• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.3 Saran

5.3.1 Peneliti sebaiknya melakukan koordinasi yang lebih baik dengan guru mitra agar penelitian dapat dilaksanakan dengan waktu yang lebih, sehingga materi yang diberikan dapat tersampaikan dengan baik.

5.3.2 Peneliti sebaiknya melakukan posttest II diwaktu pagi hari dengan keadaan udara yang masih segar dan cuaca belum begitu panas agar siswa dapat mengerjakan soal posttest II dengan maksimal dan dengan semangat yang belum berkurang.

5.3.3 Penelitian perlu dilakukan pada lebih dari satu tempat agar penelitian mempunyai hasil yang lebih terpercaya dan dapat digeneralisasikan di sekolah lain.

97

DAFTAR REFERENSI

Abdi, A. (2014). The effect of inquiry-based learning method on students’ academic achievement in science course. Universal Journal of Education Research. Diakses pada 29 November, 2015, dari http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1053967.pdf Anderson, L. W & David R. K. (2010). Kerangka landasan untuk pembelajaran,

pengajaran, dan asesmen: revisi taksonomi pendidikan Bloom. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Best, J. W., & Kahn, J. V. (2006). Research in education (tenth edition). Boston: Pearson Education Inc.

Chang, M. C., Shaeffer, S., Al-Samarrai, S., & Andrew B. Ragatz. (2014). Teacher

reform in indonesia the role of politics and evidence in policy making.

Washington DC: The World Bank.

Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research method in education (sixth

edition). New York: Routledge.

Deta, U. A., Suparni & S. Widha. Pengaruh metode inkuiri terbimbing dan proyek, kreativitas, serta keterampilan proses sains terhadap prestasi belajar siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Diakses pada 6 Desember 2015 dari http://journal.unnes.ac.id/artikel_nju/pdf/JPFI/2577/2630

Dimyati & Mudjiyono. (2006). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Dwijananti, P & D. Yulianti. (2010). Pengembangan kemampuan berpikir kritis

mahasiswa melalui pembelajaran problem based instruction pada mata kuliah fisika lingkungan. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Diakses pada 6 Desember 2015 dari http://journal.unnes.ac.id/artikel_nju/file_unduh/3/1122/1122-2197-1-PB.pdf

Eggen, P & Don, K. (2012). Strategi dan model pembelajaran: mengajarkan konten

dan keterampilan berpikir. Jakarta: Indeks.

Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS (third edition). Los Angeles: SAGE.

Frankel, J. R. (2011). How to design and evaluate research in education. Americas: McGraw-Hill.

Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.

98

Gunawan, A. (2006). Buku pintar Sekolah Dasar. Jakarta: Lima Bintang. Hanafiah & Suhana, C. (2009). Konsep strategi pembelajaran. Bandung: PT.

Refika Aditama.

Hanafiah & Suhana, C. (2010). Konsep strategi pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama.

Hanafiah, N.& Cucu, S. (2009). Konsep strategi pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Hanafiah & Suhana, C. (2010). Konsep strategi pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama.

Hergenhahn B.R & Matthew H. O. (2008). Theories of learning (edisi ketujuh). Jakarta: Prenada Media Group.

Hermana, D. (2009). Ayo belajar Imu Pengetahuan Alam. Yogyakarta: Kanisius. Kamus, T. P. (2008). Kamus besar bahasa Indonesia (Edisi keempat). Jakarta:

Gramedia.

Kasmadi& Sunariah, N.S. (2013). Panduan modern penelitian kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran kontekstual: konsep dan aplikasi. Bandung: Refika Aditama.

Krathwohl, D. R. (2004). Methods of educational and social science research an

integrated approach (second edition). Illinois: Wavelnd Press.

Kurniawan, A. D. (2013). Metode inkuiri terbimbing dalam pembuatan media pembelajaran biologi untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kreativitas siswa SMP. Jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak. Diakses pada 6 Desember 2015, dari ttp://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/viewFile/2503/2556

Johnson Elaine, B. (2010). Contextual teaching & learning. Bandung: Kaifa.

Mardapi, D. (2008). Teknik penyusunan instrument tes dan nontes. Yogyakarta: Mitra Cendekia Offset.

Majid, A. (2009). Perencanaan pembelajaran mengembangkan standar kompetensi

guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Majid, A. (2013). Strategi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

99

Masidjo, I. (2007). Penilaian hasil belajar siswa di sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Mulyasa, E. (2006). Menjadi guru profesional: menciptakan pembelajaran kreatif

dan menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

OECD. (2010). PISA 2009 results. Jerusalem: PISA, OECD Publishing.

OECD. (2013 ). PISA 2012 results: what students know and can do-student

performance in mathematics,reading and science (Volume I),. Turkey: PISA,

OECD Publishing.

Ormrod, J. E. (2008). Psikologi pendidikan: membantu siswa tumbuh dan

berkembang. Jakarta: Erlangga.

Priyatno, D. (2010). Teknik mudah dan cepat melakukan analisis data penelitian

dengan SPSS dan tanya jawab ujian pendadaran. Yogyakarta: Gava Media.

Purwanto. (2008). Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Putra, S. (2013). Desain belajar mengajar kreatif berbasis sains. Yogyakarta: DIVA Press.

Roestiyah, N.K. (2001). Strategi belajar mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.

Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Santrock, J.W. (2014). Psikologi pendidilkan. Jakarta: Salemba Humanika.

Sari, I. M., Evi, S & Parsaoran, S. (2011). Analisis kemampuan berpikir kreatif siswa smp dalam pembelajaran Pendidikan Teknologi Dasar (PTD).Jurnal Pengajaran MIPA. Diakses pada 6 Desember 2015 dari

http://journal.fpmipa.upi.edu/index.php/jpmipa/article/download/258/173 Schunk, D. H. (2012). Learning theories: an educational perspective (edisi keenam).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Siregar. (2010). Statistika deskriptif untuk penelitian: Dilengkapi perhitungan

manual dan aplikasi SPSS versi 17. Jakarta: Rajawali Pers.

Siregar, S. (2013). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenamedia Group.

Sudijono, A. (2011). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2011). Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung:

100

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan r & d. Bandung Alfabeta.

Sukardi. (2008). Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Slavin, R. E. (2009). Cooperatif learning, teori, riset, dan praktik. Bandung: Nusa Media.

Taniredja, T, dan Hidayati Mustafidah. (2011). Penelitian kuantitatif (sebuah

pengantar). Bandung: Alfabeta.

Tim Bina IPA. (2010). Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: Yudhistira.

Trianto. (2009). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif: konsep,

landasan, dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Predana Media Grup.

Trianto. (2010). Model pembelajaran terpadu: konsep, strategi, dan implementasinya

dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2015). Diakses pada tanggal 26 November 2015. http://eprints.dinus.ac.id/14666/1/uu_20-2003_sisdiknas.pdf.

Wibowo, F. C & A. Suhandi. (2013). Berbasis proyek untuk meningkatkan hasil belajar kognitif dan keterampilan berpikir kreatif. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia.Diakses pada 6 Desember 2015 dari

ttp://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/view/2512 Yamin, M. (2015). Teori dan metode pembelajaran. Malang: Madani.

Yousnelly, P., dkk (2010). IPA Ilmu Pengetahuan Alam SD kelas V. Bandung: Yudistira.

101

102

103

104

109

117

121

127

Lampiran 3.1 Soal Uraian

KASUS

Di hari Minggu pagi, Tifani sedang membereskan kamar tidurnya yang berantakan. Ketika membereskan kamar Tifani ingin menggantungkan beberapa barang kesukaannya dengan sebuah tali. Dengan cepat Tifani bertanya kepada ayahnya, tali apa saja yang dipunyai di lemari perkakas. Ayahnyapun mengeluarkan bermacam-macam tali seperti senar, tali tambang, benang wol, benang jahit dan tali rafia. Tifani memilih tali yang kira-kira kuat untuk menggantungkan barang kesukaannya sehingga kamar Tifani tampak lebih rapi dan nyaman untuk tidur.

Jawablah soal di bawah ini berdasarkan kasus di atas pada tempat jawaban yang telah disediakan!

1a. Berilah keterangan pada gambar sesuai dengan nama talinya!

... ...

128

...

1b. Tuliskan bahan penyusun masing-masing tali temali pada soal 1a?

... ...

2a. Tuliskan 4 bahan penyusun tali-temali yang telah kamu ketahui beserta 2 contohnya! a. ... Contoh:... b. ... Contoh:... c. ... Contoh:... d. ... Contoh:...

2b. Kelompokkanlah contoh-contoh tali-temali pada kolom sebelah kiri sesuai dengan tingkat kekuatannya pada kolom sebelah kanan dengan cara menarik garis sesuai jawaban yang tepat !

Benang Wol Benang Jahit Tali Rafia Tali Tampar Nilon Layang-layang  Lemah  Kuat  Sangat Kuat

129

3a Jelaskanlah dua hal yang mempengaruhi kekuatan tali! Jawab:

……….………...…… ……… ………...

3b. Sebutkanlah masing-masing 3 kegunaan dari benang dan tali yang terbuat dari bahan plastik!

Jawab:

……….………...…… ……… ………...

4. Apabila saat bermain layang-layang kamu membawa benang wol, benang nilon, dan benang jahit. Benang manakah yang paling baik digunakan untuk menerbangkan layang-layang? Jawab: ……… Jelaskan alasanmu! ……….……… ……… ……… ………

5. Lebih kuat mana, menggantung benda menggunakan tali-temali yang berbahan serat, benang, atau tali?

Jawab :

... ... ...

130 ……….……… ……… ……… ………... ...

6. Buatlah rancangan percobaan yang membuktikan kekuatan benang wol, benang jahit, tali rafia, benang nilon dan tali tambang dalam mengikat benda dengan menuliskan pertanyaan, jawaban sementara, alat dan bahan, serta langkah percobaannya dengan jawaban yang lengkap dan tepat!

a. Buatlah 1 pertanyaan menggunakan kata tanya “Manakah”!

………..… ……….………... ...

b. Tuliskan 1 jawaban dari pertanyaan yang kamu buat!

………..… ………... ...

c. Tuliskan alat dan bahan yang diperlukan!

………..… ………..…… ………... ...

d. Buatlah langkah percobaan!

………..… ……….……..………...…… ………..………....……… ……….………... ... ... ... ...

131 ... ... ... ... ... ... ...

132

Lampiran 3.2 Rubik Penilaian Instrumen Mengevaluasi dan Mencipta

No Variabel Indikator Kriteria Skor

1 Mengevaluasi Memeriksa kekuatan

bahan serat, benang, tali, nilon dan tambang.

 Jika dapat menemukan cara yang sangat efektif dalam menguji kekuatan bahan tali-temali.

5

 Jika dapat menemukan cara yang efektif dalam menguji kekuatan bahan tali-temali.

4

 Jika dapat menemukan cara yang kurang efektif dalam menguji kekuatan bahan tali-temali.

3

 Jika dapat menemukan cara yang tidak efektif dalam menguji kekuatan bahan tali-temali.

2

 Jika tidak dapat menemukan cara dalam menguji

kekuatan bahan tali-temali atau tidak menjawab.

1

Menunjukkan alasan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan tambang

 Jika dapat menunjukkan alasan yang sangat lengkap dan sangat tepat dari pemilihan cara yang paling efektif.

5

 Jika dapat menunjukkan alasan yang lengkap dan tepat dari pemilihan cara yang paling efektif.

4

 Jika dapat menunjukkan alasan yang kurang lengkap dan tepat dari pemilihan cara yang paling efektif.

3

 Jika dapat menunjukkan alasan yang kurang lengkap dan kurang tepat dari pemilihan cara yang paling efektif.

2

 Jika tidak dapat

menunjukkan alasan dari pemilihan cara yang paling efektif.

1

2 Mencipta Merumuskan masalah

pada percobaan membuktikan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan tambang dalam mengikat benda.

 Jika dapat merumuskan masalah pada percobaan membuktikan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan tambang dalam menggantung benda dengan sangat lengkap dan sangat tepat.

5

133 masalah pada percobaan

membuktikan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan tambang dalam menggantung benda dengan lengkap dan tepat.

 Jika dapat merumuskan masalah pada percobaan membuktikan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan tambang dalam menggantung benda dengan kurang lengkap dan tepat.

3

 Jika dapat merumuskan masalah pada percobaan membuktikan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan tambang dalam menggantung benda dengan kurang lengkap dan kurang tepat.

2

 Jika tidak dapat

merumuskan masalah pada percobaan membuktikan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan tambang dalam menggantung benda. 1 Membuat hipotesis dari percobaan membuktikan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan tambang dalam mengikat benda.

 Jika dapat membuat hipotesis dari percobaan membuktikan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan tambang dalam menggantung benda dengan sangat lengkap dan sangat tepat.

5

 Jika dapat membuat hipotesis dari percobaan membuktikan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan tambang dalam menggantung benda dengan lengkap dan tepat.

4

 Jika dapat membuat hipotesis dari percobaan membuktikan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan tambang dalam menggantung benda dengan kurang lengkap dan tepat.

3

 Jika dapat membuat hipotesis dari percobaan membuktikan kekuatan

134 bahan serat, benang, tali,

nilon dan tambang dalam menggantung benda dengan kurang lengkap dan tkurang tepat.

 Jika tidak dapat membuat hipotesis dari percobaan membuktikan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan tambang dalam menggantung benda.

1

Merencanakan alat dan bahan yang tepat dalam percobaan membuktikan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan tambang dalam mengikat benda.

 Jika dapat merencanakan alat dan bahan pada percobaan membuktikan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan tambang dalam

menggantung benda dengan sangat lengkap dan sangat tepat.

5

 Jika dapat merencanakan alat dan bahan pada percobaan membuktikan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan tambang dalam

menggantung benda dengan lengkap dan tepat.

4

 Jika dapat merencanakan alat dan bahan ada percobaan membuktikan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan tambang dalam

menggantung benda dengan kurang lengkap dan tepat.

3

 Jika dapat merencanakan alat dan bahan pada percobaan membuktikan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan tambang dalam

menggantung benda dengan kurang lengkap dan kurang tepat.

2

 Jika tidak dapat merencanakan alat dan bahan pada percobaan membuktikan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan tambang dalam menggantung benda.

1

135 langkah percobaan

membuktikan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan tambang dalam mengikat benda.

rancangan percobaan membuktikan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan tambang dalam menggantung benda dengan langkah-langkah yang sangat lengkap dan sangat tepat.

 Jika dapat membuat rancangan percobaan membuktikan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan tambang dalam menggantung benda dengan langkah-langkah yang lengkap dan tepat.

4

 Jika dapat membuat rancangan percobaan membuktikan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan tambang dalam menggantung benda dengan langkah-langkah yang kurang lengkap dan tepat.

3

 Jika dapat membuat rancangan percobaan membuktikan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan tambang dalam menggantung benda dengan langkah-langkah yang kurang lengkap dan kurang tepat.

2

 Jika tidak dapat membuat rancangan percobaan membuktikan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan tambang dalam menggantung benda.

136

Lampiran 3.3 Kunci Jawaban

No Soal Jawaban

1a Berilah keterangan pada gambar sesuai dengan nama talinya!

benang wol tali tambang tali rafia

benang nilon benang jahit (Yousnelly, 2010: 56-57) 1b Tuliskan bahan penyusun

masing-masing tali temali pada soal 1a?

Benang wol => serat bulu domba, tali tambang => serat plastik, tali rafia => serat plastik, benang nilon => serat nilin/ plastik, dan benang jahit => serat kapas (Yousnelly, 2010: 57).

2a Tuliskan 4 bahan penyusun tali-temali yang telah kamu ketahui beserta 2 contohnya!

a. Bahan serat, contohnya serat wol, serat bulu domba, serat sutra.

b. Bahan benang, contohnya benang jahit, benang wol, benang nilon.

c. Bahan tali, contohnya tali rafia, tali tambang d. Bahan tambang, contohnya tambang plastik dan

tambang baja 2b Kelompokkanlah contoh

contoh tali-temali pada kolom sebelah kiri sesuai dengan tingkat kekuatannya pada kolom sebelah kanan dengan cara menarik garis sesuai jawaban yang tepat!

Benang jahit termasuk lemah; benang wol, tali rafia dan nilon layang-layang termasuk kuat; dan tali tampar atau tali tambang tergolong tali yang paling kuat.

3a Jelaskanlah dua hal yang mempengaruhi tali!

(Hermana, 2009: 88-89) Kekuatan tali dipengaruhi oleh bahan baku penyusun tali, ukuran tali serta tegangan maksimum yang sanggup ditahannya. 3b Sebutkanlah masing-masing

3 kegunaan dari benang dan tali yang terbuat dari bahan plastik!

Salah satu benang yang terbuat dari plastik adalah benang nilon. Kegunaan benang yang terbuat dari plastik/ nilon adalah sebagai benang layangan, benang pancing, senar gitar, selain itu juga digunakan untuk merangkai atau membuat aksesoris. Sedangkan tali yang terbuat dari plastik yaitu tali rafia dan tali tambang. Tali yang terbuat dari plastik biasanya digunakan untuk mengikat dan menggantung barang, mendirikan tenda, menaikan bendera, tali jemuran (Hermana, 2009: 88-89).

4 Apabila saat bermain layang-layang kamu

Benang nilon merupakan benang yang terbuat dari serat sintetis yaitu serat plastik yang salah satu

137 membawa benang wol,

benang nilon, dan benang jahit. Benang manakah yang paling baik digunakan untuk menerbangkan layang-layang?

kegunaannya yaitu sebagai benang layang-layang. Benang nilon bersifat tidak menyerap air, sehingga tidak mudah rapuh. Sedangkan benang wol dan benang jahit merupakan benang yang terbuat dari serat alam yaitu serat bulu domba dan serat kapas. Serat alam mudah menyerap air, dan pada umumnya kurang kuat atau mudah putus jika digunakan untuk menerbangkan layang-layang (Hermana, 2009: 88-89).

5 Lebih kuat mana, menggantung benda menggunakan tali-temali yang berbahan serat, benang atau tali? Jelaskan alasanmu!

Percobaan menggantung plastik berisi batu dengan berbagai tali-temali.

Lebih kuat menggantung benda menggunakan tali yang berbahan tambang.

Alasan:

Karena tambang terbuat dari beberapa tali yang digabungkan (Hermana, 2009: 88).

Percobaan menarik meja dengan berbagai tali-temali. Lebih kuat menarik meja menggunakan tali

yang berbahan tambang. Alasan:

Karena tambang terbuat dari beberapa tali yang digabungkan (Hermana, 2009: 88).

6 Buatlah rancangan percobaan yang membuktikan kekuatan bahan wol, benang jahit, tali rafia, nilon, dan tambang dalam menggantung benda dengan menuliskan pertanyaan, jawaban sementara, alat dan bahan, serta langkah percobaan dengan jawaban yang lengkap dan tepat!

a. Buatlah 1 pertanyaan menggunakan kata tanya “manakah”! b. Tuliskan 1 jawaban dari

pertanyaan yang kamu buat!

c. Tuliskan alat dan bahan yang diperukan! d. Buatlah rancangan

percobaan!

Percobaan menggantung plastik berisi batu dengan berbagai tali-temali.

a. Rumusan masalah:

Manakah diantara tali-temali berbahan serat, benang, tali, atau tambang yang paling kuat untuk menggantungkan benda?

b. Hipotesis:

Tali yang paling kuat untuk menggantung benda adalah tali yang berbahan tambang.

c. Alat dan bahan:

Benag wol, benang jahit, tali rafia, tali nilon, tali tambang, kantung plastik kresek, pulpen, beberapa batu/beban,alat tulis, LKS. d. Langkah-langkah percobaan:

1) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2) Mengikatkan salah satu ujung tali pada plastik kresek.

3) Mengikatkan ujung tali yang satunya pada pulpen.

4) Mengisi plastik kresek dengan beberapa batu.

5) Batu terus dimasukkan hingga tali sudah tidak kuat menahan beban.

6) Mencatat banyak batu yang dimasukkan dalam plastik kresek pada LKS.

7) Mengulangi langkah 2-6 dengan tali yang berbeda.

138 membandingkan banyak batu yang dapat

digantung pada setiap tali.

9) Menuliskan kesimpulan tentang tali yang paling kuat dalam menggantung batu/beban. Percobaan menarik meja dengan berbagai tali-temali.

a. Rumusan masalah:

Manakah diantara tali-temali berbahan serat, benang, tali, atau tambang yang paling kuat untuk menarik meja?

b. Hipotesis:

Tali yang paling kuat untuk menarik meja adalah tali yang berbahan tambang. c. Alat dan bahan:

Benang wol, benang jahit, tali rafia, tali nilon, tali tambang, meja, penggaris, alat tulis, LKS. d. Langkah-langkah percobaan:

1) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2) Mengikatkan salah satu ujung tali pada meja. 3) Memegang ujung tali yang satunya lagi. 4) Menarik tali hingga meja dapat bergerak dari

tempat semula.

5) Menarik meja dan merasakan seberapa kuat tali dapat menggerakkan meja tersebut. 6) Mengukur jarak pergerakan meja dengan

penggaris.

7) Mencatat jarak pergerakan tali pada LKS. 8) Mengulangi langkah 2-7 dengan tali yang

berbeda.

9) Setelah semua tali dicoba, lalu

membandingkan jarak pergerakan meja pada setiap tali yang juga dengan perasaan. 10) Menuliskan kesimpulan tentang tanli yang

139

Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement

No. Soal Validator Komentar 1 2 3 Rerata 1a 3 4 1 2,66 Validator 1

Sinkronkan antara uraian (bacaan) dengan soal “Bahan pembuat baju” yang tiba-tiba muncul pada soal. Validator 2

Jenis bahan masih bersifat umum, yang dimaksud harus jelas, seperti: kancing baju (logam) atau plastik. Validator 3

Kurang relevan (soalnya) 1b 4 5 5 4,66 Validator 1

Pada matriks instrument tertulis “bedasar kekuatan”, namun pada soal “berdasar jenis bahan”.

Validator 2 Sudah baik

2a 5 5 5 5

2b 5 5 5 5 Validator 3

Kalimat harus diperbaiki

3a 5 5 5 5 Validator 3

Sudah baik

3b 5 5 3 5 Validator 3

Kenapa memilih bahan dari plastik?

4 5 5 5 5 Validator 3

Ditambahkan jenis benang yang lain.

5 4 5 3 4 Validator 1

Perlu disinkronkan antara matriks pengembangan

instrumen dengan soal (instrument) pada soal tidak tampak unsur “menguji”.

Validator 3

Tergantung cara mengikatnya.

6a 5 5 5 5

6b 5 5 5 5

6c 4 5 5 4,66 Validator 1

Membuat langkah-langkah percobaan lebih cocok masuk dalam “merencanakan”

6d 4 5 5 4,66 Validator 1

Bagian “Merancang” adalah ketika melakukan percobaan, menganalisis data dan menyimpulkan.

140

Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas Instrumen 3.5.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Semua Kemampuan

Correlations

Total Kemampuan Total Pearson

Correlation 1 Sig. (2-tailed) N 42 Mengingat Item 1a Mengenali Pearson Correlation 0.378* Sig. (2-tailed) 0.014 N 42 Item 1b Menginagt kembali Pearson Correlation 0.574** Sig. (2-tailed) 0.000 N 42 Memahami Item 2a1 Menerjemahkan Pearson Correlation 0.662** Sig. (2-tailed) 0.000 N 42 Item 2a2 Mencontohkan Pearson Correlation 0.664** Sig. (2-tailed) 0.000 N 42 Item 2b Mengklasifikasikan Pearson Correlation 0.370* Sig. (2-tailed) 0.016 N Mengaplikasi Item3a Mengeksekusi Pearson Correlation 0.678** Sig. (2-tailed) 0,000 N 42 Item 3b Menggunakan Pearson Correlation 0.363* Sig. (2-tailed) 0.018 N 42 Menganalisis Item 4a Membedakan Pearson Correlation 0. 678** Sig. (2-tailed) 0.000 N 42 Item 4b Mengorganisasi Pearson Correlation 0,479** Sig. (2-tailed) 0.001 N 42 Item 4c Mengatribusi Pearson Correlation 0.584** Sig. (2-tailed) 0.000 N 42 Item 5a Memeriksa Pearson Correlation 0.442**

141 Mengevaluasi Sig. (2-tailed) 0.003 N 42 Item 5b Mengkritik Pearson Correlation 0.335* Sig. (2-tailed) 0.030 N Mencipta Item 6a Merumuskan Pearson Correlation 0.749** Sig. (2-tailed) 0.000 N 42 Item 6b Membuat Hipotesis Pearson Correlation 0.799** Sig. (2-tailed) 0.000 N 42 Item 6c Merencanakan Pearson Correlation 0.574** Sig. (2-tailed) 0.000 N 42 Item 6d Memproduksi Pearson Correlation 0.555** Sig. (2-tailed) 0.000 N 42

142

3.5.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan Mengevaluasi dan Mencipta

Correlation Total Kemampuan Total Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) N 42 Mengevaluasi Item5a memeriksa Pearson Correlation .442 ** Sig. (2-tailed) .003 N 42 Item5b mengkritik Pearson Correlation .335 * Sig. (2-tailed) .030 N 42 Mencipta Item6a merumuskan Pearson Correlation .749 ** Sig. (2-tailed) .000 N 42 Item6b membuat hipotesis Pearson Correlation .799 ** Sig. (2-tailed) .000 N 42 Item6c merencanakan Pearson Correlation .574 ** Sig. (2-tailed) .000 N 42 Item6d mendesain Pearson Correlation .555 ** Sig. (2-tailed) .000 N 42

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

143

Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan

Mengevaluasi dan Mencipta

3.6.1 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Semua Kemampuan

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 42 100.0

Excludeda 0 .0

Total 42 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .804 .803 16

3.6.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Mengevaluasi dan Mencipta

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 42 100.0 Excludeda 0 .0

Total 42 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in

the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .633 .621 6

144

Lampiran 4.1 Resume Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan

Dokumen terkait