• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN

4. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share

Kemampuan komunikasi dalam matematis mengandung arti kemampuan siswa untuk membahasakan matematika yang meliputi penggunaan keahlian membaca, menulis, menyimak, menelaah, menginterpretasi, dan mengevaluasi ide, simbol, istilah, serta informasi matematika. Selain itu, kemampuan komunikasi matematis juga dapat berarti menempatkan matematika sebagai alat untuk mempresentasikan dan menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan.

Kemampuan komunikasi matematis merupakan bagian penting dari matematika dan pendidikan matematika. Pentingnya kemampuan ini dapat terlihat dengan dijadikannya kemampuan komunikasi matematis ini sebagai salah satu yang diorientasikan pada kurikulum matematika sekolah selain kemampuan pemahaman, penalaran, pemecahan masalah dan koneksi matematika. Selain itu, kemampuan komunikasi metematis merupakan salah satu standar kurikulum internasional yang dicanangkan oleh NCTM (The National Council of Teachers of Matematics).

Dengan kemampuan komunikasi matematis, siswa dapat berinteraksi dengan guru dan berbagi ide-ide matematika untuk memperjelas pemahaman. Jika kemampuan komunikasi matematis tersebut bisa dimiliki oleh siswa, siswa dapat mengekspresikan ide-ide matematika kedalam benda nyata, gambar, diagram, dan sebaliknya. Begitu juga siswa dapat mendiskusikan permasalahan yang terjadi dengan teman atau gurunya.

Pentingnya kemampuan komunikasi matematis berbanding terbalik dengan kenyataan yang terjadi saat ini. Kemampuan yang termasuk pada salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher level thinking) ini belum sepenuhnya dimiliki oleh siswa. Untuk itu, perlu sebuah inovasi baru dalam pembelajaran yang dapat membantu para siswa membangun dan mengembangkan kemampuan ini.

Think Pair Share adalah strategi pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan dan mendukung kemampuan berpikir tingkat tinggi.45 Selain itu, Think Pair Share juga merupakan salah satu pembelajaran kooperatif dengan kelompok kecil. Menurut Sharan dalam bukunya Handbook of Cooperative Learning menjelaskan bahwa: 46

“pembelajaran kooperatif kelompok kecil menawarkan kesempatan kepada semua anggota untuk bisa berhasil dalam matematika. Dalam kelompok-kelompok mereka, para siswa bekerja bersama untuk mendiskusikan gagasan matematika, memecahkan masalah, mencari pola-pola dan hubungan dalam rangkaian-rangkaian data, dan membuat serta menguji dugaan. Para siswa secara aktif bertukar gagasan dengan siswa lain dan saling membantu memahami pekerjaan mereka.”

Berdasarkan uraian tersebut dapat diasumsikan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share akan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

5. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Nurlaela (2005) dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair share terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa” (skripsi). Jurusan pendidikan matematika fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta, menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif teknik think-pair-share memberikan pengaruh yang positif pada kegiatan belajar mengajar di kelas. Hal ini diketahui dengan lebih tingginya rata-rata nilai hasil belajar kelas eksperimen yaitu 68,2 dan kelas kontrol 59,3.

45

Online Teaching Result, Cooperative Learning: Think-Pair-Share strategy, http://www.eworkshop.on.ca/edu/pdf/Mod08_think_pair_share.pdf , (15 Juli 2010, 17:12).

46

Shlomo Sharan, Handbook of Cooperative Learning, (Yogyakarta: Imperium, 2009), h. 349.

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Ratih Komala (2006) dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik” (skripsi). Dalam penelitiannya diperoleh hasil bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematik untuk siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Think Pair Share adalah lebih baik bila dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran biasa. Selain itu, selama proses pembelajaran dengan Think Pair Share berlangsung siswa pada umumnya memberikan respon yang positif.

Terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh Ari Sabilulungan (2008) dengan judul “Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Think Pair Square (TPS) untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis Siswa SMP” (tesis), menyatakan bahwa pembelajaran dengan kooperatif teknik Think Pair Square mengalami peningkatan kemampuan penalaran matematis dan komunikasi matematis yang lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

B. Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran matematika pada dasarnya bukanlah hanya sekedar mentransfer ide/gagasan dan pengetahuan dari guru kepada siswa. Lebih dari itu, proses pembelajaran matematika merupakan suatu proses yang dinamis, dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati dan memikirkan gagasan-gagasan yang diberikan. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran matematika sebenarnya merupakan kegiatan interaksi antara guru-siswa, siswa-siswa, dan siswa-guru untuk memperjelas pemikiran dan pemahaman terhadap suatu gagasan.

Seorang guru perlu menyadari bahwa pola interaksi yang selama ini berlangsung dalam proses pembelajaran tidak selalu dapat berjalan dengan lancar. Bahkan pola interaksi yang terjadi selama ini terkadang dapat menimbulkan kebingungan, salah pengertian atau kesalahan konsep yang

diterima siswa. Kesalahan pola interaksi seseorang guru akan dirasakan siswanya sebagai penghambat pembelajaran, dan begitu pula sebaliknya. Dengan demikian kemampuan komunikasi matematis merupakan kemampuan yang penting dan mendasar dalam pembelajaran khususnya pembelajaran matematika yang harus dibangun dan dikembangkan dengan kokoh pada diri siswa.

Model pembelajaran sangat penting untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran yang dibutuhkan saat ini adalah model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat mengkontruksi pengetahuannya sendiri sehingga lebih memahami konsep-konsep, dan dapat mengkomunikasikan ide-ide matematika yang dimilikinya baik secara lisan maupun tulisan. Selain itu, model pembelajaran yang diterapkan harus sesuai dengan materi yang akan dijarkan, mudah digunakan, dapat menciptakan komunikasi multi arah, proses belajar yang tidak monoton sehingga lebih efektif dan dapat memotivasi siswa. Misalkan saja, untuk menciptakan kemampuan komunikasi matematika di buat kelompok kecil. Dengan pembentukan kelompok kecil siswa lebih terkontrol dalam melakukan diskusi, siswa tidak merasa segan sehingga mudah untuk menuangkan ide-ide matematika yang dimilikinya kepada teman kelompoknya.

Model pembelajaran alternatif yang dapat mendukung hal tersebut salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Think Pair Share adalah salah satu jenis pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan siswa lainnya dalam kelompok, dan memberikan siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. Dalam kelompok yang dibentuk secara berpasangan, siswa dilatih untuk mengkomunikasikan ide-ide matematika yang telah dipikirkannya baik secara lisan maupun tulisan.

Untuk lebih jelasnya, kerangka berpikir yang dibangun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional.

Pembelajaran Matematika

Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share

Siswa Mengkomunikasikan Ide-ide Matematik Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Meningkat

37

METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen terkait