• Tidak ada hasil yang ditemukan

Reformasi Ekonomi : Sosialisme Plus Pasar Bebas

BAB IV : KESIMPULAN DAN PENUTUP

III. 2 5 Pembangunan Infrastuktur

III. 3 Reformasi Ekonomi : Sosialisme Plus Pasar Bebas

Bagi Deng Xiaoping, mekanisme pasar dapat menjadi alat yang berguna bagi kemajuan ekonomi RRC dan karena itu, tidak bertentangan dengan ideologi sosialis. Pandangan Deng diatas secara formal diterima dalam Kongres PKC ke- 14, Oktober 1992. Sementara itu, konsep untuk membangun sebuah ekonommi pasar sosialis dimasukkan ke dalam Undang-Undang Dasar RRC dalam Kongres Rakyat Nasional (parlemen RRC) ke-8, maret 1993. Demikianlah, dalam Undang- Undang Dasar RRC yang terakhir, yang disahkan pada 1993, disebutkan bahwa RRC adalah negara sosialis di bawah kepemimpinan kelas buruh dan didasarkan pada aliansi para buruh, petani dan intelektual.32

Oleh sebab itu, struktur politik RRC masih tetap merupakan pemerintahan satu partai (PKC). Fungsi partai dan pemerintah terkait erat. PKC mendelegasikan banyak pengurusan masalah-masalah negara kepada sebuah mesin pertumbuhan yang ditata secara terpisah tetapi tetap tunduk kepadanya, dan partai mengawasi semua aspek penyelenggaraan negara ini disemua tingkatan. Selain itu, PKC tidak saja melakukan kontrol sosial dan disiplin politik lewat cabang-cabangnya yang bertebaran hingga melainkan ke desa-desa, melainkan juga memegang kontrol atas angkata bersenjata. Pada 1994, anggota PKC berjumlah sekitar 52 juta orang, atau sekitar 4,3 persen dari seluruh penduduk RRC. Keanggotaan dalam PKC dianggap akan sangat menguntungkan. Hal ini terutama karena penerimaan pegawai di badan-badan pemerintahan mensyarakat keanggotaan itu.

32

Pemerintahan baru RRC dibawah Deng Xiaoping melancarkan kritik keras terhadap Marxisme, untuk mencari pembenaran atas pembaharuan ekonomi yang mereka laksanakan, setelah pemerintahan Mao berlalu. Dalam surat kabar partai, Renmin Ribao, pemerintah Deng menyatakan bahwa teori Marxis yang orthodoks sudah ketinggalan jaman dan tidak dapat dipakai lagi untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi RRC dewasa ini.33

Menurut pemerintah Deng, teoritisi RRC harus terjun kedalam kenyataan, agar menemukan cara untuk memodernisasi negerinya. Apa yang dibayangkan

Ideologi komunis yang diajarkan oleh Karl Marx, Friederich Engels dan Vladimir Lenin dinilai telah usang dan sukar diterapkan lagi. Menurut pemerintahan Deng apa yang diajarkan Marx dan kawan-kawan hanya sesuai untuk jaman itu, sementara situasi terus berkembang dengan cepat, sehingga beberapa idenya tidak sesuai lagi dengan kebutuhan-kebutuhan RRC pada masa sekarang.

“Ekonomi bagaikan samudera luas. Banyak sekali masalah ekonomi yang tidak tertulis dalam buku, dam masalah-masalah yang ada dalam buku itu, memaksa kita untuk mencari pemecahannya,” demikian serangan pemerintahan Deng kepada para anggota partai yang mengaggap teori ekonomi dari abad ke-19 masih relevan dengan situasi jaman sekarang. Dalam pengamatan mereka, banyak sekali hal yang tidak dialami Marx, Engels dan Lenin, dalam memecahka berbagai tantangan dunia modern.

Kritik-kritik pemerintah baru RRC tersebut, menjadi perhatian masyarakat internasional, karena interpretasi sebagai tanda-tanda kesungguhan bahwa negara RRC akan meninggalkan ideologi Marxisme-Leninisme, dan mengubahnya menjadi semacam pendekatan ekonomi yang percaya kepada apapun, yang dapat menghasilkan atau sebuah pendekatan yang pragmatis. Perkembangan baru RRC diantisipasi sebagai suatu usaha para pemimpin RRC dalam mencoba menbangun ideologi yang bisa disesuaikan dengan tuntutan jaman dan tidak ingin terikat pada sebuah aliran pemikira saja.

33

Pernyataan pemerintah Deng di Renmin Ribao, 7 Desember 1984, lihat pula, “teori marxis tidak pecahkan masalah RRC,”Kompas, 8 Desember 1984 hal.7

Marx dibawah sistem sosialisme tidak dibutuhkan lagi pasar barang dan uang, kontradiktif dengan realitas pembangunan sosialis di RRC. Oleh karena itu dalam pendapat mereka, sudah sewajarnya kalau masyarakat yang dicita-citakan Marx itu, diperlukan sebagai masyarakat utopia belaka, sehingga negara RRC harus mencari “pedoman lain” untuk menyelesaikan begitu banyak masalah yang dihadapi dewasa ini.

“pedoman lain” yang dimaksud diatas adalah pembaharuan praktik-praktik pembangunan lama dengan praktik-praktik pembangunan yang umumnya dikenal di negara-negara kapitalis. Walaupun tidak secara totaliter, namun jelas perubahan ekonomi RRC ini, menghilangkan ciri-ciri khusus dari pola pembangunan lama yang sangat sosialistis, yang dimoipasi oleh hasrat Deng yang begitu besar atau menjadikan RRC setaraf dengan negara-negara maju, setelah tahun 2000.

Reformasi politik dipandang penting karena keberhasilan ekonomi sangat tergantung kepada stabilitas dan dukungan politik yang luas. Dengan pertimbangan itu, sebagai tokoh reformasi yang piawai, Deng tidak melaksanakan reformasi ekonomi besar-besaran secara serentak, melainkan secara bertahap. Seperti dikatakan Deng, langkah pembaharuan yang dikemukakannya tersebut, sudah mantap dan tak akan tergoyahkan, sekalipun ia menyadari akan menghadapi berbagai tantangan. Tetapi bagi Deng, apa yang dijalankan sekarang memang membutuhkan ketabahan, dan bila tidak dilaksanakan, maka masa depan RRC akan lebih sulit lagi. Jadi pembaharuan ekonomi RRC akan terus dilakukan oleh Deng. Sebagaimana akan dibahas secara komprehensif sebagai berikut.34

Sampai saat ini, pamerintahan RRC telah menghapus hampir seluruh Komune dan Brigade Produksi, serta menggantikannya dengan pemerintah administratif setempat, proses pergantian dimulai sejak bulan oktober 1981 yang lalu. Seperti yang dijelaskan oleh Menteri Masalah Kependudukan RRC, Cui III. 3. 1 Penghapusan Komune Rakyat

34

Naifui, tetapi baru disiarkan dengan resmi pada masyarakat internasional oleh kantor berita Xinhua, dalam januari 1985.

Komune, organ terbesar dari sistem Komune Rakyat menghimpun semua fungsi pemerintahan lokal, yang meliputi bidang ekonomi- baik dalam bidang produksi, ditribusi, maupun konsumsi masyarakat – dan kesehatan masyarakat. Brigade produksi, sebagai kesatuan lebih kecil dibawahnya, menjalankan fungsi untuk menangani kegiatan ekonomi sektor sekunder, dalam bentuk satuan-satuan industri sedang dan kecil, seperti pembangunan perusahaan penggilingan beras atau gandum, perusahaan pemintalan kapas, perusahaan penyulingan minyak, perusahaan pengolahan susu dan perusahan pengolahan barang-barang konsumsi lainnya. Sementara, kesatuan dibawah Brigade produksi, yang merupakan unit terkecil dari sistem Komune Rakyat, yakni Tim produksi, bertugas menangani kegiantan ekonomi sektor primer, antara lain sektor pertanian, sektor perkebunan, sektor peternakan dan perikanan rakyat.

Berbeda dengan sistem Komune Rakyat, pemerintahan adminitatif setempat sebagai organisasi penggantinya, terdiri dari pemerintahan Kotapraja dan Komite Penduduk Desa. Adapun Badan Pemerintahan Kotapraja mempunyai fungsi mengurus rencana administratif dan produksi nasional, sementara komite penduduk desa memiliki otonomi lokal dan menjaga keamanan umum, penyelesaian pertengkaran dan urusan-urusan umum lainnya. Menurut informasi terakhir yang diperoleh, sebanyak 75.870 pemerintahan Kotapraja dan 700.000 Komite penduduk desa telah terbentuk di daerah pedesaan. Walaupun tidak di sebutkan, berapa banyak Komune dan Brigade produksi yang masih berjalan, tetapi Menteri Cui Naifui mengatakan bahwa usaha-usaha membentuk Pemerintahan Kotapraja di seluruh negeri, hampir selesai.

Sistem sebelumnya, yang berlangsung sejak masa Mao, dalam kebijakan Lompatan Jauh Kemuka (Da Yuejin), dengan keras mengontrol politik, produksi dan pemerintahan setempat. Keluarga-keluarga petani di kelompokkan bersama dalam Brigade-Brigade Produksi dimana sekelompok brigade Produksi membentuk sebuah komune rakyat dan setiap anggota memperoleh upah yang

merata, tanpa menggunakan ukuran prestasi kerja. Dengan demikian, struktur yang ditetapkan Deng, menghilangkan gambaran umum kebijakan pembangunan yang selama ini berlangsung dan yang merupakan aspek yang spesipik dari pembagunan sosialis RRC.35

Kebijak pemerintahan Deng dalam mendorong para petani supaya lebih giat berusaha, dinilai cukup efektif, karena para petani merasakan adanya keterkaitan antara penghasilan dengan usaha yang mereka kerjakan. Sebagai implikasinya, produktifitas dan pendapat rata-rata petani diharapkan oleh pemerintahan, dapat mereka miliki, dapat dipergunakan untuk bermacam-macam

Pada masa sekarang, pemerintahan tengah memperkenalkan usaha pertanian baru yang diprogandakan kepada khalayak luas sebagai sistem tanggung jawab (Zerenzhi). Di dalam mekanisme sistem tanggung jawab, setiap keluarga petani tidak lagi bekerja sama dalam sebuah komune, melainkan melakukan perjanjian dengan pemerintah adminitatif setempat, untuk mengajarkan sebidang tanah dan mendapatkan keuntungan langsung. Areal pertanian dipercayakan kepada keluarga-keluarga petani secara pribadi. Sistem pertanian baru ini memperolehkan setiap satuan keluarga petani mengolah sendiri tanahnya, dibawah pengambilan keputusan masing-masing, sehingga menghapus kebijakan kolektifisasi di pedesaan RRC yang telah berlangsung sebelumnya.

Melalui sistem tanggungjawab, mekanisme pengolaan pertanian desa dipecahkan ke dalam satuan-satuan kecil yang terpesialisasi. Perjanjian antara satu keluarga petani dan pemerintahan adminitrasi setempat menyangkut luas tanah yang digarap, jumlah dan jenis tanaman, dan jumlah sumbangan yang harus diserahkan kepada negara, sebagai pembayaran atas kontraknya. Kemudian, sisa produksinya, diperbolehkan oleh pemerintahan untuk dijual di pasar bebas. Pendapatan petani dengan sistem tersebut ditentukan oleh seberapa besar jumlah produksi yang mereka hasilkan. Jadi, para petani tidak lagi diibaratkan makan dalam peluk yang sama, seperti lazimnya yang berlangsung pada masa Mao.

35

usaha sambilan, misalnya usaha di bidang peternakan, perikanan dan industri jamur.

Belum barapa lama ditetapkan, sistem tanggung jawab telah menunjukkan perkembangan yang mengembirakan. Jika dihitung secara keseluruhan, pendapatan para petani meningkat tajam dan malahan ada beberapa petani yang lebih kaya dari yang lain. Berkat pengaruh struktur ekonomi di pedesaan, output sektor pertnian mengalami kenaikan 6,6% setahun. Sedangkan jika dilihat pada tahun 1982 saja, khusus untuk produksi, sektor pertanian mencatat kenaikan 12% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, atau sebesar 3,6 juta ton. Output sektor pertanian lainnya berupa kacang kedele, jagung dan lain-lain, sangat besar, sehingga dapat dialihkan menjadi komoditi ekspor.

Yang agak mengejutkan, kemampuan RRC dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri rakyatnya, semakin bertambah. Selama dua tahun terakhir ini, RRC sanggup mengurangi impor beras dari Amerika Serikat sebanyak 3,8juta ton. Padahal sejak tahun 1960-an, beras harus selalu diimpor oleh pemerintah untuk kebutuhan rakyat. Melihat hasil tersebut, pemerintahan untuk meningkatan nilai output tahunan tahun 1984, menjadi empat kali lipat dalam kurun waktu 15 tahun mendatang.

Dokumen terkait