• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan teori

3. Pengertian SNI

Standar Nasional Indonesia (disingkat SNI) adalah satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. SNI dirumuskan oleh Komite Teknis (dulu disebut sebagai Panitia Teknis) dan ditetapkan oleh BSN.

SNI bisa ditetapkan untuk produk barang, jasa maupun proses produksi. Tujuan utama dari penerapan SNI ini adalah meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja, dan masyarakat lainnya, baik untuk keselamatan, keamanan, maupun kesehatan, mewujudkan persaingan usaha yang sehat dalam perdagangan dan meningkatkan mutu dan daya saing produk dalam negeri. Khusus dalam aspek perdangangan internasional penerapan standar (SNI) dan persyaratan mutu dapat menjadi technical barriers to trade (TBTs) yaitu halangan nontariff yang diberlakukan untuk mengendalikan masukanya produk-produk inpor luar negeri.

Standarisasi memberikan kepercayaan bahwa produk yang diproduksi dan diedarkan di pasaran telah memenuhi persyaratan mutu dan keamanan. Disini bisa dikatakan standar berperan penting dalam menimbulkan kepercayaan nasional dan global. Untuk itu pelaku usaha dalam hal ini untuk memuat isi dari Standar Nasional Indonesia diperlukan kesadaraan untuk menjamin produk yang berada dipasaran menjadi daya saing didalam maupun diluar negeri segai standar untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang dampaknya selain dapat melindungi konsumen SNI juga merupakan tolak ukur kualitas sebuah produk.

Dengan pengembangan standar internasional agar perkembangan pasar negara kita tidak terisolasi dari perkembangan pasar global dan memperlancar perdagangan internasiona dan Efektif dan relevan agar dapat memfasilitasi perdagangan karena memperhatikan kebutuhan pasar dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar memperhatikan kepentingan publik dan kepentingan nasional dalam meningkatkan daya saing perekonomian nasional.

Sejalan dengan perkembangan kemampuan nasional di bidang standardisasi dan dalam mengantisipasi era globlalisasi perdagangan dunia, AFTA (2003) dan APEC (2010/2020), kegiatan standardisasi yang meliputi standar dan penilaian kesesuaian (conformity assessment) secara terpadu perlu dikembangkan secara berkelanjutan khususnya dalam memantapkan dan meningkatkan daya saing produk nasional, memperlancar arus perdagangan dan melindungi kepentingan umum. Untuk membina mengembangkan serta mengkordinasikan kegiatan di bidang standardisasi secara nasional menjadi tanggung jawab Badan Standardisasi Nasional (BSN).

4. Penerapan SNI terhadap strategi pemasaran UMKM

Penerapan standarmemberikan manfaat positif bagi UMKM.

Sepuluh UMKM dari sepuluh negara di dunia memberikan kesaksiannya bagaimana standar SNI memberikan kontribusi yang baik, diantaranya membantu berkompetisi dengan perusahaan yang lebih besar, membantu dalam akses pasar ekspor, membantu memberikan praktik bisnis terbaik dan membantu operasi perusahaan menjadi lebih efisien dan berkembang (International Organization for Standardization).

Manfaat ekonomi penerapan standar yang diperoleh oleh UMKM tersebut, banyak yang bersifat intangible dan bersifat makro.

Pemberdayaan UMKM di tengah arus globalisasi dan tingginya persaingan membuat UMKM harus mampu menghadapi tantangan global, seperti meningkatkan inovasi produk dan jasa, pengembangan sumber daya manusia dan teknologi, serta perluasan area pemasaran.

Berikut beberapa manfaat yang bisa dirasakan UMKM jika produknya telah bersertifikasi (SNI):

a) Kualitas produk terpercaya

b) Keamanan merak produk tercatat dan terjaga dengan baik c) Produk UMKM bisa bersaing dengan produk luar negri

Penerapan SNI dilakukan dengan caramenerapkan persyaratan SNI terhadap barang,jasa, sistem, proses, atau

personal. PenerapanSNI dilaksanakan secara sukarela ataudiberlakukan secara wajib. Penerapan SNIdibuktikan melalui pemilikan sertifikat dan/ataupembubuhan Tanda SNI dan/atau Tanda Kesesuaian (Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2014).

Dalam jual beli, produsen sebagai penjual Dengan SNI produsen juga bisa membandingkan produk dan kualitas yang diproduksi mempunyai 2 (dua) kewajiban yaitu menyerahkan barangnya dan menanggung barang tersebut (Pasal 1474 KUHPer).Yang dimaksud dengan menanggung barang adalah bahwa penjual harus menjamin 2 (dua) hal yaitu penguasaan barang yang dijual secara aman dan tentram (tidak ada gangguan dari pihak ketiga), dan tidak ada cacat tersembunyi atas barang tersebut (Pasal 1491 KUHPer).

Kunci keberhasilan dari penerapan standar adalah menanamkan budaya kualitas, mengurangi perilaku yang menghambat penerapan standar dan melakukan analisis kesiapan untuk membantu semua pihak yang terlibat dalam perusahaan. Hal terakhir yang perlu dilakukan adalah mewujudkan lingkungan yang dinamis untuk megendalikan perbaikan kualitas yang terus-menerus (Briscoe, Fawcett, &

Todd, 2005) .

5. Strategi pemasaran UMKM

Strategi Pemasaran mempunyai peranan penting untuk mencapai keberhasilan usaha, oleh karena itu bidang pemasaran berperan penting merealisasikan rencana usaha. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan ingin mempertahankan dan meningkatkan penjualan produk atau jasa yang mereka produksi.

Dengan menerapkan strategi pemasaran yang akurat melalui pemanfaatan peluang dalam meningkatkan penjualan, sehingga posisi atau kedudukan perusahaan di pasar dapat ditingkatkan atau dipertahankan.

Melalui banyak cara dan langkah atau proses yang dilakukan UMKM untuk meningkatkan kualitas produk yang pada akhirnya meningkatkan daya saing produknya, salah satunya adalah dengan menerapkan berbagai persyaratan teknis untuk memenuhi ekspektasi konsumen, salah satunya dengan menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI).Penerapan standar di UMKM dapat memberikan manfaat baik dalam aspek keuangan maupun nonkeuangan.

Penerapan standar oleh suatu UMKM akan memberikan manfaat apabila UMKM tersebut mampu menggunakan atau memanfaatkanya secara maksimal. Sertifikasi produk tidak akan bisa berguna secara maksimal apabila hanya “dipajang”.

Sertifikasi produk harus dipergunakan secara maksimal sebagai

sarana promosi, mengenalkan keunggulan produk dan sebagai sarana jaminan kualitas akan suatu produk kepada konsumen.

tujuan (SNI) diterapkan, selain untuk mewujudkan persaingan usaha yang sehat dan demi kelancaran perdagangan juga untuk menghindari konsumen dari produk-produk yang tidak bermutu dan tidak diproses ataupun diproduksi dengan baik sesuai mutu kelayakan suatu produk.

kombinasi dari kontribusi 4 faktor utama, yaitu sertifikat halal, sertifikat HACCP, sertifikat SNI dan cita rasa produk. 4 faktor ini berjalan beriringan yang dipadukan oleh tim promosi dan marketing dengan menerapkan strategi yang baik untuk mengenalkan keunggulan dan jaminan kualitas produk kepada konsumen. Dengan adanya marking sertifikat standar yang jelas dan bisa langsung dilihat oleh pelanggan maka akan memberikan kemudahan dan pembeda dengan produk lain. Sertifikasi memberikan kemudahan negosiasi dengan counterpart atau pelanggan yang memiliki sertifikasi, karena pasti akan mencari pemasok yang sekelas atau familiar dengan standar. Tim promosi dan marketing menjadi lebih percaya diri dalam proses promosi, karena memiliki senjata yang handal dalam persaingan perdagangan global.

Melihat manfaat ekonomi penerapanstandar pada UMKM yang cukup besar, perludisosialisasikan oleh instansi terkait

yangmempunyai fungsi pembinaan UMKM untukmeningkatkan kesadaran dan ketertarikan UMKMdalam penerapan standar agar produk UMKMlebih berdaya saing dan mampu bersaing dalamperdagangan global dan mudah menembus pasar ekspor.

B. Penelitian Terdahulu

Kualitatif Analisis efektifitas strategi pemasaran

Kualitatif Strategi yang

dilakukan oleh usaha

analisis SWOT yang penulis teliti dari

3 Yuliana

4 Farida

Kualitatif Melakukan penjual berbasis daring atau online dan tetap menerapkan layanan protocol kesehatan .

C. Kerangka Konsep

UMKM

Mutu produk/

SNI produk

Strategi pemasaran

➢ Meningkatkan penjualan

➢ Meningkatkan kualitas produk

➢ Promosi

➢ Mengenal Keunggulan produk

➢ Menerapkan standar SNI

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian adalah kegiatan ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dan kegunaan tertentu yang dilakukan dengan menggunkan suatu metode tertentu yang sifatnya rasional, empiris, dan sistematis (Arikunto, 1992:15). Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2005: 1).

Metodologi penelitian adalah suatau pekerjaan yang ilmiah atau cara dengan pendekatan yang dilakukan dan berkenaan dengan instrumen, teori, konsep yang digunakan untuk menganalisis data dengan tujuan untuk menemukan, menguji dan mengembangkan ilmun pengetahuan (Arikunto, 2003: 9).

Dari definisi di atas,maka penulis dapat menyimpulkan bahwa metodologi penelitian merupakan suatu pekerjaan atau kegiatan ilmiah dan memerlukan suatu metode yang sifatnya rasional, empiris dan sistematis serta memerlukan pendekatan yang dilakukan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang ada, sehingga mencapai suatu tujuan yang sifatnya alamiah. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang menggunakan wawancara untuk

mendeskripsikan data yang penulis peroleh dari informan, untuk memperoleh gambaran yang jelas dan terperinci tentang bagaimana penerapan manajemen mutu produk berbasis standar nasional Indonesia(SNI) sebagai startegi pemasaran UMKM di kota Makassar Penelitian ini penulis menggunakan tipe deskriptif dengan dasar penelitian survei.

B. Lokasi Penelitian

Mendapatkan data dan informasi yang diperlukan berkaitan dengan permasalahan dan pembahasan penulisan skripsi ini, maka penulis melakukan penelitian dengan memilih lokasi penelitian di kota Makassar Pengumpulan data dan informasi akan dilakukan di Kantor Layanan Teknis (KLT) Badan Standarisasi Nasional di Gedung Graha Pena dan UMKM di kota Makassar.

C. Jenis dan Sumber Data 1. Sumber Data Primer

Sumber Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama atau lapangan penelitian melalui wawancara di Kantor Layanan Teknis Badan Standarisasi Nasional di Gedung Graha Pena dan di kota Makassar.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber Data Sekunder yaitu diperoleh dari sumber dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan, penelaan studi ke perpustakaan, dan sebagainya.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen penelitian ini berupa lembar wawancara dan studi kepustakaan yang digunakan untuk mengumpulkan beberapa informasi yang berkaitan dengan penelitian. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Pedoman wawancara adalah alat yang digunakan dalam melakukan wawancara yang dijadikan dasar untuk memperoleh informasi dari informa yang berupa daftar pertanyaan.

2. Buku catatan dan alat tulis berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data.

3. Kamera berfungsi untuk memotret jika sedang melakukan wawancara dengan informan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk penelitian ini penulis menggunakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara penelitian lapangan.

1. Melakukan wawancara dengan narasumber. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengadakan

kunjungan langsung Kantor LayananTeknis Badan Standarisasi Nasional di Gedung Graha Pena di kota Makassar. Kemudian wawancara akan dilakukan dengan menentukan topik dan inti pertanyaan dan selanjutnya peneliti akan mengikuti alur wawancara dengan narasumber.

2. Dokumentasi, yaitu dengan mengambil data yang diperoleh dari dokumen-dokumen terkait dengan penelitian ini.

F. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh atau dikumpulkan dalam penelitian ini baik data primer maupun data sekunder merupakan data yang sifatnya kualitatif. Maka data yang digunakan pun adalah analisis kualitatif, dimana proses pengolahan datanya yakni setelah data tersebut terkumpul dan dianggap telah cukup maka kemudian data tersebut diolah dan dianalisis secara Induktif yaitu dengan berlandaskan pada dasar-dasar pengetahuan umum lalu meneliti persoalan yang dapat bersifat umum.

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah berdirinya Kantor Layanan Teknis BSN di Graha Pena Makassar

Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Bambang Prasetya meresmikan Kantor Layanan Teknis BSN di Graha Pena, Makassar pada tanggal 13 april 2017. Peresmian kantor ini merupakan langkah nyata BSN dalam mengimplementasikan Undang-Undang No. 20 Tahun 2014 terutama di Pasal 8 Ayat 2 yang menerangkan bahwa tugas dan tanggung jawab di bidang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian dilaksanakan oleh BSN. Selain itu, sesuai pasal 53 bahwa BSN bekerja sama dengan kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian lainnya, dan/atau pemerintah daerah untuk melakukan pembinaan terhadap pelaku usaha dan masyarakat dalam penerapan SNI.

Pendirian Kantor Layanan Teknis – BSN yang berlokasi di lantai 11 Gedung Graha Pena, Jl. Urip Sumoharjo No.20, Pampang, Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, tersebut adalah untuk memberikan berbagai layanan di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian terutama untuk pelaku

usaha serta masyarakat yang ingin menerapkan SNI. Selain itu, adanya Kantor Layanan Teknis (KLT) diharapkan akan mempererat hubungan dengan pemangku kepentingan di daerah. “(KLT) ini merupakan miniatur BSN di Indonesia Timur.

BSN sebagai LPNK, keberadaannya adalah mendukung seluruh stakeholder, kementerian dan lembaga, termasuk pemerintah daerah. “Apalagi dengan Sulawesi Selatan yang merupakan satu-satunya provinsi yang pernah mendeklarasikan provinsi ber-SNI.Hingga saat ini, BSN telah menandatangani kerjasama dengan 40 Pemerintah Daerah dan Instansi Pusat serta 41 Perguruan Tinggi di Indonesia.

Diantaranya adalah kerjasama dengan pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dan Universitas Hasanuddin.

Pendirian Kantor Layanan Teknis juga untuk menunjang pembangunan dan pengembangan daerah dalam hal standardisasi dan penilaian kesesuaian, diantaranya dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat.

Dengan Kantor Layanan Teknis, BSN dapat memfasilitasi dan menyediakan konsultasi bagi pemangku kepentingan terkait dengan standardisasi, akreditasi dan sertifikasi.

Pendirian Kantor Layanan Teknis di Makasar Sulawesi Selatan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI.

“Layanan Kantor Layanan Teknis (KLT) merupakan bagian dari layanan BSN secara nasional sehingga masyarakat daerah tidak perlu ke Jakarta, cukup datang ke Kantor Layanan Teknis-nya BSN di daerah. Di Kantor Layanan Teknis BSN menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung layanan, serta kegiatan-kegiatan seperti pelatihan, bedah buku, dan sebagainya.

B. Hasil Penelitian

Penelitian menyajikan data dan hasil yang diperoleh dari lapangan melalui studi pustaka,observasi dan wawancara yang berhubungan dengan penelitian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu Penerapan manajemen mutu produk berbasis sebagai streategi pemasaran pada UMKM di kota Makassar.

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Dimana data primer adalah keterangan-keterangan yang diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam kepada Pimpinan. Sedangkan data sekunder adalah data yang berupa informasi yang berkaitan dengan variable penelitian pada Kantor Layanan Teknis (KLT) BSN Makassar.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dalam peneliti ini, ditemukan beberapa item penerapan strategi pemasaran UMKM

yang berbasis SNI yang menjadi dimensi dari tiap pertanyaan fokus penelitian ini yakni:

1. Karakteristik Informan

Taufiq Hidayat.S.Si. selaku Kepala Kantor Layanan Teknis BSN Makassar.

2. Deskripsi Hasil Penelitian

Data dari hasil penelitian ini didapatkan melalui wawancara yang dilakukan kepada responden. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap Kepala kantor layanan teknis BSN Makassar . Berikut hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 11 Oktober 2021 dengan Bapak Taufiq Hidayat.S.Si. selaku kepala kantor.

a. Berapa banyak pelaku UMKM yang telah menerapkan produk berbasis standardisasi nasional (SNI) ?

“ Untuk pelaku usaha yang ada di Makassar ini khususnya yang ada di Sulawesi selatan di tahun 2021 ini sudah mendapatkan SPT SNI yaitu ada beberapa UMKM contohnya yaitu di gowa produk saus cape U.D. naga mas, dan di jalan wessabe Makassar produk markisa anai.”

b. Berapa lama proses pengajuan untuk memperoleh sertifikat SNI?

“Proses pengajuan UMKM untuk mendapatkan sertifikat SNI itu kembali lagi kepada pelaku usahanya apabila dia siap

berkomitmen dan cepat melakukan perbaikan-perbaikan yang telah tim auditor tentukan maka cepat juga prosesnya ,syarat-syaratnya antara lain yaitu legalitas situs TDP atau tanda daftar perusahaan dan mereknya sudah terdaftar di KemenkumHAM, tapi biasa pengurusan merek itu lama makanya kita sementara minta nomor pendaftaranya saja sebagai bukti bahwa sudah melalukan pendaftaran merek.”

c. Standar-standar apa saja yang dilakukan UMKM untuk memuaskan pelaku UMKM?

“ Untuk memuaskan pelaku UMKM itu kita melakukan pembinaan kepada pelaku usaha dengan menerapkan cara pengolahan pangan yang baik, standar yang JEMPI, dan kita melakukan pembinaan untuk membuatan dokumen-dokumen seperti manajemen mutu seperti itu untuk mengimplementasikan standar tersebut.”

Adapun salah satu UMKM yang menerapkan mutu produk berbasis Standarisasi Nasional Indonesia ( SNI) yang peneliti kaji yaitu:

A. Perusahan U.D. Naga Mas Kecap Dua Jempol Gowa 1. Gambaran umum lokasi penelitian

Usaha saos bernama U.D. Naga Mas, Kecap Dua Jempol milik Pak Narto bertempat di lingkungan Mapalla, Kelurahan Pangkabinagga, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan

Narto selaku pemilik Usaha U.D. Naga Mas Kecap Dua Jempol Gowa mengatakan jika pihaknya selalu menerapkan standar SNI yang diemban oleh produk miliknya sebab ia ingin memberikan jaminan kepada konsumen bahwa barang yang diproduksinya sehat untuk di konsumsi.Selain menjaga kualitas barang juga memberikan jaminan keamanan serta menambah omzet.

Produk yang diolah Pak Narto sendiri juga selalu menerapkan syarat yang diberikan oleh SNI tanpa pernah memaksakan kehendak.

Untuk jenis barang yang diolah U.D. Naga Mas Kecap Dua Jempol Gowa ada 5 jenis produk yakni kecap, saos cabe, saos tomat, cuka makan dan sirup. Tapi yang paling dominan dikonsumsi masyarakat adalah saos cabe dan kecap.

2. Visi dan Misi a. Visi

Meningkatkan produktivitas kerja untuk mencapai hasil produk yang maksimal demi memuaskan konsumen . b. Misi

Kerja keras disiplin semangat untuk meraih sukses kerena hidup akan lebih bermakna jika kita bermanfaat untuk orang lain.

3. Hasil Penelitian

Penelitian menyajikan data dan hasil yang diperoleh dari lapangan melalui studi pustaka,observasi dan wawancara yang berhubungan dengan penelitian.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu Penerapan manajemen mutu produk berbasis standardisasi nasional Indonesian SNI sebagai strategi pemasaran pada UMKM di kota Makassar.

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Dimana data primer adalah keterangan-keterangan yang diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam kepada Pimpinan. Sedangkan data sekunder adalah data yang berupa informasi yang berkaitan dengan variable penelitian pada perusahaan U.D. Naga Mas Kecap Dua Jempol Gowa.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dalam peneliti ini, ditemukan beberapa item penerapan strategi pemasaran UMKM yang berbasis SNI yang menjadi dimensi dari tiap pertanyaan fokus penelitian ini yakni: (1) Meningkatkan penjualan (2) Meningkatkan kualitas produk (3) Promosi (4) Mengenal keunggulan produk (5) Menerapkan standar SNI.

a. Karakteristik Informan

Pak Narto selaku kepala perusahaan U.D. Naga Mas Kecap Dua Jempol Gowa.

b. Deskripsi Hasil Penelitian

Data dari hasil penelitian ini didapatkan melalui wawancara yang dilakukan kepada responden.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap Kepala perusahaan U.D. Naga Mas Kecap Dua Jempol Gowa . Berikut hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 16 Oktober 2021 dengan Bapak Narto. selaku kepala perusahaan.

1) Meningkatkan penjualan

Strategi pemasaran dalam Meningkatkan penjualan merupakan suatu target perusahaan untuk mendapatkan laba yang ingin di capai.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Narto selaku pemilik perusahaan yaitu sebagai berikit:

➢ bagaimna tingkat penjualan setelah menerapkan SNI untuk produk Bapak ?

“ yaitu standarisasi produk terkontrol baik dari takaran maupun bahan, tingkat kerusakan produk minim sebelum menerapkan SNI kerusakan yang di alami 1 bulan sekitar 10-15% tetapi setelah

menerapkan SNI kerusakan yang di alami 1 bulan tidak sampai 1 % dan tingkat penjualan sebelum dan sesudah berbasis SNI itu itu sangat berbeda setelah produk berbasis SNI penjualan meningkat sampai 30% di banding sebelum berbasis SNI.”

2) Meningkatkan Kualitas produk

Meningkatkan kualitas produk merupakan kunci utama agar produk dikenal dan dipercaya masyarakat luas. Dengan menghasilkan produk yang berkualitas , berati perusahaan mampu melakukan kegiatan produksi yang efektif dan efisien.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Narto selaku pemilik perusahaan yaitu sebagai berikit:

➢ Mengapa memasukan SNI sebagai salah satu strategi pemasaran ?

“ Karena SNI adalah suatu standar untuk menjamin kualitas produk yang dipasarkan, artinya konsumen yakin bahwa produk yang ber SNI itu kualitasnya terjamin dan layak untuk dikonsumsi dan tingkat penjualan pemasaran naik karena tingkat kepercayaan konsumen meningkat karena dengan adanya jaminan (SNI).”

3) Promosi

Promosi merupakan konsep marketing yang harus dipertimbangkan pada berbagai bisnis dan produk , termaksud pada usaha kecil. Promosi yang baik akan menghasilkan pengakuan brand yang efektif sehingga mampu meningkatkan penjualan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Narto selaku pemilik perusahaan yaitu sebagai berikit:

➢ Bagaimana cara mempromosikan produk yang Bapak produksi?

“Dengan menerapkan produk yang berstandar SNI sehingga konsumen percaya dan merasa aman dengan produk yang kami produksi sehingga meningkatkan penjualan.”

4) Mengenal keunggulan produk

Mengenalkan keunggulan produk merupakan strategi yang digunakan sebagai bahan untuk memahami bagaimna suatu produk di pasar begitu bernilai. Sehingga orang-orang tetap memilih memakai produk tersebut. Dikarenakan sebuah produk memiliki keunggulan dan keistimewaan yang lebih dari produk pesaing.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Narto selaku pemilik perusahaan yaitu sebagai berikit:

➢ Apa kelebihan SNI dalam produk Bapak ?

“ Kita di ajar,di bina dan di bimbing untuk memproduksi produk yang berkualitas sesuai dengan SOP SNI yang telah di sepakati, sehingga produk yang di produksi itu terjamin”

5) Menerapkan standar SNI

Penerapan standar (SNI) dalam produk yaitu bertujuan untuk meningkatkan daya saing perekonomian nasional sesuai dengan perkembangan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Narto selaku pemilik perusahaan yaitu sebagai berikit:

➢ Apakah dampak positif dari penerapan SNI untuk produk Bapak ?

“ yaitu standarisasi produk terkontrol baik dari takaran maupun bahan, tingkat kerusakan produk minim sebelum menerapkan SNI kerusakan yang di alami 1 bulan sekitar 10-15% tetapi setelah menerapkan SNI kerusakan yang di alami 1 bulan tidak sampai 1 % dan tingkat penjualan sebelum dan sesudah berbasis SNI itu sangat berbeda

setelah produk berbasis SNI penjualan meningkat sampai 30% di banding sebelum berbasis SNI.”

setelah produk berbasis SNI penjualan meningkat sampai 30% di banding sebelum berbasis SNI.”

Dokumen terkait