• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 PengertianKonsumsi

Kata konsumsi dalam Kamus Besar Ekonomi diartikan sebagai tindakan manusia baik secara langsung ataupun tidak langsung untuk menghabiskan atau mengurangi kegunaan (unility) suatu benda pada pemuasan terakhir dari kebutuhannya.

Menurut Soeharno (2006) konsumsi adalah kegiatan memanfaatkan barang-barang dan jasa-jasa dalam memenuhi kebutuhan hidup.Barang-barang-barang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup ini tergantung dari pendapatan yang diperoleh.

Mankiw (2007) mendefinisikan konsumsi sebagai pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga. Barang mencakup pembelanjaan rumah tangga pada barang yang tahan lama seperti kendaraan dan barang yang tidak tahan lama seperti makanan.Jasa mencakup barang yang tidak berwujud konkrit termasuk pendidikan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa konsumsi dapat didefinisikan sebagai kegiatan pembelian barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan akan makanan dan minuman rumah tangga.

2.2.1 Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Pengeluaran Konsumsi

Menurut Raharja (2011) banyak faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga. Faktor-faktor yang dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu :

A. Faktor-Faktor Ekonomi

Tiga faktor yang menentukan tingkat konsumsi adalah :

1. Pendapatan Rumah Tangga

Pendapatan rumah tangga sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi.Biasanya semakin tinggi tingkat pendapatan maka tingkat konsumsi juga tinggi.Karena ketika tingkat pendapatan meningkat kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi semakin besar, atau juga pola hidup menjadi konsuntif dan semakin menuntut kualitas yang baik.

2. Kekayaan Rumah Tangga

Tercakup dalam pengertian kekayaan rumah tangga adalah kekayaan rill seperti (rumah, tanah, dan mobil,emas, ternak) dan financial (deposito berjangka, saham dan lain-lain). Kekayaan-kekayaan tersebut dapat meningkatkan konsumsi, karena menambah pendapatan disposibel. Misalnya bunga deposito yang diterima tiap bulan diveden yang diterima setiap bulan menambah pendapatan rumah tangga. Demikian juga rumah, tanah dan mobil yang disewakan.Penghasilan-penghasilan tersebut disebut dengan nonupah. Sebagian dari tambahan penghasilan tersebut akan dipakai sebagai konsumsi. Tentunya, hal ini akan meningkatkan pengeluaran konsumsi.

3. Tingkat Bunga

Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi keinginan konsumsi, baik dilihat sari sisi keluarga yang memiliki kelebihan uang maupun yang kekurangan uang.Dengan tingkat bunga yang tinggi, maka biaya ekonomi dari kegiatan ekonomi akan mahal. Bagi mereka yang ingin mengkonsumsi dengan berhutang dulu, misalnya dengan meminjam dari bank atau menggunakan fasilitas dari kartu kredit dan biaya bunga semakin mahal.

Sama halnya dengan mereka yang memiliki banyak uang.Tingkat bunga yang tinggi menyebabkan menyimpan uang dibank terasa lebih menguntungkan ketimbang dihabiskan untuk dikonsumsi.Jika tingkat bunga yang rendah yang terjadi adalah sebaliknya.

B. Faktor-Faktor Demografi (Kependudukan)

Menurut Rahardja (2005) yang mencakup dalam faktor-faktor kependudukan jumlah penduduk dan komposisi penduduk.

1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh, walupun pengeluaran rata-rata orang atau perkeluarga relatif rendah misalnya, walupun tingkat konsumsi rata-rata penduduk Indonesialebih rendah dari pada penduduk Singapura. Sebab jumlah penduduk Indonesia lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk singapura. Pengeluaran konsumsi suatu negara akan sangat besar bila jumlah penduduk sangat banyak dan pendapatan perkapita sangat tinggi.

2. Konsumsi Penduduk

Konsumsi penduduk suatu negara dapat dilihat dari beberapa klasifikasi diantaranya, usia (produktif dan tidak produktif), pendidikan (rendah, menengah, tinggi) dan wilayah tempat tinggal (perkotaan dan pedesaan). Pengaruh komposisi penduduk terhadap tingkat konsumsi dijabarkan sebagai berikut :

a. Semakin banyak penduduk yang berusia kerja atau usia produktif (15-64 tahun ) semakin besar tingkat konsumsi, terutama bila sebagian besar dari mereka mendapatkan kesempatan kerja yang tinggi, dengan upah yang wajar

atau baik, sebab semakin banyak penduduk yang bekerja dan penghasilan juga semakin besar.

b. Semakin besar tingkat pendidikan masyarakat, maka tingkat konsumsi juga semakin tinggi, sebab pada saat seseorang suatu keluarga makin berpendidikan tinggi, kebutuhan hidupnya makin banyak yang harus mereka penuhi bukan lagi sekedar kebutuhan untuk makan dan minum melainkan juga kebutuhan informasi, pergaulan masyarakat yang lebih baik serta kebutuhan akan pengakuan orang lain terhadap keberadaanya. Sering kali biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan ini jauh lebih besar dari pada baiaya pemenuhan kebutuhan untuk makan dan minum.

c. Semakain banyak penduduk yang tinggal diwilayah perkotaan urban, pengeluaran konsumsi juga semakin tinggi. Sebab umumya pola hidup masyarakat perkotaan lebih konsumtif dibandingkan masyarakat pedesaan.

C. Faktor-faktor Non Ekonomi

Faktor-faktor non ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi adalah faktor sosial budaya masyarakat. Misalnya, berubahnya pola kebiasaan makanan, perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain dianggap lebih hebat.

2.2.2 Teori Konsumsi

Dalam teori konsumsi Keynes mengandalkan analisis statistik, dan jugamembuatdugaan-dugaan tentang konsumsi berdasarkan introspeksi dan observasi kasual.Pertama dan terpenting Keynes menduga bahwa, kecenderungan mengkonsumsi marginal atau MPC (marginal propensity to consume) jumlah

yang dikonsumsi dalam setiap tambahan pendapatan adalah antara nol dan satu.Kecenderungan mengkonsumsi marginal merupakan rekomendasi kebijakan Keynes untuk menurunkan pengangguran yang kian meluas.Kekuatan kebijakan fiskal, untuk mempengaruhi perekonomian seperti ditunjukkan oleh pengganda kebijakan fiskal muncul dari umpan balik antara pendapatan dan konsumsi.Kedua, Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan, yang disebut kecenderungan mengkonsumsi rata-rata atau APC (average propensity to consume), turun ketika pendapatan naik.Ia percaya bahwa tabungan adalah kemewahan, sehingga ia barharap orang kaya menabung dalam proporsi yang lebih tinggi dari pendapatan mereka ketimbang si miskin. Ketiga, Keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak memiliki peranan penting.Keynes menyatakan bahwa pengaruh tingkat bunga terhadap konsumsi hanya sebatas teori. Dalam jangka pendek orang dapat berkonsumsi dengan menggunakan tabungan yang lalu,sehingga jika ini terjadi maka orang tersebut telah melakukan tabungan negatif (dissaving). Berdasarkan tiga dugaan ini, persamaan konsumsi Keynes secara matematis ditulis sebagai berikut (Mankiw, 2003):

C = a + bY, a > 0, 0 < b < 1 ...(2.1) Keterangan:

C = Pengeluaran untuk konsumsi

a = Besarnya konsumsi pada tingkat pendapatan nol

b = Besarnya tambahan konsumsi karena tambahan pendapatan atau MPC Y = Pendapatan untuk rumah tangga individu

2.2.3 Pengertian Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kabutuhan dari orang yang melakukan pembelajaan tersebut.Pembelajaan masyarakat atas makanan, pakaian dan barang-barang kebutuhan mereka yang digolongkan pembelanjaan dan konsumsi.Barang-barang yang diproduksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi (Dumairy, 2004).

Konsumsi rumah tangga meliputi semua pengeluaran barang dan jasa (baik barang tahan lama maupun barang tidak tahan lama) dikurangi hasil penjualan netto (penjualan dikurangi pembelian) barang-barang bekas atau tidak terpakai yang dilakukan oleh suatu rumah tangga.Selain untuk pengeluaran untuk beban makanan, minuman, pakaian, dan bahan bakar dan jasa-jasa termasuk juga barang yang tidak adanya (tidak produksi kembali seperti karya seni, barang antic lainya).

Menurut Supriani (2008) pendapatan rumah tangga akan digunakan untuk membeli makanan, pakaian, membiayai jasa pengangkutan, membayar pendidikan anak, membayar sewa rumah dan membeli kendaraan. Barang-barang tersebut dibeli rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya.Tidak semua transaksi yang dilakukan oleh rumah tangga digolongkan sebagai konsumsi (rumah tangga).Kegiatan rumah tangga untuk membeli rumah digolongkan sebagai investasi.

Konsep yang dipakai dalam perhitungan pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah :

a. Pengeluaran konsumsi rumah tangga yang terbatas pada wilayah domestic region.

b. Pengeluaran konsumsi rumah tangga yang terbatas pada rmah-rumah penduduk suatu region.

Dokumen terkait