2. KARAKTERISTIK USAHATANI PADI BERAS MERAH
2.1. Proses Budidaya
2.1.8. Penggunaan Input
Input usahatani beras merah sistem Subak, terdiri dari benih, pupuk Kandang, pupuk Urea, KCl, NPK, pestisida padat, dan pestisida cair. Berikut ini adalah uraian penggunaan input pada usahatani beras merah sistem Subak.
Benih
Benih yang digunakan oleh petani di Desa Jatiluwih adalah varietas beras merah lokal atau disebut juga padi Cendana. Benih padi beras merah didapat dari hasil panen sebelumnya. Alasan para petani menggunakan varietas tersebut karena kualitasnya baik serta rasa nasi yang dihasilkan lebih enak. Rata-rata jumlah benih per hektar yang digunakan oleh petani di Desa Jatiluwih sebesar 26.81 kg/ha dengan harga per kilogramnya sebesar Rp 7 833.33. Biaya benih yang dikeluarkan oleh petani adalah sebesar Rp 209 994.62/ha. Rata-rata penggunaan benih berdasarkan tipe petani dan luas lahan dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Rata-rata penggunaan benih berdasarkan tipe petani dan luas lahan di Desa Jatiluwih tahun 2013
Pemilik Penggarap
Luas Sempit Luas Sempit
Jumlah Benih (kg/ha) 26.48 27.44 26.15 26.30
Biaya (Rp) 207 401.27 214 911.28 207 595.24 205 966.93
Sumber : Data Primer (diolah) 2013
Rata-rata benih yang digunakan usahatani padi petani pemilik lahan sempit lebih banyak daripada lahan luas, yaitu sebesar 27.44 kg/ha dengan biaya yang dihabiskan sebesar Rp 214 911.28. Rata-rata benih yang digunakan usahatani padi petani penggarap lahan sempit lebih banyak daripada usahatani padi petani penggarap lahan luas yaitu sebanyak 26.30 kg/ha dengan biaya sebesar Rp 205 966.93.
Pupuk
Pupuk yang sering digunakan oleh petani responden adalah pupuk Kandang, pupuk Urea, NPK, dan KCl. Kegiatan pemupukan dilakukan dua sampai tiga kali dalam satu musim tanam. Rata-rata jumlah pupuk per hektar yang digunakan petani di Desa Jatiluwih dijadikan pada Tabel 14. Pupuk yang paling banyak digunakan adalah pupuk Kandang, sedangkan pupuk yang paling sedikit digunakan adalah pupuk KCl. Harga pupuk Kandang sebesar Rp 500, harga pupuk Urea sebesar 1 906, harga pupuk NPK Rp 2 107, dan harga pupuk KCl sebesar Rp 2 029. Pengeluaran untuk pembelian pupuk adalah sebesar Rp 1 434 120.49/ha.
Rata-rata jumlah pupuk yang digunakan usahatani pemilik dengan lahan luas lebih banyak daripada usatani petani pemilik dengan lahan sempit, terutama untuk pupuk Kandang, NPK, dan KCL. Rata-rata jumlah pupuk yang digunakan usahatani penggarap lahan sempit lebih banyak dari pada usahatani penggarap lahan luas, yaitu pupuk Kandang dan Urea. Rata-rata pupuk yang digunakan oleh usahatani padi beras merah di Desa Jatiluwih dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Rata-rata pupuk per hektar yang digunakan usahatani padi berdasarkan tipe petani dan luas lahan di Desa Jatiluwih tahun 2013
Pemilik Penggarap
Luas Sempit Luas Sempit
Kandang Jumlah 1 215.65 1 418.45 1 041.98 1392.42 Nilai 625 824.18 709 223.65 520 988.73 696 212.12 Urea Jumlah 240.27 181.1 164.89 282.63 Nilai 457 993.52 345 198.77 314 297.72 538 729.14 NPK Jumlah 100.00 101.63 187.50 70.37 Nilai 210 700.00 214 140.00 395 062.50 148 270.37 KCl Jumlah 89.50 92.26 94.64 25.00 Nilai 181 553.36 187 159.86 191 989.80 50 714.29
Sumber : Data Primer (diolah) 2013
Pestisida
Pengendalian hama dan penyakit merupakan salah satu komponen teknologi yang berfungsi untuk mengurangi resiko gagal panen. Penggunaan pestisida merupakan salah satu cara pembasmian hama dan penyakit Penggunaan pestisida biasanya dilakukan sebanyak dua sampai tiga kali tergantung dari kondisi serangan hama dan penyakitnya. Usahatani padi beras merah di Desa Jatiluwih rata-rata menggunakan 0.21 ml/ha pestisida cair seharga Rp 56 333.33 dan 0.85 kg/ha pestisida padat seharga Rp 10 300. Biaya yang dikeluarkan oleh petani di Desa Jatiluwih untuk penggunaan pestisida adalah sebesar Rp 20 646.17.
Tabel 14. Rata-rata penggunaan pestisida pada usahatani padi berdasarkan tipe petani dan luas lahan di Desa Jatiluwih tahun 2013
Jenis
Pestisida Keterangan
Pemilik Penggarap
Luas Sempit Luas Sempit
Padat Jumlah(kg/ha) 0.04 0.93 1.19 0.10
Nilai (Rp) 412.00 9 608.43 12 242.29 1 030.00
Cair Jumlah(ml/ha) - 0.14 0.50 -
Nilai (Rp) - 7 886.67 28 166.67 -
Total Nilai (Rp) 412.00 17 495.10 40 408.95 1 030.00
Sumber : Data Primer (diolah) 2013
Usahatani padi petani pemilik lahan sempit menggunakan pestisida cair dan pestisida padat lebih banyak daripada usahatani padi petani pemilik lahan luas, yaitu sebanyak 0.14 ml/ha dan 0.93 kg/ha dengan biaya sebesar Rp 7 886.67 dan Rp.9.608.43. Usahatani padi petani penggarap lahan luas menggunakan pestisida
padat dan cair lebih banyak daripada usahatani petani penggarap lahan sempit, yaitu sebanyak 1.19 kg/ha dan 0.50 ml/ha dengan biaya sebesar Rp 12 242.29 dan Rp.40.408.95.
Tenaga Kerja
Rata-rata penggunaan tenaga kerja usahatani padi di Desa Jatiluwih adalah sebanyak 103.41 HOK/Ha. Usahatani di Desa Jatiluwih lebih banyak menggunakan tenaga kerja luar keluarga (TKLK) yaitu sebanyak 103.82 HOK/Ha. Kegiatan penyulaman dan pemupukan lebih banyak menggunakan tenaga kerja dalam keluarga yaitu sebesar 0.67 HOK/Ha dan 4.46 HOK/Ha karena petani dapat melakukannya sendiri. Kegiatan penyemaian, pengolahan lahan, penanaman, penyiangan, penyemprotan, dan pemanenan lebih banyak menggunakan tenaga kerja luar keluarga yaitu sebesar 5.26 HOK/Ha, 23.81 HOK/Ha, 7.52 HOK/Ha, 19.37 HOK/Ha, 10.71.HOK/ha dan 32.72 HOK/Ha karena membutuhkan banyak orang agar pekerjaan cepat selesai.
Tabel 15. Rata-rata penggunaan tenaga kerja usahatani padi di Desa Jatiluwih tahun 2013 Kegiatan TKDK Rata-Rata (HOK/Ha) TKLK Rata-Rata (HOK/Ha)
Tenaga Kerja Rata-Rata (HOK/Ha) Penyemaian 2.30 5.26 3.07 Pengolahan Lahan 18.27 23.81 33.12 Penanaman 6.22 7.52 8.28 Penyulaman 0.67 - 0.67 Penyiangan 11.11 19.37 15.92 Pemupukan 4.46 4.43 4.73 Penyemprotan 2.20 10.71 3.15 Pemanenan 8.91 32.72 34.47 Total 54.14 103.82 103.41
Sumber: Data Primer (diolah) 2013
Usahatani padi pemilik lahan sempit menggunakan tenaga kerja lebih banyak daripada usahatani padi pemilik dengan lahan luas, yaitu sebanyak 123.82 HOK/ Ha. Kegiatan penyemprotan pada usahatani padi petani pemilik dengan lahan luas menggunakan tenaga kerja lebih banyak daripada usahatani padi petani pemilik
dengan lahan sempit, yaitu sebanyak 5.67 HOK/Ha. Usahatani padi penggarap lahan sempit menggunakan tenaga kerja lebih banyak daripada usahatani padi penggarap lahan luas, yaitu sebanyak 100.26 HOK/Ha. Kegiatan penyemprotan pada usahatani padi penggarap lahan luas menggunakan tenaga kerja lebih banyak daripada usahatani padi petani penggarap dengan lahan sempit, yaitu sebanyak 3 HOK/Ha. Rincian penggunaan tenaga kerja usahatani beras merah sistem Subak dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Rata-rata penggunaan tenaga kerja usahatani padi berdasarkan tipe petani dan luas lahan di Desa Jatiluwih tahun 2013
Kegiatan Tenaga Kerja Rata-Rata (HOK/Ha)
Pemilik Penggarap Luas Sempit Luas Sempit
Penyemaian 3.63 4.35 1.74 2.13 Pengolahan Lahan 35.57 36.27 14.97 31.89 Penanaman 6.75 9.41 6.46 9.76 Penyulaman - 0.76 0.39 0.69 Penyiangan 9.90 21.03 8.06 20.77 Pemupukan - 5.92 2.72 4.44 Penyemprotan 5.67 3.80 3.00 0.63 Pemanenan 31.09 42.28 28.83 29.95 Total 92.61 123.82 66.17 100.26
Sumber : Data Primer (diolah) 2013
Output Usahatani
Keberhasilan kegiatan usahatani dilihat dari produksi dan penerimaan yang diperoleh petani. Rata-rata produksi per hektar dari usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih disajikan pada Tabel 17.
Tabel 17. Rata-rata penerimaan usahatani padi berdasarkan tipe petani dan luas lahan di Desa Jatiluwih tahun 2013
Pemilik Penggarap
Luas Sempit Luas Sempit
Hasil Panen (kg/ha) 5 537.07 5 714.91 5 739.52 5 584.13
Nilai 38 759 490 40 004 370 40 176 640 39 088 910
Sumber : Data Primer diolah (2013)
Rata-rata produksi gabah kering panen yang diperoleh petani responden adalah sebesar 5 699.63 kg/ha dengan harga jual sebesar Rp 7 000/kg, maka penerimaan yang diperoleh petani di Desa Jatiluwih pada musim tanam (MT) I tahun 2013 adalah
sebesar Rp 39 897 410/ha. Usahatani padi petani pemilik dengan lahan sempit memiliki hasil panen lebih banyak daripada usahatani padi petani pemilik dengan lahan luas, yaitu sebanyak 5 714.91 kg/ha dengan nilai penerimaan sebesar Rp.40.004.370. Usahatani padi petani penggarap lahan luas memiliki hasil panen lebih banyak daripada usahatani padi petani penggarap lahan sempit, yaitu sebanyak 5 739.52 kg/ha dengan nilai penerimaan sebesar Rp 40 176 640.
Alat-Alat Pertanian
Jenis alat-alat pertanian yang digunakan dalam kegiatan usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih adalah cangkul, sabit, ani-ani, dan mesin rumput. Traktor dalam penggunaannya diperoleh dengan cara menyewa. Biaya sewa untuk pembajakan dengan traktor adalah sebesar Rp 839 042.69/hari/ha. Rata-rata jumlah alat-alat pertanian yang dimiliki petani responden adalah sebanyak 1 sampai 3 buah. Peralatan yang dimiliki petani pada umumnya memiliki umur ekonomis satu sampai 5 tahun dan jumlah musim dalam 1 tahun sebanyak dua kali. Nilai penggunaan dari alat-alat pertanian yang digunakan oleh petani di Desa Jatiluwih adalah sebesar Rp.666.534.90/ha. Nilai terbesar dikeluarkan untuk penggunaan mesin rumput, yaitu sebesar Rp 467 816/ha, sedangkan nilai terkecil dikeluarkan oleh penggunaan cangkul, yaitu sebesar Rp 29 954.55. Rata-rata biaya penyusutan pada usahatani beras merah sistem Subak disajikan pada Tabel 18.
Tabel 18. Rata-rata biaya penyusutan pada alat-alat pertanian usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih tahun 2013
Jenis Peralatan Nilai Ekonomis (Rp) Umur Ekonomis (Tahun) Penyusutan (Rp)
Cangkul 134 772.73 5 26 954.55
Sabit 105 610.50 1 105 610.50
Ani-ani 66 153.85 1 66 153.85
Mesin Rumput 1 403 448.00 3 467 816.00
Jumlah 666 534.90
Sumber : Data Primer (diolah) 2013
Rata-rata biaya penyusutan pada alat-alat pertanian usahatani beras merah berdasarkan tipe petani dan luas lahan disajikan pada Tabel 19.
Tabel 19. Rata-rata biaya penyusutan pada alat-alat pertanian usahatani padi berdasarkan tipe petani dan luas lahan di Desa Jatiluwih tahun 2013
Pemilik Penggarap
Luas Sempit Luas Sempit
Cangkul Nilai ekonomis 169 444 137 400 123 333 122 500
Penyusutan 33 889 137 400 123 333 40 833
Sabit Nilai ekonomis 88 347 100 007 135 556 88 214
Penyusutan 17 670 100 007 135 556 29 405
Ani-ani Nilai ekonomis 76 000 60 250 71 333 65 417
Penyusutan 15 200 60 250 71 333 21 806 Mesin rumput Nilai ekonomis 1 266 667 1 463 636 1 481 818 1 125 000 Penyusutan 253 333 1 463 636 1 481 818 375 000 Total Penyusutan 320 092 1 761 293 1 812 040 467 044
Sumber : Data Primer (diolah) 2013
Nilai penyusutan mesin rumput pada usahatani petani pemilik lahan sempit lebih besar dari usahatani petani pemilik lahan luas, yaitu sebesar Rp 1 761 293. Peralatan pertanian pada usahatani padi petani penggarap lahan luas memiliki nilai penyusutan lebih besar daripada usahatani padi petani penggarap lahan sempit, yaitu sebesar Rp 1 812 040.