

c. Industri pengolahan d. Listrik, gas dan air bersih e. Bangunan

f. Perdagangan, hotel dan restoran g. Pengangkutan dan Komunikasi

h. Jasa keuangan, persewaan dan jasa perusahaan i. Jasa lain-lain. (Rosyidi, 2003 : 140).

2. Pendekatan pengeluaran ; Produk Domestik Regional Bruto adalah penjumlahan semua komponen permintaan akhir, yaitu :

a. Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung

b. Konsumsi pemerintahan

c. Pembentukan modal tetap domestik bruto d. Perubahan stock

e. Ekspor netto, (ekspor dikurangi impor). (Sukirno 2002 : 38). 3. Pendekatan pendapatan ; Produk Domestik Regional Bruto

merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan. Semua hitungan tersebut sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya.

pendapatan, termasuk pula komponen penyusutan dan pajak tidak langsung netto. Jumlah semua komponen pendapatan ini menurut sektor tersebut disebut sebagai nilai tambah bruto seluruh sektor atau lapangan usaha. (Sukirno 2002 : 247).

Produk Domestik Bruto menurut atas harga yang berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku setiap tahun.

Produk Domestik Bruto dapat diartikan satu persatu yaitu : produk, domestik, dan bruto. Dinamakan produk, karena yang dihitung adalah produk barang dan jasa. Dinamakan domestik, karena batasnya adalah wilayah suatu negara, termasuk didalamnya orang- orang dan perusahaan asing. Dinamakan bruto karena mengalami penyusutan.

Produk Domestik Bruto adalah sebagai nilai barang- barang dan jasa- jasa yang diproduksi di dalam negara tersebut dalam satu tahun tertentu. (Sukirno 2002 : 33).

2.3 Kerangka Pikir

Investasi merupakan salah satu unsur dalam meningkatkan kinerja ekonomi suatu negara. Investasi yang dialokasikan secara optimal dapat meningkatkan nilai tambah, yaitu berupa peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Selain ketepatan dan alokasi yang optimal maka mekanisme investasi akan mewujudkan nilai tambah yang tergantung pada kondisi ekonomi yang ada di suatu negara. Diketahui kondisi tersebut berupa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan investasi. Faktor-faktor tersebut adalah Pertumbuhan ekonomi, Tenaga kerja, Pendapatan perkapita.

Kerangka pikir dari penelitian ini membahas Pengaruh Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Tenaga Kerja Dan Pendapatan Perkapita Di Jawa Timur “dalam pembahasan ini variabel yang mempengaruhi yaitu Investasi, Pertumbuhan ekonomi, Tenaga Kerja, dan Pendapatan perkapita.

Untuk mengetahui keterkaitan hubungan antar variabel maka dapat dijelaskan dalam uraian sebagai berikut :

1. Investasi (X)

Adalah pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang atau jasa- jasa yang tersedia didalam perekonomian. Bila investasi naik, kebutuhan modal juga akan naik dan hutang luar negeri semakin meningkat karena memerlukan dana cadangan yang tidak

sedikit. Ketidakstabilan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi dikarenakan adanya faktor non ekonomi melainkan faktor lain.(Sukirno, 2004 : 50).

2. Produk Domestik Regional Bruto

Pengertian Domestik Regional Bruto adalah suatu indicator untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah secara sektoral, sehingga dapat dilihat penyebab pertumbuhan ekonomi suatu wilayah tersebut. Selain daripada itu PDRB juga alat ukur untuk menganalisa perubahan tingkat kemakmuran secara riil atas harga konstan.

3. Produksi Barang dan Jasa

Produksi adalah transformasi atau faktor produksi menjadi barang produksi, atau suatu proses dimana masukan (input) diubah menjadi luaran (output). Kita menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang paling rendah untuk suatu jangka waktu tertentu.

4. Pertumbuhan ekonomi (Y1)

Adalah Pertumbuhan Ekonomi adalah kenaikan Produk Domestik Bruto dan Produk Nasional Bruto. Jika pertumbuhan ekonomi negara mengalami peningkatan maka dapat dipastikan kesejahteraan masyarakat telah tercapai dan pendapatan masyarakat juga semakin besar sehingga daya beli masyarakat akan mengalami peningkatan. Jika daya beli masyarakat

meningkat hal ini menandakan bahwa tingkat konsumsi masyarakat mulai membaik dari sebelumnya sehingga permintaan akan barang akan lebih besar selain itu barang yang terserap oleh masyarakat akan semakin besar jumlahnya yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan industri manufaktur. (Sukirno, 2004 : 9).

5. Tenaga Kerja (Y2)

Adalah kemampuan manusia untuk mengeluarkan usaha tiap satuan waktu guna menghasilkan barang dan jasa, baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang lain dalam proses produksi.(Suroto, 2000 : 17).

Penyediaan tenaga kerja juga sangat dibutuhkan dalam proses produksi untuk menjalankan dan mengelola faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dengan peningkatan jumlah tenaga kerja pada industri manufaktur maka secara langsung dapat meningkatkan produktivitas kerja (hasil produksi) pada industri manufaktur, sehingga proses produksi akan semakin cepat, lancar dan berjalan terus-menerus yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan industri manufaktur. Faktor mesin dan sektor ekonomi tidak ada pengaruhnya terhadap tenaga kerja di jawa timur.

6. Pendapatan perkapita (Y3)

Adalah pendapatan perkapita merupakan nilai produksi barang-barang dan jasa yang diciptakan dalam suatu perekonomian dalam masa satu tahun.(Sukirno, 2002 : 21).

Dengan meningkatnya pendapatan perkapita maka kemampuan masyarakat untuk membayar pajak juga mengalami peningkatan sehingga berdampak pada meningkatnya penerimaan pajak penghasilan. Investasi terhadap pendapatan perkapita tidak bisa mendorong dengan adanya suatu nilai produksi.

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan sebelumnya dan teori-teori yang melandasinya, maka dapat ditarik suatu kerangka pikir untuk memecahkan masalah tersebut seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 5 : Kerangka Pikir Pengaruh Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Tenaga Kerja Dan Pendapatan Perkapita Di Jawa Timur.

Investasi (X1) Pertumbuhan Ekonomi (Y1) Tenaga Kerja (Y2) Pendapatan Perkapita (Y3) Produk Domestik Bruto Produksi Barang dan Jasa Produk Domestik Bruto

2.4 Hipotesis

1. Diduga investasi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.

2. Diduga investasi berpengaruh tenaga kerja di Jawa Timur. 3. Diduga investasi berpengaruh pendapatan perkapita di Jawa Timur.

Dokumen terkait