PT Bak ri el a n d De vel o p m ent Tbk A n n u al R epo rt 2 0 13
83
Kawasan superblok Rasuna Epicentrum dikelola olehPT Bakrie Swasakti Utama (BSU) yang menguasai 22,5% pangsa pasar apartemen di area CBD Jakarta. Sementara itu Sentra Timur Residence (STR) dikelola dan dikembangkan oleh PT Bakrie Pangripta Loka (BPL) bekerja sama dengan Perumnas. Luas area yang sedang dikembangkan saat ini mencapai seluas 16,9 Ha dari total 40 Ha rencana pengembangan. Sejak 2012 unit City Property mengembangkan Awana Condotel dan Awana Town house di atas lahan seluas ± 1,8 Ha di pusat kota Yogyakarta serta proyek hotel dan apartemen di atas lahan seluas ± 3.000 m2 di Jalan Sardjito Yogyakarta melalui anak perusahaannya PT Graha Multi Insani.
Sektor properti di Indonesia sejak 2010 mengalami pertumbuhan positif yang ditunjukkan dengan terjadinya siklus seller’s market. Pertumbuhan di tahun 2013 mencapai 15% yang terutama disebabkan oleh masih tingginya angka backlog (kekurangan pasokan) perumahan di Indonesia yang mencapai 13,5 juta unit rumah pertahun. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran pihak regulator terhadap harga properti yang semakin meningkat. Pada semester kedua 2013, BI mengeluarkan peraturan tentang inden KPR dan ketentuan Loan to Value (LTV) untuk rumah kedua dan ketiga. Adanya kenaikan BI rate mencapai 7,25% serta harga tanah yang semakin tinggi turut memberikan pengaruh terhadap perlambatan pertumbuhan sektor properti pada kuartal ke-4 2013.
Managed by PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), the Rasuna Epicentrum superblock has managed to capture 22.5% of the apartment market share for the Jakarta CBD area. Meanwhile, Sentra Timur Residence (STR) is managed and developed by PT Bakrie Pangripta Loka (BPL) in cooperation with the state-owned housing company, Perumnas. The total area that has been under development thus far stretches across 16.9 hectares out of a total area of 40 hectares of planned development area. Since 2012, City Property has developed Awana Condotel and Awana Townhouse on a ± 1.8 Ha plot of land at the heart of Yogyakarta, in addition to a hotel and apartment project on ± 3,000 m2 of land at Sardjito Street, Yogyakarta through its subsidiary PT Graha Multi Insani.
Indonesia’s property sector since 2010 has shown a positive trajectory as indicated in the emergence of a seller’s market. A 15% growth in 2013 was primarily driven by consistently rising backlogs (supply shortage) for housing in Indonesia, reaching an undersupply of 13.5 million housing units in 2012. Under such circumstances, regulators are rightfully concerned over escalating property prices. In the second half of 2013, BI issued a regulation on partially prepaid mortgages and Loan-to-Value (LTV) for second and third home purchases. A rise in BI rate to the level of 7.25% coupled with ever increasing land prices have signiicantly contributed to the slowdown in the property sector for the fourth quarter of 2013.
Rasuna Epicentrum
PT Bak ri el a n d De vel o p m ent Tbk Lap o ran T a hun an 2 0 13
84
Kinerja OperasionalHarga jual properti dan tanah yang tinggi selama tahun 2013 dimanfaatkan oleh City Property dengan melakukan divestasi landbank di Rasuna Epicentrum untuk mendapatkan margin penjualan yang tinggi. Hasil divestasi tersebut digunakan untuk melakukan pembelian landbank baru di Yogyakarta dan Sidoarjo - Jawa Timur yang memiliki potensi pengembangan lebih besar yang berskala mega superblok.
Pada 2013, tantangan yang harus dihadapi oleh City Property adalah membuka pasar properti di daerah baru seperti Yogyakarta dan Sidoarjo - Jawa Timur sehingga menjadi pioneer dalam pengembangan properti di daerah tersebut. Selain itu City Property turut berperan aktif mendorong terciptanya Peraturan Daerah baru yang mendukung pengembangan bisnis properti.
Di tahun 2013, City Property menargetkan pencapaian penghasilan sebesar Rp2.799,9 miliar sedangkan
realisasinya adalah sebesar Rp2.631,6 miliar. Di tahun 2013,
Operating Performance
An ascending trend in the selling price of properties and land throughout 2013 has given City Property the impetus to divest its landbank at Rasuna Epicentrum in order to secure a high sales margin. Financial gains from the divestment have been earmarked for the purchase of new landbanks in Yogyakarta and Sidoarjo - East Java assessed to have higher development potential for mega superblock projects.
In 2013, one of the challenges that City Property had to deal with was concerns about opening up property markets in new areas such as Yogyakarta and Sidoarjo - East Java, making the business unit a pioneer in property development in those respective areas. Furthermore, City Property has actively pushed for the enactment of new local regulations that support the property business.
In 2013, City Property’s revenue target was set at Rp2,799.9 billion, and its realization amounted to a total of Rp2,631.6 billion. In 2013, City Property contributed 79.1% towards
PT Bak ri el a n d De vel o p m ent Tbk A n n u al R epo rt 2 0 13
85
City Property memberikan kontribusi 79,1% terhadap totalpenghasilan Bakrieland. Penghasilan terbesar City Property berasal dari proyek apartemen & hotel dengan kontribusi 13,0% (Rp341,0 miliar), proyek perkantoran strata, sewa, ritel dan jasa manajemen memberikan kontribusi 13,5% (Rp354,6 miliar), sedangkan penjualan lot tanah memberikan kontribusi 73,6% (1.935,8 miliar).
Untuk mencapai target penjualan tersebut, City Property telah melakukan langkah sebagai berikut :
− Meluncurkan produk-produk baru yang lebih beragam − Melakukan berbagai aktivitas penjualan dengan
intensitas yang tinggi
− Meningkatkan intensitas kegiatan collection sehingga penjualan dapat diakui revenue-nya
− Mengatur pembayaran kepada kontraktor sehingga
proyek dapat berjalan sesuai dengan jadwal
− Melakukan penjualan tanah kepada investor dengan
harga yang lebih tinggi
− Mencari pinjaman baru untuk pembiayaan proyek − Melakukan eisiensi pengeluaran biaya-biaya
operasional.
Selain itu City Property juga melakukan penguatan strategis di divisi Marketing & Sales serta menyiapkan perangkat penjualan yang baik dan lebih detil.