• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlu di jelaskan disini apa itu HIV-AIDS, HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Seseorang yang terinfeksi virus HIV untuk jangka wahtu tertentu(5-10 th) masih nampak sehat walafiat, namun kemudian barulah penyakit AIDS yang sesungguhnya muncul. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrom, yaitu s

a a gejala unnya system kekebalan tubuh dan menyerang CD4 69 yang disebab

ekumpulan gejala-gajala yang didapat dikarenakan menurunnya kekebalan tubuh seseorang.68

HIV adalah virus penyebab Penyakit AIDS, AIDS adalah kumpulan beber p penyakit akibat menur

kan oleh virus HIV, sistem kekebalan tubuh (antibodi) adalah system yang melindungi tubuh dari benda asing seperti bakteri, jamur, dll.70 HIV yaitu virus yang memperlemah kekebalan tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik 71 ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang

67 Abd Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, (Jakarta, Prenada Media Grup, 2006), Cet. Ke-2, h. 72.

68 Dadang Hawari, Konsep Agama (Islam) Menanggulangi HIV-AIDS, (Jakarta, Dana Bhakti Prima Yasa, 2002), Cet. Pertama, h.2.

4 adalah : sel darah putih yang mengaktifkan system kekebalan tubuh untuk melawan penyakit.

Batius, Info Dasar HIV?AIDS, Seminar Aksi Stop HIV/AIDS, Puskesmas Halimun, 13 Januari 2010, h.

1.

69 CD

70

71 Infeksi Oportunistik ialah : infeksi oleh virus, jamur, bakteri yang sebenarnya tak berbahaya bila kondisi imun normal

telah a

an tidak langsung, padahal sel T CD4 dibutuhkan agar system kekeba

da dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum bisa benar-benar disembuhkan.72

Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut akibat infeksi oleh bakteri, virus, parasit, yang biasanya dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak virus HIV. AIDS merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV.73 HIV adalah virus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan manusia,74 HIV merusak sel T CD4 secara langsung d

lan tubuh dapat berfungsi dengan baik. Bila HIV telah membunuh sel T CD4 hingga jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200 per mikroliter darah, maka kekebalan ditingkat sel akan hilang.75

AIDS merupakan penyakit yang menyengsarakan baik fisik, mental maupun sosial karena ulah perilaku manusia yang melampaui batas, maka benarlah apa yang difirmankan Allah SWT: dalam surat Yunus ayat 44, yaitu76:

72 Pencarian lewat internet www.google,com kata pencarian : Pengertian AIDS Artikel diakses pada 27 Juni 2010.

Batius, Info Dasar HIV/AIDS, Seminar Aksi Stop HIV/AIDS, Puskesmas Halimun, 13 Januari 2010 encarian lewat internet www.google,com

73 Ibid.,

74

75 P kata pencarian : HIV/AIDS Menurut Ilmu kedokteran Artikel

diakses pada 23 mei 2010.

Dadang Hawari, Konsep Islam Memerangi AIDS&NAZA, (Jakarta, Dana Bhakti Wakaf, 1996), Cet. Ke-6, h. 3.

76

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia Itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri”.

Sejak ditemukan tahun 1980, hingga sekarang penyakit AIDS belum nampak tanda-tanda akan ditemukan penawarnya, bahkan para pakar menyatakan belum bisa menjamin dalam 10 tahun mendatang mereka mampu berhasil menemukan vaksin pencegahanya.

Apa yang telah terjadi yaitu ketakutan akan bahaya penyakit HIV/AIDS dan ancaman kematian sebagai kelanjutannya, penyakit HIV-AIDS ini sebagai suatu peringatan, cobaan,

ujian sekaligus musibah agar manusia menyadariny islam

termasuk ar.79 Tetapi bagi

orang yang tidak melakukan hal-hal yang dilarang Allah bisa tertular melalui transfusi darah, jarum suntik yang tercemar demikian pula dengan bayi yang lahir dalam keadaan suci dapat tertular melalui tali pusar dari ibunya yang mengidap HIV-AIDS.

Seseorang yang menderita AIDS pertama kali akan mengalami gejala-gejala umum seperti influenza. Kemudian penyakit akan menjadi variasi dalam kurun waktu 6 bulan sampai 7 tahun, atau rata-rata 21 bulan pada anak-anak dan 60 bulan pada orang dewasa.

Disamping itu perlu diperhatikan gejala-gejala non spesifik dari AIDS yaitu ARC (AIDS Related Complex). Yang berlangsung lebih dari 3 bulan :

77

a atas perilakunya.78 Dalam

mencegah dan memerangi HIV-AIDS sebagai akibat segala perbuatan yang dilarang Allah dalam jihad dalam rangka menjalankan amar maruf nahi munk

80

81

77 Ibid., 6

78 Dadang Hawari, Psikiater, Konsep Agama (Islam) Menanggulangi HIV-AIDS, (Jakarta, Dana Bhakti Prima Yasa, 2002), Cet. Pertama, h. 4.

Dadang Hawari, Konsep Islam Memerangi AIDS&NAZA, (Jakarta, Dana Bhakti Wakaf, 1996), Cet. Ke-6, h. 38

79 Ibid., h. 10

80 Ibid., h. 11.

81

1. Berat badan turun lebih dari 10%

2. Demam lebih dari 38 derajat celsius 3. Berkeringat dimalam hari tanpa sebab

4. Diare kronis tanpa sebab yang jelas lebih dari 1 bulan 5. Rasa lelah berkepanjangan

ada lidah

copenia

HIV/AIDS, mereka skeptis terhadap pandangan-pandangan moral etika agama khususnya agama Islam. Mereka menyatakan bahwa penyakit HIV/AIDS idak ada hubungannya dengan agama, bukan peringatan Tuhan dan bukan pula azab Tuhan.

nyebab penyakit AIDS adalah virus HIV dan bukan merupakan ciptaan Tuhan sebagaimana halnya manusia.83

garan HAM kalau kita menganggap mereka pengidap HIV/AIDS sebagai seorang yang tidak bermoral apalagi

6. Hairy leukoplakia (bercak putih) p

7. Herpes zoster dan kandidiasis mulut 8. Pembesaran kelenjar limfa, anemia, leu

9. Diketemukan anti gen HIV atau antibodi terhadap HIV82

Khusus dalam penyakit

t

Lebih jauh mereka mengatakan bahwa pe

karena melangar larangan Tuhan. Mereka lupa bukankah virus HIV juga

Lebih jauh mereka mengatakan bahwa adalah pelan

82 Ibid., h.., 39

83 Ibid., 10.

sebagai

E.

lut, sering diterapkan orang pada kebebasan bergaul antara

n HIV terbanyak lewat hubungan seks baik homose

orang yang bersalah dan berdosa84. Pengidap HIV/AIDS tidak boleh dikucilkan dan dideskriminasikan begitupula dengan dengan hal perkawinan, mereka berhak untuk menjalani perkawinan seperti orang normal yang lainnya sehingga tidak ada deskriminasi.

Faktor Penyebab, Penularan HIV/AIDS

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat menghindari pergaulan sesama.

Kebebasan yang dilakukan secara abso

lelaki dan wanita. Memang pada komunitas tertentu, hal itu masih bernilai positif.

Akan tetapi bila sudah meningkat pada kebebasan hubungan seks, sadar atau tidak hal itu mengakibatkan perilaku yang abnormal dari pandangan sosial maupun agama.85 Akibat lebih jauh adalah timbulnya kerusakan jasmani. Berjangkitnya penyakit kelamin seperti AIDS, lahir dari kebebasan seksual tanpa kontrol terhadap kebersihan lawan seks.86

bila 10 tahun yang lalu penulara

ksual maupun hoteroseksual, maka sekarang 80% penularan adalah lewat jarum suntik narkoba atau IDU (Intravena Drug User). Hampir semua pecandu yang menyadari bahwa dirinya HIV positif akan mengalami shock hebat, stres dan depresi.87

HIV dan virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung virus HIV/AIDS, seperi darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan

84 Dadang Hawari, Psikiater, Konsep Agama (Islam) Menanggulangi HIV-AIDS, (Jakarta, Dana Bhakti Prima Yasa, 2002), Cet. Pertama, h. 17.

Pencarian lewat internet www.google,com

85 kata pencarian : Perkawinan ODHA Menurut Pandangan

Islam Ar

Ibid.,

esehatan Jiwa.” Kedaulatan Rakyat, 15 September 2005, h. 6

tikel diakses pada 25 mei 2010

86

87 Inu Wicaksana. “Konsultasi K

air susu

lalui hubungan seksual

F.

gi agama

ama Islam munculnya penyakit HIV/AIDS dapat dipandang sebagai

ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.88

Tiga jalur utama masuknya virus HIV ke dalam tubuh ialah me

, persentuhan (paparan) dengan cairan atau jaringan tubuh yang terinfeksi, serta dari ibu ke janin atau bayi. Walaupun HIV dapat terdeteksi pada ari liur, air mata dan urin orang yang teinfeksi, namun tidak tedapat catatan kasus infeksi dikarenakan cairan-cairan tersebut, denagan demikan resiko infeksinya secara umum dapat diabaikan.89

Faktor Pencegah HIV/AIDS

Upaya pokok pencegahan (preventif) dalam menanggulangi penyakit AIDS dari se islam adalah membina mental rohani secara teratur dan sedini mungkin, sehingga mental rohani itu akan tetap sehat. Dengan sehatnya rohani tersebut lebih dapat diharapkan tidak akan ada terjadinya penyimpangan seksual, prostitusi, pergaulan bebas, mabuk, penyalahgunaan narkoba, dan sebagainya. Sehingga dengan rohani yang sehat itu akan terwujud jasmani yang sehat pula.90

Dari sudut pandang ag

peringatan Tuhan agar manusia kembali bertobat dan kembali ke jalan yang benar,

88 Pencarian lewat internet www.google,com kata pencarian : HIV/AIDS Menurut Ilmu kedokteran Artikel es pada 23 mei 2010.

Pencarian lewat internet www.google,com diaks

89 Ibid.,

90 kata pencarian : Perkawinan ODHA Menurut Pandangan

Islam Artikel diakses pada 25 mei 2010

yaitu tidak lagi melakukan perzinaan (seks bebas dan pelacur), berhenti menggunakan narkoba.91

Ada tehnik-tehnik yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan HIV pada pasang

dengan variasi apapun. Kondom cukup aman untuk menghindari penularan virus HIV

makaian jarum suntik yang sudah terkontaminasi HIV secara bergantian.

kepada masyarakat luas yang dibagi dalam 4 tahap yaitu95:

uan erta penyebaran, bahaya dan cara pencegahannya.

Upaya ini dapat dilakukan melalui pendidikan masyarakat dengan mengikut sertakan para

an yang salah satu atau dua-duanya HIV-positif. Hal ini sudah dilakukan di Indonesia antara lain92 :

1. Penularan virus dapat dihindari dengan penggunaan kondom setiap kali berhubungan seksual

.

2. Hindari kontak darah dengan penderita HIV/AIDS.93 3. Hindari pee

4. Dan jangan bergonta-ganti pasangan94

Selain hal yang diatas salah satu upaya pencegahan HIV/AIDS adalah memberikan informasi

1. Pengetahuan (knowledge)

Upaya ini dengan cara memberi penyuluhan kepada masyarakat luas pengetah tentang HIV/AIDS dan cara penularan s

91 Dadang Hawari, Psikiater, Konsep Agama (Islam) Menanggulangi HIV-AIDS, (Jakarta, Dana Bhakti Prima Yasa, 2002), Cet. Pertama, h. 57.

92 Pencarian lewat internet www.google,com kata pencarian : HIV/AIDS Menurut Ilmu kedokteran Artik diakses pada 23 mei 2010.

el

/artikel/2007/06/hidup-dengan-penderita-aids-kenapa-tidak

93 Pencarian Lewat Internet artikel diakses pada 30 Mei 2010 dari

http://www.tanyadokter.com .

sa), 2002, Cet. Pertama, h. 57.

94 Dadang Hawari, Konsep Islam Memerangi AIDS&NAZA, (Jakarta, Dana Bhakti Wakaf, 1996), Cet. Ke-6, h. 41.

95 Dadang Hawari, Psikiater, Konsep Agama (Islam) Menanggulangi HIV-AIDS, (Jakarta, Dana Bhakti Prima Ya

tena

3. / Pendirian/ Keyakinan (conviction)

emperoleh pengetahuan dan keyakinan, diharapkan mereka terguga

otivasi pada diri mereka untuk merubah ab.98

4. Pengua

menjadi prilaku yang sehat dan lebih bertanggung jawab.99

ga medis, agamawan, lembaga-lembaga yang terkait (LSM) dan partisipasi mass media.96

2. Keyakinan (belief)

Upaya ini dimaksudkan untuk menanamkan keyakinan tentang bahaya HIV/AIDS. Hingga sekarang banyak orang khususnya dikalangan remaja belum percaya dan tidak yakin bahwa dirinya dapat terinfeksi virus HIV/AIDS kalau melakukan seks bebas dan memakai jarum suntik bergantian.97

Kesadaran

Setelah mereka m

h hati nuraninya betapa bahayanya melakukan perzinaan dan pemakaian jarum suntik yang sudah terkontaminasi yang dipakai secara bergatian yang berakibat pada penularan dan penyebaran HIV/AIDS. Atas kesadaran, serta pendirian yang ada pada diri mereka, diharapakan timbul keyakinan serta m

prilaku kea rah yang sehat dan bertanggung jaw saan (mastery)

Setelah mereka memperoleh pengetahuan, menyadari dan termotivasi, pada gilirannya kini mereka mempraktekan atau mengamalkan pengetahuan dan keyakinannya yaitu dengan cara merubah pola kehidupan yang buruk yang selama ini dianutnya

Ibid., h. 64.

Ibid., h. 65.

Ibid., h. 66.

96 Ibid., h. 63.

97 98 99

BAB III

PROFIL YAYASAN KESATUAN PEDULI MASYARAKAT (KELIMA)

Dokumen terkait