• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Hasil Analisis dan Pembahasan

4.3.1. Penggunaan Cold Chain System (CCS)

Penggunaan Cold Chain System (CCS) di daerah penelitian dilakukan oleh

nelayan yang menggunakan kapal berukuran 6 GT (Gross Ton). Pada dasarnya model pengembangan CCS dapat dilakukan di 6 (enam) tahap penanganan ikan, mulai dari penangkapan/pemanenan ikan hingga pemasaran/distribusinya, yakni 1) di Atas Kapal, 2) Tambak/Kolam Ikan, 3) TPI/PPI, 4) UPI SKM, 5) Distribusi/Transportasi, dan 6) Pasar Tradisional/Pasar Ikan Higienis. Pada setiap tahapan, suhu ikan hasil tangkapan/panen diupayakan selalu tetap rendah agar terjaga kesegarannya, yakni dengan mengoptimalkan penggunaan es dalam penyimpanannya.

Namun demikian, di daerah penelitian nelayan hanya menggunakan CCS di atas kapal dan di TPI. Penanganan ikan sesudah ditangkap akan ditentukan antara lain oleh jenis ikan, ukuran ikan, bentuk penyaluran (disposisi), serta permintaan pasar. Keberhasilan penanganan ikan diatas kapal sangat ditentukan beberapa faktor yakni kesadaran dan pengetahuan semua ABK untuk menerapkan teknik penanganan ikan dengan es secara benar; kecukupan jumlah es yang

dibawa saat berangkat menangkap ikan di laut; serta kelengkapan sarana penyimpanan diatas kapal yang memadai, seperti cool box.

Untuk menyimpan dan mempertahankan kesegaran ikan yang telah ditangkap agar suhunya tetap rendah diperlukan suatu wadah yang umum pendinginan ikan yang berupa peti pendingin (cool box) yang berinsulasi. Dengan

pengesan dalam wadah ini suhu ikan dipertahankan sekitar Oo C sehingga proses

kemunduran mutu terhambat dan mutu ikan dapat dipertahankan tetap segar.

4.3.1.1. CCS di atas Kapal

Hasil wawancara dengan nelayan pengguna CCS menunjukkan bahwa, untuk mempertahankan ikan yang telah didinginkan agar suhunya tetap rendah diperlukan suatu wadah yang umum untuk pendinginan ikan yang berupa peti pendingin (cool box) yang berinsulasi. Wadah tanpa penahan (insulator) panas

menyebabkan panas dari luar merembet dengan cepat untuk mencairkan es yang berakibat suhu ikan naik dan akhirnya memacu proses pembusukan.

Peti berinsulasi dimaksudkan sebagai wadah penyimpanan ikan segar yang didinginkan agar suhunya tetap rendah sehingga mutunya dapat dipertahankan sebaik mungkin. Dengan kemampuannya menahan panas dari luar maka pemakaian es dalam peti berinsulasi lebih hemat daripada peti yang tidak berinsulasi.

Dalam penggunaannya peti berinsulasi sangat penting dalam kegiatan penangkapan, transportasi/distribusi dan pemasaran ikan segar sebagai rangkaian sistem rantai dingin. Dengan menerapkan sistem rantai dingin diharapkan terjadi peningkatan mutu ikan segar baik untuk tujuan konsumsi maupun pengolahan lebih lanjut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan para nakhoda kapal bahwa secara umum penangana ikan di atas kapal dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Di atas dek

Penanganan dimulai segera setelah ikan diangkat dari air tempat hidupnya, dengan perlakuan suhu rendah Cold Chain System (CCS) dan memperhatikan

Faktor Kebersihan dan Kesehatan (Sanitasi dan Hygiene). Sedapat mungkin

diusahakan oleh nelayan agar ikan tidak ada yang terluka atau harus dapat mencegah kerusakan fisik. Ikan seyogianya dilindungi dari sinar matahari untuk mencegah peningkatan suhu ikan yang menyebabkan mikroorganisme dapat berkembang. Dalam kaitan dengan hal tersebut nelayan Serdang Bedagai biasanya memasang tenda atau atap yang melindungi tempat kerja/palka.

Gambar 5. Kapal Nelayan 5 GT b. Penyiangan ikan besar

Khusus untuk ikan besar yang tertangkap seperti Ikan Besar (Tuna) maka perlu dilakukan pembuangan isi perut dan insang karena bagian tersebut adalah

yang paling cepat mendapat serangan dari mikroorganisme. Penyiangan isi perut dan insang dilakukan dengan hati-hati sehingga ikan dapat terhindar dari luka. Demikian juga biasanya untuk ikan kecil dan ikan besar dilakukan pemisahan sehingga penangnan dapat lebih efisien.

Gambar 6. Penyimpanan Ikan di dek Kapal Nelayan 5 GT

c. Pendinginan/pembekuan

Pembekuan dilakukan dengan memperhitungkan waktu pembekuan, fluktuasi suhu dan kebersihan. Waktu pembekuan dilakukan setelah ikan disiangi sehingga belum terjadi penurunan mutu ikan.

d. Penyimpanan

Hasil tangkapan diberi tanda dalam pengumpulan atau penyimpanan dan pewadahan berdasarkan perbedaan hari penangkapan.

e. Pembongkaran

Dalam membongkar muatan biasanya dipisahkan hasil tangkapan yang berbeda hari atau waktu penangkapannya. Biasanya ikan yang tertangkap lebih dulu dibongkar juga lebih awal. Peralatan yang digunakan di Serdang Bedagai adalah secara manual dan untuk mencegah ikan terluka dari alat-alat yang keras dan nelayan umumnya menggunakan sarung tangan.

f. Distribusi

Setelah ikan di bongkar maka selanjutnya adalah pengangkutan untuk distribusikan. Dalam distribusi tersebut suhu ikan harus senantiasa rendah,alas wadah harus dilapisi es halus, kemudian lapisan ikan yang ditaburi es disusun diatasnya. Es tabur secara berlapis sehingga ikan mendapatkan suhu ikan secara merata.

4.3.1.2. CCS di TPI

Biasanya pada saat subuh nelayan pulang dari melakukan operasi penangkapan ikan beristirahat sejenak. Kesempatan ini dijadikan nelayan untuk menjual sebagaian hasil tangkapannya kepada pedagang yang disebut muge tersebut. Penjualan hasil tangkapan ini tidak sepengetahuan dari majikan atau toke dari nelayan. Berdasarkan penuturan dari nelayan kejadian ini pada awalnya karena buruh nelayan melaksanakan aktivitas memancing di luar aktivitas bersama menangkap ikan dan inilah yang diperjual belikan kepada masyarakat. Akan tetapai pada akhirnya kejadian ini sudah melembaga dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama sampai saat ini.

Kelembagaan pemasaran yang sedemikan tentunya merugikan semua pihak khususnya kepercayaan antara nelayan dan tokenya. Nelayan menjual hasil tersebut tentu lebih murah dan demikian juga dengan toke akan mengalami kerugian karena tidak semua hasil tangkapan di daratkan di tangkahan milik tokenya. Demikian juga halnya dengan pemerintah di mana kejadian ini akan mengakibatkan berkurangnya pendapatan dari hasil retribusi ikan.

Sedangkan penggunaan CCS di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) model pengembangan CCS melalui penyediaan sarana dan prasarana sebagai berikut:

a. Trays/keranjang

Trays dalam proses pelelangan berfungsi sebagai wadah penampungan ikan hasil tangkapan yang akan dijual. Untuk menjaga kesegaran ikan selama ditampung dalam trays, perlu penambahan es dalam kuantitas yang sesuai dengan jumlah ikan yang ditampung. Trays/keranjang yang digunakan sebaiknya terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan kerusakan atau kontaminasi terhadap ikan

yang ditampung. Selain itu kebersihannya juga senantiasa harus dijaga agar tidak mempengaruhi mutu dan kualitas ikan.

b. Pabrik es skala kecil (mini plant)

Es memiliki peran yang sangat besar dalam proses penanganan ikan sejak di atas kapal hingga distribusi. Oleh karena itu keberadaan pabrik es di sekitar wilayah TPI/PPI sangat penting untuk memenuhi kebutuhan aktivitas penangkapan hingga pemasaran ikan hasil tangkapan. Kapasitas produksi pabrik es di suatu wilayah TPI/PPI hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan aktivitas perikanan setempat. Air yang digunakan untuk pembuatan es harus diperhatikan yakni harus air bersih atau air laut bersih karena akan mempengaruhi mutu dan kualitas es yang dihasilkan.

c. Alat mesin icecrusher

Seperti halnya dalam perikanan budidaya, keberadaan fasilitas ice crusher

di TPI/PPI sangat penting. Hal ini mengingat aktivitas perikanan di wilayah TPI/PPI yang tinggi, sehingga kebutuhan es curah juga sangat tinggi.

d. Ice storage

Fasilitas ice storage di TPI/PPI berfungsi untuk menyimpan produksi es

dari suatu pabrik es. Volume ice storage tergantung pada keperluan penyimpanan,

minimal cukup untuk memenuhi kebutuhan es selama beberapa hari.

e. Kereta dorong

Fasilitas kereta dorong berguna untuk mengangkut ikan dari kapal hingga ke TPI/PPI selama proses pembongkaran. Selain itu fasilitas ini juga bisa

digunakan untuk mengangkut es bagi kapal-kapal yang akan melakukan operasi penangkapan ikan. Hal yang perlu diperhatikan dari penggunaan kereta dorong adalah alat ini harus senantiasa dijaga kebersihannya, agar tidak mencemari ikan/es yang dibawa.

f. Air bersih

Dalam aktivitas penanganan ikan di TPI/PPI, air bersih berperan penting untuk membersihkan TPI/PPI serta peralatan yang digunakan baik sebelum, selama maupun sesudah proses pelelangan. Hal ini disebabkan agar mutu ikan yang dijual di TPI/PPI tetap terjaga.

g. Sarana sanitasi dan hygiene

Sarana sanitasi dan higiene di TPI/PPI diperlukan untuk menjaga kondisi tempat pelelangan, wadah-wadah penampungan ikan serta peralatan yang digunakan untuk menangani hasil tangkapan.

h. Cool box

Dalam proses pelelangan ikan, cool box digunakan untuk menyimpan dan

Gambar 8. Pensortiran Ikan oleh Nelayan di TPI

Pada perlakuan persortiran ikan masih juga dilakukan oleh nelayan di tempat pendaratan ikan (TPI) adapun perlakuan persortiran disini adalah :

- Memisahkan ikan berdasarkan jenisnya. - Memisahkan ikan berdasarkan ukuran.

- Memisahkan ikan-ikan yang cacat dan juga sampah.

- Ikan dibersihkan dengan air tawar dan siap untuk di packing dengan campuran

Gambar 9. Penggunaan Cool Box diTPI

Penggunaan cool box dilokasi tempat pendaratan ikan (TPI), sebaiknya

cool box yang telah dipersiapkan harus cukup jumlahnya hal ini dikarenakan

jumlah produksi/ hasil tangkapan nelayan tidak dapat di tentukan sebelumnya.

Cool box yang telah tersedia harus betul-betul bersih dan tidak bocor, sehingga

diharapkan suhu didalam cool box daapat di pertahankan sehingga mutu ikan

dapat terjaga, karena pada umumnya setelah ikan disusun/ dipacking dalam

coolbox maka langsung dikirim ke pengeksport.

Adapun persyaratan Tempat Pelelangan Ikan antara lain adalah sebagai berikut:

a. terlindung dan mempunyai dinding yang mudah dibersihkan. b. mempunyai lantai kedap air dan mudah dibersihkan.

c. melengkapi fasilitas sanitasi. d. penerangan yang cukup.

e. kendaraan yang mengeluarkan asap dan binatang tidak diperbolehkan berada dilingkungan TPI.

f. mempunyai fasilitas pasokan air bersih.

g. mempunyai wadah khusus yang tahan karat dan kedap air.

Di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kabupaten Serdang Bedagai peralatan untuk bongkar muat terlihat mudah dibersihkan dan terpelihara serta terhindar dari kontaminasi selama bongkar muat dan pendaratan.

Dokumen terkait