• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 2 Penghapusan Monopoli Negara

BAB IV : KESIMPULAN DAN PENUTUP

III. 3 2 Penghapusan Monopoli Negara

Pada tanggal 1 Januari 1985, pemerintahan RRC menegaskan kembali keputusan untuk menghapus pembelian hasil panen dengan sistem monopoli oleh negara.36

36

Xinhua,.lihat “RRC Hapuskan Monopoli Pertanian, Kompas.3 januari 1985 Hal.7

Kebijakan yang mengejutkan ini merupakan langkah perbaikan terbesar kedua terhadap struktur ekonomi pedesaan, setelah penghapusan sistem Komune Rakyat. Dimasa PKC juga menegaskan betapa perlunya menempatkan tenaga- tenaga muda dan kader-kader yang lebih memiliki kemampuan-tahun1985 adalah batas waktu peralihan generasi di RRC- dalam posisi-posisi strategis. Kemudian komisi central PKC melancarkan pula perombakan manajemen untuk perusahaan- perusahaan besar.

Di dalam naskah 20 oktober 1984, pemerintah RRC menyusun restruktur ekonomi dengan fokus pembaharuan di bidang industri dan perdagangan. Dinyatakan dalam naskah itu, pembaharuan harus dilaksanakan karena struktur ekonomi yang lama tidak mampu mengakomodasi gerak perkembangan produksi yang semakin meningkat. Dalam struktur ekonomi yang lama tidak ada pembedaan antara fungsi-fungsi pemerintah dengan fungsi-fungsi dunia usaha. Pemerintah mengadakan pengawasan yang terlalu ketat terhadap kegiatan bisnis, disamping kendala-kendala birokratis dan geografis terlalu besar dan peran pasar kurang dihargai. Sedangkan dalam hal lain, metode egalitarianisme dalam distribusi penghasilan selama ini, telah memandulkan inisiatif dan kreatifitas kegiatan bisnis kaum pekerja.

Menurut pemerintah sekarang, prinsip pemilikan sarana-sarana produksi oleh seluruh rakyat, masih dipertahankan, tetapi prinsip pemilikan ini dipisahkandari wewenang untuk mengoperasikannya. Badan-badan usaha kini menjadi satuan-satuan yang berdiri sendiri dan masing-masing merupakan badan hukum yang mempunyai hak-hak tanggung jawab khusus. Kepada mereka dilimpahkan tanggung jawab terhadap usaha untuk memperoleh keuntungan dan menghindari kerugian. Sedangkan perusahaan-perusahaan negara diberikan wewenang leluasa dalam menarik pegawai dan menyalurkan gaji. Sementara perusahaan-perusahaan negara yang tidak sanggup menyesuaikan produksinya dengan permintaan pasar, atau yang produksinya dibawah standar dan yang usahanya tidak menguntungkan, diperintahkan bergabung dengan perusahaan lain, mengganti jenis produksinya atau menghentikan sama sekali jenis produksinya.

Keterangan Menteri Komisi Negara RRC, Lu Dong, menyatakan bahwa sebanyak 5.000 perusahaan negara yang memproduksi 47% dari barang industri RRC, memperoleh otonomi yang lebih besar, berupa kebebasan langsung untuk melakukan negosasi dan menandatangani persetujuan dengan perusahaan asing mengenai masalah impor teknologi, usaha patungan, produksi bersama dan kompensasi perdagangan. Instansi-instansi pemerintah diperintahkan tidak mengelolah dan mengoperasikan langsung kegiatan bisnis. Mereka dinyatakan

hanya berperan sebagai penjelas arah kebijakan ekonomi nasional, sesuai dengan hukum ekonomi modern, misalnya mengatur kebijakan dibidang perkreditan. Lalu untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, diperkenalkan sistem perpajakan baru yang memungkinkan setiap perusahaan menyimpan sebagian besar dari keuntungan.

Komisi Restrukturisasi Sistem Ekonomi Nasional dewasa ini sedang mengusahakan pemecahan perusahaan-perusahaan besar kebentuk kegiatan yang lebih kecil, dalam rangka mendorong sekaligus memudahkan para buruh untuk membeli saham. Anjuran pemerintah agar para buruh membeli saham pada perusahaan milik negara dilandasi harapan bahwa mereka akan bekerja semakin giat. Yang paling penting, dengan kebijakan itu para buruh menganggap dirinya bukan sebagai pekerja belaka, melainkan juga sebagai pemilik pabrik atau perusahaan. Oleh karenanya, mereka akan terangsang untuk bekerja lebih giat.

Perbaikan gaji dalam badan pemerintah dilakukan pada tahun 1985 dan diharapkan akan membawa pengaruh yang konstruktif terhadap mereka yang bekerja dibidang perawatan kesehatan, ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan, dan pendidikan. Pada badan usaha lain, gaji ada yang di naikkan sampai beberapa kali lipat, dan kepada pekerja yang baik diberikan bonus. Dalam sebuah peristiwa, seorang wanita pengemudi taksi yang menyelamatkan taksinya dari pembajak, mendapatkan hadiah kenaikan gaji dan uang tunai sebesar 1.000 yuan (sekitar Rp 350.000) atau jumlah gaji setahun rata-rata pekerja di beijing. Sementara pada kasus yang lain, beberapa pekerja yang datang terlambat masuk kerja, yang hasil kerjanya tidak produktif, ataupun yag tidak masuk kerja (bolos), dikenakan pemotongan gaji dan tindakan tidak disiplin lainnya. Hal ini memperlihatkan bahwa, insentif material telah memperoleh kedudukan penting dalam perekonomian modern RRC, untuk meningkatkan kegiatan usaha dan produktifitas penduduk.

Diketahui adanya motivasi yang kuat untuk mencapai keinginan tertentu dalam suatu kelompok, tidak secara otomatis akan melahirkan sejumlah besar wiraswastawan, kecuali jika keadaan umum dalam struktur politik dan

kebudayaan, mendukung sepenuhnya orang-orang yang penuh motivasi itu, untuk memasuki dunia ekonomi. Jadi, penciptaan institusi sosial (lembaga wiraswasta) membutuhkan lingkungan yang memungkinkan institusi sosial baru ini dapat bertahan dan berkembang. Disinilah pemerintah RRC merasa perlunya membebaskan usaha-usaha swasta. Meskipun bentuk usaha yang demikian berkesan negatif di mata rezim lama, sekarang disadari kontribusinya yang besar dalam menggalakkan pertumbuhan ekonomi negara.

Selama tahun 1983, lebih dari 18% pedagang eceran total dipercayakan kepada pihak swasta. Sektor tersebut meliputi usaha kecil yang terdiri dari kerajinan tangan, barang-barang kelontong, pakaian jadi, dan bermacam-macam usaha jasa yang lain. Penghasilan para wiraswastawan bisa saja tinggi, umpamanya penghasilan bulanan Rong Zhiren dan istrinya yang menjual bakmi di guangdong mencapai US$240, yaitu 2 kali lipat gaji tertinggi buruh pabrik atau 4 kali lipat gaji umum pegawai negeri. Sementara dalam bidang pertanian, sejak pemerintah RRC membolehkan petani mempunyai “perusahaan” sendiri (berwiraswasta), banyak petani yang menjadi kaya, diantaranya Zang Wenkang, yang sukses dengan kebun tomatnya, berpenghasilan 10.000 yuan (sekitar Rp4,5 juta) atau 20 kali lipat dari penghasilan petani biasa.

Berdasarkan keterangan mereka yang belum lama menjelajahi RRC, bentuk usaha swasta ada pula yang berskala besar, terutama yang terdapat di Kawasan Ekonomi Khusus- kawasan yang sengaja dikembangkan sebagai kota- kota kapitalis murni- Shenzen, Shuhai, Shantou (ketiganya di propinsi Guandong) dan Xiamen (di propinsi Fujian). Yang patut dijelaskan pula, dewasa ini slogan- slogan komunis dan gambar-gambar besar Mao, telah berkurang dari sudut-sudut jalan di RRC dan di gantika dengan reklame-reklame besar milik perusahaan transnasional, seperti Coca-Cola, Sony, Hitachi, Kodak dan sebagainya. Disamping itu, perlu diketahui pemerintah telah memberikan jaminan tegas: sektor swasta tidak akan dinasionalisasikan.

Dokumen terkait