• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual

2. Bagaimana motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran Fiqih di Mts Assalafi?

3. Bagaimana hasil belajar siswa dalam pelajaran Fiqih di MTs Assalafi?

4. Adakah pengaruh penggunaan media pembelajaran audio visual

terhadap hasil belajar pada mata pelajaran Fiqih di MTs Assalafi? 5. Adakah pengaruh motivasi terhadap hasil belajar siswa pada mata

7

6. Adakah pengaruh penggunaan media pembelajaran audio visual

dan motivasi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih di MTs Assalafi?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran audio visual

pada mata pelajaran Fiqih di MTs Asslafi.

2. Untuk mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran Fiqih di MTs Assalafi.

3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pelajaran Fiqih di MTs Assalafi.

4. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran

audio visual terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Fiqih di MTs Assalafi.

5. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Fiqih di MTs Assalafi.

6. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran

audio visual dan motivasi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih di MTs Assalafi.

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan gabungan kata dari ‚„„hipo„„ yang artinya dibawah dan „‟tesis‟‟ adalah kebenaran. Jadi secara keseluruhan

hipotesis berarti dibawah kebenaran, kebenaran yang masih dibawah ( belum tentu benar ) dan baru dapat diangkat menjadi satu kebenaran

8

jika memang sudah disertai dengan bukti – bukti. Untuk penelitian dua atau lebih variabel, hipotesis merupakan dugaan tentang kebenaran mengenai hubungan dua variabel atau lebih ( Arikunto, 1990: 57).

Berdasarkan pengertian hipotesis tersebut, maka penulis

mengajukan hipotesis sebagai berikut “ ada pengaruh penggunaan

media pembelajaran audio visual dan motivasi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih di MTs Assalafi, Desa Kenteng, Kec. Susukan, Kab. Semarang”.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa kegunaan atau manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada dunia pendidikan, dan dapat memperkaya khasanah keilmuan khususnya tentang penerapan media pembelajaran audio visual

dan motivasi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih bagi orang yang membacanya.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, dengan menggunakan media pembelajaran, guru diharapkan mampu memanfaatkan media audio visual secara maksimal agar siswa lebih mudah dalam mempelajari materi Fiqih, serta dengan menggunakan media audio visual maka siswa lebih

9

mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru dan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari dengan tepat.

F. Definisi Operasional

untuk menghindari kemungkinan penafsiran yang berbeda dalam penggunaan kata pada judul penelitian ini, perlu adanya penjelasan beberapa istilah pokok maupun kata – kata menjadi variabel. Penulisan istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut: 1. Media pembelajaran audio visual

a. Media

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari médium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan pengertian ke penerima pesan (Sadiman dkk, 1993: 13). Menurut Hamzah (2011: 113) media merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi dari suatu sumber kepada penerimanya.

Jadi bisa disimpulkan media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan oleh seorang guru sebagai perantara untuk menyalurkan pesan kepada siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar.

10 b. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses yang mana suatu kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi dari suatu kejadian, dan perubahan yang terjadi bukan perubahan secara alamiah tetapi reaksi dari situasi yang dihadapi (Yogiyanto, 2007: 12). Pembelajaran merupakan proses interaksi antara individu dan lingkungan sekitarnya yang berpengaruh terhadap perilaku dan berhubungan erat dengan pengajaran, dimana seseorang akan belajar dari apa yang diajarkan kepadanya (Huda, 2014: 2).

c. Audio Visual

Audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapanya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol – simbol yang serupa agar para siswa mampu termotivasi dalam mengikuti pelajaran (Darwanto, 2007:101). Menurut Sukiman (2012: 184) audio visual adalah media penyalur pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan.

Jadi bisa disimpulkan bahwa media pembelajaran audio visual adalah perantara atau alat peraga yang digunakan oleh guru dalam kegiatan beajar mengajar yang produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan (gambar) dan pendengaran (suara).

11

Berdasarkan penjelasan istilah diatas, maka indikator penggunaan media audio visual adalah:

a. Guru terampil menggunakan media yang dapat dilihat dan dapat didengar.

b. Guru menggunakan media pembelajaran audio visual dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dengan siswa dalam proses pembelajaran

c. Guru dalam menggunakan media pembelajaran audio visual mampu membuat siswa memperhatikan materi yang disampaikan.

2. Motivasi Belajar a. Motivasi

Motivasi menurut Djaali ( 2012: 101) adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yag mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. Menurut Soemanto (Majid, 308-309) secara umum mendefinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi – reaksi pencapaian tujuan. Sedangkan menurut Asdiqoh (2013: 73) Motivasi adalah daya dorong yang dimiliki, baik secara intrinsic maupun ekstrinsik yang membuat mereka mau belajar.

12 b. Belajar

Belajar adalah perubahan relative permanen dalam tingkah laku atau potensi perilaku yang diperoleh dari pengelaman dan tidak berhubungan dengan kondisi tubuh saat tertentu semacam penyakit, kelelahan atau obat – obatan (Suwardi, 2012: 14-15). Menurut Divesta and Thompson (Sukmadinata, 2004, 156) belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai hasil dari pengalaman.

Belajar adalah usaha sadar individu untuk mencapai suatu tujuan peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan – latihan dan pengulangan – pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa kebetulan ( Mulyati, 2005: 5).

Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan diri seseorang yang tampak pada gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi sehingga mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan, dan keinginan yang harus terpuaskan.

Berdasarkan penjelasan istilah diatas, maka dapat ditarik indikator motivasi belajar adalah sebagai berikut:

13

b. Siswa selalu memperhatikan penjelasan yang diterangkan oleh guru.

c. Siswa dalam proses belajar mengajar mencatat pelajaran yang dianggap penting.

d. Siswa berani menanyakan penjelasan dari guru yang belum jelas.

e. Siswa bekerja keras untuk mendapatkan nilai yang maksimal.

3. Hasil belajar siswa mata pelajaran fiqih a. Hasil Belajar

Dalam KBBI hasil diartikan sebagai sesuatu yang dihasilkan dibuat, dijadikan, dsb oleh suatu usaha (Balai Pustaka, 2007:391). Hasil belajar adalah kemampuan –

kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2013: 22). Sedangkan

menurut sam‟s (2010: 33) hasil belajar adalah suatu

kemampuan yang berupa ketrampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh

b. Mata Pelajaran Fiqih

Fiqih adalah ilmu yang mempelajari syariat yang bersifat amaliah (perbuatan) yang diperoleh dari dalil – dalil hukum yang terperinci (Karim, 2006: 11). Sedangkan menurut Amir Syarifudin (1997: 2) Fiqih adalah ilmu tentang hukum – hukum

14

syar‟i yang bersifat amaliah yang digali dan ditemukan dari

dalil – dalil yang tafsili.

Jadi mata pelajaran Fiqih adalah salah satu bagian dari mata pelajaran PAI yang membahas dan menerangkan tentang hal-hal yang berkaitan tentang hukum-hukum syara‟ dengan

dalil-dalil yang terperinci yang dipahami melalui kekuatan rasio atau hasil pemikiran berdasarkan dalil-dalil tersebut.

Maka bisa disimpulkan bahwa hasil belajar mata pelajaran Fiqih adalah sesuatu yang dihasilkan dari sebuah usaha sadar oleh individu untuk mencapai suatu tujuan, yang terjadi setelah proses belajar mengajar mata pelajaran Fiqih itu dilaksanakan dan selesai. Biasanya hasil akan diterima siswa setelah melakukan suatu evalusai.

Indikator hasil belajar mata pelajaran Fiqih adalah diambil dari nilai ulangan harian pada mata prlajaran Fiqih G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif Karena menekankan analisisnya pada data – data numerikal (angka) kemudian diolah menjadi data statistika. Dipilihnya dengan kuantitatif ini dengan pertimbangan sebagai berikut:

15

a. Penelitian ini mengkaji tiga variabel yaitu media pembelajaran audio visual dan motivasi sebagai variabel bebas serta hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih sebagai variabel terikat. b. Penelitian ini dilakukan untuk mencari adakah pengaruh penggunaan media pembelajaran audio visual dan motivasi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi penelitian peneliti memilih lokasi di MTs Assalafi, Desa Kenteng, Kec. Susukan, Kab. Semarang.

b. Waktu penelitian ini dilaksanakan antara bulan Agustus 2015 sampai dengan September 2015, yang terbagi menjadi beberapa teknis dari proses pengumpulan data hingga proses penulisan laporan.

3. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek/obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulannya (Sugiono, 2010: 61). Dalam penelitian ini penulis mengambil populasi siswa di MTs Assalafi Kenteng yang siswanya dari kelas VII sampai IX berjumlah 209 siswa.

16 b. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi untuk mewakili dari seluruh populasi, (Hadi, 1977: 22), sedangkan dalam pengertian yang lain, menurut Suprayoga dan Thobrani (2003: 133) sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya diselidiki dan dalam porsi mewakili populasi. Dalam pengambilan sampel Suharsimi Arikunto (2010:174)

mengatakan bahwa “Apabila subjeknya kurang dari 100 orang,

maka sampelnya lebih baik diambil semua, tetapi jika jumlah subyeknya lebih dari 100, maka subyek dapat diambil antara 10-15 %, 20-25% atau lebih.

Dalam penelitian ini peneliti meggunakan Stratified Random Sample yaitu pengambilan sampel secara terarah pada siswa di MTs Assalafi Kenteng, peneliti menganggap bahwa teknik ini sangat tepat karena penelitian hanya mengambil sampel dari kelas yang diajar oleh Bapak Ahmad Jamsuki, S.Pd.I yang mengajar mata pelajaran Fiqih. Karena jumlah siswa di MTs Assalafi tahun akademik 2014/2015 berjumlah 209 maka peneliti hanya mengambil 25 % dari populasi yaitu 53 siswa di MTs Assalafi pada kelas VII A dan VII B.

17 4. Metode Pengumpulan Data a. Angket atau kuesioner

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya ( Sugiono, 2011: 102)

Adapun yang menerima angket dalam pengumpulan data ini adalah siswa/siswi di MTs Assalafi Kenteng. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang penggunaan media pembelajaran audio visual, dan motivasi pada mata pelajaran Fiqih. Yang mana masing – masing variabel memiliki rincian soal angket sebagai berikut:

1) Variabel penggunaan media pembelajaran audio visual

jumlah soal dalam angket adalah 10 butir.

2) Variabel motivasi belajar siswa jumlah soal dalam angket adalah 10 butir.

3) Variabel hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih jumlah soal dalam angket adalah 10 butir.

b. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal –

hal instrumen atau variabel – variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, legger agenda, dsb. Dalam menggunakan metode dokumentasi

18

ini peneliti memegang chek-list untuk mencatat variabel yang sudah ditentukan. Apabila terdapat/ muncul variable yang dicari, maka peneliti tinggal membubuhkan tanda check pada tempat yang sesuai. Untuk mencatat hal – hal yang bersifat bebas atau belum ditentukan dalam daftar variabel, peneliti dapat menggunakan kalimat bebas (Arikunto, 1996: 234). Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan berkas – berkas yang berkaitan dengan profil sekolah dan gambaran umum sekolah di MTs Assalafi Kenteng sebagai dokumentasi.

H. Instrument Penelitian

Instrumen pengumpulan data penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data, agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 1990 : 206). Penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa butir-butir pertanyaan pada angket.

Sesuai dengan obyek penelitian ini, maka instrumen yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio visual

dan motivasi siswa mata pelajaran Fiqih menggunakan kousioner atau angket, sedankan untuk hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih diambil dari ulangan harian siswa pada mata pelajaran Fiqih, dan untuk menggali data tentang gambaran umum dan profil sekolah peneliti menggunakan dokumentasi.

19 I. Analisis Data

Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya yang harus ditempuh yaitu analisis data. Analisis data ini dimaksudkan untuk mengetahui permasalahan – permasalahan dalam penelitian yang kemudian dapat diinformasikan lebih lanjut sebagai hasil penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya atau validitasnya.

Dalam mengnalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Analisis pendahuluan

Data yang terkumpul mula – mula disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis pendahuluan. Dalam hal ini penulis menggunakan berbagai metode untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, selanjutnya mengklasifikasikan dan menganalisis dan mengklasifikasikan, sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas situasi objek yang penulis teliti. Setelah data terkumpul, maka diberi kriteria dan diberi tabulasi dalam bentuk prosentase. Untuk mencari data tentang penggunan media pembelajaran audio visual, motivasi siswa mengikuti pelajaran Fiqih, dan hasil belajar pada mata pelajaran Fiqih, menggunakan rumus sebagai berikut:

P = x 100 %

Keterangan:

20

F : Frekuensi yang sedang dicari presentasenya N : Jumlah siswa atau siswi

100% : Bilangan Konstan

2. Analisis lanjutan

Sedangkan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran audio visual dan motivasi terhadap hasil belajar mata pelajaran Fiqih adalah menggunakan product moment (Sugiono, 2005: 255).

a) Mencari pengaruh X1 terhadap Y dengan cara sebagai berikut:

rX

1

Y=

√{ }{ }

Keterangan :

rX1Y : Angka indek Korelasi “r” Product Moment

N : Number of Case

∑ X1 Y : Jumlah hasil perkalian antara skor X1 dan skor Y

∑ X1 : Jumlah seluruh skor X1

∑Y : Jumlah seluruh Y

b) Mencari pengaruh X2 terhadap Y dengan cara sebagai berikut:

rX

2

Y=

√{ }{ }

Keterangan:

rX2Y : Angka indek Korelasi “r” Product Moment

21

∑ X2 Y : Jumlah hasil Perkalian antara skor X2dan skor Y

∑ X2 : Jumlah seluruh skor X2

∑ Y : Jumlah seluruh Y c) Mencari korelasi X1 dan X2

rX

1

X

2

=

√{ }{ }

d) Untuk menguji regresi ganda dengan mengkorelasikan ketiga variabel dengan rumus sebagai berikut:

RX X Y= √ Keterangan:

R X1X2Y : Korelasi ganda antara X1X2 dan Y rX1Y : Korelasi antara rx1y

rX2Y : Korelasi antara rx2y rX1X2 : Korelasi antara rx1x2

Analisis ini digunakan untuk mengecek diterima tidaknya hipotesis yang telah diajukan berdasarkan analisis hipotesis. Setelah diperoleh hasil koefisien korelasi antara x dan y atau diperoleh nilai Ho (hipotesis alternative) pada tabel taraf 5% atau 1%.

Apabila Ho diperoleh sama atau lebih besar dari Ho, maka hasilnya tidak akan signifikan , dengan demikian Ho bisa ditolak.

22 J. Sistematika Penulisan

Untuk gambaran yang jelas tentang skipsi ini, maka dibuat sistematika penulisan. Adapun wujud dari sistematika yang dimaksud adalah:

Bab I : Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipótesis, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, análisis data, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II : Kajian Pustaka

Dalam bab ini berisi landasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian, yaitu: 1. Penggunaan media audio visual. 2. Motivasi belajar. 3. Hasil belajar siswa. 4. Pelajaran Fiqih. 5. Pembelajaran Fiqih menggunakan media

audio visual dan motivasi terhadap hasil belajar siswa di MTs Assalafi, Desa Kenteng, Kec. Susukan, Kab. Semarang.

Bab III : Hasil Penelitian

Pada bab ini akan dilaporkan hasil pengumpulan data yang berkaitan dengan variabel penelitian, laporan gambaran umum mengenai media audio visual, motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih di MTs Assalafi, Desa Kenteng, Kec. Susukan, Kab. Semarang.

23 Bab IV : Analisis Data

Pada bab IV análisis data, akan dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul secara pertahapan, klarifikasi data, tabulasi data, penghitungan frekuensi dan prosentase serta regresi ganda untuk menjawab pokok – pokok masalah diatas.

Bab V : Penutup

Pada bab penutup akan menguraikan mengenai kesimpulan akhir dari hasil penelitian, saran – saran yang berhubungan dengan pihak – pihak yang terkait.

24 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual dalam Pembelajaran Belajar adalah proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan tingkat pengetahuan, ketrampilan, atau sikapnya (Arsyad, 2011: 1). Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru atau dosen dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien, antara lain disebabkan oleh adanya kecenderungan verbalisme, ketidakpastian siswa, kurangnya minat dan kegairahan.

Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan dalam kesulitan belajar adalah penggunaan media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar, karena fungsi media dalam kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji informasi, sikap, juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan. Media juga berfungsi untuk mengatur langkah – langkah kemajuan serta untuk memberikan umpan balik.

25

1. Pengertian Media Pembelajaran Audio Visual

a. Media

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari médium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan pengertian ke penerima pesan (Sadiman, 1993: 13). Menurut Hamzah (2011: 113) media merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi dari suatu sumber kepada penerimanya. Jadi media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan oleh seorang guru sebagai perantara untuk menyalurkan pesan kepada siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar.

b. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses yang mana suatu kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi dari suatu kejadian, dan perubahan yang terjadi bukan perubahan secara alamiah tetapi reaksi dari situasi yang dihadapi (Yogiyanto, 2007: 12). Pembelajaran merupakan proses interaksi antara individu dan lingkungan sekitarnya yang berpengaruh terhadap perilaku dan berhubungan erat dengan pengajaran, dimana seseorang akan belajar dari apa yang diajarkan kepadanya (Huda, 2014: 2).

26

c. Audio Visual

Audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapanya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol –

simbol yang serupa agar para siswa mampu termotivasi dalam mengikuti pelajaran (Darwanto, 2007:101). Menurut Sukiman (2012: 184) audio visual adalah media penyalur pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan.

Jadi bisa disimpulkan bahwa media pembelajaran audio visual adalah perantara atau alat peraga yang digunakan oleh guru dalam kegiatan beajar mengajar yang produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan (gambar) dan pendengaran (suara).

2. Media Berbasis Audio Visual

Media pembelajaran berbasis audio visual adalah media penyaluran pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan. Diantara jenis media audio visual adalah media film, video, dan televisi. Dalam penelitian ini peneliti lebuh terfokus membahas media pembelajaran audio visual berupa film dan video.

Definisi film menurut UU 8/1992 (Sukiman, 2012:185 ) adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang dengar yang dibuat berdasarkan asas sinemografi. Film kini

27

diartikan sebagai suatu cabang seni yang menggunakan audio dan visual sebagai medianya.

Sedangkan video adalah seperangkat komponen atau media yang mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu yang bersamaan. Media video ini dalam pembelajaran PAI dapat digunakan untuk mengajarkan materi untuk pengembangan aspek sikap atau nilai– nilai meupun ketrampilan seperti ketrampilan wudhu, shalat, manasik haji, dan sebagainya.

Media film dan video memiliki kelebihan dan kekurangan, diantaranya kelebihan dari media film dan video (Arsyad, 2003: 49) adalah:

a. Film dan video dapat melengkapi pengalaman – pengalaman dasar peserta didik ketika mereka membaca, berdiskusi, dan berpraktik. b. Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat

yang dapat disaksikan secara berulang – ulang jika dipandang perlu. Misalnya langkah – langkah berwudhu dan sholat fardhu. c. Film dan video dapat meningkatkan motivasi dan menanamkan

sikap yang baik.

d. Film dan video yang mengandung nilai – nilai positif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok peserta didik.

28

Adapun kekurangan dari media film dan video adalah:

a. Pengadaan film dan video pada umumnya memerlukan biaya yang relatif mahal dan waktu yang relatif lama.

b. Pada saat film dipertunjukkan, gambar – gambar yang bergerak terus sehingga tidak semua peserta didik mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan film tersebut.

c. Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali film dan video itu dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.

Berdasarkan penjelasan teori – teori yang dikemukakan diatas maka salah satu hal yang bisa dilakukan oleh seorang guru dalam menjelaskan materi Fiqih yakni dengan pemanfaatan media pembelajaran secara maksimal terutama penggunaan media film dan

video. Pembelajaran Fiqih yang banyak praktiknya menuntut seorang guru supaya dapat menjelaskan materi secara jelas dan terperinci agar mudah dipahami oleh siswa. Misalnya saja pada saat menjelaskan tentang tata cara shalat dan bacaan – bacaannya bisa diputarkan video, dengan melihat tata cara shalat secara langsung dan mendengarkan penjelasan materi tersebut diharapkan siswa dapat memahami dan memperbaiki kesalahan – kesalahan yang selama ini dilakukan setelah diputarkan video mengenai tata cara shalat.

29

3. Nilai – Nilai Praktis Penggunaan Media

Penggunaan media dalam proses belajar mengajar mempunyai

Dokumen terkait