• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. ELEMEN DERAJAT PENGETAHUAN PUBLIK

D.1 Pengetahuan Publik Terhadap PDIP Jateng

Sebagaimana telah disebutkan diatas, derajat pengetahuan publik tentang partai politik merujuk pada pertanyaan apakah keberadaan partai politik itu telah tertanam pada imajinasi publik seperti dimaksudkan partai politik tersebut. Yang menjadi isu utama di sini terutama bukan tentang sikap masyarakat mengenai partai politik umumnya, tetapi tentang corak dan kiprah masing-masing partai politik bagi masyarakat.

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan publik terhadap PDIP Jateng, maka penulis melakukan survey sampel dengan metode non probabilitas sampling. Survey ini dilakukan terhadap 100 orang responden yang tersebar di tujuh wilayah kabupaten/kota

di Jateng yang meliputi Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Demak, Kabupaten Semarang, Kabupaten Magelang, Kudus, Purwodadi. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang dianggap memenuhi syarat untuk turut serta dalam survey, yakni mereka yang telah memiliki hak pilih dalam pemilu dengan beragam latar belakang profesi.

Tabel 1. Sumber Pengetahuan Tentang PDIP

Jawaban Frequensi Persentase

TV/Koran/Radio 70 70

Tokoh Panutan 14 14

Organisasi Sosial 1 1

Pilihan Kebanyakan Warga Di Tempat Tinggal

15 15 Program Partai

Total 100 100 %

Dari seratus responden yang diwawancarai mengenai dari manakah mereka mengetahui tentang PDIP, responden umumnya menjawab bahwa mereka mengetahui PDIP dari media massa, baik itu televisi, koran maupun radio. Hal ini diungkapkan oleh sebagian besar responden yang menjawab mereka mengetahui PDIP dari media massa. Sumber pengetahuan kedua responden tentang PDIP diketahui dari pilihan kebanyakan warga di tempat tinggalnya yang memilih PDIP dalam setiap kali pemilu. Selain dari dua hal tersebut, pengetahuan responden tentang PDIP juga diperoleh dari tokoh panutan yang ada diwilayahnya. Tokoh panutan ini umumnya merupakan tokoh partai atau fungsionaris partai di wilayahnya.

Tabel 2. Tingkat Pengetahuan terhadap PDIP

Jawaban Frequensi Persentase

Tidak 9 9 %

Total 100 100 %

Dari seratus responden yang diwawancarai mengenai tingkat pengetahuan mereka terhadap PDIP sebagai partai politik peserta pemilu, sebanyak 91 persen mengatakan bahwa mereka mengetahui PDIP. Sementara sisanya mengaku tidak mengetahui PDIP. Dengan berpegang pada hasil ini, maka bisa dipastikan bahwa kiprah PDIP selama ini telah tertanam dalam imaji publik.

Tabel 3. Pengetahuan Tentang Ketua Umum PDIP

Jawaban Frequensi Persentase

Mengetahui 86 86 %

Tidak Mengetahui 14 14 %

Total 100 100 %

Dalam pengetahuan tentang Ketua Umum PDIP yang saat ini menjabat, sebanyak 86 persen sudah mengetahui bahwa PDIP dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri. Hal ini diperkuat dengan jawaban responden yang menjawab bahwa Ketua Umum PDIP adalah Megawati Soekarnoputri ketika diminta untuk menyebutkannya. Sementara sebanyak 4 persen menyatakan benar-benar tidak mengetahui dan mengatakan bahwa mereka tidak terlalu memperhatikan urusan politik.

Tabel 4. Pengetahuan Tentang Ketua DPD PDIP Jateng

Jawaban Frequensi Persentase

Mengetahui 25 25 %

Tidak Mengetahui 75 75 %

Tingkat pengetahuan masyarakat dalam hal PDIP di tingkat nasional ternyata berbanding terbalik dengan di tingkat Provinsi. Saat ditanya siapakah Ketua DPD PDIP Jawa Tengah ? Banyak responden yang menyatakan tidak tahu Ketua DPD PDIP Jateng yang saat ini dijabat oleh Murdoko. Dari hasil survey, hanya sebanyak 25 persen yang menjawab mengetahui Ketua DPD PDIP Jateng. Sementara sebanyak 75 persen menyatakan tidak mengetahui. Bahkan, diantra responden yang mengatakan mengetahui ketua DPD PDIP Jateng ada yang menyebutkan bahwa Ketua DPD PDIP Jateng dijabat oleh Mardijo. Hal ini menunjukkan bahwa Murdoko tidak cukup dikenal publik.

Tabel 5. Pengetahuan Tentang Slogan PDIP

Jawaban Frequensi Persentase

Mengetahui 27 27 %

Tidak Mengetahui 83 83 %

Total 100 100 %

Dalam hal paling mendasar menyangkut slogan PDIP, banyak responden yang tidak mengetahui slogan yang selama ini menjadi jargon PDIP dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat. Hasil survey menunjukkan bahwa sebanyak 83 persen responden menyatakan tidak mengetahui slogan PDIP. Sementara sisanya sebanyak 17 persen responden ketika diminta menyebutkan slogan PDIP mengatakan bahwa PDIP adalah partai wong cilik.

Tabel 6. Pengetahuan Tentang Ideologi PDIP

Jawaban Frequensi Persentase

Mengetahui 13 13 %

Tidak Mengetahui 87 87 %

Dalam hal tingkat pengetahuan terhadap ideologi yang diusung PDIP, dari seluruh reponden yang diwawancarai, umumnya mereka tidak mengetahui ideologi yang diusung oleh PDIP. Hal ini diketaui dari jawaban 87 persen responden yang tidak mengetahui ideologi PDIP. Sementara sebanyak 13 persen responden yang mengetahui ideologi PDIP saat diminta menyebutkan ideologi yang diusung menjawab nasionalisme dan pancasila.

Tabel 7. Penilaian Perjuangan Terhadap “Wong Cilik”

Jawaban Frequensi Persentase

Sudah Memperjuangkan 23 23 %

Belum Memperjuangkan 77 77 %

Total 100 100 %

Sebagai partai yang dikenal dengan slogannya sebagai partai yang memperjuangkan nasib “wong cilik”, ternyata hal ini tidak sepenuhnya diamini oleh masyarakat yang ada di tingkat bawah. Sebanyak 77 persen menjawab bahwa PDIP baik secara nasional maupun PDIP di Jateng secara regional, ternyata dinilai belum memperjuangkan nasib “wong cilik”. Hal ini diperkuat dengan argumentasi mereka yang menyebutkan bahwa nasib “wong cilik” tidak berubah dan masih banyak orang susah. Bahkan mereka menilai, jika masyarakat hanya dimanfaatkan saja sebagai komoditas politik untuk mencapai kekuasaan. Dari seluruh responden, hanya sebanyak 23 persen yang mengatakan bahwa PDIP Jateng sudah memperjuangkan nasib “wong cilik”.

Tabel 8. Program Yang Ditawarkan Sudah Sesuai Dengan Impelementasi

Jawaban Frequensi Persentase

Sudah 21 21 %

Belum 79 79 %

Dalam hal program partai yang ditawarkan, para responden banyak yang tidak mengetahui apakah program yang ditawarkan oleh PDIP Jateng kepada masyarakat. Mereka menilai, program partai yang ditawarkan selama ini hanya berupa janji-jani kosong yang tidak ada realisasinya. Sebab, ketika mereka sudah jadi, biasanya mereka melupakan janjinya. Hal ini diungkapkan oleh sebanyak 79 persen responden yang menyatakan bahwa semua partai politik, termasuk PDIP sama saja. Semua berorientasi pada kekuasaan dan tidak pernah memperjuangkan nasib wong cilik dalam program kerja mereka.

Tabel 9. Keaktifan Pengurus PDIP Dalam Melakukan Penyerapan Aspirasi

Jawaban Frequensi Persentase

Pernah 11 11 %

Tidak Pernah 89 89 %

Total 100 100 %

Dalam hal penyerapan aspirasi atau kinerja riil dari pengurus PDIP di wilayahnya, sebanyak 89 persen responden menjawab bahwa pengurus PDIP ataupun wakil rakyat dari PDIP tidak pernah melakukan penyerapan aspirasi dilingkungannya. Sisanya sebanyak 11 persen mengatakan bahwa pengurus PDIP memang pernah mendatangi wilayahnya. Namun, kedatangan mereka ke wilayahnya itu bukan dalam rangka melakukan penyerapan aspirasi melainkan untuk berkeliling meminta dukungan sebab yang bersangkutan mencalonkan diri sebagai anggota legislatif.

Tabel 10. Kepuasan Terhadap Kinerja PDIP

Jawaban Frequensi Persentase

Puas 15 15 %

Tidak Puas 85 85 %

Total 100 100 %

Dengan melihat respon dari para responden terhadap kiprah PDIP baik secara umum maupun di Jawa Tengah, hampir 85 persen responden menyatakan tidak puas dengan kinerja PDIP saat ini. Mereka menilai bahwa PDIP dan semua partai politik lain sebenarnya tidak pernah memperjuangkan nasib masyarakat. Akibatnya, banyak diantara masyarakat yang kemudian apatis terhadap partai politik.

Ketidakpuasan terhadap kinerja PDIP dalam memperjuangkan kepentingan rakyat itu juga tercermin dari pernyataan seorang responden yang berasal dari kalangan buruh. Ia menuturkan bahwa banyak buruh pabrik yang tidak memilih Megawati dan PDIP pada Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2009. Sebab, pada pemerintahan Megawati dahulu, buruh merasa dirugikan dengan adanya sistem out sourcing yang mengakibatkan buruh mengalami ketidak pastian dengan nasibnya.

Selain itu, ada juga responden yang mengatakan bahwa masyarakat sekarang sudah tidak bisa dibodohi lagi. Ia mengatakan bahwa masyarakat sudah banyak belajar dalam beberapa kali pemilu dan menganggap semua janji yang diberikan hanya akan tinggal janji. Sebab, setelah terpilih, banyak diantara mereka yang melakukan korupsi.

Ketidakpuasan terhadap kinerja PDIP itu juga diungkapkan oleh beberapa responden yang menyebutkan kenapa mereka tidak puas dengan kinerja PDIP. Salah seorang responden menuturkan bahwa pada Pilpres 2009 rakyat sudah tidak memilih

Megawati karena pada era pemerintahan SBY, rakyat merasa diperhatikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan sebagainya.

Tabel 11. Motivasi Dukungan

Jawaban Frequensi Persentase

Materi/Uang 32 32 %

Program Kerja Partai 27 27 %

Ketua Umum PDIP Merupakan Anak Soekarno

22 22 %

Tidak Jawab 19 19 %

Total 100 100 %

Hal yang menarik mengenai tingkat partisipasi masyrakat dalam memberikan suaranya terlihat dalam pertanyaan ketika mereka ditanyai dukungan yang diberikan kepada PDIP. Sebanyak 32 persen responden menyatakan bahwa mereka akan mendukung PDIP jika diberi imbalan berupa materi atau uang. Mereka yang menjawab dukungan diberikan karena materi atau uang menyatakan bahwa tidak ada uang tidak mencoblos (tidak ada uang tidak nyoblos). Mereka berpikir demikian sebab para caleg yang terpilih nantinya akan memperoleh jabatan yang nyaman. Sementara sebanyak 27 persen responden menyatakan bahwa mereka mendukung PDIP karena program kerja yang ditawarkan. Sedangkan sebanyak 22 persen yang mengaku mendukung PDIP menyatakan bahwa dukungan yang diberikan karena Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri merupakan anak kandung Soekarno.

D.2. Pengaruh Partisipasi Politik Warga Terhadap Kebijakan Politik PDIP