BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Penghitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest
Tujuan dilakukannya penghitungan persentase peningkatan rerata pretest ke
pottest ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar peningkatan rerata dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun pada kelompok eksperimen terhadap
kemampuan mengevaluasi. Penghitungan ini dilakukan dengan mengambil data
meanpretest dan data rerata posttest Idari uji normalitas pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen yang telah dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov Test kemampuan mengevaluasi. Data yang diambil kemudian dihitungmenggunakan
Microsoft Excel 2010. Setelah itu dilakukan analisis untuk mengetahui adanya
perbedaan perlakuan. Karena data pretest dan posttest I tidak normal dari kelompok yang sama setelah dilakukan uji normalitas, maka statistik yang digunakan adalah statistik nonparametrik denganWilcoxon(Field, 2009: 345). Kriteria untuk menolak Hnull jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 dengan tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% (Field, 2009: 53).Hasil uji penghitungan persentase peningkatan skor
pretest ke posttest I kemampuan mengevaluasi dapat dilihat pada tabel 4.6. (lihat
Lampiran 4.9.1)
Tabel 4.6 Hasil Penghitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke
Posttest I Kemampuan Mengevaluasi
No Kelompok Rerata Peningkatan (%) Sig. (2-tailed) Keterangan Pretest Posttest I
1 Kontrol 2,55 3.34 30,69 0,000 Ada pebedaan 2 Eksperimen 2,59 4,02 54,87 0,000 Ada perbedaan
65
Penghitungan persentase dilakukan dengan mengurangkan skor pretest dengan
posttest I, kemudian hasil pengurangannya dibagi dengan pretest lalu dikalikan
100%.Hasil penghitungan persentase pada kelompok kontrol menunjukkan peningkatan sebesar 30,69%. Setelah dianalisis menggunakan statistik nonparametrik dengan Wilcoxon menunjukkan skor n = 27; Z = -4,16 dengan harga Sig. (2-tailed)< 0,05, yaitu sebesar 0,000. Hal ini dapat dikatakan bahwa Hnull diterima dan Hi ditolak yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest I kelompok kontrol terhadap kemampuan mengevaluasi.Dari beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan padakelompok kontrol terhadap kemampuan mengevaluasi.
Hasil penghitungan persentase pada kelompok eksperimen menunjukkan peningkatan sebesar 54,87%. Setelah dianalisis menggunakan statistik nonparametrik dengan Wilcoxonmenunjukkan skor n = 26; Z = -4,48 dengan harga Sig. (2-tailed)< 0,05, yaitu sebesar 0,000. Hal ini dapat dikatakan bahwa Hnull diterima dan Hi ditolak yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest I kelompok kontrol terhadap kemampuan mengevaluasi.Dari beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan pada pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengevaluasi. Dari hasil penghitungan persentase tersebut nampak bahwa persentase peningkatan skor pretest ke posttest I kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Perbedaan antara skor pretest ke posttest I kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dilihat dari selisih pretest ke posttest I(gain score) pada setiap kelompok. Selisih pretest ke posttest I(gain score) yang dominan pada kelompok eksperimen lebih besar dari pada kelompok kontrol. Gain score untuk kemampuan mengevaluasi dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
66
Gambar 4.2 Grafik Perbedaan Rerata Pretetest ke Posttest I Kemampuan
Mengevaluasi
Grafik di atas menunjukkan frekuensi yang paling besar dari kelompok kontrol mempunyai nilai gain yang lebih kecil jika dibandingkan dengan kelompok eksperimen. Persentase gain score ≥ 1,75kemampuan mengevaluasi pada kelompok kontrol adalah 11,11% dengan jumlah siswa sebanyak 3 orang. Sedangkan persentase
gain score ≥ 1,75kemampuan mengevaluasi kelompok eksperimen adalah 26,92%
dengan jumlah siswa sebanyak 7 orang. Hal ini berarti bahwa selisih antara pretest ke
posttest I untuk kemampuan mengevaluasi pada kelompok kontrol memiliki nilai
yang lebih kecil dari selisih antara pretest ke posttest I untuk kemampuan
mengevaluasi pada kelompok eksperimen. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa gain atau selisih pretest ke posttest I yang dominan untuk kemampuan
mengevaluasi pada kelompok kontrol lebih kecil dari kelompok eksperimen.
2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest
Tujuan dilakukannya uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke posttest
I yaitu untuk mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun eksperimen terhadap kemampuan mengevaluasi. Uji normalitas data pretest dan posttest I menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test pada kedua kelompok menunjukkan distribusi data tidak normal dalam
kelompok yang sama, maka statistik yang digunakanadalah statistik non-parametrik
0 2 4 6 8 10 12 0 1 2 3 4 Fr e ku e n si Gain kontrol eksperimen
67
denganWilcoxon(Field, 2009: 345).Kriteria untuk menolak Hnull jika harga Sig.
(2-tailed) < 0,05 dengan tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% (Field, 2009:
53).Di bawah ini dapat dilihat hasil uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke
posttest I pada kemampuan menciptapada tabel 4.7. (lihat Lampiran 4.10.1)
Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke
Posttest I Kemampuan Mengevaluasi
Aspek Kelompok Sig. (2-tailed) Keterangan
Pretest-Posttest I Kontrol 0,000 Ada peningkatan
yang signifikan Eksperimen 0,000 Ada peningkatan
yang signifikan
Hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I menggunakan statistik nonparametrik dengan Wilcoxonpada kelompok kontrol menunjukkan skor n = 27; Z = -4,16 dengan harga Sig. (2-tailed)< 0,05, yaitu sebesar 0,000. Hal ini dapat dikatakan bahwa Hnull diterima dan Hi ditolak. Dari beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan yang signifikan rerata skor pretest ke
posttest I kelompok kontrol terhadap kemampuan mengevaluasi.Hasil uji peningkatan
rerata skor pretest ke posttest I menggunakan statistik nonparametrik dengan
Wilcoxon pada kelompok eksperimen menunjukkan skor n = 26; Z = -4,48dengan
harga Sig. (2-tailed)< 0,05, yaitu sebesar 0,000. Hal ini dapat dikatakan bahwa Hnull
diterima dan Hi ditolak. Dari beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan yang signifikan rerata skor pretest ke posttest I kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengevaluasi.Hasil persentase peningkatan rerata
pretest ke posttest I kemampuan mengevaluasi dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengevaluasi
Uji Statistik Kelompok Z N r R2 % Efek
Wilcoxon Signed
Ranks Test Kontrol -4,16 53 1 0,32 32 Besar
Wilcoxon Signed
Ranks Test Eksperimen -4,48 53 0,61 0,37 37 Besar
Penghitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dengan berpedoman pada kriteria yaitu, untuk efek kecil jika r = 0,10 yang setara dengan 1%,
68
efek menengah jika r = 0,30 yang setara dengan 9%, sedangkan untuk efek besar jika
r = 0,50 yang setara dengan 25% Field (2009: 57). Hasil peningkatan yang terjadi
pada kelompok kontrol dengan r = 1 atau 32%. Hal ini berarti bahwa persentase tergolong pada efek yang besar.Hasil penghitungan persentase peningkatan rerata
pretest ke posttest I yang terjadi pada kelompok eksperimen adalah r = 0,61 atau
37%. Persentase ini menunjukkan efek yang besar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I kemampuan
mengevaluasi kelompok kontrol lebih kecil dari kelompok eksperimen.