• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Biaya Usahatani Padi Sawah per Hektar di Desa Jatiluwih dengan Sistem Subak

3. ANALISIS USAHATANI PADI SISTEM SUBAK

3.1. Struktur Biaya Usahatani Padi Sawah per Hektar di Desa Jatiluwih dengan Sistem Subak

Biaya yang tergolong biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan untuk biaya benih, pupuk, pestisida, sewa traktor atau kerbau, pajak lahan atau Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), biaya untuk membayar tenaga kerja luar keluarga (TKLK), biaya sewa lahan, dan biaya transaksi kelembagaan Subak. Biaya diperhitungkan mencakup biaya tenaga kerja dalam keluarga (TKDK), dan biaya penyusutan alat.

Total biaya usahatani padi sawah yang dikeluarkan petani di Desa Jatiluwih untuk satu musim tanam adalah sebesar Rp 16 447 580.08/ha yang terdiri dari total biaya tunai sebesar Rp 13 514 177.69/ha atau 80.49% dari total biaya usahatani dan total biaya diperhitungkan sebesar Rp 3 275 069.09/ha atau 19.51% dari total biaya usahatani. Struktur biaya usahatani padi beras merah di Desa Jatiluwih dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 22. Struktur Biaya Rata-Rata Usahatani Padi di Desa Jatiluwih Tahun 2013 Satuan Jumlah Fisik Harga Fisik/ Satuan (Rp) Nilai (Rp) Persentase (%) A. Biaya Tunai 1. Sarana Produksi a. Benih Kg/Ha 26.81 7 833.33 210 011.58 1.25

b. Pupuk Kandang Kg/Ha 1 310.85 500.00 655 425.00 3.90

c. Pupuk Urea Kg/Ha 204.28 1 906.15 389 388.32 2.32

d. Pupuk KCl Kg/Ha 87.18 2 029.00 176 888.22 1.05

e. Pupuk NPK Kg/Ha 100.84 2 107.00 212 469.88 1.27

f. Pestisida Cair Ml/Ha 0.21 56 333.33 11 829.99 0.07

g. Pestisida Padat Kg/Ha 0.85 10 300.00 8 755.00 0.05

h. Sewa Traktor Ha 0.46 824 375.85 379 212.89 2.26

Jumlah 2 043 980.89 12.17

2. Tenaga Kerja Luar Keluarga - Pria HOK 29.54 70 000.00 2 067 800.00 12.32 - Wanita HOK 42.88 60 000.00 2 572 800.00 15.64 3. Pajak Lahan Ha 0.51 306 711.89 156 423.06 0.93 4. Sewa Lahan Ha 0.51 12 414 719.69 6 331 507.04 37.71 5. Biaya Transaksi 341 666.70 2.04

Total Biaya Tunai 13 514 177.69 80.49

B. Biaya Diperhitungkan 1.Tenaga Kerja Dalam Keluarga - Pria HOK 28.16 70 000.00 1 971 200.00 11.74 - Wanita HOK 15.64 60 000.00 938 400.00 5.59 2. Biaya Penyusutan - 365 469.09 2.18 Total Biaya Diperhitungkan 3 275 069.09 19.51

Total Biaya Usahatani - 16 447 580.08 100.00

Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Pengeluaran terbesar adalah untuk biaya tenaga kerja yaitu Rp.7.550.200/HOK/ha atau 45.29% dari total biaya usahatani dengan perincian Rp.4.640.600/HOK/ha atau 27.96% dari total biaya usahatani untuk biaya tenaga kerja luar keluarga (TKLK) dan Rp 2 909 600/HOK/ha atau 17.33% dari total biaya usahatani untuk biaya tenaga kerja dalam keluarga (TKDK). Besarnya biaya untuk faktor produksi tenaga kerja ini disebabkan karena tanaman padi sangat rentan

terhadap hama dan penyakit sehingga usahatani ini membutuhkan perawatan yang cukup intensif, mulai dari kegiatan pengolahan lahan, pemeliharaan tanaman padi, seperti pemupukan, penyiangan, pemberantasan hama dan penyakit, sampai dengan kegiatan pemanenan.

Pengeluaran terbesar kedua adalah untuk sewa lahan. Petani yang tidak memiliki lahan atau petani penggarap harus membayar sewa lahan dengan membagi hasil panen berupa gabah kering panen (GKP). Sewa lahan sebesar Rp 6 331 507.04 atau 37.71% dari total biaya usahatani.

Pengeluaran terbesar ketiga adalah biaya untuk pembelian pupuk, yaitu sebesar Rp 1 434 171.42/ha atau 8.54% dari total biaya usahatani. Besarnya biaya untuk faktor produksi pupuk disebabkan pentingnya pemberian unsur-unsur hara tambahan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi sehingga menghasilkan produksi yang lebih baik. Persentase biaya terbesar untuk masing-masing pupuk yang digunakan tersebut, berturut-turut adalah pupuk Kandang sebesar 3.90% dari total biaya usahatani, Urea sebesar 2.32% dari total biaya usahatani, NPK sebesar 1.27% dari total biaya usahatani, dan KCl sebesar 1.05% dari total biaya usahatani.

Pengeluaran terbesar keempat adalah biaya untuk menyewa traktor, yaitu sebesar Rp 379 212.89 atau 2.26% dari total biaya usahatani. Pengeluaran terbesar berikutnya adalah biaya penyusutan yaitu sebesar Rp 365 469.09 atau 2.18% dari total biaya usahatani. Biaya transaksi kelembagaan sebesar Rp 341 666.70 atau 2.04% dari total biaya usahatani. Pengeluaran lainnya adalah untuk membeli benih yaitu sebesar 210 011.58 atau 1.25%, membayar pajak lahan yaitu sebesar Rp.156.423.06 atau 0.93% dari total biaya usahatani, dan pestisida sebesar Rp 20 585 atau 0.12% dari total biaya usahatani. Struktur biaya pada Tabel 22 juga menunjukkan bahwa unit cost usahatani padi dengan Sistem Subak di desa Jatiluwih sebesar Rp.2.885.73.

Tabel 23. Struktur biaya rata-rata usahatani padi petani pemilik dan penggarap berdasarkan luas lahan di Desa Jatiluwih tahun 2013 Pemilik Penggarap Nilai Lahan Luas (Rp) Persentase (%) Nilai Lahan Sempit (Rp) Persentase (%) Nilai Lahan Luas (Rp) Persentase (%) Nilai Lahan Sempit (Rp) Persentase (%) A. Biaya Tunai 1. Sarana Produksi a. Benih 207 426.58 2.21 214 946.58 1.85 204 841.58 1.06 206 016.58 1.40 b. Pupuk Kandang 607 825.00 6.49 709 225.00 6.11 520 990.00 2.69 696 210.00 4.72 c. Pupuk Urea 457 990.66 4.89 345 203.77 2.97 314 305.07 1.62 538 735.18 3.65 d. Pupuk KCl 181 595.50 1.94 187 195.54 1.61 192 024.56 0.00 50 725.00 0.34 e. Pupuk NPK 188 576.50 2.01 194 391.82 1.67 199 406.48 1.03 148 269.59 1.01 f. Pestisida Cair - - 7 886.67 0.07 28 166.67 0.15 - - g. Pestisida Padat 412.00 0.01 9 579.00 0.08 12 257.00 0.06 1 030.00 0.01 h. Sewa Traktor 32 975.03 0.35 247 312.76 2.13 552 331.82 2.85 272 044.03 1.84 Jumlah 1 676 801.27 17.90 1 915 741.12 16.51 2 024 323.18 10.46 1 913 030.37 12.97

2. Tenaga Kerja Luar Keluarga

- Pria 2 522 800.00 26.93 2 067 100.00 17.81 2 112 600.00 10.91 1 725 500.00 11.70

- Wanita 2 646 000.00 28.25 3 080 400.00 26.54 1 769 400.00 9.14 2 737 200.00 18.56

3. Pajak Lahan 211 631.20 2.26 95 080.69 0.82 251 503.75 1.30 107 349.16 0.73

4. Sewa Lahan - - - - 10 180 070.10 52.58 4 345 151.89 29.46

5. Biaya Transaksi 462 777.80 4.94 285 533.30 2.46 386 944.44 2.00 374 722.22 2.54

Total Biaya Tunai 7 520 010.27 80.28 7 443 855.11 64.14 16 724 841.50 86.38 11 202 953.6 75.95

B. Biaya Diperhitungkan 1.Tenaga Kerja Dalam Keluarga

- Pria 1 112 300.00 11.87 2 778 300.00 23.94 1 227 100.00 6.34 1 920 800.00 13.02

- Wanita 384 600.00 4.11 976 800.00 8.42 877 200.00 4.53 1 352 400.00 9.17

3. Biaya Penyusutan 350 106.54 3.74 407 440.04 3.51 533 240.74 2.75 275 297.62 1.87

Total Biaya Diperhitungkan 1 847 006.54 19.72 4 162 540.04 35.86 2 637 540.74 13.62 3 548 497.62 24.06

Total Biaya Usahatani 9 367 016.81 100.00 11 606 395.15 100.00 19 362 382.20 100.00 14 751 451.30 100.00

Sumber : Data Primer (diolah) 2013

62

Total biaya usahatani padi sawah yang dikeluarkan petani di Desa Jatiluwih untuk satu musim tanam pada usahatani petani pemilik lahan luas adalah sebesar Rp.9 367 016.81/ha yang terdiri dari total biaya tunai sebesar Rp 7 520 010.27/ha atau 80.28% dari total biaya usahatani dan total biaya diperhitungkan sebesar Rp.1.847.006.54/ha atau 19.72% dari total biaya usahatani. Petani pemilik lahan sempit mengeluarkan biaya total usahatani sebesar Rp 11 606 395.15/ha yang terdiri dari biaya tunai sebesar Rp 7 443 855.11/ha atau 64.14% dari total biaya usahatani dan biaya diperhitungkan sebesar Rp 4 162 540.04/ha atau 35.86% dari total biaya usahatani. Selisih antara total biaya usahatani antara pemilik lahan luas dan pemilik lahan sempit adalah sebesar Rp 2 416 622.84/ha. Petani penggarap lahan luas memiliki total biaya usahatani sebesar Rp 19 362 382.20/ha yang terdiri dari Rp.16.724 841.50/ha atau 86.38% dari total biaya usahatani dan biaya diperhitungkan sebesar Rp 2 637 540.74/ha atau 13.62% dari total biaya usahatani. Petani penggarap lahan sempit memiliki total biaya usahatani sebesar Rp.14.751.451.30/ha yang terdiri dari Rp 11 202 953.6/ha biaya tunai atau 75.95% dari total biaya usahatani dan biaya diperhitungkan sebesar Rp 3 548 497.62/ha atau 24.06% dari total biaya usahatani.

Pengeluaran terbesar adalah untuk biaya tenaga kerja. Usahatani petani pemilik lahan sempit mengeluarkan biaya tenaga kerja yang lebih besar daripada usahatani petani pemilik lahan luas. Usahatani pemilik lahan luas menghabiskan biaya sebesar Rp 6 665 700/HOK/ha atau 71.16% dari total biaya usahatani yang terdiri dari biaya TKLK sebesar Rp 5 168 800/HOK/ha atau 55.18% dari total biaya usahatani dan biaya TKDK sebesar Rp 1 496 900/HOK/ha atau 15.98% dari total biaya usahatani. Usahatani pemilik lahan sempit menghabiskan biaya sebesar Rp.8.902.600/HOK/ha atau 76.71% dari total biaya usahatani yang terdiri dari biaya TKLK sebesar Rp 5 147 500/HOK/ha atau 44.35% dari total biaya usahatani dan biaya TKDK sebesar Rp 3 755 100/HOK/ha atau 33.36% dari total biaya usahatani. Selisih biaya yang dikeluarkan antara usahatani pemilik lahan sempit dan pemilik lahan luas adalah sebesar Rp 2 236 900/HOK/ha. Usahatani penggarap lahan sempit menghabiskan biaya tenaga kerja yang lebih besar daripada usahatani penggarap lahan luas. Usahatani penggarap lahan sempit menghabiskan biaya sebesar Rp.7.735.900/HOK/ha atau 52.45% dari total biaya

usahatani yang terdiri dari biaya TKLK sebesar Rp 4 462 700/HOK/ha atau 30.26% dari total biaya usahatani dan biaya TKDK sebesar Rp 3 273 200/HOK/ha atau 22.19% dari total biaya usahatani. Usahatani penggarap lahan luas menghabiskan biaya sebesar Rp 5 986 300/HOK/ha atau 30.52% dari total biaya usahatani yang terdiri dari biaya TKLK sebesar Rp.3.882.000/HOK/ha atau 20.05% dari total biaya usahatani dan biaya TKDK sebesar Rp 2 104 300/HOK/ha atau 10.87% dari total biaya usahatani. Selisih biaya tenaga kerja penggarap lahan sempit dan penggarap lahan luas adalah sebesar Rp.1.749.600/HOK/ha.

Pengeluaran terbesar kedua adalah untuk sewa lahan. Sewa lahan sebesar Rp.10.180.070.1/ha atau 52.58% dari total biaya usahatani pada petani penggarap lahan luas dan sebesar Rp 4 345 151.89/ha atau 29.46% dari total biaya usahatani pada petani penggarap lahan sempit. Selisih biaya sewa lahan antara petani penggarap lahan luas dan lahan sempit adalah sebesar Rp 5 834 918.21/ha.

Pengeluaran terbesar ketiga adalah biaya untuk pembelian pupuk. Usahatani pemilik lahan sempit menghabiskan biaya untuk pembelian pupuk lebih besar daripada usahatani pemilik lahan luas. Usahatani pemilik lahan luas menghabiskan biaya sebesar Rp 1 435 987.7 atau 15.33% dari total biaya usahatani dengan persentase pupuk Kandang sebesar 6.49%, Urea sebesar 4.89%, KCl sebesar 1.94%, NPK sebesar 2.01% dari total biaya usahatani. Usahatani pemilik lahan sempit menghabiskan biaya sebesar Rp 1 436 016.13 atau 12.36% dari total biaya usahatani dengan persentase pupuk Kandang sebesar 6.11%, Urea sebesar 2.97%, KCl sebesar 1.61, dan NPK sebesar 1.67% dari total biaya usahatani. Selisih biaya yang dikeluarkan untuk pembelian pupuk antara usahatani pemilik lahan sempit dan lahan luas adalah sebesar Rp 28.4. Usahatani penggarap lahan sempit menghabiskan biaya untuk pembelian pupuk lebih besar daripada usahatani penggarap lahan luas. Usahatani penggarap lahan luas menghabiskan biaya sebesar Rp 1 226 726.11 atau 5.35% dari total biaya usahatani untuk pembelian pupuk dengan persentase pupuk Kandang sebesar 2.69%, Urea sebesar 1.62%, KCl sebesar 0.01%, dan NPK sebesar 1.03% dari total biaya usahatani. Usahatani penggarap lahan sempit menghabiskan biaya sebesar Rp 1 433 939.77 untuk pembelian pupuk dengan persentase pupuk Kandang sebesar 4.72%, Urea sebesar 3.65%, KCl sebesar 0.34%, dan NPK sebesar 1.01% dari total biaya

64

usahatani. Selisih biaya yang dikeluarkan untuk pembelian pupuk antara petani penggarap lahan sempit dan lahan luas adalah sebesar Rp.207.213.66.

Pengeluaran terbesar keempat adalah biaya untuk menyewa traktor. Usahatani pemilik lahan sempit menghabiskan biaya untuk menyewa traktor yang lebih besar daripada usahatani pemilik lahan luas. Usahatani pemilik lahan luas menghabiskan biaya untuk menyewa traktor sebesar Rp 32 975.03 atau 0.35% dari total biaya usahatani, sedangkan usahatani pemilik lahan sempit menghabiskan biaya sebesar Rp.247.312.76 atau 2.13% dari total biaya usahatani. Selisih biaya yang dikeluarkan untuk menyewa traktor antara petani pemilik lahan sempit dan lahan luas adalah sebesar Rp 214 337.73. Usahatani penggarap lahan luas menghabiskan biaya untuk menyewa traktor lebih besar daripada usahatani penggarap lahan sempit. Usahatani penggarap lahan luas menghabiskan biaya sebesar Rp 552 331.82 atau 2.85% dari total biaya usahatani, sedangkan usahatani penggarap lahan sempit menghabiskan biaya sebesar Rp 272 044.03 atau 1.84% dari total biaya usahatani. Selisih biaya yang dikeluarkan untuk menyewa traktor antara usahatani penggarap lahan luas dan lahan sempit adalah sebesar Rp.280.287.79.

Pengeluaran terbesar berikutnya adalah biaya penyusutan yaitu sebesar Rp.350.106.54 atau 3.74% dari total biaya usahatani pada usahatani pemilik lahan luas dan Rp 407 440.04 atau 3.51% dari total biaya usahatani pada usahatani pemilik lahan sempit. Usahatani pemilik lahan sempit memiliki biaya penyusutan alat-alat pertanian yang lebih besar daripada usahatani pemilik lahan luas. Selisih biaya penyusutan antara usahatani pemilik lahan sempit dan lahan luas adalah sebesar Rp.57.333.5. Biaya penyusutan usahatani penggarap lahan luas sebesar Rp.533.240.74 atau 2.75% dari total biaya usahatani, sedangkan biaya penyusutan usahatani penggarap lahan sempit sebesar Rp 275 297.62 atau 1.87% dari total biaya usahatani. Hal tersebut menunjukkan bahwa usahatani penggarap lahan lahan luas memiliki biaya penyusutan yang lebih besar daripada usahatani penggarap lahan sempit. Selisih biaya penyusutan antara usahatani penggarap lahan luas dan sempit adalah sebesar Rp 257 943.12.

Pengeluaran lainnya adalah untuk membeli benih, biaya transaksi, biaya untuk membayar pajak lahan dan pestisida. Biaya pembelian benih usahatani

pemilik lahan sempit menghabiskan biaya yang lebih besar dari usahatani pemilik lahan luas, yaitu sebesar Rp 214 946.58 atau 1.85% dari total biaya usahatani. Selisih biaya pembelian benih antara ushatani pemilik lahan sempit dan luas adalah sebesar Rp 7 520. Usahatani penggarap lahan lahan sempit menghabiskan biaya yang lebih besar untuk pembelian benih, yaitu sebesar Rp 206 016.58 atau 1.40% dari total biaya usahatani. Selisih biaya pembelian benih antara usahatani penggarap lahan sempit dan luas adalah sebesar Rp 1 175. Biaya transaksi pemilik lahan luas lebih besar dari lahan sempit yaitu sebesar Rp 462 777.80. Selisih biaya transaksi pemilik usahatani lahan luas dan lahan sempit adalah sebesar Rp.177.244.50. Biaya transaksi penggarap lahan luas lebih besar daripada lahan sempit yaitu sebesar Rp 386 944.44. Selisih biaya transaksi penggarap lahan luas dan sempit adalah sebesar Rp 12 222.22. Biaya untuk pembayaran pajak lahan pada usahatani pemilik lahan luas lebih besar daripada lahan sempit, yaitu Rp.211.631.20 atau 2.26% dari total biaya usahatani. Selisih biaya untuk pembayaran pajak lahan antara usahatani pemilik lahan luas dan lahan sempit adalah sebesar Rp 116 550.51. Usahatani penggarap lahan luas juga menghabiskan biaya yang lebih besar untuk pembayaran pajak lahan daripada usahatani penggarap lahan sempit yaitu sebesar Rp 251 503.75 atau 1.30% dari total biaya usahatani dan selisih biaya yang dikeluarkan untuk membayar pajak lahan antara usahatani penggarap lahan luas dan sempit adalah sebesar Rp 144 154.59. Biaya untuk pembelian pestisida pada usahatani pemilik lahan sempit lebih besar daripada usahatani pemilik lahan luas yaitu Rp 17 465.67 atau 0.15% dari total biaya usahatani. Selisih biaya pembelian pestisida antara usahatani pemillik lahan sempit dan luas adalah sebesar Rp 17 053.67. Usahatani penggarap lahan luas memiliki biaya pembelian pestisida yang lebih besar daripada usahatani penggarap lahan sempit yaitu Rp 40 423.67 atau 0.21% dari total biaya usahatani. Selisih biaya pembelian pestisida usahatani penggarap lahan luas dan sempit adalah sebesar Rp 39 393.67.

Berdasarkan struktur biaya pada Tabel 23, maka unit cost usahatani padi beras merah dapat disajikan pada Tabel 24.

66

Tabel 24. Unit Cost Usahatani Padi Beras Merah di Desa Jatiluwih Tahun 2013

Pemilik Penggarap

Lahan Luas Lahan Sempit Lahan Luas Lahan Sempit Unit cost (Rp/kg) 1 619.69 2 030.90 3 373.52 2 641.67

Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Tabel 24 menunjukkan bahwa unit cost usahatani pemilik lahan sempit lebih besar daripada lahan luas, yaitu sebesar Rp 2 030.90/kg. Selisih unit cost pemilik lahan sempit dan lahan luas adalah sebesar Rp 411.21/kg. Unit cost penggarap lahan luas lebih besar daripada penggarap lahan sempit, yaitu ssebesar Rp 3 373.52/kg. Selisih unit cost penggarap lahan luas dan lahan sempit adalah sebesar Rp 731.85/kg. Usahatani petani penggarap memiliki unit cost yang lebih besar daripada usahatani petani pemilik.

3.2.Analisis Pendapatan dan Efisiensi Usahatani Padi Beras Merah dengan

Dokumen terkait