• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : REGULASI JAMINAN KESEHATAN PEKERJA DI INDONESI 26

1. Pengertian

Hukum mempunyai sifat memaksa, mengikat. dan mengatur hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan masyarakat, serta masyarakat dengan masyarakat.25 Hukum pada dasarnya adalah kekuasaan yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan bermasyarakat sehingga hukum dengan menggunakan paksaan untuk memaksa manusia untuk menaatinya.

Bahkan, hal ini kemudian dimaknai juga dengan hanya apabila hukum yang menjadi sumber kekuasaan, barulah pemerintahan para penguasa akan terarah bagi kepentingan, kebaikan, kesejahteraan umum, dan hanya apabila hukum yang menjadi sumber kekuasaan bagi para penguasa negara barulah dapat dijamin bertumbuhnya moralitas yang terpuji dan keadaban yang tinggi yang sanggup mencegah para penguasa itu dari kesewenang-wenangan, namun daya paksa yang diletakkan pada aturan hukum inilah hendaknya tidak menjadi motivasi yang utama atau satu-satunya dalam hal kepatuhan manusia terhadap hukum, melainkan karena secara substansi hukum ditujukan untuk manusia dalam mempertahankan hidup bermasyarakat.

Munculnya hukum ketenagakerjaan di Indonesia, berlatar belakang dari maraknya aksi perbudakan, yang bertentangan dan melanggar hak asasi manusia

25 R. Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2003), Hal. 2

(HAM) karena telah melanggar, serta merampas hak kebebasan tiap individu yang dipaksa untuk bekerja demi tercapainya kesejahteraan seseorang. Arti dari kata ketenagakerjaan berasal dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yaitu :

“ Segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, serta sesudah masa kerja seseorang.“

Pada awalnya Hukum Ketenagakerjaan disebut hukum perburuhan, dan sekarang pun keduanya masih dipakai baik oleh para ahli hukum maupun dunia akademik, di mana hukum perburuhan berasal dari kata “arbeidsrecht”. Kata arbeidrecht itu sendiri, banyak batasan pengertiannya.26

Hukum Ketenagakerjaan adalah sebagian dari hukum yang berlaku yang menjadi dasar dalam mengatur hubungan kerja antara tenaga kerja dan majikan atau perusahaannya, mengenai tata kehidupan dan tata kerja yang langsung bersangkut-paut dengan hubungan kerja tersebut yang bersifat memaksa dan mengikat antara tenaga kerja dan majikan atau perusahaannya guna tercapainya kesejahteraan khususnya bagi tenaga kerja.27

Seringkali terjadi salah kaprah seakan-akan yang disebut pekerja/ buruh/

karyawan adalah orang-orang yang bekerja di pabrik, para cleaning service dan staf staf administrasi di kantor kantor. Sedangkan para manajer dan kepala kepala bagian, para direktur bukan sebagai pekerja. Dalam hukum ketenagakerjaan

26 Dede Agus, Hukum Ketenagakerjaan, (Banten: Dinas Pendidikan Provinsi Banten, 2011), hal 1

27 Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

pekerja adalah setiap orang yang bekerja pada orang lain dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Imbalan dalam bentuk lain yang dimaksud adalah berupa barang atau benda yang nilainya ditentukan atas dasar kesepakatan pengusaha dan pekerja.

Ketenagakerjaan diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, yang diundangkan pada Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 39 pada tanggal 25 Maret 2003, dan di mulai berlaku pada tanggal diundangkan itu, pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk meningkatkan harkat, martabat, dan harga diri tenaga kerja serta mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, makmur dan merata, baik material maupun spiritual.28

Sedangkan menurut para ahli mengemukakan pendapat mengenai pengertian hukum ketenagakerjaan :29

1) Menurut Mr.N.E.H. Van Esweld, berpendapat bahwa :

Hukum ketenagakerjaan tidak hanya meliputi hubungan kerja di mana pekerjaan dilakukan di bawah pimpinan, tetapi meliputi pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja yang melakukan pekerjaan atas tanggung jawab.

2) Menurut Imam Soepomo, hukum ketenagakerjaan adalah :

28 Hardijan Rusli, Hukum Ketenagakerjaan ( Jakarta : Ghalia Indonesia, 2004), hal 9

29 Sugi Arto, Pengertian Dasar, Ruang Lingkup dan Sumber Hukum Tenaga Kerja – General Knowledge ( Pengetahuan Umum), di unduh pada tanggal 24 juni 2019

Himpunan peraturan-peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang berkenaan dengan kejadian dimana seorang pekerja dengan menerima upah.

3) Molenar, menyebutkan bahwa :

Hukum ketenagakerjaan adalah bagian hukum berlaku yang pokoknya mengatur hubungan antara Tenaga Kerja dan pengusaha antara Tenaga Kerja dan tenaga kerja serta antara Tenaga Kerja dan pengusaha .

4) M.G Levenbach , menyebutkan bahwa :

Hukum Ketenagakerjaan adalah hukum yang berkenaan dengan hubungan kerja, dimana pekerjaan itu dilakukan di bawah pimpinan dan dengan keadaan penghidupan yang langsung bersangkut-paut dengan kerja itu.

5) Soetikno, menyebutkan bahwa :

Hukum ketenagakerjaan adalah keseluruhan peraturan hukum mengenai hubungan kerja yang mengakibatkan seseorang secara pribadi ditempatkan di bawah perintah atau pimpinan orang lain dan mengenai keadaan keadaan penghidupan yang langsung bersangkut-paut dengan hubungan kerja tersebut.

6) Halim, menyebutkan bahwa :

Hukum ketenagakerjaan adalah keseluruhan peraturan hukum mengenai hubungan kerja yang mengakibatkan seseorang secara pribadi ditempatkan di bawah perintah atau pimpinan orang lain dan

mengenai keadaan keadaan penghidupan yang langsung bersangkut-paut dengan hubungan kerja tersebut.

7) Daliyo, menyebutkan bahwa :

Hukum ketenagakerjaan adalah himpunan peraturan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur Hubungan kerja antara buruh dan majikan. Pekerja bekerja pada dan dibawah majikan dengan mendapat upah sebagai balas jasanya.

8) Syahhrani berpendapat bahwa :

Hukum ketenagakerjaan adalah keseluruhan peraturan hukum yang mengatur hubungan-hubungan perburuhan, yaitu hubungan antara buruh dengan majikan, serta hubungan antara buruh dan majikan pemerintah atau penguasa.

9) Mok dan Kansil mengemukankan bendapat bahwa :

Hukum ketenagakerjaan adalah hukum yang berkenaan dengan pekerjaan yang dilakukan di bawah pimpinan orang lain dengan keadaan penghidupan yang langsung bergandengan dengan pekerja itu.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hukum ketenagakerjaan itu mengatur tentang hubungan antara pekerja dengan pemimpinnya dalam hubungan kerja. Dan berdasarkan beberapa pendapat para ahli hukum dapat disimpulkan beberapa unsur antara lain bahwa hukum tenaga kerja berbentuk tertulis maupun tidak tertulis, mengatur hubungan antara pekerja dan majikan dalam hal ini pengusaha, adanya upah atau balas jasa, dan mengatur

perlindungan tenaga kerja. Ruang lingkup ketenagakerjaan tidak sempit dan terbatas, kenyataannya Dalam praktiknya sangat kompleks dan multidimensi.

Oleh karena itu, ada benarnya jika hukum ketenagakerjaan tidak hanya mengatur hubungan kerja saja tetapi juga mengatur segala hal diluar hubungan kerja tetapi masih berkaitan dengan tenaga kerja.

Sedangkan asas yang digunakan dalam hukum ketenagakerjaan bertumpu pada pasal 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 bahwa pembangunan Ketenagakerjaan diselenggarakan atas asas keterpaduan melalui koordinasi fungsional lintas sektoral pusat dan daerah . Pada dasarnya asas ketenagakerjaan sesuai dengan asas pembangunan nasional, khususnya asas demokrasi, asas adil dan merata.

Menurut Manullang tujuan dari hukum ketenagakerjaan adalah untuk mencapai keadilan sosial dalam bidang ketenagakerjaan dan melindungi ketenagakerjaan terhadap kekuasaan yang tidak terbatas dari pengusaha.

Sedangkan menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan khususnya pasal 4 menegaskan bahwa tujuan pembangunan ketenagakerjaan meliputi memperdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi, adanya pemerataan kesempatan kerja, untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan serta meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.

Dokumen terkait