• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

B. Strategi Pembelajaran Ekspositori 1. Pengertian strategi pembelajaran 1.Pengertian strategi pembelajaran

2. Klasifikasi strategi pembelajaran

Menurut Hamruni (2012: 8) strategi pembelajaran dapat

diklasifikasikan menjadi lima yaitu: strategi pembelajaran langsung (direct instruction), tak langsung (inndirect instruction), interaktif, mandiri, melalui empirik (experiential).

a. Strategi pembelajaran langsung

Strategi pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru. Strategi ini efektif untuk menentukan informasi atau membangun keterampilan tahap demi tahap. Pembelajaran langsung biasanya bersifat deduktif.

Kelebihan strategi ini adalah mudah untuk direncanakan dan digunakan, namun ia memiliki kelemahan utama dalam mengembangkan kemampuan, proses, dan sikap yang diperlukan untuk pemikiran kritis dan

34

hubungan interpersonal serta belajar kelompok. Agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan pemikiran kritis, strategi pembelajaran langsung perlu dikombinasikan dengan strategi pembelajaran yang lain. b. Strategi pembelajaran tak langsung

Strategi pembelajaran tak langsung sering disebut dengan inkuiri, induktif, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan penemuan. Berlawanan dengan strategi pembelajaran langsung, strategi ini umumnya berpusat pada peserta didik. Peranan guru bergeser dari seorang penceramah menjadi seorang fasilitator. Guru mengelola lingkungan belajar dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat. Kelebihan strategi ini antara lain: (1) mendorong ketertarikan dan keingintahuan peserta didik, (2) menciptakan alternatif dan menyelesaikan masalah, (3) mendorong kreatifitas dan pengembangan keterampilan interpersonal dan kemampuan yang lain, (4) pemahaman yang lebih baik, (5) mengekspresikan pemahaman. Namun kekurangannya strategi ini memerlukan waktu yang panjang, outcome sulit diprediksi. Strategi pembelajaran ini juga tidak cocok apabila peserta didik perlu mengingat materi dengan cepat.

c. Strategi pembelajaran interaktif

Strategi pembelajaran interaktif menekankan pada diskusi dan sharing diantara peserta didik. Diskusi dan shering memberi kesempatan peserta

35

didik untuk bereaksi terhadap gagasan, pengalaman, pendekatan, dan pengetahuan guru atau temannya serta untuk membangun cara alternatif untuk berfikir dan merasakan.

Kelebihan strategi ini antara lain: (1) peserta didik dapat belajar dari temannya dan guru untuk membangun keterampilan sosial dan

kemampuan-kemampuan, (2) mengorganisasikan pemikiran dan

membangun argumen yang rasional. Strategi ini memungkinkan untuk menjangkau kelompok-kelompok dan metode-metode interaktif. Hanya saja strategi ini sangat bergantung pada kecakapan guru dalam menyusun dan menggembangkan dinamika kelompok.

d. Strategi pembelajaran mandiri

Strategi pembelajaran mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Fokusnya adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru. Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari kelompok kecil. Kelebihan strategi pembelajaran ini adalah membentuk peserta didik yang mandiri dan bertanggungjawab. Kekurangan dari strategi ini adalah bila diterapkan kepada peserta didik yang belum dewasa, karena belum bisa belajar secara mandiri.

36

Pembelajaran empirik berorientasi pada kegiatan induktif, berpusat pada peserta didik, dan berbasis aktivitas. Refleksi pribadi tentang pengalaman dan formulasi perencanaan menuju penerapan pada konteks yang lain merupakan faktor kritis dalam pembelajaran empirik yang efektif.

Kelebihan dari strategi ini antara lain: (1) meningkatkan partisipasi peserta didik, (2) meningkatkan sifat kritis peserta didik, (3) meningkatkan analisis peserta didik, dapat menerapkan pembelajaran pada situasi yang lain. Namun kekurangan dari strategi ini adalah penekanan hanya pada proses bukan pada hasil, keamanan siswa, biaya yang mahal, dan memerlukan waktu yang panjang.

3. Strategi pembelajaran ekspositori

a. Pengertian strategi pembelajaran ekspositori

Menurut Hamruri (2012: 73) strategi ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Killen (1998) menamakan strategi ekspositori dengan istilah strategi pembelajaran langsung (direct instruction). Hal ini dikarenakan materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru, siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Oleh sebab itu strategi ekspositori lebih menekankan kepada

37

proses bertutur, jadi lebih sering disebut dengan istilah strategi “Chalk and talk”.

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan aplikasi dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru. Melalui strategi ini, guru menyampaikan materi pelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pembelajaran yang disampaikan dapat dikuasai peserta didik dengan baik. Strategi pembelajaran ekspositori bukan semata-mata ceramah, melainkan mengkombinasikan dengan gerak tubuh atau bahasa verbal, semangat belajar yang membara, dan gaya komunikatif yang menantang (Suyadi, 2013: 146-147).

Strategi pembelajaran ekspositori dalam penyampaiannya lebih menekankan pada proses bertutur, dalam hal ini sama dengan metode ceramah. Namun dalam proses pembelajarannya berbeda dengan metode ceramah. Metode ceramah berbentuk penjelasan konsep, prinsip, dan fakta yang ditutup dengan tanya jawab antara guru dan siswa (Hamdani: 2011, 156). Sedangkan kegiatan pembelajaran dengan strategi ekspositori bukan sekedar memberi penjelasan yang bermakna saja, tetapi juga dituntut hal-hal yang lebih dalam, seperti mengaplikasikan informasi yang telah dipelajari dalam situasi yang berbeda yang mungkin berlainan dengan yang dipelajari (Rusmono, 2012: 67).

38

Selain hal tersebut, strategi ekspositori memiliki perbedaan dengan metode ceramah. Dapat dilihat dari perbedaan istilah strategi dan metode. Metode adalah cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran (Aqib, 2015: 70). Sedangkan strategi adalah cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran (Aqib, 2015: 71).

Metode ceramah memiliki keterbatasan dalam peran serta siswa yaitu rendahnya peran siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini berbeda dengan strategi pembelajaran ekspositori yang lebih bisa mengajak siswa untuk aktif sehingga peran serta siswa dalam pembelajaran lebih terlihat, yaitu melalui tanya jawab serta keikutsertaan siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Jadi pada dasarnya strategi pembelajaran ekspositori guru tidak hanya ceramah saja, namun juga mengajak peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran. Sedangkan metode ceramah guru hanya menyampaikan penjelasan (ceramah) mulai dari awal sampai akhir pembelajaran.

39

Sebelum menerapkan strategi pembelajaran ekspositori, perlu memperhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Syarat ini cukup penting mengingat keberhasilan penerapan strategi ekspositori sangat tergantung pada kemampuan dan keterampilan guru.

Berikut ini adalah syarat bagi pendidik (guru) yang ingin menggunakan strategi ekspositori:

1) Merumuskan tujuan yang hendak dicapai. Rumusan tujuan ini

biasannya telah ada dalam setiap sub materi pelajaran, sehingga pendidik tidak terlalu sulit mencanangkan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut. Disamping itu, tujuan yang hendak dicapai sebaiknya dirumuskan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang spesifik dan berorientasi pada hasil belajar. Dengan adanya tujuan yang jelas dapat membimbing peserta didik dalam menyiapkan materi pelajaran.

2) Menguasai materi pelajaran. Penguasaan materi pelajaran secara memadai merupakan syarat mutlak penggunaan strategi ini. Penguasaan materi yang sempurna akan membuat kepercayaan diri guru meningkat, sehingga guru akan mudah mengelola kelas, bebas bergerak, berani menatap peserta didik, tidak takut dengan perilaku-perilaku peserta didik yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran.

40

3) Mengenali medan kelas dan hal-hal yang mempengaruhi proses

pembelajaran. Mengenali lapangan atau medan merupakan hal penting dalam langkah persiapan. Beberapa hal yang berhubungan dengan medan kelas yang harus dikenali pendidik antara lain:

a) Latar belakang peserta didik yang akan menerima materi

b) Kondisi ruangan, baik yang menyangkut luas dan besarnya

ruangan, pencahayaan, posisi tempat duduk, maupun kelengkapan ruangan itu sendiri.

c. Prinsip-prinsip penggunaan startegi ekspositori

Dalam penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

1) Berorientasi pada Tujuan

Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan strategi ini. Karena itu sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur. Seperti kriteria pada umumnya, tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat

41

diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini sangat penting untuk dipahami, karena tujuan yang spesifik memungkinkan kita bisa mengontrol efektivitas penggunaan strategi pembelajaran. Memang benar, strategi pembelajaran ekspositori tidak mungkin dapat mengejar tujuan kemampuan berpikir tingkat tinggi, misalnya kemampuan untuk menganalisis, mensintesis sesuatu, atau mungkin mengevaluasi sesuatu, namun tidak berarti tujuan kemampuan berpikir taraf rendah tidak perlu dirumuskan. Justru tujuan itulah yang harus dijadikan ukuran dalam menggunakan strategi ekspositori.

2) Prinsip Komunikasi

Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yaang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan.Sistem komunikasi dikatakan efektif manakala pesan itu dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan secara utuh. Sebagai suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian, maka prinsip

42

komunikasi merupakan prinsip yang sangatpenting untuk

diperhatikan. Artinya, bagaimana upaya yang bisa dilakukan agar setiap guru dapat menghilangkan setiap gangguan (noise) yang bisa mengganggu proses komunikasi.

3) Prinsip Kesiapan

Siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu kita harus memosisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran. Jangan mulai kita sajikan mata pelajaran, manakala siswa belum siap untuk menerimanya.

4) Prinsip Berkelanjutan

Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk maumempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yangberhasil adalah manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidak seimbangan, sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.Keberhasilan penggunaan strategi ekspositori sangat tergantung pada kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan mated pelajaran. d. Langkah-langkah pelaksanaan startegi ekspositori

43

Menurut Hamruni, (2012: 80-85) ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu:

1) Persiapan (Preparation)

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di antaranya adalah: (a) berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negative, (b) mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai, (c) bukalah filedalam otak siswa.

2) Penyajian (Presentation)

Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Guru harus dipikirkan guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karenaitu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah in, yaitu: (a) penggunaan bahasa, (b) intonasi suara, (c) menjaga kontak mata dengan siswa, dan (d) mengguna-kan joke-joke yang menyegarkan.

44 3) Korelasi (Correlation)

Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yanmemungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna terhadapmateri pelajaran, baik makna untuk memperbaiki strukturpengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.

4) Menyimpulkan (Generalization)

Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang sangat penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan siswa akan dapa mengambil inti sari dari proses penyajian.

5) Mengaplikasikan (Application)

Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang

45

biasa dilakukan pada langkah ini di antaranya: (1) dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan, (2) dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.

e. Kelebihan dan kelemahan strategi pembelajaran ekspositori

Kelebihan penggunaan strategi pembelajaran ekspositori antara lain adalah:

1) Strategi pembelajaran ekspositori memudahkan guru untuk

mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran. Sehingga dapat diketahui sejauh mana peserta didik menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.

2) Strategi ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai peserta didik cukup luas, sementara waktu yang dimiliki untuk belajar sangat terbatas.

3) Melalui strategi ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (ceramah) tentang suatu materi pelajaran, siswa sekaligus bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi). 4) Strategi pembelajaran ekspositori memudahkan peserta didik untuk

menyimak pemaparan guru tentang materi pelajaran dan

mengaplikasikan atau mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

46

5) Strategi ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.

Di samping memiliki keunggulan, strategi ekspositori juga memiliki kelemahan, di antarannya:

1) Strategi ini hanya akan berjalan optimal terhadap peserta didik yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk peserta didik yang tidak memiliki kemampuan ini perlu pengembangan strategi yang lebih variatif.

2) Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan karakteristik peserta didik yang beragam, baik dalam hal kemampuan intelektual, bakat, minat, maupun gaya belajar.

3) Strategi pembelajaran ini hanya akan berhasil jika guru memiliki kemampuan komunikasi yang memadai layaknya orator atau juru bicara yang mampu mengkomunikasikan pelajaran dengan penuh semangat berapi-api, sehingga menyihir perhatian peserta didik. Strategi ini lebih bersifat komunikasi satu arah sehingga mengurangi kesempatan peserta didik untuk berinteraksi multi arah (guru-peserta didik, peserta didik-peserta didik) (Suyadi, 2013: 158).

Dokumen terkait