• Tidak ada hasil yang ditemukan

II 37 2.1.5 Penggunaan Lahan

a. Kawasan budidaya

Penggunaan lahan untuk kegiatan pertanian terbesar berada di wilayah Pantai Timur, yaitu meliputi areal seluas lebih kurang 57% dari luas areal pertanian Sumatera Utara. Sebagian besar lahan hutan berada di wilayah Pantai Barat, yaitu seluas ± 69% dari luas hutan d i Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan pertanian mendominasi wilayah Pantai Timur, sedangkan wilayah Pantai Barat didominasi oleh kegiatan pertanian dan hutan secara relatif berimbang. Wilayah Pantai Timur yang merupakan dataran rendah seluas 26.360 km² atau 36,8% dari luas wilayah Sumatera Utara merupakan wilayah yang subur, suhu udara tinggi, kelembaban udara tinggi, dan curah hujan juga relatif tinggi, meliputi Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Asahan, Batu Bara, Labuhan Batu, Labuhan Batu Utara, Labuhan Batu Selatan, Kota Binjai, Medan, dan Tebing Tinggi.

Wilayah Pantai Barat meliputi Kabupaten Tapanuli Selatan, Padang Lawas Utara, Mandailing Natal, Tapanuli Tengah, Nias, Nias Selatan dan Kota Sibolga. Kegiatan di wilayah Pantai Timur umumnya heterogen, dengan kawasan perkotaan yang relatif besar dan prasarana wilayah yang memadai. Wilayah ini sesuai untuk pengembangan berbagai jenis kegiatan budidaya, terutama perkebunan dan tanaman pangan.

Potensi sumber daya alam Provinsi Sumatera Utara cukup berlimpah, diantaranya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan dan pariwisata. Potensi Pertanian Provinsi Sumatera Utara diantaranya adalah sayuran, jeruk dan buah-buahan yang sebagian besar telah dipasarkan dengan baik dan sudah di ekspor keluar negeri maupun provinsi lain. Luas areal perkebunan adalah 1.999.403 ha atau 27,89% dari luas Provinsi Sumatera Utara dengan total produksi sebesar ± 4.411.536,55 ton diantaranya sawit, karet, kopi, kakao, tembakau, kelapa dan komoditi lainnya.

Potensi perikanan laut Selat Malaka (Pantai Timur) sebesar 239.000,2 ton pertahun sementara pemanfaatannya sudah sekitar 257.364,8 ton atau 107,7%, atau telah terjadi overfishing (padat tangkap), sedangkan potensi Samudera Hindia atau Pantai Barat sebes ar 917.000,5 ton per tahun dan baru dimanfaatkan 100.707.59 atau 10,9%. Potensi Pantai Barat ini perlu dikembangkan mengingat tingkat pemanfaatannya masih rendah.

Komoditi bidang pertanian pada dataran tinggi Bukit Barisan Sumatera Utara, seperti jagung, kentang, kopi, ikan mas, sapi, bawang merah sangat berpotensi untuk dikembangkan. Pengembangan perikanan laut wilayah pesisir, pulau-pulau kecil dan pulau terluar, dengan luas laut Sumatera Utara 110.000 km², panjang pantai 1.300 km (Pantai Timur 545 km dan Pantai Barat 375 km serta Pulau Nias 380 km), dengan jumlah pulau sebanyak 214 buah sangat berpotensi untuk dikembangkan. Hal ini seiring dengan bertambahnya penduduk Indonesia dan dunia sehingga akan meningkatkan permintaan terhadap kelautan dan perikanan, ditambah dengan menurunnya kemampuan produksi perikanan tangkap dunia.

b. Kawasan lindung.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 44/Menhut -II/2005 tanggal 16 Pebruari 2005 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Provinsi Sumatera Utara, luas

kawasan hutan di Provinsi Sumatera Utara adalah seluas 3.742.120,00 ha atau 52,21 % dari luas Provinsi Sumatera Utara (7.168.068,00 ha).

II- 38

Berdasarkan fungsinya, kawasan hutan dimaksud terdiri dari : - Fungsi hutan dalam kawasan lindung (1.774.400,00 ha)

a. Cagar Alam (CA) : 12.287,46 Ha

b. Suaka Margasatwa (SM) : 85.552,00 Ha

c. Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) : 187.985,00 Ha d. Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) : 108.000,00 Ha

e. Taman Hutan Raya (Tahura) : 51.600,00 Ha

f. Taman Wisata Alam (TWA) : 3.448,90 Ha

g. Taman Buru (TB) : 8.350,00 Ha

h. Hutan Lindung (HL) : 1.297.330,00 Ha

- Fungsi hutan dalam kawasan budidaya (1.967.720,00 ha)

a. Hutan Produksi Terbatas (HPT) : 879.270,00 Ha

b. Hutan Produksi Tetap (HP) : 1.035.690,00 Ha

c. Hutan Produksi yang dapat Dikonversi (HPK)

II - 39

Gambar 2. 12.

Peta Rencana Pola Ruang Provinsi Sumatera Utara Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Provsu Tahun 2014-2034

II- 40

2.1.6 Potensi Pengembangan Wilayah

Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti perikanan, pertanian, pariwasata, industri, pertambangan dan lain-lain dengan berpedoman pada rencana tata ruang wilayah.

Di Provinsi Sumatera Utara juga telah ditetapkan kawasan andalan yang merupakan bagian dari kawasan budi daya, baik di ruang darat maupun ruang laut yang pengembangannya diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan di sek itarnya. Kawasan yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Andalan Nasional dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 2.20

Kawasan Andalan Nasional di Provinsi Sumatera Utara

NO KAWASAN ANDALAN DESKRISPI WILAYAH DAN SEKTOR UNGGULAN

1. Kawasan Perkotaan

Metropolitan Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo (Mebidangro)

Kawaan ini meliputi Wilayah Administrasi Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang dan Kab. Karo.

Sektor Unggulan : industri, perkebunan,pariwisata, pertanian, perikanan

2. Kawasan Pematang Siantar dan sekitarnya

Perkebunan, pertanian, industri, pariwisata 3. Kawasan Rantau Prapat–

Kisaran

Perkebunan,kehutanan Pertanian, perikanan industri

4. Kawasan Tapanuli dan sekitarnya

Perkebunan, pertambangan perikanan laut, pertanian industri, pariwisata 5. Kawasan Nias dan sekitarnya pariwisata

perkebunan perikanan 6. Kawasan Andalan Laut

Lhokseumawe - Medan dan sekitarnya

perikanan pertambangan 7. Kawasan Andalan Laut Selat

Malaka dan sekitarnya

perikanan pertambangan 8. Kawasan Andalan Laut Nias dan

sekitarnya

perikanan dan pertambangan Sumber: PP NO. 26 Tahun 2008 dan Perda RTRWP Tahun 2014-2034

Di samping kawasan andalan ada juga kawasan strategis provinsi. Kawasan strategis provinsi merupakan bagian wilayah provinsi yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi, baik di bidang ekonomi, sosial budaya, dan/atau lingkungan. Kawasan strategis provinsi berfungsi: (a) untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa terakomodasi dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang; (b) sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah provinsi yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadap wilayah provinsi; dan (c) sebagai dasar penyusunan rencana tata ruang kawasan strategis provinsi.

Kawasan strategis provinsi di Provinsi Sumatera ditetapkan berdasarkan kepentingan: (a) pertumbuhan ekonomi;

II - 41