HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengetahuan dialami, dipelajari, dan
ditemukan oleh siswa A B C D E
1. Melakukan pengamatan atau penyelidikan V
2. Membaca dengan aktif (misal denganpen di
tangan untuk menggarisbawahi atau membuat
catatan kecil atau tanda-tanda tertentu pada teks) V
3. Mendengarkan dengan aktif (menunjukkan
respon, misal tersenyum atau tertawa saat mendengar hal-hal lucu yang disampaikan,
83 menakjubkan, dsb)
B. Siswa melakukan sesuatu untuk memahami materi pelajaran (membangun pemahaman) 1. Berlatih (misalnya mencobakan sendiri
konsep-konsep misal berlatih dengan soal-soal) V
2. Berpikir kreatif (misalnya mencoba
memecahkan masalah-masalah pada latihan soal yang mempunyai variasi berbeda dengan contoh
yang diberikan) V
3. Mendengarkan dengan aktif (menunjukkan
respon, misal tersenyum atau tertawa saat mendengar hal-hal lucu yang disampaikan, terkagum-kagum bila mendengar sesuatu yang
menakjubkan, dsb) V
C. Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil
pemikirannya
1. Mengemukakan pendapat V
2. Menjelaskan V
D. Selalu berfikir reflektif
1. Mengomentari dan menyimpulkan proses
pembelajaran V
2. Memperbaiki kesalahan atau kekurangan dalam
proses pembelajaran V
3. Menyimpulkan materi pembelajaran dengan
kata-katanya sendiri V
Jumlah 0 16 15 4
Total 35
Total Keaktifan siswa 63,6
Kategori Sedang
Keterangan: Skor Nilai
A= 5 (Sangat baik), jika mencapai 81-100% B= 4 (Baik), jika mencapai 61-80%
84
D= 2 (Kurang), jika mencapai 21- 40% E= 1 (Kurang sekali), jika mencapai < 21% Rumus: Total skor X 100
Skor maksimal
Kategori total kerja guru
76-100 = baik
51-75 = sedang
25-50 = Kurang
Hasil observasi keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus I memperoleh skor 63,6 dari skor maksimal 100. Berdasarkan hasil tersebut, maka keaktifan siswa pada siklus I tergolong predikat sedang.
Refleksi observasi lembar keaktifan siswa:
1) Aktivitas belajar siswa dalam hal melakukan pengamatan dan
penyelidikan perlu ditingkatkan, karena berada pada skor nilai 3 berpredikat cukup.
2) Membaca dengan aktif berada pada skor nilai 2 berpredikat kurang, hal ini perlu ditingkatkan.
3) Siswa perlu menigkatkan cara berfikir kreatif karena masih berada pada skor nilai 3 berpredikat cukup.
85
4) Siswa harus berani mengemukakan pendapat dan menjelaskan materi
yang telah dipelajari
5) Siswa mengomentari dan menyimpulkan proses pembelajaran
mendapat skor nilai 3 berpredikat cukup, hal ini perlu ditingkatkan.
6) Memperbaiki kesalahan/kekurangan dalam proses pembelajaran
mendapat skor nilai 2 berpredikat kurang, untuk itu perlu ditingkatkan.
Refleksi pada hasil observasi keaktifan siswa siklus I diatas merupakan salah satu komponen yang menjadikan indikator keberhasilan belum terpenuhi secara maksimal. Dalam siklus I komponen-komponen yang belum terpenuhi akan diperbaiki pada siklus II.
2. Siklus II
Pada siklus II tindakan penelitian mempertimbangkan kekurangan dan kendala yang muncul pada siklus I. Untuk proses pembelajaran masih sama dengan siklus I yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Melalui data yang diperoleh pada siklus II dapat dilihat terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa. Hasil tes evaluasi yang diperoleh siswa pada siklus II yaitu 96,4% siswa (27 siswa) yang sudah tuntas dan 3,6% siswa (1 siswa) tidak tuntas. Dengan demikian, presentase nilai yang diperoleh pada siklus II telah memenuhi target yang telah ditetapkan peneliti yaitu 85% siswa tuntas dan telah mencapai KKM yang ditetapkan di MI Kumpulrejo 2 Dusun
86
Ngronggo, Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo tahun pelajaran 2016/2017. Berikut ini adalah lembar observasi yang peneliti gunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung:
b. Lembar observasi guru
Tabel 4.8 Lembar hasil pengamatan kinerja guru siklus II No Aspek yang diamati Skor
A B C D A. Kemampuan guru dalam membuka pelajaran
1. Menarik perhatian siswa V
2. Memberikan motivasi awal V
3. Memberikan apresepsi (berkaitan dengan materi) V
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran V
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan
dipelajari V
B. Sikap guru dalam proses pembelajaran
1. Kejelasan artikulasi suara V
2.
Variasi gerakan tidak mengganggu perhatian
siswa V
3. Antusiasme dalam penampilan V
4. Mobilitas posisi mengajar V
C. Penguasaan bahan ajar 1.
Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang direncanakan dalam RPP V
2. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar V
3. Kejelasan dalam memberikan contoh V
4. Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan ajar V
D. Kegiatan belajar mengajar 1.
Kesesuaian strategi pembelajaran dengan bahan
belajar yang disampaikan V
2. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan
atau indikator yang telah ditetapkan V
3. Memiliki keterampilan dalam merespon dan
menanggapi pertanyaan siswa V
4. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu
87
E.
Kemampuan menggunakan media
pembelajaran
1. Menggunakan media secara efektif dan efisien V
2. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media V
F. Evaluasi pembelajaran 1. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan V
2. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP V
G. Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran
1. Meninjau kembali materi yang telah diberikan V
2. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan V
3. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran V
H. Tindak lanjut/follow up
1. Memberi tugas kepada siswa V
2. Menginformasikan materi bahan ajar yang akan
dipelajari berikutnya V
Jumlah 65 52 0 0
Total 117
Total Keaktifan siswa 90
Kategori Baik
Keterangan: Skor Nilai
A= 5 (Sangat baik), jika mencapai 81-100% B= 4 (Baik), jika mencapai 61-80%
C= 3 (Cukup), jika mencapai 41-60% D= 2 (Kurang), jika mencapai 21- 40% E= 1 (Kurang sekali), jika mencapai < 21% Rumus: Total skor X 100
Skor maksimal Kategori total kerja guru
88
76-100 = Baik
51-75 = Sedang
25-50 = Kurang
Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus II memperoleh skor 90 dari skor maksimal 100. Berdasarkan hasil tersebut, maka aktifitas guru pada siklus II tergolong predikat baik. Refleksi hasil observasi aktivitas guru siklus II:
1) Kemampuan guru dalam membuka pelajaran sudah meningkat dari sebelumnya berada pada skor nilai 3 berpredikat cukup telah naik pada skor nilai 4 berpredikat baik.
2) Mobilitas guru dalam mengajar sudah tidak monoton, sehingga lebih
bisa mengontrol peserta didik dan perhatian tidak terpusat pada satu titik.
3) Kejelasan dalam menjelaskan materi sudah meningkat dari
sebelumnya berada pada skor nilai 3 berpredikat cukup naik pada skor nilai 4 berpredikat baik.
4) Guru perlu meningkatkan penggunaan media secara aktif dan efisien, sudah meningkat dari sebelumnya berapa pada skor nilai 3 berpredikat cukup naik dengan skor nilai 4 berpredikat baik.
89
5) Memberikan kesimpulan belajar sudah meningkat dari sebelumnya berada pada skor nilai 3 berpredikat cukup naik dengan skor nilai 4 berpredikat baik.
Refleksi pada hasil observasi aktivitas guru siklus II diatas merupakan salah satu komponen yang menjadikan indikator keberhasilan sudah terpenuhi. Predikat penilaian paling rendah berada pada skor nilai 4 berpredikat baik. Dalam siklus II komponen-komponen yang dilakukan guru sudah terpenuhi maka penelitian dihentikan pada siklus II.
c. Lembar observasi keaktifan siswa
Tabel 4.9 Lembar observasi keaktifan siswa siklus II
No Aktivitas belajar siswa Banyak siswa yang aktif
A. Pengetahuan dialami, dipelajari, dan
ditemukan oleh siswa A B C D E
1. Melakukan pengamatan atau penyelidikan V
2. Membaca dengan aktif (misal denganpen di tangan untuk menggarisbawahi atau membuat catatan kecil atau tanda-tanda tertentu pada
teks) V
3. Mendengarkan dengan aktif (menunjukkan
respon, misal tersenyum atau tertawa saat mendengar hal-hal lucu yang disampaikan, terkagum-kagum bila mendengar sesuatu yang
menakjubkan, dsb) V
B.
Siswa melakukan sesuatu untuk memahami materi pelajaran (membangun
pemahaman)
1. Berlatih (misalnya mencobakan sendiri
konsep-konsep misal berlatih dengan
soal-soal) V
2. Berpikir kreatif (misalnya mencoba
90
soal yang mempunyai variasi berbeda dengan contoh yang diberikan)
3. Mendengarkan dengan aktif (menunjukkan
respon, misal tersenyum atau tertawa saat mendengar hal-hal lucu yang disampaikan, terkagum-kagum bila mendengar sesuatu yang
menakjubkan, dsb) V
C. Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil
pemikirannya
1. Mengemukakan pendapat V
2. Menjelaskan V
D. Selalu berfikir reflektif
1. Mengomentari dan menyimpulkan proses
pembelajaran V
2. Memperbaiki kesalahan atau kekurangan
dalam proses pembelajaran V
3 Menyimpulkan materi pembelajaran dengan
kata-katanya sendiri V
Jumlah 5 28 9
Total 42
Total Keaktifan siswa 76,3
Kategori Baik
Keterangan: Skor Nilai
A= 5 (Sangat baik), jika mencapai 81-100% B= 4 (Baik), jika mencapai 61-80%
C= 3 (Cukup), jika mencapai 41-60% D= 2 (Kurang), jika mencapai 21- 40% E= 1 (Kurang sekali), jika mencapai < 21% Rumus: Total skor X 100
Skor maksimal
Kategori total kerja guru
91
51-75 = sedang
25-50 = Kurang
Hasil observasi keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus II memperoleh skor 76,3 dari skor maksimal 100. Berdasarkan hasil tersebut, maka keaktifan siswa pada siklus II tergolong predikat baik.
Refleksi observasi lembar keaktifan siswa siklus II:
1) Aktivitas belajar siswa dalam hal melakukan pengamatan dan
penyelidikan sudah ada peningkatan dari skor nilai 3 berpredikat cukup menjadi skor nilai 4 berpredikat baik.
2) Membaca dengan aktif sudah meningkat dari sebelumnya berada pada
skor nilai 2 berpredikat kurang, telah meningkat dengan skor nilai 3 berpredikat cukup.
3) Siswa telah menigkatkan cara berfikir kreatif dari yang sebelumnya mendapat skor nilai 3 berpredikat cukup menjadi skor nilai 4 berpredikat baik.
4) Siswa sudah berani mengemukakan pendapat dan menjelaskan materi
yang telah dipelajari.
5) Siswa mengomentari dan menyimpulkan proses pembelajaran sudah meningkat dari sebelumnya mendapat skor nilai 3 berpredikat cukup, meningkat dengan skor nilai 4 berpredikat baik.
92
6) Kesalahan/kekurangan dalam proses pembelajaran sudah meningkat, dari skor nilai 2 berpredikat kurang menjadi skor nilai 3 berpredikat cukup.
Refleksi pada hasil observasi keaktifan siswa siklus II diatas merupakan salah satu komponen yang menjadikan indikator keberhasilan sudah terpenuhi secara maksimal. Dalam siklus II komponen-komponen yanng dilakukan sudah terpenuhi, oleh karena itu penelitian dihentikan pada siklus II.
3. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Tabel 4.11 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II
Siswa % Siswa % Siswa %
Tuntas 12 42,8% 20 71,5 % 27 96,4%
Tidak Tuntas 16 57,2% 8 28,5% 1 3,6%
Jumlah 28 100% 28 100% 28 100%
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa ketuntasan siswa kelas III B MI Kumpulrejo 2 Dusun Ngronggo, Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo miningkat. Pada pra siklus hanya 42,8% (12 siswa) yang memenuhi KKM, pada siklus I hasil presentase siswa yang lulus atau telah memenuhi KKM sebesar 71,5 % (20 siswa), dan pada siklus II menigkat sebesar 96,4% (27 siswa). Dengan demikian dapat diketahui bahwa pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) melalui strategi pembelajaran ekspositori menunjukkan peningkatan hasil belajar dari pra siklus, siklus I dan
93
siklus II. Indikator keberhasilan klasikal sebesar 85% dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 60 sudah tercapai sehingga siklus dihentikan.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran ekspositori dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) pada materi lingkungan kelas III B MI Kumpulrejo 2 Dusun Ngronggo, Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo tahun pelajaran 2016/2017. Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah: pra siklus sebelum menggunakan strategi ekspositori hanya 42,8% (12 siswa) yang memenuhi KKM, siklus I 71,5% (20 siswa) yang memenuhi KKM yang menunjukkan siswa mencapai kriteria ketuntasan klasikal dengan nilai rata-rata 65,85, sedangkan siklus II sebesar 96,4% (27 siswa) yang memenuhi KKM menunjukkan siswa mencapai kriteria ketuntasan klasikal dengan nilai rata-rata 85, 28. Dengan demikian peningkatan dari pra siklus ke siklus I sebesar 28,7%, dan dari siklus I ke siklus II sebesar 24,9%.
94
B. Saran
Sebagai bahan masukan bagi guru dalam mengajar materi lingkungan dalam mata pelajaran IPA dapat menggunakan strategi pembelajaran ekspositori, guru dapat mengendalikan kelas dengan baik, peserta didik lebih bisa diarahkan, serta guru dapat memberikan umpan balik kepada siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.