ASUMSI DASAR PENELITIAN
3. Pengetahuan Terhadap Pekerjaan (Job Knowledge)
Sejauh mana pengetahuan pegawai mengenai pekerjaan dan keterampilannya. Sejauh mana pegawai mengetahui pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan standar operasional kerja yang telah ditetapkan. Tujuan organisasi akan tercapai jika pegawai mempunyai pengetahuannya terhadap pekerjaan.
Dalam wawancara berikut, akan peneliti paparkan mengenai sejauh mana pegawai memiliki pengetahuan terhadap tupoksi dan pekerjaan yang ditanganinya. Berikut peneliti paparkan hasil wawancara dari pihak pimpinan, staf serta warga masyarakat tersebut :
“Dari aturan yang sudah diberikan kepada pegawai sudah sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsinya masing-masing. Akan tetapi apabila keadaan mendesak dan ada pekerjaan yang harus diselesaikan dengan cepat sementara yang berwenang tidak ditempat maka akan saya delegasi kan kepada mereka yang saya anggap mampu
menyelesaikannya.”(Wawancara dengan (I1) Bapak Drs. Imam Rana Hardiana. M.Si (47), sebagai Camat Cipocok Jaya Kota Serang. Senin, 16 Februari 2015 Pukul 12:42 WIB).
Dari hasil wawancara dengan Camat Cipocok Jaya tersebut, bisa dilihat bahwa pemberian tugas sudah diatur dalam peraturan tentang struktur organisasi dan tata kerja. Mengenai tugas yang harus diselesaikan segera dan yang berwenang sedang tidak ada ditempat maka delegasi tugas diberikan oleh pimpinan kepada bawahan yang dianggap relevan dengan tugas tersebut. Jadi intinya meski pengetahuan terhadap tupoksi wajib dimiliki pegawai, pegawai pun wajib minimal memahami tupoksi bidang lain untuk sesuatu hal yang dianggap mendesak dan penting.
Hal ini diakui oleh beberapa staf yang ada di lingkungan Kantor Kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang. Dimana mereka juga dituntut untuk mengetahui tupoksi sendiri dan memahami tupoksi orang lain. Berikut wawancara yang peneliti kutip:
“Ya udah sesuai tupoksi. Meski kadang saya mendapatkan perintah
untuk menyelesaikan pekerjaan yang bukan bagian saya.”
(Wawancara dengan (I8) Bapak Mardi (47), Staf Bidang Pemerintahan Kantor Kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang. Jumat, 30 Januari 2015 Pukul 11:10 WIB)
“Jika berbicara tupoksi, sebenarnya saya adalah staf di bagian trantib. Tapi oleh atasan diperbantukkan di bagian pemerintahan
melayani warga secara langsung.” (Wawancara dengan (I10) Fitri Yuliawati (30), Staf Bidang Trantib yang diperbantukkan di Bidang Pemerintahan Kantor Kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang. Selasa, 20 Januari 2015 Pukul 11 : 14 WIB)
Jika pegawai sudah memahami tugas pokok dan fungsinya maka secara otomatis pegawai akan memiliki pengetahuan yang handal terhadap pekerjaannya. Karena pekerjaan yang dilakukan didasarkan pada tupoksi yang sudah ditentukan oleh pimpinan.
4. Kreativitas (Creativeness)
Keaslian gagasan–gagasan yang dimunculkan serta tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul. Biasanya ide dan gagasan akan muncul ketika sedang berlangsungnya rapat antara pimpinan dengan bawahan. Berikut peneliti paparkan mengenai hasil wawancara tersebut:
“Ada, disini kita tidak bisa solo karir tanpa bantuan yang lain. Ide dan
gagasan justru diperlukan apabila kita menghadapi permasalahan yang belum terjadi sebelumnya. Sebagai pimpinan akan sangat jahat sekali jika kita tidak mendengarkan ide dan gagasan dari bawahan. Karena tidak bisa selamanya saya sebagai atasan yang paling pinter dan mengerti permasalahan. Karena semua kemampuan kita kan ada batasnya, wawasan kita ada batasnya, manakala ada hal yang kita tidak ketahui tapi ya mereka tahu justru disitu kita mesti merasa bangga.”
“Jika sedang dilangsungkan rapat, saya selalu memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk mengutarakan aspirasi, ide maupun gagasannya terhadap persoalan yang sedang dihadapi. Sebagai atasan kita tidak bisa mengunci ide-ide mereka dan melemahkan pola pikir mereka dan sebisa mungkin menerimanya jika
itu untuk kebaikan bersama.” (Wawancara dengan (I1) Bapak Drs. Imam Rana Hardiana. M.Si (47), sebagai Camat Cipocok Jaya Kota Serang. Senin, 16 Februari 2015 Pukul 12:42 WIB)
“Ada yang suka menyampaikan ide juga, selama itu diperlukan dan sejalan dengan permasalahannya ya kita terima.” (Wawancara dengan (I2) Bapak Tedi Kusnadi, S.STP, M.Si, (39) Sekretaris Camat Cipocok Jaya Kota Serang. Senin, 16 Februari 2015. Pukul 13.36 WIB)
Menurut pimpinan, ide dan gagasan yang datang dari bawahan bukanlah hal yang harus dihindari, bahkan ide dan gagasan dari bawahan biasanya menjadi pencerahan untuk sebuah permasalahan atau situasi yang belum menemukan solusinya. Berikut peneliti paparkan hasil wawancara dengan staf di Kantor Kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang:
“Kalau diberikan kesempatan sih biasanya saya menyampaikan ide atau gagasan tentang suatu hal. Tetapi kalau tidak diminta ya lebih baik diam saja.” (Wawancara dengan (I9) Ibu Ipit Nawati (32), Staf Bidang Pemerintahan Kantor Kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang. Selasa, 20 Januari 2015 Pukul 11 : 53 WIB)
Dalam hal ini ternyata tidak semua bawahan yang sering menyampaikan ide dan gagasan, masih banyak staf yang hanya ikut perintah pimpinan saja. Seperti hasil wawancara di bawah ini :
“Kalau saya sih ga pernah. Sudah ada eselon IV (kasie atau kasubag)
yang mengatur semuanya. Saya sebagai bawahan hanya membantu.”
(Wawancara dengan (I10) Ibu Fitri Yuliawati (30), Staf Bidang Trantib yang diperbantukkan di Bidang Pemerintahan Kantor Kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang. Selasa, 20 Januari 2015 Pukul 11 : 14 WIB)
“Kalau saya sih biasanya ikut pimpinan saja, kalau itu yang baik menurut pimpinan biar masing-masing pimpinan aja yang ngatur dan
memutuskan. Sebagai bawahan saya hanya ikut saja.” (Wawancara dengan (I8) Bapak Mardi (47), Staf Bidang Pemerintahan Kantor Kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang. Jumat, 30 Januari 2015 Pukul 11:10 WIB)
Dari wawancara diatas kita bisa melihat bahwa tidak semua staf berinisiatif memberikan ide dan gagasannya dalam penyelesaian permasalahan. Ada beberapa staf yang ternyata hanya mengikuti apa kata pimpinan saja dalam melaksanakan tugas. Hal ini akan menghambat pekerjaan manakala pimpinan tidak ada ditempat serta tidak ada pendelegasian tugas kepada bawahan. Hal ini tidak menunjukkan rasa kepedulian yang tinggi dari pegawai terhadap keberhasilan dari suatu pekerjaan. Karena apabila dalam menjalankan suatu tugas atau pekerjaan pegawai hanya perprinsip sekedar menjalankan perintah atasan, maka bukan tidak mungkin pekerjaan itu tidak akan sempurna hasilnya.
.
5. Kerjasama (Cooperation)
Kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain atau sesama anggota organisasi dalam rangka mencapai tujuan bersama. Hakikatnya dalam sebuah organisasi dibutuhkan kerjasama (teamwork) agar tercipta sebuah harmonisasi dalam pekerjaan untuk tercapainya sebuah tujuan yang telah ditetapkan. Berikut peneliti paparkan hasil wawancara terkait masalah kerjasama dalam pelaksanaan pekerjaan di Kantor Kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang:
“Kalau di bidang saya, kita saling mengisi. Artinya kita sama-sama mengerjakan pekerjaan yang ada dan menutupi pekerjaan teman yang kebetulan sedang berhalangan hadir. Karena pimpinan juga
menekankan pentingnya kerjasama dalam satu bidang pekerjaan.”
(Wawancara dengan (I8) Bapak Mardi (47), Staf Bidang Pemerintahan Kantor Kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang. Jumat, 30 Januari 2015 Pukul 11:10 WIB)
“Dibidang saya kerjasamanya baik. Kalau kerjasama harus ya,
tidak akan terselesaikan pekerjaan. Apalagi kita saling mengisi jika ada pekerjaan” (Wawancara dengan (I10) Ibu Fitri Yuliawati (30), Staf Bidang Trantib yang diperbantukkan di Bidang Pemerintahan Kantor Kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang. Selasa, 20 Januari 2015 Pukul 11 : 14 WIB)
“Baik, Saling membantu ya sesama pegawai lainnya.” (Wawancara dengan (I9) Ibu Ipit Nawati (32), Staf Bidang Pemerintahan Kantor Kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang. Selasa, 20 Januari 2015 Pukul 11 : 53 WIB)
Menurut beberapa pegawai, kerjasama yang terjadi antar pegawai sudah baik karena mereka saling mengisi manakala ada pegawai yang tidak dapat mengerjakan pekerjaannya. Hal ini sangat kontras dengan penilaian warga Cipocok Jaya. Mereka menyatakan bahwa kerjasama pegawai belum terlihat baik karena pelayanan yang dilakukan sering terhambat manakala ada pegawai yang tidak dapat melayani warga. Berikut hasil wawancara dengan beberapa warga:
“Kalau saya liat sih, kerjasama kurang begitu terlihat ya. Karena
kadang jika di salah satu loket pelayanan kosong, tidak ada yang mengisi dan kita disuruh tunggu. Harusnya kan tidak seperti itu jika
kerjasama pegawainya sudah baik.” (Wawancara dengan (I12) Saharuddin (27), warga Kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang.
Jum‟at, 30 Januari 2015 Pukul 10:20 WIB)
“Kurang begitu bagus, kerjasamanya masih kurang baik ya keliatannya kalau ga ada pegawai satunya yang melayani nunggu ada pegawai lain yang mengisi, kadang pegawai lain sibuk dengan pekerjaan yang lain, nunggu diperintah.” (Wawancara dengan (I13) Dita Nursanti (18), warga Kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang. Senin, 16 Februari 2015 Pukul 10:41 WIB)
“Kerjasamanya udah baik juga sepertinya neng kadang ga sering
kesana semenjak udah ada ibu hafsah itu saya udah banyak
dibantu.”(wawancara dengan (I15) Parta (42), Warga Cipocok Jaya Kota Serang. Senin, 16 maret 2015 pukul 09:22 WIB).
Dari hasil wawancara tersebut, peneliti bisa menganalisa bahwa kerjasama pegawai belum berjalan efektif, karena masih ada keluhan dari beberapa warga terkait kekosongan pelayanan jika pegawai yang melayani sedang berhalangan. Mereka merasakan bahwa kekosongan itu tidak diisi oleh pegawai lain sebagai bentuk suatu kerjasama yang baik antar pegawai.